Latihan Pemetaan Potensi Wilayah

Dlingo : Pada suatu saat, kita pasti ditanya oleh seseorang tentang lokasi suatu tempat yang tidak diketahui orang tersebut. kita kebetulan mengetahui tempat tersebut. Untuk mempermudah pemahaman orang tersebut, kita akan membuat sketsa/denah lokasi tempat yang dimaksudkannya.

Nah, sebuah sketsa juga dapat dibuat selengkap mungkin seperti halnya peta. Artinya, pada sebuah sketsa juga dapat digambarkan berbagai kenampakan dan objek geografi seperti sungai, bukit, jembatan, jaringan transportasi, dll. Tentu saja kenampakan tersebut digambar menggunakan simbol-simbol. Namun demikian, sketsa bukanlah peta karena sketsa belum menggunakan skala.  

Untuk membuat peta, langkah pertama yang harus kita tentukan ialah peta apa yang akan dibuat. Ingat bahwa ada berbagai jenis peta. Salah satu di antaranya ialah peta tematik. Peta tematik ialah peta yang menggambarkan tema-tema tertentu yang ada di permukaan bumi. Contoh peta tematik ialah peta curah hujan, peta kepadatan penduduk di Kabupaten X, peta hasil bumi di Provinsi Y dll.

Bagaimana proses dan cara membuat peta tematik? hadehhhh terlalu panjang untuk dijelaskan.
ikut saja ya..kapan kapan pasti kami adakan kembali. dalam latihan ini kita tidak hanya berpeluang untuk tahu tentang potensi wilayah tapi juga peluang diri sendiri juga bagaimana kita memanfaatkan potensi wilayah yang ada untuk kesejahteraan organisasi maupun pribadi.
Pelajaran kali ini kami ditemani oleh seorang aktifis lingkungan dari WWF Australia  lokasi yang kami pilih adalah kali ledok pokoh dan tranggulasi yang berada di dusun Pokoh 1 desa Dlingo Bantul.

KMPSO Komitmen Jaga Ekosistem Sungai Di DLINGO

Dlingo : krjogja.com: Kelompok Masyarakat Pengawas Sungai Oya (KMPSO) terus mendorong masyarakat menjaga lingkungan di sepanjang aliran karena sungai ini menanggung hajat hidup masyarakat di daerah yang dilalui. Bahkan aliran tersebut menjadi penopang kehidupan sehari-hari masyarakat di Desa Jatimulyo, Desa Dlingo Kecamatan Dlingo serta sebagian wilayah Imogiri.

Hal ini terungkap dalam sosialisasi pentingnya menjaga lingkungan sungai oleh KMPSO dengan narasumber dari Dinas Perikanan DIY dan Bantul di Dusun Dodokan Desa Jatimulyo Dlingo Bantul, Kamis (26/9). Program sosialisasi melibatkan puluhan warga Dlingo Bantul dan Gunungkidul.

Ketua KMPSO, Samiyanto mengatakan, sosialiasi selalu menjaga ekosistem sungai harus dilakukan. Terutama kebiasaan masyarakat mencari ikan dengan bahan peledak, zat kimia atau listrik harus dihindari. Bahkan KMPSO yang beranggotakan masyarakat dari Dlingo dan Gunungkidul menggandeng kepolisian untuk menindak jika terjadi pelanggaran.

"Kami tidak mau kompromi, jika sudah mengarah pada perusakan lingkungan kami serahkan kepada penegak hukum," ujarnya. Dijelaskan, organisasinya akan terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat pentingnya menjaga ekosistem sungai.

Warga Dlingo Ingin Pejabat Bantul Jalan-jalan Malam Hari

Dlingo: Harianjogja.com: Kondisi jalan di daerah pinggiran Bantul seperti Dlingo sampai saat ini belum mendapat pemerataan program pemerintah dalam penambahan sarana prasarana lampu penerangan jalan umum (LPJU). Warga Dlingo ingin bupati dan pejabat terkait bisa meluangkan waktu malam hari mengecek sepanjang jalan Imogiri-Dlingo agar program LPJU 2014 bisa tepat sasaran.

