Dua Warga Dlingo Tewas di Sumur

Dlingo : BANTUL (KR) : Dua warga Karangasem Desa Muntuk Dlingo Bantul masing-masing Sugito (45) dan Ikhwan alias Poniman (45) tewas mengenaskan setelah menghirup gas beracun di sumur yang mereka bersihkan, Kamis (2/12). Kedua korban berhasil dievakuasi setelah Tim SAR bersama warga berjuang selama dua jam. Sementara Suprapti istri Sugito dan Lusiah istri Ikhwan berkali-kali pingsang mengetahui suaminya tak bisa diselamatkan. Menurut saksi Lanjar (45), siang itu korban membersihkan sumur milik warga tak jauh dari rumahnya. 

Awalnya air sumur disedot memanfaatkan mesin pompa. Karena tak kuat, warga kemudian mendatangkan pompa dengan ukuran lebih besar. Setelah air di dasar sumur habis, Sugito langsung turun ke dasar sumur untuk membersihkan sisa tanah liat. Awalnya tak ada keganjilan, tapi setelah berada di dalam sumur, mendadak Sugito berteriak minta tolong. 

Mendengar teriakan dari dasar sumur, warga berniat membantu, namun tak ada yang berani turun. Ikhwan yang saat itu berada tak jauh dari lokasi langsung turun ke dasar sumur. Korban Sugito berusaha dibawa naik. Namun baru dua meter dari dasar, badan Ikhwan tiba-tiba lemas sebelum akhirnya kembali jatuh bersama Sugito dan tewas. “Korban Ikhwan maksudnya mau menolong, karena warga di sini tidak ada yang barani, tapi justru ikut menjadi korban,” kata Lanjar.

Ulah PDAM Dlingo Beberapa Jalan Utama Rusak

Dlingo : Koordinasi pemanfaatan badan jalan di Kecamatan Dlingo perlu diperhatikan, terkait rusaknya beberapa titik jalan rusak disepanjang jalan utama di Dlingo. Apabila dicermati terdapat banyak sekali bekas lubang PDAM Dlingo yang mengembangkan jaringan per pipa an namun tidak memperhatikan para pengguna jalan.

Sepanjang jalan dari arah perbatasan wilayah Gunungkidul tepatnya di Padukuhan Dodogan Jatimulyo sampai simpang tiga Kerdu Temuwuh Dlingo terdapat hampir 8 titik bekas galian PDAM Dlingo yang tidak tertutup sempurna. hal ini tidak urung juga merupakan penyebab kecelakaan berkendara.  Rata-rata bekas galian per pipa an melintang di badan jalan dan beberapa titik mengikuti alur badan jalan seperti terdapat di Padukuhan Ngunut Desa Temuwuh yang menyebabkan terjadinya genangan air jika musim hujan.

Masyarakat secara swadaya sudah berusaha menutup bekas galian tersebut dengan semen secara swadaya, namun tentu hal ini tidak efektif karena secara konstruksi perpaduan aspal dan semen tidak singkron, sehingga tidak mampu bertahan lama. Lebih paranya lagi apabila sudah masuk ke daerah jalur-jalur penghubung antar desa di Kecamatan Dlingo maka bekas galian PDAM Dlingo ini tampak sembarangan dan tidak mengembalikan sesuai bentuk fisik pada awalnya.

Kedepan dibutuhkan korrdinasi antara Dinas Pekerjaan unum dengan PDAM Dlingo agar dalam pemanfaatan jalan tidak merugikan masyarakat terutama para pengendara bermotor. Disamping juga menekan tingkat kecelakaan akibat rusaknya jalan. Atau agar lebih tertata perlu di adakan forum Rencana Tata Ruang Dan Wilayah di Kecamatan Dlingo sebelum terjadi banyak pembangunan dan demi kenyamanan masyarakat. Apabila ini di cetuskan maka pada masa yang akan datang tidak akan ada permasalah terkait pembebasan tanah dan sengketa lahan maupun disharmoni dengan lingkungan antara agen pembangunan dengan masyarakat Dlingo.

Kecamatan Tanpa Minimarket Hanya Dlingo

Dlingo : cetak.kompas.com Bupati Bantul membuka izin operasi minimarket setelah sempat menghentikannya tahun 2008. Syaratnya, jarak minimarket dengan pasar tradisional minimal 1,5 kilometer agar keberlangsungan usaha pedagang kecil tetap terlindungi. Bantul (Kompas) Bupati Bantul membuka izin operasi minimarket setelah sempat menghentikannya tahun 2008. Syaratnya, jarak minimarket dengan pasar tradisional minimal 1,5 kilometer agar keberlangsungan usaha pedagang kecil tetap terlindungi.

Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penataan Toko Modern di Kabupaten Bantul yang dikeluarkan 30 Januari 2010. Ketentuan juga mengatur jarak antartoko modern minimal 1 kilometer (km). Penataan itu untuk melindungi dan menjaga keseimbangan pertumbuhan toko modern dan pasar tradisional. "Untuk mal, supermal atau plaza, izin pendiriannya masih ditangguhkan," kata Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Bantul Helmi Jamharis.

Kategori toko modern meliputi minimarket, supermarket, department store, hypermarket, dan grosir berbentuk perkulakan. Minimarket, supermarket, dan hypermarket menjual barang konsumsi, terutama produk makanan dan kebutuhan rumah tangga. Department store menjual barang konsumsi, utamanya produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan barang berdasar jenis kelamin dan usia konsumen. Toko waralaba. Khusus pendirian toko modern berbentuk waralaba harus memenuhi ketentuan, yaitu jarak minimal 2,5 km dari pasar tradisional. Toko modern itu hanya diizinkan beroperasi di tiga kecamatan, masing- masing Kasihan, Banguntapan, dan Sewon.

Ketiga kecamatan tersebut dinilai pada posisi peralihan antara desa dan kota. Kecamatan lain masuk kategori pedesaan. Peraturan bupati itu juga mengatur penyelenggaraan toko modern harus menggandeng usaha kecil dan koperasi, serta pelaku usaha lain. Selain itu, toko modern juga harus menerima tenaga kerja lokal, menyediakan fasilitas bagi orang berkebutuhan khusus (difabel), dan bertanggung jawab sosial kepada sekitar. Di Kabupaten Bantul tercatat 96 toko modern pada 16 kecamatan. 

Hanya di Kecamatan Dlingo yang belum ada toko modern. "Jika tak diatur, pendirian toko modern akan merugikan dan mematikan usaha kecil, koperasi, dan pasar tradisional di sekitarnya. Peraturan itu akan memberi kepastian bagi warga yang ingin berwira- usaha di bidang itu," ujar Helmi. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Bantul Gatot Suteja mengatakan, peraturan bupati itu tidak akan merugikan pedagang pasar. "Penampilan pasar tradisional terus dipercantik sehingga masyarakat lebih betah belanja di pasar," kata dia. 

Sebagai tindak lanjut atas peraturan tersebut, maka masyarakat Dlingo harus bersiap. Kita menerima bentuk-bentuk pembaharuan, namun hal ini tentu harus mempertimbangkan budaya dan estetika. Dlingo memiliki karakter berbeda, jangan diajari untuk konsumtif, biarkan berkembang sesuai karakternya meski tidak menutup diri terhadap kemajuan jaman.

Usul Penanganan pengungsi Merapi

Dlingo : puskesmasdlgdua.wordpress.com : Sejak letusan dahsyatnya pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu, yang merenggut nyawa seorang Abdi Dalem yang sangat setia pada pekerjaannya yaitu Mbah Marijan, Gunung Merapi yang merupakan gunung paling aktif di dunia terus mengeluarkan isi yang dikandungnya berupa Uap Panas yang disertai dengan material vulkanik yang lebih terkenal dengan sebutan wedus gembel. Telah banyak korban jiwa yang berjatuhan Baik yang meninggal maupun yang luka – luka. Bagi mereka yang selamat dan yang menginginkan selamat, maka tidak ada pilihan lain selain mengungsi untuk beberapa saat hingga aktivitas merapi mereda. Beberapa tempat umum disiapkan untuk lokasi penampungan bagi pengungsi. Ada beragam tabiat pengungsi, ada yang taat pada anjuran untuk tidak kembali kerumahnya untuk sementara waktu, namun tidak sedikit yang nekat tetap kembali kerumahnya saat pagi hari dengan segala macam alasannya.

Berkumpulnya banyak manusia secara mendadak dalam suatu tempat dalam jumlah yang besar, jika tidak dikelola dengan bijaksana dapat menimbulkan banyak masalah baru. Mulai dari sulitnya memperkirakan jumlah kebutuhan pengungsi, macam kebutuhan, distribusi bantuan yang cenderung  tidak merata , tidak terpenuhinya kebutuhan akan sarana sanitasi dan sebagainya. Kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit baik akibat kurangnya asupan makanan maupun akibat buruknya sanitasi di lingkungan pengungsian. Yah itulah akibat jika menampung orang dalam jumlah yang besar pada suatu tempat. Lalu bagaimana sebaiknya ?

