Mendirikan Usaha Disain "Sunday Design"

Dlingo : Melalui sebuah hoby bermain aplikasi disain, berawal dari sekedar iseng dan mencoba serta googling. Beberapa anggota Gema Angkasa kemudian secara bersama-sama belajar dan mencoba aktif secara on line. Pada beberapa lomba disain internasional beberapa kali angota Gema Angkasa dapat meraih prestasi dengan memenagkan lomba disain logo. Hadiah dari lomba tersebut kemudian dipergunakan untuk mendukung kegiatan baik tambahan modal usaha maupun kegiatan lainnya.
 
Sekedar sharing buat sobatku di Dlingo, yang mau dapat duit di logo kontes setiap hari ? kamu sudah bekerja, belum bekerja atau masih kuliah ? ingin mendapat penghasilan mudah, halal dan gratis ? Tapi maaf kami bukan menawarkan Referal Point, MLM, Point Reward, Bisnis Uang atau arisan online atau payperklik dan lain sebagainya. Jika kamu tidak tertarik desain grafis sebaiknya lupakan saja untuk membaca postingan ini.

Dulu saat memenangkan kontes pertama kali ada perasaan bangga bercampur haru, kebetulan waktu itu kontes logo tersebut pertamakali alah satu personil Gema Angkasa menang di 99designs.com dengan hadiah $400 dengan durasi kerja hanya 3 hari (nyantai, fokus dan menang.. hehe). Setelah itu kami semakin semangat untuk berpartisipasi, Kami sendiri mempunyai tujuan disamping mendapatkan dolar ingin pula mengasah kemampuan sekaligus menambah dana komunitas. 

Lalu untuk mensosialisasikan dan mengajak anggota-anggota yang lain agar tertarik dan mau belajar sekaligus menciptakan peluang pendapatan sampingan, kami berkumpul dan belajar bareng soal disain. Alhamdulillah beberapa anggota yang berprofesi sebaai tukang sapu pasar, tukang kayu dan profesi lainnya mau dan semanggat untuk belajar. 
 
Dari situlah kemudian lahir sebuah komunitas baru di Gema Angkasa yang merupakan embrio dari Komunitas Cyber Dlingo dan kemudian oleh Kak Roby Ardiyansyah dibuatlah sebuah usaha yang diberi nama "SUNDAY DESIGN". 

Ivent Perdana Gema Angkasa Adventure

Undangan untuk alumni 1999
Untuk pertama kalinya Divisi Ivent Organiser Gema Angkasa memperoleh kepercayaan untuk mengelola sebuah kegiatan Alumni dan temu Kangen SMP1 Dlingo angkatan 1996 dan 1999. Kemeriahan acara tersebut tergambar dari antusiasnya peserta yang mendaftar secara online maupun kolektif. Gema Angkasa Adventure tidak hanya memberikan layanan pemandu saja akan tetapi juga memberikan dorprise menarik, Kaos, Mug, Topi, Pin angkatan, Konsumsi, dan fasilitas penunjang kegiatan lainnya sesuai dengan tema yang diinginkan oleh panitia dan peserta Reuni dan temu kangen.

Undangan untuk alumni 1996
Dari Alumni SMP1 Dingo angkatan 1999 dihadiri lebih dari 80 keluarga atau sekitar 160 peserta yang membanjiri hutan pinus pengger desa terong. sedangkan dari alumni SMP1Dlingo angkatan 1996 dihadiri sekitar 50 keluarga atau sekitar 100 orang yang berkumpul di hutan pinus nganjir desa mangunan.


Dorprise menarik sesuai tema

Alumni 1996

Alumni 1996

Alumni 1999

Alumni 1999

Mendirikan Divisi Ivent Organiser "Gema Angkasa Adventure"

Seiring dengan permintaan pasar dan sesuai dengan pelatihan Trainer outbound yang telah kami lakukan. hasil dari kegiatan pelatihan tersebut kemudian menjadi dasar untuk mengarahkan Anggota Gema Angkasa yang potensial untuk mengelola sebuah divisi baru yaitu divisi khusus ivent organiser. Divisi tersebut di awaki oleh pilot kak Tito, Co Pilot Kak Tuharno dibantu 6 orang lainnya. 