Kondisi gelap minim adanya sarana penerangan ini dinilai penyebab daerah tersebut menjadi daerah ‘minus’ karena aktivitas warganya lumpuh selepas petang hari akibat kegelapan masih membayangi beberapa titik jalan umum dan keramaian. Kegelapan jalan umum ini terlihat mulai dari sekitar makam raja Imogiri sehingga sepanjang jalur selatan menuju Dlingo dan perbatasan Gunungkidul sekitar hampir 15 kilometer. Padahal sepanjang jalan lintas selatan Bantul ini tercatat ada tiga desa yakni Desa Mangunan, Dlingo dan Temuwuh.

Jalan utama Dlingo-Imogiri ini menjadi akses utama warga menuju pusat perkotaan dan pemerintahan di Bantul. Satu-satunya jalan hanyalah Jalan Raya Dlingo-Imogiri yang paling cepat ditempuh tidak harus memutar melalui Putuk-Piyungan atau jalur utara. “Ya beginilah kondisinya malam dari dulu sampai sekarang selalu gelap. Tidak ada perubahan. Setelah magrib pasti aktivitas di sini lumpuh. Minim program penerangan jalan umum,” kata Agus warga Mangunjan Kecamatan Dlingo ditemui pada suatu malam belum lama ini.

Agus bersama beberapa pemuda lain setempat yang tengah menjalankan siskamling meyakini persoalan minimnya lampu sudah diketahui pihak desa atau kecamatan. “Mustinya mereka kalau bertemu bupati bisa minta. Kalau memang dinilai mengada-ada, Bupati dan dinas terkait silahkan datang cek lewat malam hari. Supaya tahu kondisi malam,” tambah pemuda lain dari Dusun Sukorame.

Warga lain di Dlingo menambahkan masalah penerangan jalan umum di sepanjang jalur Imogiri-Dlingo ini sudah setiap menjelang pemilu menjadi pembahasan masyarakat, pemkab hingga calon legislatif (celeg). Hanya, lima tahun lalu menjadi pembahasan dan kini mau pemilu lagi tidak ada penambahan lampu seperti pernah dijanjikan salah satu caleg dalam acara kampanye pemilu 2009 silam.

“Kalau sekarang ada caleg yang mau maju mewakili Kecamatan Dlingo tidak punya solusi sial kebutuhan penerangan jalan umum ini ya nggak akan berpengaruh pada kemajuan wilayah,” sentul Wahyono warga Desa Temuwuh ditemui terpisah enggan menyebutkan nama caleg yang dinilai menipu warga pada kampanye 2014 silam.

Kondisi jalan seperti ini membahayakan bagi setiap pengguna jalan. Terlebih jalan yang berkelok dan naik turun melewati hutan dan jurang perbukitan rawan juga beberapa kali memicu kecelakaan lalu lintas. Belum lama ini malah pengendara sepeda motor terjatuh akibat jarak pandang mengendarai sepeda motor terganggu. Menyusul kejadian tersebut, kendaraan bak terbuka pikap tanpa muatan barang juga nyaris terperosok jurang di komplek hutan Kaliurang akibat kehilangan kendali.

MTs Dlingo Pamerkan Kerajinan Berbahan Alam

Dlingo : KRjogja.com : Salah satu stand pada Pasar Malam Sekaten yang wajib dikunjungi yakni Stan MTs Dlingo. Tempat ini berada di kompleks anjungan Kantor Wiayah Kementrian Agama (Kanwil Kemenag) DIY atau timur panggung kesenian, tepatnya berada di barat daya alun-alun.
 
"Di stand ini pengunjung akan dapat menyaksikan berbagai barang perkakas rumah tangga hasil kreasi atau karya para siswa MTs Dlingo dan warga masyarakat sekitarnya," ujar guru kesiawaan Mts Dlingo, Santi yang sedang menjaga stand.
 