Mungkin akan beda jadinya jika pengungsi tersebut di pecah dalam beberapa kelompok kecil. Masing masing kelompok terdiri dari 100 – 150 jiwa. Lalu mereka didistribusikan di kelurahan -  kelurahan yang berada ditempat yang relatif aman. Pengungsi bisa ditempatkan di lapangan desa tersebut, dititipkan pada penduduk desa setempat dan meminta pada penduduk desa tersebut untuk membantu semampunya kebutuhan para pengungsi. Setelah itu dibuat peta distribusi kelurahan yang menjadi tempat sementara pengungsi. Untuk kelengkapan informasi, pada peta tesebut dilengkapi dengan data pengungsi yang meliputi jumlah pengungsi, jenis kelamin, jumlah bayi, balita, Lansia, kebutuhan pengungsi, jumlah kebutuhan, jenis kebutuhan, ang telah tersedia, yang belum tersedia serta data – data lain sesuai kebutuhan. Dengan peta dan data tersebut, jika ada yang akan memberikan bantuan dapat diketahui secara lebih tepat  jenis bantuan yang dibuthkan dan jumlahnya. Sehingga tidak ada bantuan yang tidak terpakai, apalagi terbuang sia – sia.  Bantuan yang datang untuk pengungsi, dikelola lewat satu pintu baik penerimaan maupun pendistribusiannya. Peta pengungsi inilah yang dijadikan dasar untuk permintaan dan pendistribusian bantuan sehingga kecil kemungkinan adanya distribusi yang tidak merata, maupun distribusi yang tidak tepat sasaran.

Pengelolaan pengungsi merapi ini sebaiknya dikoordinir oleh Pemda Propinsi hal ini untuk memudahkan administrasi yang terkait dengan penggunaan daerah – daerah yang berada diluar kabupaten yang terkena musibah. Dengan menempatkan (menitipkan) para pengungsi secara terdistribusi, kebutuhan pengungsi baik itu kebutuhan akan makanan maupun sarana sanitasi dapat lebih mudah untuk dipenuhi, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit akibat sanitasi yang buruk dan dapat dicegah pula adanya makanan basi akibat tidak terdistribusi.

Isu-Isu Plosok Dan Prapatan Se-Kecamatan Dlingo

Dlingo : Maksud hati ingin berkeliling mencari sumber-sumber potensi lokal yang ada di Kecamatan Dlingo, Saya mencoba memulai dari perbatasan paling utara di seputar Padukuhan Sendangsari Desa Terong. Terlihat tidak banyak berubah baik dari sisi tata ruang atau budaya sosial kemasyarakatannya. Masyarakat masih mengenal wajah saya meski ada yang masih belum percaya bahwa saya masih terlihat muda "heheheheh". Obrolan dengan beberapa orang disana masih terasa hanggat dan welcome banget. Terlihat beberapa bangunan baru termasuk di tikungan tajam utara makam Padukuhan Sendangsari, wah itu resikonya besar bisa-bisa mobil mblusok masuk rumah...sahut salah satu temen ngobrol saya.

Lalu beberapa orang bilang ada isu hanggat yang sedang berkembang, salah satunya adalah tentang kasus pemotongan dana rehab rekon pasca gempa tahun 2006. Isu itu menjadi konsumsi umum dan memang terjadi ungkap mereka. Cuma karena rasa ewuh pekewuh saja masyarakat mau menerima kenyataan bahwa terjadi pemotongan terhadap dana tersebut. Banyak obrolan menarik disana tapi mungkin isu yang paling berkembang adalah tentang pemotongan dana Rehab Rekon tersebut.

Setelah dirasa cukup, saya lanjutkan perjalanan agak ke selatan tepatnya diprapatan ringin Terong. Wuah kalo disana jangan harap otak tidak pusing. Memang sdulur prapatan Terong ini kadang-kadang memiiki karakter yang lebih kritis terutama terkait dengan kepemerintahan. Ada yang biasa saja dan ada yang bersemangat ketika membahas soal pelayanan pemerintah kepada warganya. "Wong Kok lali janjine..Kapok Yo men!!!" ini adalah salah satu ungkapan yang terlontar saat itu dari salah satu tukang ojek disana. Ternyata mereka malah pesimis terkait penanganan kasus peotongan dana rehap rekon. " Paling Yo Kur Ditutop duit gek meneng!!", ungkap salah satu teman sambil memalingkan wajah melihat mobil yang lewat. Disambung ungkapan lain " Buktine Desa Temuwuh, Lha ngendi ono korupsi kok kur dewe, mosok korupsi kok kur lurah tok, ge liyane po yo tenan ne ra melu mangan duit ki!!!".  "Intine ki ne duit ki menang, sopo due duit ki iso tuku hukom"....Huh...Ungkapan yang sering saya dengar dari masyarakat pada umumnya...Tapi saya biasa apa????

Kira-kira satu jam berada diprapatan ringin Terong saya lanjutkan ke arah Muntuk, niat hati ingin melihat panorama pemandangan hutan pinus disana. Sesampainya disana ada seorang laki-laki pencari kayu hutan. Lagi-lagi sebuah cerita yang miris di hati saya, laki-laki itu bilang bahwa "tiang mboten gadah niku entene namung manut mas", "ken ngaler-ngaler, ken ngidul geh ngidol". saya coba masuk untuk menggali sumber potensi yang ada di desa muntuk, lalu laki-laki itu malah bilang "ne kulo mboten retos mas, reti kulo beras raskin niku do di bagi roto, trus bantuan omah-omah niku ge ngoten, pokokke ne ten riki kabeh dibagi roto, ning geh tiang-tiang tertentu niku angger-angger bar onten bantuan tumbas montor, mobil, trus enten sing mbangun omah gedong. Huh..Masyarakat kecil di Dlingo sudah dianiyaya, Mereka sudah dirampas hak-haknya, tapi meski begitu ternyata keluhuran budaya mampu meredam kemelartan tersistem masyarakat yang diciptakan oleh orang-orang cerdas yang menindas.

Cukup kiranya perbincangan kami dihutan pinus desa Muntuk, saya lanjutkan ke kebun buah mangunan, panorama disana memang indah meski agak sedikit panas namun kesejukan angin membuat kelegaan tersendiri. Seorang perempuan muda terlihat membawa anaknya bermain diseputar kolam buatan di sana. Kucoba hampiri dan betegur sapa, mulai dari perbincangan biasa dan berakhir dengan sebuah keluhan yang sama dengan umumnya kalangan masyarakat di Dlingo. "Alah mas ne ten riki niku sing penting nderek tiang katah, terutama tokoh-tokoh masyarakat poro pejabat". "Sing penting anak mboten rewel mboten nagis". Sungguh sebuah kepasrahan yang menentramkan, memang di Desa Mangunan terdapat sumber-sumber potensi lokal yang memberdayakan masyarakat dan masyarakatnya mudah untuk digerakan oleh tokoh-tokoh masyarakat. Terlepas dari itu semua ternyata Desa ini juga tidak terlepas dari goncangan isu korupsi yang sampai saat ini belum jelas progres penyelesaiannya.

Waktu sudah agak siang kira-kira jam 11.45 WIB saya beranjak meninggalkan Desa Magunan dan bergegas ke Desa Dlingo. Tepatnya di warung sate pak wandi komplek pasar tradisional Dlingo, minum es teh sambil menikmati sate kambing kesukaan. Wah rupanya di Desa Dlingo juga ada isu strategis terkait pembangunan pasar tradisional Dlingo. "Pasar niki ajeng di bangun, ning ingkang gadah lemah niku njaluk ijol duit, ge kadose dereng onten kesepakatan harga". Nah trus pripun ne kareppe masyarakat/pedagang?? tanyaku : " geh ne kulo niku geh pun sekeco ten riki, lokasine geh strategis, ge pulung pasar niku rak geh onten to mas?, ne di pindah ge mangkih le sewa kios mesti mundak terus, lha ne kulo ne kiro-kiro mekaten kahanane geh malah ajeng nyewa lemah mawon ge mboten manggeni komplek pasar."

Selesai makan saya keluar dari warung dan berbincang dengan masyarakat asli Desa Dlingo yang sedang berdagang di pasar Dlingo. " Wingi niko pak."Salah Satu Tokoh Mayarakat Tidak Saya Sebutkan" malah ajeng do paten-patenan mergo mboten gelem ngakeni ne nompo duit bantuan gempa." lah masalae nopo? "masalahe pak "N" niku ngumpulke duit saking Pokmas ge diserahke pak "LJ" ning jarena pak "LJ" mboten ngakoni nompo" lah niku rak dadine pak "N" Sterss ge mboten nate metu kit saniki. Lalalalalah..Kok ya dimana-mana sama saja.

Tidak puas berkeliling saya masih lanjutkan mampir di salah seorang teman di Desa Temuwuh. nah berbeda lagi kalo disana, di Desa Temuwuh ini malah memiliki seorang pahlawan yang terpendam katanya "loh kok bisa" lah itu pak Rukiyono padukuhan Salam", dia berani mengatakan yang sebenarnya. Mengatakan kebenaran atas kasus-kasus yang terjadi di desa Temuwuh. Kalo Pak Rukiyono mau jadi Lurah malah akan didukung dan dibiayai oleh warga ungkap salah satu teman. Imbuhya lagi :" Mosok Lurahe di Vonis kok liyane ora, Padahal kabeh pokmas ki reti le setor ning gone sopo wae". Intine ki, ne due duit abang iso digawe ijo, ijo iso digawe abang".

Suasana agak gelap karena memang kayaknya mau hujan, kebetulan saya ingat ada urusan sedikit di daerah Padukuhan Loputih Desa Jatimulyo. Saya pun bergegas menuju ke lokasi dan menyelesaikan urusan dan alhmdllilah kelar juga. Tidak senggaja bertemu teman mbraung"Teman lama dulu", lalu bercerita-cerita tentang kehidupan dan beban hidup yang telah dijalani. Sambil guyon karena dia juga merupakan salah satu pembantu dan tenaga lepas yang sering membantu pemerintah Desa Jatimulyo juga menceritakan pekerjaannya. katanya "kalo di desa jatimlyo relatif aman, karena dana rehab rekon di kelola oleh warga langsung. Tapi beberapa bulan yang lalu tidak tahu kenapa hampir seluruh pamong desa di desa Jatimulyo pada kebinggungan mencari sebrakan dana. Ada yang butuh 75 Juta, 80 Juta, dan bahkan ada yang 100 juta. Wah pamong desa kok kaya raya, hebat pikirku. Pertnyaan saya kemudian adalah : "Kok bisa seluruh pamong desa butuh duit dalam waktu yang sama meski dengan jumlah nominal yang berbeda tapi besarannya cukup fantastis apabila di kaitkan dengan kelayakan seorang pamong desa". lalu sahut temen saya "yo mbuh lah, mungkin yo di go setor ben ra di ungkap".