Tujuan dari berdirinya Divisi ini adalah untuk menangkap peluang berkembang dan maraknya pembukaan destinasi wisata baru yang ada di Kecamatan Dlingo. Namun demikian divisi ini kegiatannya tidak boleh menganggu kegiatan utama yang sudah berjalan. sehingga target utamanya hanya untuk menambah investasi komunitas dengan sebagai sebuah alternatif sampingan yang dikerjakan hanya pada hari libur dan hari-hari yang memungkin kan tanpa menggangu pendapatan pokok anggota Gema Angkasa.

Divisi ini melayani bagi siapapun yang menginginkan untuk outbound, gathering, jelajah alam, susur sungai, susur gua dan panjat tebing, camping dan petualangan lain yang diinginkan oleh pengunjung yang berminat untuk menikmati indahnya alam desa yang ada di area kecamatan dlingo.


Pelatihan Sosial Enterpreuner dan Launcing Usaha Mandiri Gema Angkasa

Kemandirian dalam melakukan dan mengawali usaha komunitas membutuhkan strategi serta pemasaran kreatif dan sesuai dengan potensi pasar yang ada dalam sebuah wilayah. Pengembangan pemasaran tentunya butuh ide kreatif dan juga keterampilan penjualan yang baik agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar.

Kelompok usaha Gema Angkasa secara maraton berdiri sejak dimulainya program Implementasi kemandirian sejak tahun 2014 sampai saat ini. secara berkesinambungan berbagai macam pelatihan mandiri maupun pelatihan yang diadakan oleh pemerintah dan swasta selalu kami ikuti semaksimal mungkin dengan mengirimkan anggota-anggota yang berminat sesuai bakat dan kompetensi.

Setelah selama 2 tahun berproses dalam Implementasi Kemandirian para anggota Gema angkasa sebagian besar sudah bekerja dan memiliki usaha kecil menegah secara mandiri tanpa bantuan dari pihak manapun. Sebanyak 12 Usaha komunitas berdiri secara bertahap dan akan terus diikuti dengan yang lainnya. kemudian secara bersama-sama dilakukan Launching usaha bersama yang juga dilaksanakan pelatihan Sosial enterpreuner. hasil dari pelatihan ini diharapkan setiap kemandirian dari anggota gema angkasa tidak lupa kepada tanggung jawab sosial yang diemban.
Secara nyata Gema Angkasa terus menerus menciptakan peluang untuk seluruh anggota untuk mendapatkan dukungan dari pihak manapun, karena sudah terbukti mampu secara mandiri berpikir keras dan bekerja serta membuat usaha yang riel ada lokasi usaha dan barang komuditas yang diperjual belikan.

Kami memiliki sebuah strategi dan cara untuk melakukan subsidi dengan menggunakan dana komunitas, dimana para anggota harus secara keras berusaha dan mencoba menyalurkan ide dan kreasi mereka agar apa yang dilakukan dapat produktif terlebih dahulu. sehingga hal ini tidak menjadikan anggota gema angkasa menjadi tergantung dan menjadi pemuda yang peminta-minta. pemuda yang selalu mengutamakan proposal didalam setiap kegiatannya.










Buka Puasa Bersama dan launching PDL Gema Angkasa 2016

Dlingo : Pada Minggu Kedua Ramadhan 2016 kami mengadakan kegiatan Berbuka puasa. Dan Ternyata Berbuka Puasa memiliki makna yang mendalam bagi umat muslim tidak sekedar makan dan minum. Tapi ada arti dan makna yang luas yang terkandung di dalam berbuka puasa. Salah satunya yaitu Penguatan keyakinan bahwa orang yang berpuasa, puasanya adalah bagian dari keimanan dia kepada Allah. Demikian juga sebuah keyakinan bahwa memupuk kebersamaan dengan makan dan minum secara bersama-sama akan menimbulkan rasa kesetiakawanan sosial antar sesama.
 
