Bakung Mangunan Dlingo

Bakung adalah nama salah satu tempat bersejarah di wilayah Dlingo tepatnya di Desa Mangunan. Daerah tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi sayangnya kurang mendapat perhatian dari pihak yang berwenang, sehingga tidak terawat dan terkesan angker, padahal jika dikembangkan akan menjadi obyek wisata yang menjanjikan dan perjalanan yang begitu menantang.
 
 Menurut juru kunci tempat tersebut Marjiyo, menyatakan bahwa menurut cerita rakyat yang ada dahulu Sultan Agung melaksanakan ibadah Haji di Mekah dan ingin dimakamkan di Mekah jika meninggal, tetapi oleh Sunan Kalijaga dimohon Sultan Agung tetap dimakamkan di Jawa, karena Sultan Agung adalah Raja Jawa. Sultan Agung mau dimakamkan di Jawa dengan syarat tanah tersebut sama dengan tanah di Mekah. Kemudian Sunan Kalijaga melemparkan batu ke tanah Jawa dan Sultan Agung diperintahkan untuk mencari batu tersebut dan di tanah itulah yang nantinya Sultan Agung membuat makamnya.

Setelah datang sekembali dari Mekah Sultan Agung berusaha mencari batu tersebut, tetapi sekian lama tidak ditemukan, maka Sultan Agung melaksanakan meditasi dan sholat hajat di suatu bukit. Ketika waktunya shalat daerah tersebut tidak ada air untuk berwudlu, maka Sultan Agung menancapkan tongkatnya ke batu tersebut dan memancarlah air. Karena begitu lama Sultan Agung belum mendapatkan petunjuk maka badannya kurus dan badannya lemah hingga membungkuk (ejaan jawa: BENGKUNG), maka tempat tersebut dinamakan Bengkung.

Setelah mendapatkan petunjuk untuk berjalan ke arah matahari terbenam dari tempat bertapa, dan akhirnya batu tersebut ditemukan di puncak bukit Giriloyo.

Perlu diketahui bahwa air yang memancar di Bengkung hingga saat masih mengalir dan tak pernah kering walau kemarau panjang sekalipun karena berada di lereng gunung/bukit hutan pinus timur Balai Desa Mangunan Dlingo, dan menjadi sumber mata air untuk daerah Mangunan, Giriloyo, Pajimatan Imogiri dan sekitarnya.