Hampir maghrib rupanya tidak terasa, namun saya masih menyempatkan diri untuk minum Coffemix di salah satu warung yang ada di komlek pasar dangwesi. Disana masyrakat/pedagang resah terkait pembangunan pasar dang wesi yang sampai sekarang belum mengetahui model pengelolaan pasca dibangunnya pasar tersebut. Mereka juga menunggu pengelola pasar untuk memberitahukan besarnya ongkos sewa yang akan dibebankan pada para pedagang. Mereka berharap agar para pedagang yang sudah menempati lahan tersebut mendapatkan prioritas karena selama ini juga belum ada pendataan terkait hal tersebut. Kekhawatiran mereka adalah terjadinya harga sewa yang berbeda-beda dan tidak seragam, sehingga terjadi pungutan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Huh...Dlingo harus mulai berbenah, Dlingo jangan dijadikan objek-objek eksploitasi sosial, Seharusnya tekanan ekonomi tidak dijadikan sebagai alasan untuk menindas, karena masyarakat Dlingo masyarakat yang berbudaya dan manut pada para tokoh. Kewajiban para generasi muda untuk berperan mendampingi masyarakat, kasihan mereka bukan sapi perah, bangkitlah dan mulailah dengan lingkungan terkecil tempat di mana anda berada, dengan kemampuan yang anda miliki.

Jalur Imogiri - Dlingo 100 Rambu Aluminium Disikat Maling

Dlingo: Bantul Kompas : Setelah banyak dicuri, Dinas Perhubungan Bantul mulai mengintensifkan pemasangan rambu dan rehab lampu lalu lintas. Saat ini pemasangan rambu belum mencapai 50 persen dari total rambu yang dicuri. Minimnya anggaran menjadi kendala utama.

Pencurian marak pada tahun 2009. Pencurian banyak terjadi di daerah pelosok seperti Dlingo dan Imogiri. Total yang hilang mencapai 100 unit dengan kerugian Rp 650 juta.
"Tahun ini kami terus melengkapinya, namun karena anggaran terbatas, belum ada 50 persen yang kami pasangi lagi," kata Kepala Dinas Perhubungan Bantul Mardi Ahmad, Rabu (24/11/2010).

Menurutnya, untuk menghindari pencurian serupa, pihaknya mencoba menggunakan bahan alternatif. Sebelumnya, rambu lalu lintas lebih banyak menggunakan bahan aluminium sehingga ada yang tergiur untuk mencuri. Sekarang bahan yang dipakai berupa fiber.

PENGADUAN MASYARAKAT

Dlingo : Sumber : Jogja.Polri.Go.Id

Nama         : sukiran
Tanggal      : 2010-11-21, 14:16:59
Judul          : lapor kehilangan bayar


Pengaduan :


saya sukiran tegallawas 01,jatimulyao,dlingo,bantul,yka telh melapor kehilangan dompet beserta isinya laporan sesuai nama dan alamat saya ada di arsip polsek bantul, dengan laporan saya di polsek dlingo saya di pungut Rp.35.000 mohon di tindak .


Pengaduan ini berasal dari :  " http://www.jogja.polri.go.id/index.php?menu=layanan&sub=pengaduandetail&id=8257 "

Warga Muntuk Butuh Bantuan

Dlingo: Sumber Informasi (Klik DiSini):  untuk sgenap sesepuh dan pini sepuh dimanapun semua berada ada saudara kita yg mebutuhkan bantuan dari poro sedulur. siapa tau ini mjd berkah dan rahmat bagi mrk dr uluran tangan dan doa kita. dan mjd ladang amal dan keberkahan bagi kt smua. 
 
Ini dari klrg AGUS SUPARMAN DLINGO BANTUL. Anak Kami menderita sakit TUMOR GANAS dan dirawat di RSUP SARDJITO sedangkan kami tdk mampu membiayainya,kami dr klrg tdk mampu. mohon bantuannya,kami sangat membutuhkannya. Karena anak Kami tsbt akan di operasi,kami dr klrg tdk mampu dan tdk mempunyai jaminan apapun. Kami sangat kesulitan u/nenbiayai rumah sakit. Kami sangat mengharapkn alternatif PENYEMBUHAN DAN PERTOLONGAN bagi kesembuhan putra Kami. Besar harapan Kami mendapat uluran tangan dari para Bapak/ibu. Atas perhatian dan bantuannya Kami sekeluarga mengucapkan trmksh.

data :
Nama Anak :
Tomi bantul 28 nov 2002/8 tahun
Nama Ayah :
d.a Ngliseng banjar harjo 2 muntuk dlingo bantul

Nama Ibu Wartiyah
d.a ngliseng Banjar harjo 2 muntuk dlingo bantul.

pekerjaan :
Buruh tidak tetap.

Demikian setitik harap dr sms yg beliau kirimkan ke segenap team litbang Kwa. smg ini mendapat solusi,pemecahan yg mampu meringankan beban mereka. Sebagai wadah sosial kemasyarakatn mrk mengetuk pintu hati panjenengan smua u/berbagi dan berbelas kasihan. semoga ini menjadi pencerahan tersendiri bagi kita. monggo dtindak lanjuti. nuwun.

Pada Barisan Apakah Aku??

Dlingo : Tidak Perlu Panjang dan Tidak perlu berbelit-Belit, pahamilah aku sebagai :

1.Orang yang mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah akidah disertai dengan perasaan takut akan kekejaman dan kekerasan. Menuntut ilmu-ilmu yang bermanfaat dan mendiskusikannya, mengilhami diri untuk berdiskusi seputar keyakinan dan pengetahuan masyarakat mengenai keyakinan atau perilaku sehingga diperoleh bukti-bukti dan pengetahuan bahwa janji Allah pasti benar dan sesungguhnya kiamat itu pasti terjadi tanpa ada keraguan di dalamnya.
2.Orang yang pernah terlanjur mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran yakni perkataan keji, dusta dan zhalim.
3.Orang yang jauh dari Anugrah keimanan sehingga tidak mengenal Allah namun mencoba mengingkari keyakinan yang sesat dan semu.
4.Orang Yang Sepakat mengenai keyakinan kebenaran sejati dan menyadari bahwa tidak mungkin menjelaskannya kepada Siapapun, lalu memohon kepada Allah Ta’ala supaya dimudahkan.
5.Orang Yang Berusaha Berlindung ke gua yang pintunya di sebelah utara, sehingga tidak terkena sinar matahari; baik ketika terbit maupun saat terbenam yang belum genap selama tiga ratus sembilan tahun.
6.Orang yang masih memiliki Rasa takut karena gua berdekatan dengan kota.
7.Orang yang berusaha saling bertanya pada diri sendiri untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya.
8.Orang yang masih butuh uang perak, sebagai manusia biasa sama dengan yang lain. berusaha Memakan makanan yang baik-baik dan memilih makanan-makanan yang layak dan sesuai dengan selera  selama tidak melebihi batas-batas kewajaran.
9.Orang yang sedang kesulitan memelihara, melindungi serta menjauhkan diri dari perbuatan yang dapat menimbulkan fitnah dalam urusan agama dan menyembunyikan ilmu yang mendorong manusia berbuat jahat.
10.Orang Yang Ingin Semakin Mencintai agama, meninggalkan kejahatan, seperti kemadharatan dan kerusakan yang mengundang kemurkaan Allah dan kewajiban meninggalkannya.
11.Orang yang berharap Mendapatkan pengakuan dari para penguasa kebaikan dengan dimuliakan. Sampai para penguasa tersebut berniat membangun sebuah rumah peribadatan di atas gua. Sebagai wujud penghormatan dan pengagungan dari manusia.

Mudah-mudahan aku berguna dan berharap tidak mengikuti golongan apapun dari ajaran untuk kepentingan apapun kecuali hanya karena Allah SWT dan atas petunujuk yang paling bisa kupahami tanpa niat pengingkaran dan semata hanya menjalani sebuah pilihan sebagai insan rendahan dimuka bumi dan menjadi salah satu pemuda khafi “Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka.” (Al-Kahfi: 22).

Pembangunan Pasar Dangwesi Terong Dan Sebuah Harapan

Dlingo : Hampir setiap hari setiap saya bangun dari tidur dahulu maka  pasar tradisional di samping rumah, yah tentu pasar Dangwesi yang terletak di perbatasan paling timur Desa Terong Dlingo sudah begitu ramai. Pertama saya melihat pasar ini kiosnya berada di sepanjang jalan, dan bahkan tidak banyak yang masuk ke dalam los-los sehingga hanya cukup duduk di atas sepeda motor sudah bisa bertransaksi.

Tentu alasan utamanya sebenarnya hanya ada tiga hal pokok. Dengan uang yang sama, rata-rata pengunjung mendapatkan lebih banyak jika berbelanja di pasar tradisional ini. Di samping itu kebanyakan masyarakat Dlingo menyukai tawar-menawar dan di pasar tradisional, walau hanya sekadar limaratus rupiah proses tersebut berjalan harmoni. Yang lebih memberikan keuntungan lagi bahwa para pedagang disana tidak diberatkan oleh biaya sewa lapak dan lokasi berdagang yang memberatkan, sehingga pedagang nyaman dalam bertransaksi.