Untuk itulah pada kesempatan kali ini Gema Angkasa Dlingo melakukan launching Pakaian Dinas Lapangan (PDL) yang kemudian di ikuti dengan Prosesi Saling Memakaikan PDL sesama kawan. Hal ini adalah sebagai wujud saling tolong menolong dan membantu sesama anggota Gema Angkasa. Sebuah momentum yang tepat karena meskipun sudah lebih dari 5 Tahun Gema Angkasa lhir ditengah Masyarakat Dlingo namun Baru saat ini mampu membuat secara bersama-sama PDL Gema Angkasa.
 
PDL Gema Angkasa dibuat berdasarkan kebutuhan, dan bukan sekedar gagah-gagahan yang kebanyakan komunitas lain lakukan. Hal ini merupakan sebuah rencana yang sudah ditentukan kapan Gema Angkasa harus memiliki PDL sebagai salah satu identitas organisasi. Lalu kenapa tidak dari awal Gema Angkasa Membuatnya? Tentu menjadi sebuah hal yang ironis ketika Gema Angkasa Membuat PDL dan berbagai identitas lainnya sementara disekitar kami banyak sekali yang membutuhkan....Lebih baik kami mendahulukan mereka yang membutuhkan dari pada harus memakai pakaian seragam yang pada akhirnya hanya akan membuat kami congkak dan sombong.
 


Dengan terselenggarakannya kegiatan bakti sosial kemarin, maka kami mulai memberanikan diri untuk membuat seragam bersama dengan harapan mampu memberikan keyakinan kepada seluruh anggota Gema Angkasa bahwa ketika harus mempergunakan seragam tersebut maka setiap personil dituntut untuk cakap dan memiliki ketrampilan sehingga dapat meringankan beban masyarakat.
Buka puasa adalah sebutan untuk sebuah pekerjaan membatalkan puasa pada waktu maghrib yang dilakukan dengan makan dan minum secara halal dan secukupnya dengan sunnah-sunnah yang telah ditentukan. Istilah buka puasa sudah tak asing lagi bagi orang yang mengerjakan ibadah puasa. Seolah ia menjadi trend dari ibadah yang setahun sekali dilaksanakan. Namun tak banyak orang yang merenungi / mengkaji rahasia dari makna yang terkandung dalam istilah “buka puasa”. Bagi kebanyakan kita, buka puasa itu disajikan dalam bentuk beraneka ragam makanan dan minuman yang hampir tidak ditemukan dalam bulan-bulan lain. Seolah ia adalah sebuah perhelatan besar untuk menjamu tamu-tamu istimewa, terkesan mewah. Di setiap rumah, bahkan musholla atau masjid, masing-masing memperlihatkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan biologinya. Padahal puasa itu seharusnya lebih berimplikasi pada terbentuknya mental pengendalian hawa nafsu. Namun sepertinya orientasi itu tidak terlihat sama sekali. Kenikmatan yang diraih adalah kenikmatan jasadiah yang justru malah menutup kenikmatan ruhaniah yang seharusnya termanipestasi pada rasa syukur. Dalam bahasa Arab, buka puasa itu disebut futhur atau ifthar. Bentuk mashdar (kata benda) dari akar kata kerja fathara. Futhur juga dipakai untuk