Pemkab Bantul Kucurkan Dana Rp 2 Milyar untuk Renovasi Pasar Dlingo

Dlingo : Sorotjogja.com: Dinas Pengelolaan Pasar akan mendapat alokasi dana dari pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul untuk membangun Pasar Dlingo Baru, tambahan dana tersebut mencapai Rp 2 milyar, Sehingga total alokasi untuk merelokasi pasar Dlingo dan membangun pasar Dlingo Baru tersebut menghabiskan dana Rp 5 milyar.

Kepala Kantor Pengelolaan Pasar, Hernawan Setyadi mengungkapkan, jika pihaknya telah menghabiskan dana sekitar Rp 3 milyar untuk membangun pasar Dlingo tersebut. Pembangunan pasar Dlingo ini mampu menampung puluhan pedagang pasar baru, dan mampu meningkatkan kelas pasar Dlingo ke jenjang lebih tinggi.

"Sebelumnya di bangun pasar baru pedagang hanya berjumlah 200, namun saat ini bisa mencapai 250 pedagang bisa tertampung,"kata Hernawan.

Pembangunan pasar Dlingo baru tersebut. merupakan bagian dari program revitalisasi pasar tradisional dari Pemkab Bantul. Tahun ini, Pemkab Bantul telah menghabiskan dana sekitar Rp 13 milyar untuk merenovasi dan membangun 5 pasar tradisional.

Hernawan menambahkan, tahun 2014 mendatang, rencananya mereka akan menambah alokasi dana untuk merenovasi pasar. Rencana renovasi pasar tersebut berjumlah 9 pasar tradisional dengan anggaran sebesar Rp 31 milyar.

“Untuk tahun 2015 mendatang, saya menargetkan ada 16 pasar tradisional telah menjadi pasar baru” ujar Hermawan.

Hebat, Ibu-Ibu di Di Dlingo, Ikut Bangun Jalan

Dlingo : Harian Jogja: Ratusan ibu rumah tangga warga Dusun Seropan III, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo Bantul, ikut bergotong royong dalam pembangunan jalan cor blok lingkar dusun. Ketua RT 4 Dusun Seropan III, Zaini, mengatakan peran perempuan dalam melaksanakan program pembangunan fisik jalan sangat membantu kelancaran pekerjaan. Dusun Seropan III memperoleh bantuan program pembangunan infrastruktur peedesaan (PPIP) 2013 sebesar Rp110 juta.

“Ibu-ibu di sini tidak mau tinggal diam dan partisipasi langsung dalam pekerjaan berat ini,” katanya. Menurut Zaini, pola kerja gotong royong yang melibatkan ibu-ibu cukup menghemat dan mengoptimalkan target pekerjaan yang akan dicapai, dibanding dengan membayar tenaga atau tukang.

Terlebih, pembangunan jalan lingkar harus mencapai target satu kilometer. Ia yakin kualitas pekerjaan PPIP akan lebih bagus. Warga dari delapan RT secara bergiliran mengikuti gotong royong. Meskipun tanpa ketentuan denda, warga laki-laki dan perempuan sadar untuk menyumbangkan tenaga demi target pekerjaan yang harus rampung 18 Desember 2013.

Wagiyem, 48, warga RT 7 mengaku ikut secara suka rela bergotong royong demi pembangunan desanya. Warga menilai pembangunan jalan di Dusun Seropan sangat penting karena sudah 12 tahun kerusakan jalan tidak segera diperbaiki.

DUA RUMAH WARGA DLINGO RUSAK KENA TANAH LONGSOR

Dlingo : Humas.Polresbantul: Senin, 18 Nopember 2013 jam 13.00 Wib telah terjadi tanah longsor di beberapa wilayah Dlingo yaitu di Dusun Nglingseng, Muntuk, Dlingo, Bantul yang menimpa rumah Bapak Kartimin dan di dusun Badean, Jatimulyo, Dlingo, Bantul yang menimpa rumah Bapak Hartono. 
 
Adapun rumah bapak Kartimin yang rusak dinding bagaian rumah sebelah timur mengalami keretakan cukup parah dan rumah milik bapak Hartono mengalami dinding bagian rumah sebelah barat mengalami keretakan yang cukup parah beserta genting-gentingnya pecah.  Hujan yang deras dengan angin yang cukup kencang selain mengakibatkan tanah longsor juga menyebabkan pohon tumbang menutup arus jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas. Karena kejadian itu maka anggota Polsek dan Koramil Dlingo beserta masyarakat mengadakan gotong royong membersihkan jalan agar arus lalulintas lancar dan membenahi rumah warga yang terkena longsor agar terselamatkan. 
 