Dalam suasana pasar tersebut saya melihat sebuah kerinduan bisingnya tawar-menawar yang pernah saya dengar. “Seribu cabe merah,’Yu” “limang ringgit wae” “alah Mbok rasah larang-larang” dan lain sebagainya. Suasana begitu akrab yang saya rasakan berbeda jika saya berada di pasar modern. Tentu akan berbeda jumlah cabenya jika kita membeli di tempat langganan. Ada rasa “trust” di antara pembeli dan pelanggan yang terbangun baik.

Dengan konsep pasar tradisional yang berbeda dengan pasar Moderen maka pasar Dangwesi yang saat ini telah dibangun infrastrukturnya. Namun ada harapan yang sampai saat ini masih belum terjawab. Tapi minimal ada 3 hal yang mungkin dapat mewakili aspirasi para pedagang terkait rencana tindak lanjut pengembangan pasar dangwesi. Setidaknya para pedagang mendapatkan jaminan 3 halantara lain : harga kios, suasana dan profesionalisme.

Harga Kios : tentu pedangang memiliki perhitungan tersendiri dalam rumus ekonomi mereka, apabila harga sewa kios dirasa terlalu mahal, mungkin mereka urung berjualan di pasar dangwesi dan memilih berjualan di rumah “Home Industry”. Hal ini mungkin juga kalau dibiarkan maka “SERAT JOYOBOYO” terbukti lagi : “Pasar Ilang Kumandange”. Seharusnya pasar tradisional dengan menggunakan pengelolaan modern tidak disharmoni dengan karakter pedagang tradisional. Apabila ini terjadi maka pasar tradisional hanya akan menjadi museum saja, dikunjungi tapi hanya untu dilihat, karena harga sudah melambung disebabkan sewa kios yang sudah terjanur disewa dan mahal.

Suasana : pasar tradisional tidak perduli musim baik hujan atau kemarau sekalipun. Meski menjadi kubangan lumpur para pembeli tetap saja berdatangan. Dan tidak ada dominasi pedagang besar, meskipun ada pedagang dengan modal besar namun pembeli lebih cerdas dan mengedepankan rasa dan bukan keuntungan semata. Suasana juga terpengaruh settingan ruang dan los-los pasar, karena bagaimanapun sebagai pembeli masyarakat lebih nyaman dengan suasana tradisional yang tidak kaku dan terlihat banyak petugas berseragam yang lebih mirip penjara.

Profesionalisme: pedagang dan pembeli tidak pernah dibebani dengan beban sewa ini bayar itu, tagihan ini sumbangan itu. Mereka hanya secara suka rela selain berdagang juga berpartisipasi dalam aktifitas social meski tidak disadari dan terorganisasi. Mereka juga tidak tahu bahwa dengan membayar mereka mendapatkan apa dan meraka juga tidak pernah menuntut untuk di berikan fasilitas apapun. Dengan dikelolanya pasar dangswesi tentu akan merubah keadaan ini, paling tidak dengan harga patokan yang akan ditentukan juga akan berpengaruh pada tuntutan, pada proses transisi. Minimal jika memang akan dikelola secara professional maka pengelola harus memberikan pelayanan prima, atau secra lambat laun PASAR ILANG KUMANDANGE.

Intinya adalah ada kenikmatan berbelanja di pasar tradisional, orang bisa mengetahui harga atau kuantitas di kios ini lebih menguntungkan dibandingkan di kios ujung sebelah lainnya. Pengunjung juga suka dengan kualitas tahu di dekat tukang ayam langganannya, sehingga tak ingin pindah ke tukang tahu lain. Inilah konsep-konsep dasar ekonomi yang saya pelajari di pasar tradisional. Sekarang adalah masalah waktu dan itikad pemerintah desa Teronglah untuk meremajakan pasar tradisional tanpa harus mengubah nilai dari pasar tradisional tersebut.

Dlingo Fokus Pendidikan Pengungsi

Dlingo : KRjogja.com : Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Pendidikan Dasar (PPD) Kecamatan Dlingo Slamet Pamuji MPd,mengatakan data sementara pengungsi usia sekolah TK-SMA/SMK di Dlingo mencapai 167 anak. Tetapi yang gabung ke sekolah hanya 16 anak dan 12 masuk SD, sisanya SMP.  "Kami berupaya agar pengungsi tetap sekolah, solusinya pengelola pendidikan untuk membujuk pengungsi agar sekolah," kata Slamet.

Menurut Slamen bila tidak dilakukan, pengungsi usia sekolah semakin tertinggal pelajaran. Seperti di SD I Terong seorang siswa sejak seminggu terakhir dan mengeluhkan hambatan seragam dan peralatan sekolah. Kondisi terjadi di Kecamatan Sedayu,  ada 51 siswa yang digabung ke sekolah dekat pengungsian. Rincianya, 40 anak usia SD dan SMP 11 siswa. "Kami selalu berkoordinasi dengan pengelola, bagaimana caranya siswa bisa punya seragam," kata Kepala UPT PPD Kecamatan Sedayu Suwardi 

Pengungsi Merapi Sampai Di Dlingo Butuh Bantuan

Dlingo : Letusan Gunung Merapi pada 6 - 8 November 2010 terus meningkat. Situasi ini menyebabkan warga sekitar lereng merapi mengungsi ke berbagai penjuru di kawasan yogyakarta. Pada Tanggal 6 - 7 November 2010 tepatnya pukul 22.00 WIB para pengungsi tersebut bahkan ada yang sampai di Kecamatan Dlingo dan Seputar perbatasan dlingo dan kecamatan Piyungan.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh langsung dari lokasi, terdapat sekitar 150 orang pengungsi yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak yang sementara ini tinggal di lokasi Kampung Baru, Pandean, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Rata-rata meraka berasal dari Kecamatan/Desa Cangkringan. Berdasarkan pengakuan mereka, rumah tempat tinggal mereka juga sudah habis digulung awan panas merapi. Mereka juga menyatakan bahwa hampir 80% dari sekitar 150 orang yang mengungsi di kawasan Kampung Baru ini sudah tidak memilki tempat tinggal lagi.

Di titik pengungsian yang berbeda, di daerah Loputih, Jatimulyo, Dlingo, Bantul juga terdapat pengungsi dari Klaten Utara, mereka berjumlah sekitar 25 Kepala Keluarga yang tersebebar di kawasan Desa jatimulyo. Untuk sementara mereka di tampung di rumah salah seorang pamong Desa jatimulyo. Kepergian mereka rata-rata karena ketakutan akibat aktifitas gunung merapi yang terus meningkat dan mengeluarkan suara gemuruh di sertai getaran-getaran dari dalam perut bumi.

Diperkirakan di Wilayah Kecamatan Dlingo terdapat pengungsi merapi yang jumlahnya mencapai 500 Kepala Keluarga, terkait jumlah pasti belum dapat di ketahui secara pasti karena mereka tersebar. Mereka menempati rumah saudara, atau teman dekat untuk tinggal sementara.
Terkait informasi tersebut di atas, diharapkan masyarakat Dlingo mampu berpartisipasi dan ikut serta memberikan bantuan moril maupun matriel yang di butuhkan para pengungsi merapi. Perlu kita inggat bersama bahwa bencana gempa bumi tahun 2006 silam yang berakibat lumpuhnya bantul, Sekaranglah saat nya kita bersama-sama membalas budi baik saudara-saudara kita yang juga sedang mengalami hal yang sama. Mari kita bergerak dengan kemampuan kita masing-masing, pupuk persaudaraan, kasihi sesama dan buktikan bahwa Dlingo adalah bagian dari Yogyakarta.

Mbah Marijan Ditemukan

Dlingo :Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Jateng) ini, pada Selasa memasuki fase erupsi dengan terjadinya awan panas berulang kali. Luncuran awan panas pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, kedua pada pukul 17.19, ketiga pukul 17.24 WIB, dan keempat pukul 17.34 WIB. korban awan panas Merapi. Sebagian besar warga Kinahrejo dan Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kawasan selatan kaki gunung itu. Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat di dekat 13 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Merapi di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan dikabarkan telah ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi fisiknya lemah, tidak jauh dari kediamannya di Dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Merapi, Selasa (26/10) malam.

Artikel diatas berasal dari : www.berita8.com  Terlepas dari benar atau salah informasi tersebut namun Informasi tersebut seharusnya menjadikan perenungan kita bersama, Sebuah perenungan dalam pencarian kebenaran. Pernah suatu ketika ada seorang biasa sedang berbincang tentang pencarian kebenaran. Ada poin penting dalam perbincangan itu terkait Inten(Batu intan) "sebagai simbol kebenaran sejati" dan Bantak (bahasa Jawa) sebagai sebuah kebenaran yang semu belaka. Antara Inten dan Bantak sama-sama diakui sebagai sebuah kebenaran.

Kebenaran tersebut memang sama-sama bisa dibuktikan kebenarannya, namun muara kebenaran tersebut berbeda ujung pangkalnya. Para pencari kebenaran sejati dan para pelaku yang mengaku diri mereka dalam perjalanan kebenaran itu tidak berpaling dari ajaran yang mereka yakini sehingga jiwa mereka terkekang pada satu sudut pandang saja. Hal ini tentu menjadikan niat dari tujuan itu menjadi sempit sehingga mudah sekali membuat para pencari kebenarn sejati terjerumus dalam ke Aku an. Padahal Kenbenaran sejati harus "rahmatan lil ngalamin ". Sedangkan yang mereka lakukan sebenarnya hampir mendekati musyrik ".

