GELAR BUDAYA DESA JATIMULYO

Dlingo : kec-dlingo.bantulkab: Gelar budaya dalam rangka membangun desa kantong budaya dilaksanakan di balai desa Jatimulyo Selasa pagi hingga malam 26/4. Gelaran acara yang dimaksudkan untuk melestarikan dan menumbuhkan kecintaan warga masyarakat terhadap budaya yang selama ini ada di desa ini.

Pada kesempatan ini GKR Bendoro setelah acara evaluasi UPPKS di Semuten berkenan hadir pada acara ini dan memberikan sambutan yang intinya mengajak melestarikan budaya jawa, budaya milik kita sebagai jati diri. Rangkaian kegiatan diisi penampilan seni budaya berasal dari semua pedukuhan di Desa Jatimulyo meliputi : srokalan, dolanan anak-anak, reog, hadroh, solawat, jathilan, gejog lesung, tari, kethoprak dan wayang. Terlihat masyarakat cukup antusias untuk menyaksikan gelaran acara ini.
 
Dan sebagai puncak acara yaitu pergelaran wayang kulit yang ditampilkan oleh warga dari Pedukuhan Kedungdayak.

Konserfasi Kawasan Sungai Oyo

Dlingo :Sungai dan air merupakan sumber kehidupan, dimana kecamatan Dlingo sebagai salah satu kawasan Karst yang ada di Kabupaten Bantul dilintasi oleh Sungai Oyo. kondisi sungai oyo yang melintas di Kecamatan Dlingo sampai saat ini secara kasat mata masih terlihat wajar dan normal. Namun setelah Tim Susur Sungai Gema Angkasa berupaya melihat kondisi dilapangan yang terjadi adalah sebuah pemandangan yang memperihatinkan dan dimungkinkan dapat menjadi gejala awal rusaknya kawasan sungai oyo.

Dari Dusun Maladan Desa Jati Mulyo Tim Susur Sungai melakukan penyisiran sampai dengan Jembatan Dodogan. pada kawasan ini kanan kiri sungai tidak memiliki hijauan pinggir sungai yang rindang. hal ini terjadi diakibatkan karena semakin luasnya lahan pertanian yang kemudian berakibat pada penebangan pohon-pohon yang oleh petani dianggap "Ngroyomi" sehingga tanaman pertanian menjadi tidak subur.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dari jembatan dodokan sampai dengan dusun pokoh 1 desa dlingo, sepanjang pinggiran kawasan sungai panas dan rindang pohon baru dapat dirasakan setelah memasuki kawasan Dusun Pokoh 1 desa Dlingo. Kawasan slempret yang saat ini dikenal dengan sebutan Sri Panjung tampak pohon sudah mulai rindang namun dengan adanya pembangunan jalan menuju sungai diharapkan kerindangan terus akan ditingkakan sebagai daya dukung wisata.

Terakhir penyusuran pada hari kedua adalah dari Dusun Pokoh 1 Desa Dlingo sampai dengan kawasan Perbatasan banyu Soco Playen dengan Dusun Kebosungu Desa Dlingo. pada kawasan ini terdapat sebuah spot yang tampak sekali bahwa kawasan ini adalah kawasan dimana Sampah mulai tersangkut oleh pohon-pohon yang ada di pnggir sungai. sampah-sampah rumah tangga dan pariwisata mendominasi terbaca dari jenis sampah yang terbuat dari platik dan kain.

Pada sepajang Dusun Maladan desa Jatimulyo sampai dengan Dusun Kebosungu Desa Dlingo Tim Penyusur sungai berhasil menanam sebanyak lebih dari 400 bibit pohon pada masa yang akan datang tim akan melakukan penelusuran lebih jauh dan direncanakan akan dilakukan secara rutin berkala. mengingat sungai adalah sumber kehidupan yang harus dijaga kelestariannya.