sebutan sarapan pagi. Secara etimologis, bentuk kata futhur berasal dari huruf fa tha dan ra. Huruf-huruf itu juga merupakan sumber dari kata fithrah yang berarti kesucian. Jadi, futhur dengan fithrah berasal dari satu sumber yaitu fa tha ra yang artinya adalah kesucian. Futhur dalam pengertian orang puasa bermakna “buka puasa”. Istilah buka puasa harus dipahami secara hakiki bukan secara syar’i. kalau pemahaman buka puasa berhenti pada pengertian syari’at, maka buka puasa itu tidak bermakna apa-apa kecuali membatalkan puasa dengan cara makan/minum pada saat maghrib. Orientasinya hanyalah biologis, jasadiyah.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/achmedbaihaqi/makna-buka-puasa_5512c23ca333114e63ba7d46
Buka puasa adalah sebutan untuk sebuah pekerjaan membatalkan puasa pada waktu maghrib yang dilakukan dengan makan dan minum secara halal dan secukupnya dengan sunnah-sunnah yang telah ditentukan. Istilah buka puasa sudah tak asing lagi bagi orang yang mengerjakan ibadah puasa. Seolah ia menjadi trend dari ibadah yang setahun sekali dilaksanakan. Namun tak banyak orang yang merenungi / mengkaji rahasia dari makna yang terkandung dalam istilah “buka puasa”. Bagi kebanyakan kita, buka puasa itu disajikan dalam bentuk beraneka ragam makanan dan minuman yang hampir tidak ditemukan dalam bulan-bulan lain. Seolah ia adalah sebuah perhelatan besar untuk menjamu tamu-tamu istimewa, terkesan mewah. Di setiap rumah, bahkan musholla atau masjid, masing-masing memperlihatkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan biologinya. Padahal puasa itu seharusnya lebih berimplikasi pada terbentuknya mental pengendalian hawa nafsu. Namun sepertinya orientasi itu tidak terlihat sama sekali. Kenikmatan yang diraih adalah kenikmatan jasadiah yang justru malah menutup kenikmatan ruhaniah yang seharusnya termanipestasi pada rasa syukur. Dalam bahasa Arab, buka puasa itu disebut futhur atau ifthar. Bentuk mashdar (kata benda) dari akar kata kerja fathara. Futhur juga dipakai untuk sebutan sarapan pagi. Secara etimologis, bentuk kata futhur berasal dari huruf fa tha dan ra. Huruf-huruf itu juga merupakan sumber dari kata fithrah yang berarti kesucian. Jadi, futhur dengan fithrah berasal dari satu sumber yaitu fa tha ra yang artinya adalah kesucian. Futhur dalam pengertian orang puasa bermakna “buka puasa”. Istilah buka puasa harus dipahami secara hakiki bukan secara syar’i. kalau pemahaman buka puasa berhenti pada pengertian syari’at, maka buka puasa itu tidak bermakna apa-apa kecuali membatalkan puasa dengan cara makan/minum pada saat maghrib. Orientasinya hanyalah biologis, jasadiyah.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/achmedbaihaqi/makna-buka-puasa_5512c23ca333114e63ba7d46