“Mereka telah menjadikan para alim ulama mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah…….”(Qs at-Taubah [9] : 31)" tapi mbah marijan tidak : meski belum pernah bertemu dan berkenalan aku yakin Beliau adalah manusia biasa yang mendapatkan kepercayaan dari Allah, sebagai salah satu kaki penopang bumi nusantara yang seharusnya kita teladani. Dengan keteguhan hati dia bersahabat dengan gunung merapi. Sehingga Alloh menjaga Beliau sebagai bagian dari dinginnya gunung merapi ketika gunung merapi itu normal dan panasnya wedus gembel ketika gunung merapi itu aktif "Sebuah Bukti Kebesaran Alloh".

Akal dan jiwa mereka terbungkus oleh ego, sehingga para pencari dan pengaku kebenaran pasti ditandai dengan membuat kelompok-kelompok. Mereka berkelompok atas dasar dakwah dan silaturahim, tapi hakikatnya  adalah sebuah rasa takut atas makanan bagi perut mereka dan takut atas kebahagiaan dunia yang akan menjauh.  “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs al-An’am [6] ; 116).

Sebuah perbincangan lain : "Ne Kur Bantak Okeh, Ning ne Inten Sitik banget" = "Jika hanya mengaku benar dan paling benar banyak sekali tapi jika kebenaran sejati sanggat sedikit". Mereka terjerumus dalam ke Aku an tapi mereka tidak bisa disadarkan dengan dalil apapun kecuali Tuhan memberi hidayah.  “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) dan (mengikuti) Rasul (as-Sunah). Mereka menjawab, cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya). Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?” (Qs al-Maidah [4] : 105). 

 Tapi mbah Marijan tidak : Tidak pernah ada ajakan dari mbah marijan untuk mengajak masyarakat atau murid-muridnya untuk menjadi dia. Meskipun aku belum pernah mengenal dan kenal dengan Beliau aku yakin : Beliau pasti hanya mengajak untuk setiap umat bersinergi dengan alam semesta, menjaga keharmonisan antara jagad besar dan jagad kecil. Dan berserah serta bersandar hanya kepada Alloh. Bukti dari hal tersebut adalah beliau selalu tidak mau di ajak mengungsi, tapi beliau tidak pernah mengajak masyarakat untuk mengikuti jejaknya, karena hal ini terkait masalah keyakinan yang hanya bisa di ukur oleh diri sendiri dan masing-masing insan kamil.

Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS Ar-Rum [30] : 32, lihat pula Qs 23 : 53).   Tapi Mbah marijan Tidak : Meskipun aku belum pernah kenal dan mengenal Beliau aku yakin Beliau hanya mengatakan bahwa silaturahim dan majelis apapun berdiri dan bersilaturahim semata-mata hanya untuk membuat kita selalu "Inggat". Tapi bukan untuk membuat kebenaran-kebenaran yang membuat sebuah ke banggaan yang berakibat kemusrikan dan permusuhan. Karena tidak ada yang perlu dibanggakan Selain Kebesaran Alloh.

Pasar Dangwesi Di Renovasi

Dlingo : Pasar Dangwesi adalah salah satu pasar desa yang menjadi sentra perdagangan di Desa Terong maupun Kecamatan Dlingo. Pasar ini menempati lahan yang strategis di wilayah perbatasan antar desa antara batas Desa Jatimulyo dan  Batas Desa Temuwuh. Pasar ini merupakan salah satu pasar desa Terong, yang juga sekaligus sebagai sumber pendapatan asli desa.

Semenjak bulan Pertengahan September 2010 pasar ini secara bertahap akan direnovasi secara fisik. Berdasar informasi yang berkembang pembangunan pasar ini dikontrak kan pada pihak ke tiga melalui mekanisme system kontrak yang akan berlangsung selama kurang lebih 20 tahun. Pihak ketiga dalam hal ini adalah "Koperasi Kredit Adil" Terong Dlingo yang merupakan salah satu Koperasi yang sedang Maju pesat.

Mekanisme dan renovasi pembangunan pasar ini juga diwarnai dengan adegan-adegan yang menggelikan, Sementara papan nama proyek belum terpampang terlihat beberapa oknum melakukan pembongkaran. Tentu hal ini menjadi perhatian bersama, bagaimanapun juga aset desa merupakan harta yang harus di pertanggungjawabkan pada masyarakat. Fungsi pengawasan terlihat juga semrawut, karena pembongkaran bangunan terkesan tidak mengacu pada petunjuk oprasional pembongkaran prasarana fisik. Hal ini sudah terjadi dan tentu akan berpengaruh pada harga penyusutan barang aset desa.

Disamping itu para pedagang juga masih bertanya-tanya soal mekanisme sewa tempat apabila pembangunan pasar tersebut sudah selesai. Masyarakat luas tentu juga berharap agar pembangunan pasar tersebut berorientasi pada kepentingan publik. Kepentingan publik juga bukan sekedar lips service semata karena publik juga butuh akuntabilitas dan laporan atas kegiatan tersebut. Seyogyanya sebagai Desa Pertama di Dlingo yang sudah menerapkan "Model Keterbukaan Informasi Publik" Desa Terong sudah menampilkannya secara umum terkait prosedur, mekanisme dan konsep pembangunan pasar dangwesi.

Menurunkan Kemiskinan dengan Bonus

Dlingo : KOMPAS.com : Untuk memacu penurunan angka kemiskinan Pemerintah Kabupaten Bantul menyediakan bonus sebesar Rp 20 juta bagi desa dengan penurunan kemiskinan di atas 10 persen per tahun.
Tahun ini sudah ada delapan desa yang berhasil menerima bonus tersebut. Delapan desa tersebut adalah Desa Sumbermulyo, Desa Panjangrejo, Desa Srihardono, Desa Selopamioro, Desa Mangunan, Desa Terong, Desa Argosari, dan Desa Srimulyo.

"Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi penurunan kemiskinan ini adalah indikator kelembagaan, program, dan hasil," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bantul. Dari delapan desa tersebut, sebagian besar berada di daerah pinggiran yang selama ini justru menjadi kantong kemiskinan. 

Misalnya saja, Desa Mangunan dan Desa Terong yang terletak di Kecamatan Dlingo Semangat gotong royong menjadi modal utama warga pelosok untuk mengentaskan kemiskinan. Menurutnya, pemberian bonus menjadi stimulan efektif bagi desa untuk menurunkan angka kemiskinan di daerahnya. Pamong desa termotivasi untuk mengembangkan program-program pengentasan kemiskinan karena tergiur bonus. "Setiap desa yang bisa menurunkan angka kemiskinan di atas 10 persen, kami sediakan bonus Rp 20 juta," ujarnya.

DESA TERONG LAKUKAN PENGEBORAN SUMUR DI DUA DUSUN

Dlingo : www.rekompakjrf.org : Kesulitan akan kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari merupakan masalah utama bagi warga Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Kehadiran Rekompak-JRF di desa paling utara dari Kecamatan Dlingo ini rupanya tidak disia-siakan oleh pihak desa untuk menyelesaikan masalah kekeringan di desanya. Terhitung sejak September 2008, sudah terealisasi sebanyak 6 (enam) sumur suntik dan 1 (satu) program air bersih yang sudah didanai oleh Rekompak-JRF melalui kegiatan Implementasi BDL (Bantuan Dana Lingkungan) di desa ini.

“Sebelum Rekompak datang ke desa ini, untuk mendapatkan air bukan pekerjaan yang ringan. Jika kemarau tiba sumur-sumur disini kering, ditambah lagi pasca gempa banyak sumur-sumur warga yang tidak mengeluarkan air. Warga harus menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan air,” ujar Sudirman, Kepala Desa Terong saat diwawancarai terkait pelaksanaan Implementasi BDL Rekompak-JRF di desanya.

Untuk mengatasi krisis air bersih di Desa Terong tersebut, melalui kegiatan Implementasi BDL Rekompak-JRF, saat ini telah dilakukan pengeboran sumur dalam di 2 (dua) titik lokasi. Sekarang giliran Dusun Saradan dan Dusun Kebokuning yang menjadi sasaran penerima manfaat untuk pelaksanaan Implementasi BDL Rekompak-JRF yang saat ini sedang berjalan di Tahap 4. Sampai dengan hari ini total dana BDL yang sudah diserap di Desa Terong sebesar Rp. 1,250 Miliar. “Sudah satu tahun lebih menanti (sejak pertama Implementasi BDL Tahap 1), akhirnya dusun kami dapat juga bantuan dari Rekompak untuk pengeboran sumur dalam,” ungkap Suradi, PP (Panitia Pembangunan) pengeboran sumur dalam dari Dusun Saradan.

Dalam pelaksanaannya, pengeboran sumur dalam ini dilakukan oleh pihak ketiga yang sebelumnya melalui proses lelang yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena dalam proses pengeboran sumur dalam disamping membutuhkan dana yang cukup besar, dan juga membutuhkan keahlian khusus dan menggunakan peralatan berat. Meskipun demikian proses pendampingan dan pengawasan terus dilakukan oleh masyarakat. Setiap harinya warga sekitar pengeboran secara bergiliran berswadaya untuk menyediakan makan siang bagi pekerja yang berjumlah lima orang ditambah satu orang pengawas pengeboran. Tarwiji, warga RT1 Dusun Saradan yang sebagian tanahnya dijadikan lokasi pengeboran juga rela menghibahkan tanahnya untuk kepentingan warga demi ketersediaan akan air bersih di wilayahnya.

Warga masyarakat khususnya yang berada di kedua dusun tersebut memang sangat menaruh harapan besar pada keberhasilan pengeboran ini. Di Dusun Kebokuning misalnya, tidak hanya di kawasan satu RT di lokasi pengeboran saja, warga di RT lain juga berharap debit yang dihasilkan tinggi sehingga bisa mencukupi kebutuhan warga yang lebih luas. “Saat pengeboran baru jalan beberapa hari saja, warga dari RT sebelah sudah berdatangan ke saya memesan untuk dialirkan air ke tempat mereka,” kata Tulus, warga Dusun Kebokuning yang saat itu sedang mengawasi proses pengeboran di dusunnya.