Jika dilihat mayoritas barang batang ini bergaya etnik tradiaional dengan memanfaatkan bahan dasar kayu atau bahan alam lainnya. Mulai dari tempat pensil dari besek, bunga dari sedotan, tempat srah srahan dari bambu, tempat manik manik, tempat lampu juga dari bambu hingga turup gelas kain perca.Selain itu terdapat pula sejumlah makanan, minuman atau jajanan hasil kreasi siswa maupun warga sekitar Dlingo antara lain adalah wedang secang, serta sejumlah makanan unik lainnya. "Di kawasan Dlingo masih banyak ditemukan kayu kayu atau bambu yang tidak terpakai. Karena wilayahnya memang sebagian besar berupa daratan tinggi. Sehingga sumber sumber itulah yang kita dorong untuk dimanfaatkan

Dinlopas Segera Tindaklanjuti Keluhan Pedagang Pasar Dlingo

Dlingo : Harianjogja.com : Pedagang Pasar Dlingo Bantul sudah bertemu langsung Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) Kabupaten Bantul Hermawan Setiaji terkait sejumlah keluhan pedagang atas kondisi pasar tersebut.

Pertemuan itu dilakukan di sela-sela peninjauan pasar baru Dlingo setelah pemindahan 200 pedagang ke 15 kios dan ratusan bangunan los seraya koordinasi lurah pasar Bantul di Pasar Baru Dlingo. Kepada pedagang, Hermawan menyatakan siap menindaklanjuti keluhan pedagang. Hermawan juga berjanji akan mengambil sikap pengguna salah satu kios depan yang menambah bangunan teras namun kualitasnya buruk dan tidak memberikan keamanan pembeli.

Menurut Hermawan, Pasar Dlingo sudah mulai dioperasikan sekitar dua bulan lalu setelah pembangunan diselesaikan pihak ketiga dan ketertiban pedagang mengikuti ketentuan relokasi dari pasar darurat ke pasar baru. Menurut Hermawan Pasar Dlingo sebenarnya sudah cukup memadai dari sarana pendukung. Pasar beroperasi setiap Kliwon dan Pahing ini telah disediakan bangunan 15 kios dan los yang mampu menampung 200 pedagang dan dilengkapi 10 ruang MCK.

Penataan pasar dinilai sudah cukup baik karena memisahkan pedagang makanan yang menggunakan api dengan dagangan lain. “Bahkan kami mendirikan bangunan tambahan khusus untuk pedagang makanan yang harus pakai api jadi tidak bercampur di tengah pasar yang bisa memicu kebakaran,” ujarnya

Usaha Perdana Jasa Cleaning Service Gema Angkasa

Dlingo : Target kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan sudah usai, kemudian dilanjutkan Implementasi Kemandirian Bagi Seluruh Anggota Gema Angkasa. pada kali ini Gema Angkasa telah Berhasil bekerja Sama dengan Mitra yaitu Lintas Batas Yogyakarta untuk bersama-sama menciptakan peluang lapangan pekerjaan yang akan dipergunakan para anggota Gema Angkasa untuk belajar kemandirian.

Kemudian disepakati akan mendirikan persekutuan comanditer yang berfungsi sebagai lembaga resmi sekaligus sebagai wahana belajar bersama. Melalui serangkaian proses dan negoisasi kemudian persekutuan tersebut mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaan pada pemerintah Kabupaten Gunungkidul. yaitu berupa pekerjaan kebersihan kantor yang ada pada Pemerintah kabupaten Gunungkidul sebanyak 2 kantor.  Sebagai tindak lanjut atas pekerjaan tersebut kemudian dilakukan langkah rekruitmen tenaga asal gunungkidul sebanyak 6 orang dan personil anggota Gema Angkasa 6 orang.

Jasa Cleaning Service Gema Angkasa dimotori oleh sdr. Tuharno (Dlingo), Agus Priaadmaja(Terong), Ferdhian Rhonaldo (Temuwuh), Said Ayubi (Muntuk).