Kasi Humas Polsek Dlingo Aiptu Supri menjelaskan, pada kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa. Namun warga tetap dihimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap daerah yang rawan terjadi bencana, karena hujan yang turun sudah mulai besar, agar tidak ada korban jiwa,” himbaunya.

Lomba Mewarnai Tingkat PAUD dan TK Se-Kec. Dlingo

Dlingo : bekerjasama dengan IGTK Kecamatan Dlingo, Gema Angkasa melaksanakan lomba mewarnai Tingkat PAUD dan TK se-Kecamatan Dlingo. Acara ini dilakukan dalam rangka meningkatkan minat dan bakat Adik-Adik pada pendidikan Usia Dini. Dalam lomba ini memperebutkan Piala tetap dan Piala Bergilir Gema Angkasa. Seluruh perwakilan dari TK yang ada di Kec. Dlingo dapat hadir meramaikan gelaran acara ini.

Adapun ketua panitia adalah Sdr. Purwoko yang dibantu seluruh divisi kegiatan Gema Angkasa Dlingo. Dalam Kesempatan ini adik-adik ditemani orang tua masing-masing, sehingga hampir seluruh ruangan kantor Kecamatan Dlingo penuh sesak oleh peserta. Membeludaknya animo peserta dikarenakan salah satunya adalah vakumnya kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada anak-anak di kecamatan Dlingo. 

Gema Angkasa kemudian membuat sebuah acara yang mudah-mudahan dapat membuat semua pihak sadar akan pentingnya sebuah wahana bagi adik-adik pada usia dini. berikut adalah dokumentasi kegiatannya kakakkkkkkk.................











Jalan Baru Dibangun, Warga Terong Dlingo Tak Perlu Ambil Jalan Memutar 10 KM

Dlingo : TRIBUNJOGJA:  Paiyem (55) warga sekitar dusun Ngenep Kecamatan Dlingo-Bantul mengaku senang dengan dibukanya akses jalan dari dusun Ngenep, desa Terong menuju dusun Semuten, desa Jatimulyo. Pembukaan jalan baru dan jembatan tersebut merupakan hasil dari kerjasama Prajurit TNI dan warga sekitar dalam program TMMD (TNI Manunggal Masuk Desa) 2013.

"Alkhamdulillah sae nggih (Alhamdulillah baik sekali, jalannya-red)," ungkap Paiyem spontan ketika awak media Tribun melintasi Jalan baru hasil kerjasama masyarakat sekitar dusun Ngenep dan TNI, dalam program TMMD yang berakhir hari ini, Selasa (29/10/2013). Program TMMD berlangsung selama 21 hari, dari tanggal 9 Oktober 2013 hingga 29 Oktober 2013.

Paiyem yang pekerjaan sambilannya menjajakan pakaian secara berkeliling desa, mengaku senang dengan adanya jalan baru tersebut. "Kalau biasanya saya melewati jalan setapak kalau mau ke Jatimulyo, kini lebih mudah dengan adanya jalan dan jembatan baru," jelasnya.

Sementara itu Wakijo, penduduk setempat juga mengungkapkan kegembiraanya dengan dibukanya akses jalan baru tersebut. "Dengan jalan baru ini, kalau mau ke Wonosari, Pathuk, Yogya, tidak perlu lagi memutar sejauh 10 Km, hanya menempuh sekitar 700 meter dengan adanya jalan dan jembatan ini" ungkap Wakijo yang juga ketua LKMD desa Terong.

Wakijo menambahkan, bahwa sebelum dijadikan jalan, area tersebut merupakan sawah milik desa yang akhirnya dibebaskan, menjadi jalan baru guna memudahkan mobilitas penduduk. Jalan baru tersebut masih berupa jalan tanah sepanjang 750 m dengan lebar 6 m. Diatas sungai juga telah dibangun jembatan dari bambu, sepanjang 10 m dengan tinggi 3 m. "Kedepan rencananya akan ada pengerasan jalan baru ini, tapi belum tahu kapan itu," ungkap Wakijo.

Sementara itu Welasiman, Lurah Desa Terong pun mengaku sangat senang, lantaran menurutnya akses warga akan lebih gampang, dan perekonomian akan lancar. Lurah Desa Terong juga menjelaskan bahwa dengan berakhirnya program TMMD bukan berarti selesai juga program jalan dan jembatan tersebut. "Nantinya Pemkab akan membantu untuk membuat jembatan menjadi permanen," imbuh Welasiman.