Fasilitasi Anak Yatim di Kecamatan Dlingo

Dlingo : sosial.bantulkab.go.id : Hari Jum’at ( 22/10 ) akan dilaksanakan kegiatan fasilitasi anak yatim / piatu di Pendopo Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul melalui Dinas Sosial Kabupaten Bantul, yang tahun kemarin diselenggarakan di Rumah Dinas Bupati Bantul.

Sesuai rencana kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB diawali makan bersama dilanjutkan dongeng anak-anak yang diasuh oleh Kak Suradi dari Kecamatan Dlingo Bantul. Pada kesempatan tersebut Bupati Bantul akan memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak-anak yatim / piatu dan penyerahan tali asih berupa uang sebanyak Rp. 30.000,- per anak beserta Tas Sekolah dan Alat Tulis.

Adapun yang diundang adalah anak-anak yatim/piatu sebanyak 100 anak dari wilayah Kecamatan Dlingo

Kupu-Kupu Dalam Perjalananku

Dlingo : Seseorang menemukan seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang untuk tersadar dari pingsannya. memaksa dirinya untuk berjuang melawan rasa yang melumpuhkannya. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil kupu-kupu itu lalu diletakannya kupu-kupu itu diatas meja kerjanya. Kupu-kupu tersebut kemudian menghilang entah kemana. Kupu-kupu itu mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah dilihatnya karena kupu-kupu itu hilang entah kemana.

Lalu pada suatu malam berikutnya kupu-kupu lain dengan warna yang sama datang silih berganti. Terakhir se ekor kupu-kupu diam dan seolah-olah kupu-kupu itu menahan rasa yang memaksa dia untuk diam dan tidak bergerak sama sekali. Sesekali dia  merangkak di sekitarnya dengan tubuh dan sayap yang sempurna. Seolah Dia tidak pernah bisa terbang, lalu seseorang itu mengambil kupu-kupu itu dan diajaknya bermesra-mesraan. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa dia tidak sadar bahwa kupu-kupu itu sedang berjuang mengumpulkan tenaga. Dia tidak sadar bahwa yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk terbang tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dan tenaga yang cukup untuk terbang.


Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.


Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

Sisi Gelap Manusia

Dlingo : Sebagai insan yang merdeka tentu kita memiliki banyak pilihan. Sebagai Manusia yang beradab tentu kita memiliki tujuan mengelola kehidupan pada pola tatanan dengan harapan memuaskan sisi-sisi kemanusiaan. Memahami banyak hal dalam gudang ilmu dan akal dijagad bernama bumi, mungkin dapat di bantu dengan rumus-rumus kreasi akal. Namun memahami bahasa tersirat yang disampaikan lewat jagad jiwa serasa memaksa untuk selalu inggat -Nya.

Apa yang akan anda lakukan jika melihat banyak anak-anak dan orang-orang dewasa yang sanggat anda kenal dalam kondisi mati. Kematian itu bercirikan wajah putih dan berbintik hitam di kening. Dalam kematian itu anda melihat jenazah yang masih meneteskan air mata dan air mata itu mengalir deras dalam kematian  setiap orang. Masihkah anda berlogika karena yang anda lihat apa bila di logika " Tidak Mungkin, Wong Mati kok masih bisa menangis". Sementara meraka yang masih hidup sibuk mencari kain untuk mengusap air mata mereka yang sudah mati. Sedangkan anda tahu bahwa setiap hari akan ada kematian serupa, sebuah kematian yang terjadwal dan anda sendiri akan mengalaminya. Sempatkah anda untuk mencari kain pengusap air mata bagi yang sudah mati namun selalu banjir air mata. Ataukah anda akan berlari mencoba menghindar dari kematian, atau sekedar berserah dan bersiap menerima kematian namun membiarkan tetesan air mata orang-orang yang mati membanjiri tempat dimana anda berserah.

Apa yang akan anda lakukan jika tiba-tiba didepan rumah saat anda sedang bersantai, tiba-tiba datang se ekor kucing hitam yang menatap anda. Sebuah tatapan yang mungkin saja anda kenal atau bahkan anda belum pernah mengenal tatapan itu. Se ekor kucing hitam yang seolah memahami bahasa anda, namun ketika kucing itu bersuara anda tidak bisa memahami bahasanya sedikitpun. Padahal ketika anda bisikan kata-kata kucing itu seolah menjawab pertanyaan anda. Apalagi kucing itu semakin mendekat dan dekat namun tetap menatap anda seolah berhati-hati dan tetap waspada dalam sebuah ketakutan.

Apa yang akan anda lakukan jika seorang produser filem memutar sebuah filem hasil karyanya, namun hanya anda sendiri yang boleh menonton filem itu. Sebuah tontonan yang pemerannya adalah anda sendiri, sedangkan anda tahu adegan yang anda mainkan. Sebagian adegan yang anda yakin tidak mampu menyaksikannya, tapi produser filem itu tidak perduli Dan anda tetap harus menontonnya. Anda tetap ingin menonton filem itu untuk melihat kesempurnaan akting anda. Namun Anda yakin kesalahan-kesalahan fatal dalam adegan itu sebagian akan membuat anda terjatuh menurut keyakinan anda. Sedangkan ketika anda diperlihatkan adegan pembukaan saja anda sudah menangis tersedu dan hati anda berontak untuk tidak melanjutkannya. Apakah anda masih ingin menjadi aktor atau aktris dalam filem yang anda bintangi?







 

S L D M P Munthuk Dlingo diresmikan

Dlingo : bantulkab.go.id : Untuk meningkatkan ketahanan pangan Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX meresmikan pembukaan Sekolah Lapangan Program Aksi Desa Dandiri Pangan dan Gerakan Kemandirinan Pangan, Selasa (11/10) di dusun Muntuk Dlingo Bantul. Sri Paku Alam IX menyatakan menurut Oganisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) saat ini ada 37 negara termasuk Negara Indonesia mengalami kerawanan pangan dengan indikasi harga bahan makan naik secara signifikan, balita kekuarangan gizi dan busung lapar.

FAO memberi sinyal tahun 2025 diperkirakan dibutuhakn beras secara global 800 juta ton sedang saat ini baru 600 juta ton. Untuk DIY sendiri sudah terjadi surplus namun belum memenuhi standar baik kualitas maupun kuantitas dan terdapat 94 desa rawan pangan yang disebabkan kemiskinan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Prop DIY Ir. Asikin Chalifah dalam sambutannya yang dibacakan Kabid Distribusi Pangan Ir Hardiyanto, Msi. mengatakan Visi badan ketahanan pangan dan penyuluhan Propinsi DIY Mendorong terwujudnya ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan serta didukung oleh sistem penyuluhan yang efektif dan efisien. Tujuan pembangunan ketahanan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat Rumah Tangga dan wilayah

Desa Muntuk Kecamatan Dlingo merupakan salah satu pelaksana Program Aksi Desa Mandiri Pangan yang tumbuh sejak 2006 telah dianggap berhasil. Tahun 2006 2009 telah mendapat bantuan modal Rp. 217.500.000 dari APBN Rp. 100 juta dan APBD Rp. 117.500 juta. Bantuan tersebut awalnya dimanfaatkan 11 kelompok afinitas mencakup 111 KK miskin sekarang telah berkembang menjadi Rp. 332.665.000. dengan 20 kelompok mencakup 223 KK miskin untuk usaha kerajinan bambu, perikanan, perdagangan, ternak dan olahan pangan. Uang dikelola oleh Lembaga Keuangan Desa (LKD).

Keberhasilan program tersebut berkat dukungan berbagai lembaga lintas sektor diantaranya AKSK (Asistensi Kesejahteraan Sosial Keluarga), PEKM (Program Ekonomi Keluarga Miskin), Program Keluarga Muda Mandiri, Program PUAP, Program Desa Siaga, Program Lelaki dan Program Penataan Pemukiman. Kegiatan yang dilaksanakan yakni pengembangan lumbung pangan, pemanfaatan pekarangan, peningkatan kesadaran masyarakat dalam konsumsi makanan bergizi. Program tersebut akan dikembangkan di tiga desa lainnya yaitu Temuwuh, Dlingo dan Mangunan melaluil SL-Demapan (Sekolah Lapangan Desa Mandiri Pangan). Program desa mandiri pangan di DIY sampai tahun 2010 mempunyai 26 desa sasaran dan 3 desa replikasi. Sedang 2011 direncanakan bertambah 6 desa baru dengan 4 desa bantuan APBD, 2 bantuan APBN serta 6 desa replikasi

MUSDA MUHAMMADIYAH KAB. BANTUL 2010 Di Dlingo

Dlingo : musdamuhammadiyahbantul2010.wordpress.com : Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul Tahun 2010 akan segera digelar pada tanggal 25-26 Desember 2010. Perhelatan tersebut akan diselenggarakan di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Musda tersebut akan dihadiri kurang lebih 250 peserta dari 17 Kecamatan. Pusat kegiatan musda adalah di Komplek Masjid Al-Makmur Terong, Dlingo, Bantul. 

Informasi ini sekaligus sebagai sebuah pengumuman, semoga masyarakat dlingo mampu bersiap dan menjadi tuan rumah yang baik. hal ini penting untuk memperkenalkan dlingo dengan segala potensi yang ada. Dengan begitu maka Dlingo akan menjadi sebuah kekuatan baru dalam berbegai sektor yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dlingo khususnya.