Koramil Dlingo Bantu Korban Tanah Longsor

Dlingo : radarsemarang.com: Danramil 11/Dlingo Kodim 0729/Bantul Kapten Inf Surono memimpin langsung karya bakti di rumah Maryono, Dusun Seropan I RT 03 Muntuk, Dlingo, Bantul, yang terkena bencana longsor akibat hujan deras, beberapa waktu lalu.

“Jumlah personel dari Koramil 11 orang, yang longsor tebing belakang rumah dengan tinggi 6 meter dan lebar 9 meter. Beruntung tidak ada korban jiwa. Namun atap rumah rusak berat tertimpa pohon dan tembok kamar belakang juga retak tertimpa longsor,” ujar Surono, saat ditemui disela kegiatannya.
 

Dia mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor untuk berhati-hati dan waspada bila terjadi hujan deras. Utamanya saat hujan malam hari. “Bila terjadi tanda-tanda tanah longsor, sebaiknya menjauh dari posisi tebing, hal itu untuk meminimalisir korban jiwa,” katanya. Pihaknya juga meminta agar masyarakat menanam tanaman berakar tunggang untuk menahan tanah agar tidak mudah longsor. Surono juga berterimakasih kepada masyarakat di sekitar tempat kejadian yang secara gotong royong melaksanakan kerja bakti membantu korban. “Mereka dengan sukarela mulai dari yang muda sampai yang tua sangat kompak melaksanakan gotong royong,” tambahnya.

Dinkes Bantul Uji Sampel Makanan Penyeban Keracunan Massal di Dlingo

Dlingo : TRIBUNJOGJA.COM : Menindaklanjuti keracunan masal terjadi pada puluhan warga dusun Rejosari, Jatimulyo,Dlingo, Dinkes Bantul segera melakukan uji laboratorium untuk menyelidiki penyebab keracunan.

Kepala Dinkes Bantul, drg Maya Sintowati Pandji mengungkapkan usai mendapat kabar adanya keracunan masal, tim langsung dikerahkan untuk memastikan jumlah dan kondisi korban serta mencari tahu makanan yang menjadi penyebab keracunan.

"Sampel makanan juga sudah diselamatkan dan dibawa ke balai laboratorium kesehatan provinsi," ujarnya pada Senin (28/3/2016).

Maya mengungkapkan kondisi setelah keracunan masal sudah aman dan terkendali karena sebagian besar korban sudah membaik dan pulang serta menyisakan satu orang yang masih dirawat namun kondisinya disebutnya juga makin membaik.

Maya mengungkapkan para korban yang keracunan mengalami mual-mual, muntah, diare, dan pusing-pusing. Meski begitu pihaknya belum bisa memastikan apa penyebab pasti keracunan tersebut karena hasil lab mengenai sampel makanan belum keluar.

"Kemungkinan karena makanan itu, bisa karena kerupuknya, bisa santannya, bisa cara memasaknya, tapi kita masih menunggu biasa di lab hasilnya keluar dalam satu minggu," ungkapnya.

Pj Kepala Desa Jatimulyo, Sunoto mengungkapkan awal keracunan masal terjadi saat ada kegiatan hajatan peringatan 1000 hari kematian warga, dalam hajatan tersebut mereka bersama-sama memakan gulai kambing yang dimasak secara gotong-royong (rewangan).

"Sorenya mual muntah dirasakan warga lalu dibawa ke puskesmas," ungkapnya

Menurutnya, pada awalnya ada 41 warga mengalami keracunan namun pada malam harinya bertambah lima orang menjadi 46 korban.

Kondisi sejumlah korban menurutnya sudah membaik dan yang dirawat hampir semua sudah dibawa pulang.

"Sampai tadi pagi saya cek masih ada satu orang di puskesmas (yang dirawat)," tuturnya.

Dinkes Bantul menurutnya juga telah mengambil sampel makanan gulai kambing yang dimakan warga saat hajatan tersebut. Warga menurutnya juga tidak akan mempermasalahkan kejadian tersebut pada pemilik hajatan.
 
"Sejauh ini tidak ada komplain dari warga kepada pihak yang memiliki hajatan, karena ini kejadian yang tidak disengaja," tuturnya