JASMERAH GEMA ANGKASA DLINGO (2009 - 2011)

Organisasi Tanpa Bentuk itulah sebutan yang pantas untuk sebutan Gema Angkasa Waktu itu. Percek cokan kepentingan pemuda yang tergabung dalam wadah karang taruna dengan sekumpulan remaja-remaja di Dusun pokoh 1 Desa Dlingo Kecamatan Dlingo. Sebuah Dusun Kecil yang banyak kelompok-kelompk dan perkumpulan. Aktifis masjidnya memiliki ikatan pengurus masjid sendiri, ikatan remaja dan pemuda masjid sendiri. disetiap RT nya ada ikatan kelompok petani, Kelompok Dasawisma, juga ikatan pemuda RT, Di Tingkat Padukuhan juga memiliki banyak sekali kelompok kepentingan yang berbeda-beda. 
Sejatinya organisasi ini Dipelopori oleh Efit Yulantoro, Nanda Wardana, Basuki, dan Tuharno atau setidaknya adalah remaja-remaja yang sering menginap dan begadang di rumah Basuki. Adapun kemudian pemuda-pemuda dan remaja lain ikut berkumpul dan berdiskusi adalah mereka yang bersifat pasif.
Inti dari diskusi merupakan murni ide mereka seputar sikap kritis yang terpendam dan tidak berani mengungkapkannya pada saat forum-forum rapat karang taruna dusun pokoh yang didominasi oleh pemuda-pemuda senior dan puluhan tahun berkecimpung dalam wadah karang taruna tersebut.
Dominasi atas pemuda-pemuda senior dalam wadah Karang taruna dusun Pokoh 1 dan Pokoh 2 serta nilai-nilai ketokohan yang bersifat feodal. Dimana tokoh masyarakat merupakan satu-satunya rujukan dalam memutuskan kebijakan yang sering dilakaukan dalam kegiatan kemasyarakatan. Suara para remaja hanya dianggap sebelah mata, tidak diperhatikan dan tidak diperhitungkan. remaja di dusun Pokoh 1 dan Pokoh 2 memiliki posisi sebagai "BOLO DUPAK" semata. Tidak mendapatkan kepercayaan untuk mengeluarkan kreatifitas dan ekspresi sesuai bakat dan minat mereka. 
Atas dasar itulah kemudian para perintis gerakan remaja-remaja Pokoh 1 dan Pokoh 2 berkumpul dan secara perlahan bangkit. Gerakan awal dilakukan dengan keluar secara frontal dari ikatan kelompok-kelompok lokal baik karang taruna dan ikatan pemuda persatuan bola voly pokoh. kemudian terinspirasi untuk membuat sebuah komunitas trackinng dan petualangan bebas.
Langkah awal kebersamaan tersebut sama sekali belum memiliki bentuk dan tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. semua aktifitas diarahkan lebih pada kegemaran dan semata-mata hanya untuk tujuan refreshing semata. Layaknya remaja-remaja lainnya mereka masih berbicara seputar kesenangan dan rasa berbagi dengan teman-teman yang memiliki dasar pemikiran dan visi sederhana yang sama.
Nasib dan persamaan rasa mendapatkan perlakuan tidak adil dari para pemuda senior dan tokoh-tokoh masyarakat kemudian menjadikan mereka berfikir untuk bertahan dalam sikap, yaitu pasif kedalam dan aktif keluar. Kemudian Para perintis  mulai berinisiasi untuk mengandeng rekan-rekan dan kawan diluar Dusun Pokoh 1 da Pokoh 2 yang bertujuan untuk melakukan study tour bersama. dari gagasan dan ide tersebut terlaksanalah sebuah kegiatan pertama kali yaitu dengan secara swadaya bersama-sama berangkat dari Kecamatan Dlingo menuju Musium disemarang dan beberapa Kawasan Wisata Di Jawa tengah setelah berbulan-bulan mempersiapkan dan barulah pada November 2011 terlaksana.
 Hanya dengan berbekal kebersamaan dan uang hasil meminta orang tua dan menabung juga sedikit jerih payah bagi yang sudah bekerja, membulatkan tekad untuk sekedar refreshing di daerah lain. Tidak ada alasan lain selain bersenang-senang dan beragi didalam kebahagiaan. 

Trend dan gaya aktifitas kepemudaan waktu itu adalah ketika pada musim liburan dan bisa berlibur apalagi naik bus besar "Wow" sesuatu sekali...

 Pada saat itu sebagian besar masih sekolah dan sebagain lagi sudah bekerja sebagai kuli kasar dan tidak sedikit pula yang putus sekolah baik pada tingkat SMP maupun SMA.

Usia rata-Rata mereka adalah antara 13 Tahun sampai dengan 18 Tahun. Sungguh sebuah potensi yang sanggat potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah komunitas produktif dan kreatif. namun tentu hal ini tidak dilihat oleh para Pemuda Senior yang tergabung dalam wadah Karang Dusun, apa lagi para tokoh-tokoh masyarakat.

pada usia yang seperti ini mereka mengalami berbagai macam persolaan, persoalan pembatasan kreatifitas, persoalan kepercayaan, persoalan minuman keras, persoalan pendidikan, dan tidak sedikit yang memiliki keluarga yang berantakan serta yatim juga piyatu. 

Semanggat mereka tidak ada yang mengarahkan, mereka hampir putus asa untuk mengeluarkan ide-ide yang ada pada kepala masing-masing.
Lalu bagaimana mereka bisa mengeluarkan serangkaian ide dan menghadapi permasalahan dan tantangan hidup???

Lalu tidakkah kau lihat tatapan optimis yang menjanjikan itu???
Catatan Kecil Pendiri Gema Angkasa