UPK Kecamatan Dlingo Salurkan Bantuan Sosial

Dlingo : PNPM-Perdesaan.or.id : Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul menyalurkan bantuan sosial sebesar 14 juta rupiah dalam bentuk paket peralatan sekolah untuk 140 anak-anak SD/MI yatim/piatu. Bantuan secara simbolis diberikan oleh Wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno, PRS., dalam momen syawalan akbar masyarakat Dlingo, Rabu, 29/09 di Pendopo Kecamatan Dlingo.

Menurut Nurul Iwan Munthaha selaku ketua UPK, bantuan itu berasal dari hasil jasa pengembalian Simpan Pinjam Kelompok khusus Perempuan (SPP) yang sebagian disisihkan dalam bentuk dana sosial dan diberikan secara berkala sebagai wujud kepedulian UPK kepada masyarakat. Adapun besarnya bantuan yang disalurkan setiap periode tidak sama, tergantung dari tingkat  kelancaran pengembalian SPP oleh masyarakat tiap tahunnya. Masih menurut Iwan Munthaha, sebelumnya UPK juga telah menyalurkan bantuan sosial berupa peralatan bagi kelompok perajin bambu di Kecamatan Dlingo.

Dalam acara yang dihadiri oleh 1200-an peserta dari seluruh komponen masyarakat Dlingo itu, Wakil Bupati Bantul menyampaikan bahwa dalam dekade sepuluh tahun terakhir masyarakat Dlingo telah mengalami perkembangan yang pesat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah cukup tinggi, terbukti dari tingkat swadaya masyarakat yang terus meningkat. Dalam momen syawalan tersebut Drs. Sumarno, PRS., mengajak seluruh komponen masyarakat Dlingo untuk meningkatkan kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama, sehingga tercipta iklim yang kondusif untuk melanjutkan pembangunan daerah.

Sementara Drs. Bangun Rahina, MM., PjOK PNPM-Perdesaan Kecamatan Dlingo, mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan UPK, agar kedepan lembaga ini mampu berbuat banyak dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat, sehingga eksistensi UPK benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Titik-Titik Benih-Benih Cinta

Dlingo : Tidak ada satu usaha satu pun yang sia-sia, mungkin itulah sebuah gambaran yang paling mungkin bisa saya sampaikan untuk mengawali posting kali ini. Sebenarnya ini cerita lama namun nyatanya tidak pernah kuno atau menjadi cerita antik, karena cerita ini dari masa ke masa ternyata tetap saja memilki pengemar yang antusias dan beragam multiinterpretasi. Sebuah benih-benih cinta yang nyaris tanpa arti bagi siapapun yang di tuntun akal fikiran.

Cerita ini adalah sebuah imajinasi yang diperoleh dari sebuah proses yang bersumber dari cerita non fiksi. Setelah terperosok dan salah dalam mengambil arti dan setelah sekian lama terombang-ambing dalam kejenuhan. Adalah aku yang selalu saja haus akan cinta yang butuh sebuah sentuhan sang khalik. Adalah seorang pejantan yang suka kejantanan karena sebuah ilmu adalah binatang yang jantan. 

Ternyata Dia begitu dekat, namun rasa seolah jauh dan fikiran merasa semakin jauh sementara jasad merasa tidak pernah mengenal karena bulu rambutpun belum pernah merasa bersalaman. Malam itu seperti biasa aku terlelap tertidur dengan sebuah kesombongan tanpa berserah. Wajar saja semut-semut para ahli Dzikir menggiggit kaki-kaki yang melekat sebagai anggota jasadku. Terbangunku karena rasa gatal yang biasa di alami setiap orang. Disitulah sebuah pertaruhan di mulai, drajad kemanusiaanku kembali di uji meski teramat sanggat kecil ujian itu bagi yang mampu namun teramat berat bagi sosok rusak sepertiku. 

Ku coba kalahkan bisikan yang begitu kuat mengajakku tidur, kucoba menagkan mata dan telinga, kucoba menagkan kaki dan tangan, namun kekuatan indra itu ternyata masih begitu lemah dan tak mampu menendingi satu kekuatan yang aku pun tak tahu sumbernya. Alhamdulilah Allah Tuhan Yang maha segalanya memberikan segala kemungkinan yang mungkin. memberikan sedikit cahaya dalam kebutaan indra. kaki-kaki jasadku melangkah dalam cahaya yang sanggat redup. Kubasuh dengan air sumber yang banyak mengandung kapur dan ku niatkan untuk memberikan seluruh jiwa dan raga meski aku tak tahu apa makna berserah.

Kulantunkan syair-syair berantakan yang malu bila di ceritakan, nyaris tidak bermakna apapun bagiku karena aku hanya berusaha menepati janjiku yang sering ku langgar sendiri. Perlahan syair-syair itu melambat dan terasa sebuah sobekan yang perih kurasa diawal. sobekan itu berulang dan kurasakan perih itu ternyata sebuah kenikmatan di puncak lembah yang tertutup kulit ari dan tertimbun batok tulang tipis di mana rambut bersemayam. 

Perlahan sebuah cekungan dangkal membuat nafasku semakin terdengar jelas hembusan dan tiupannya, kucoba rasakan kehadiran sebuah sumur panjang yang menerabas batas sehingga angin-angin dari paru-paru terasa tidak berasa. Bagai cerobong asap yang tertutup benda padat atau arus air yang tersumbat oleh gejlek dam. Dapat kurasakan masuknya angin kedalam raga jiwa layaknya ban sepeda motor yang tipis dan keras sehingga mampu menampung muatan yang berat sekalipun. Kurasakan semakin keras dan mengeras dan saling bekerja sama antara atas agak atas dan tengah yang tomatis bergerak layaknya dinamo yang berputar dan menghasilkan arus listrik.

Aku masih belum percaya aku coba dan ulangi, aku rasakan hal yang sama. Aku coba bertahan ternyata menghilang, aku coba kejar ternyata caranya sama. Semoga ini adalah sebuah awal yang tidak akan pernah ber akhir.

Lompatan Garis Nasib

Dlingo : Pernahkah anda merasa hidup begitu hambar dan tidak berarti? sebagian orang mungkin pernah mengalami sebuah masa yang tak mengenakkan. Mungkin ada di antara anda yang pernah merasa hidup begitu membosankan, menyedihkan  dan betapa dunia hanya terasa milik segelintir orang yang bahagia. Mungkin anda pernah menghilangkan sebuah barang berharga, milikmu sendiri, milik teman, milik sebuah instansi,  yang tentu saja butuh banyak konsekuensi untuk menggantinya. Atau, ketika anda dihadapkan  pada pilihan dilematis yang sama berat antara kedua sisinya. 

Barangkali, anda juga pernah  harus meninggalkan sesuatu yang berharga dalam hidup anda. Ataukah, anda merasa ada sebuah kesalahan orang lain yang konsekuensinya menimpa anda, merugikan anda, menyeret anda pada banyak masalah berikutnya, yang sama sekali tidak anda sukai. Atau barangkalai ada banyak jenis
musibah dan kesialan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Saya memang kerap merasa, bahwa dunia ini ada dan dibuat dari rangkaian-rangkain masalah, bahwa hidup dan kehidupan disulam atas benang-benang duka dan derita yang sungguh tak berkesudahan. 

Namun pernahkah anda merasa ketika masalah itu selesai dan anda sudah menikmati hasil dari kerjakeras anda dan mulai melepaskan diri dari masalah itu? Bukankah kita kemudian akan merasakan, betapa hidup ini indah, betapa Tuhan begitu baik hati dan sayang pada mahluknya?

    Aku suka pada mereka yang berani hidup
    Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
    Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
    Waktu aku menemu malam.
    Aku tidak tahu apa nasib waktu

Saya suka pada manusia-manusia hebat dan bersemangat. Tentu saja manusia yang tidak suka menyerah dan berani bertahan untuk melewati masalah hidupnya. Sebab saya yakin, sebenarnya kita terlahir sebagai manusia yang kuat dan hebat. Semua perubahan kemudian akan menjadi sebuah hukum alam yang tak terbantahkan.  Sebab alam bagi saya selalu menyediakan harapan untuk selalu menang dan bertahan jika kita berani bertahan dan berubah. Pernahkah kamu melihat atau mengamati batu bata? Batu bata adalah bahan baku bangunan
yang terbuat dari tanah biasa, tanah yang kalau kering akan berdebu, kalau basah akan lembab dan becek. Tapi lihatlah batu bata setelah jadi, betapa ia sama sekali bukan tanah kering yang berdebu atau tanah basah yang becek, tapi ia telah menjelma menjadi sejenis batuan. yang jauh sungguh berbeda dengan bentuk awalnya sebelum itu. Batu bata menjadi demikian kuat, setelah dibecekkan, diaduk dan dicetak, lalu dibakar berhari-hari dengan api dari jerami.

Seperti itu pula mungkin kita bisa menganalogikan manusia. Setelah dibasahi dan diaduk masalah yang tak mengenakkan, lalu dicetak dengan pilihan hidup yang membingungkan dan dibakar dengan cobaan hidup yang sungguh tak indah, maka jadilah ia manusia yang kuat dan hebat, laksana tanah yang telah diolah sebagai batu-bata. Semakin panas api pengalaman membakarnya, maka akan semakin bagus pula manusia yang nantinya tercipta. Batu bata tidak akan mudah terbakar, sebab dalam proses penciptaannya, ia telah dibakar api yang lebih panas. Begitulah manusia menurut saya, semakin pahit pengalaman yang dilaluinya, maka akan semakin kuat manusia itu sendiri.

Tentu saja lantas kita tak harus mencari pengalaman pahit untuk menjadikan diri kita hebat dan kuat! Namun, pengalaman bisa saja berupa sebuah kejadian baru atau sesuatu yang belum pernah dirasakan. Lalu, apakah kita akan terus berputus asa? Mengeluh pada sebuah masalah dan mengutuk diri dan kehidupan, menuding tuhan dan nasib, mengutuk takdir dan merasa diri manusia paling sial di muka bumi? 

Hei, bukankah saat senang, kita kerap lupa bahwa hidup adalah roda, hidup adalah lompatan-lompatan  pristiwa demi pristiwa, yang kadang membuat kita harus terbang melambung atau terjun menukik dan terpuruk? Saya rasa, tidaklah berlebihan kalau saya bilang, orang yang hebat adalah orang yang tak menyerah
dan sanggup bertahan. Bukan begitu? meskipun hasil tidak harus kasat dapat dirasakan namun hati tentu ada bekas goresan yang indah...sehingga kita akan tersenyum ktika Tuhan berkenan Kita untuk kembali pulang.

Lurah Temuwuh Divonis 1 Tahun Penjara

Dlingo : BANTUL (KR) - Lurah Desa Temuwuh Dlingo Bantul, Basuki (45), Senin (27/9) dijatuhi hukuman pidana 1 tahun penjara, denda Rp 50 juta subsider kurungan 1 bulan dan dibebani ongkos sidang Rp 5.000 oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bantul yang diketuai Ida Marion SH. Dalam amar putusannya, Basuki dinyatakan telah terbukti melakukan tindak korupsi seperti dalam pasal 3 jo 18 UU Korupsi No 31 Tahun 1999 ditambah dan diperbarui No 20 Tahun 2001.

Putusan tersebut jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) Ernawati SH yang dalam agenda sidang sebelumnya Basuki dituntut pidana 3 tahun 6 bulan penjara, denda Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan. Atas putusan tersebut, terdakwa Basuki yang didampingi penasihat hukumnya Suprihono SH maupun Jaksa Penuntut Umum Ernawati SH menyatakan pikir-pikir. Dalam dakwaannya, sesuai dengan keterangan para saksi yang jumlahnya 100 orang, terdakwa telah menggunakan dana bantuan rekonstruksi pasca gempa yang tidak sesuai dengan peruntukannya senilai Rp 1.624.500.000. Dari jumlah tersebut dapat diselamatkan dan dikembalikan pada negara Rp 295 juta.

Pada sidang yang sama, Sukardiyanto selaku pendamping dalam pembagian dana rekonstruksi pasca gempa di Desa Temuwuh dijatuhi hukuman 1 tahun 8 bulan, denda Rp 50 juta subsider 1 bulan kurungan dan masih dibebani uang pengganti Rp 30 juta subsider 1 tahun kurungan. Dalam sidang sebelumnya Sukardiyanto dituntut hukuman 3 tahun 6 bulan, denda Rp 200 juta subsider 4 bulan kurungan. Kemudian Ir Lilik Karnaen dijatuhi hukuman 1 tahun penjara, denda Rp 50 juta subsider 1 tahun kurungan. Sidang sebelumnya terdakwa dituntut hukuman 3 tahun 6 bulan penjara, denda Rp 200 juta subsider 4 bulan kurungan. Atas putusan tersebut kedua terdakwa maupun JPU menyatakan pikir-pikir.

Menencari Pengrajin Dan Pedagang Mutiara

Dlingo : Seseorang bisa saja menguasai istilah-istilah yang muluk-muluk tentang  ilmu industri mutiara dan pengrajinnya. Tetapi belum tentu dia mengalami dan menjalankan bisnis itu. Atau dengan kata lain, ada orang yang ahli tentang ‘irfan dan ada pula orang ‘arif/shufi. Layaknya Tasawuf yang selalu saja menjadi pergunjingan antara teory dan praktek. Perbedaan ini muncul, diantaranya, karena istilah merupakan bagian dari ilmu hushuli sedangkan pengalaman-pengalaman spiritual adalah ilmu hudhuri. Ilmu hushuli adalah ilmu yang diperoleh oleh seseorang melalui media atau perantara. Sedangkan ilmu hudhuri adalah ilmu yang diperoleh tanpa melalui media dan perantara.
 
Ingin sekali berbagi cerita dengan tanpa berharap apapun, namun mudah-mudahan ini tidak salah karena sulit sekali mencari orang yang mau mendegarkan apalagi memahami tentang hal yang satu ini. Berawal dari sebuah kebimbangan mulailah tampak sebuah harapan. Harapan yang selama ini seolah-olah tidak pernah dibicarakan orang secara umum. Karena yang terdengar di telingaku selama ini hanya Lahir, besar, makan, bekerja, menikah, memiliki keturunan, mendidik dan membesarkannya, tua dan mati. Sebuah perjalanan yang terkesan singkat namun lama dalam melaluinya. sebuah perjalanan yang terkesan simple mudah dan banyak jurus jitu untuk menyiasatinya. 

Perasaan asyik dan ber-asyik-asik dengan dunia terkesan memperlambat laju waktu dan hari. Namun ketika malam tiba dan tengah malam terbangun dari tidur kulihat sosok perempuan muda dan bocah mungil yang akrab dimataku namun begitu jauh dari dekapan hati sehingga mustahil untuk memilikinya sepanjang masa. Saat itulah hati perih namun tak kutemukan kenapa perih lah yang selalu di dapat setiap kali malam datang dan melihat pendamping tidurku terlelap. Sesekali terbayang canda tawa dan semua pengalaman 4 tahun yang lalu, tapi juga bukan itu penyebab perihnya hati. Perih itu ketika coba kudengarkan semakin riuh dan semakin kuat saja, namun ternyata bukan perihnya sebuah luka dan aku semakin bingung.

Lalu kubiarkan saja rasa itu menjadi hal yang biasa, layaknya makan minum dan akhirnya sampai di lubang wc. Namun sebuah rasa kekecewaan yang luar biasa kudapatkan, layaknya  perasaan seorang yang sedang berpacaran dan berjanji di sebuah tempat untuk bertemu, namun salah satu dari pasangan itu mengingkari janji dan memilih bertemu dengan teman-temannya dari pada kekasih hatinya.Sesal lah yang kudapat, lalu perih itu tiba-tiba bercampur dengan sebuah kerinduan yang tak bisa dianalogikan lagi, sebuah kerinduan yang tidak butuh alasan apapun. Sebuah kerinduan rasa yang tidak beralasan muncul dan selalu saja membuatku bimbang dalam melangkah dan memutuskan setiap keputusan.

Suatu hari bertemulah aku dengan seorang tua yang memiliki batu mutiara nan elok dan menawan, pesonanya membuatku terpikir untuk memilikinya. Lalu kucoba ku niatkan untuk membeli ku hampiri dan ku tanyakan berapa harga mutiara kemilau itu. Sungguh diluar pikiranku ternyata harganya murah sekali, hanya 100 perak saja katanya. Namun dengan sebuah semangat dan kesombonganku kumasukan tangan kedalam saku celananku, karena aku merasa memiliki lebih dari sekedar 100 perak dalam saku celanaku. Betapa kagetnya aku ketika kudapati saku celanaku kosong tanpa berisi sepeserpun. sebuah kekecewaan lagi-lagi kudapat, sampai akhirnya orang itu pergi entah kemana.

Aku mencoba melupakan, pikirku masih banyak penjual mutiara yang suatu hari akan kutemui. Sampai akhirnya setelah sekian lama akhirnya aku lupa dan bisa melupakan rasa senangku terhadap mutiara itu. Setelah sekian lama Tak terasa aku memiliki 100 perak disaku bahkan mugkin lebih, namun aku bertujuan lain dan tidak untuk membeli mutiara yang pernah kulihat. Namun kembali aku di buat kaget karena aku kembali bertemu orang tua pedagang mutiara itu lagi setelah sekian lama menghilang dalam pikiranku. Rasa takjub terhadap kemilau mutiara itu kembali membuat batinku bimbang dan raisau untuk memilikinya. Kucoba memberanikan diri untuk menawar sekali lagi "berapa harganya pak?" aku terkejut ketika orang tua itu menjawab " sekarang sudah tidak boleh lagi dengan harga 100 perak!" dengan sombongnya ku masukan tanganku ke dalam saku ku ambil semua uang dan ku sodorkan ber receh-receh uang lebih dari 100 perak. Namun orang itu menggelengkan kepala seraya menjawab "maaf mas tidak boleh!".

Sebuah kekecewaan yang sama terulang, merasa  setiap usahaku mencari uang tiada artinya, merasa apa yang ku miliki tidak pernah cukup bahkan aku hanya asik dengan kesenangan-kesenangan semu yang kuciptakan sendiri untuk sekedar menutupi kesenangan hakiki yang pernah ku lihat berupa kilau mutiara yang indah. Dan mengantikannya dengan kilau emas-emas yang aku sendiri tidak pernah memakainya. Ku pikir sudah ku dapat yang ku ingin dengan tetap memiliki sesuatu meski berbeda wujud dan bentuk.

Dalam perjaanan berikutnya kudapati seseorang yang tak pernah kukanal dan tidak pernah bisa ku inggat raut wajah dan nada bicaranya. Dia katakannya sebuah kebaikan yang sulit sekali ku pahami, dia katakan "Lakukan kebaikan dan maknai kebaikan itu dalam tiga hal maka kebaikan itu akan sempurna....Off The Record". Tanpa sadar orang itu berulang-ulang datang dan kembali mengajakku berdiskusi "1 orang menuju mekah, 60 orang akan terbawa.......Off The Record". huhhhhh...betapa semakin binggung dibuatnya. Dalam waktu yang tidak lama akhirnya muncul lagi "Perih dan sebuah kerinduan" sebuah rasa yang sampai saat ini selalu mengajaku terdiam dan di paksa untuk mendengarkannya. Sungguh sebuah keterpaksaan yang indah dalam kemelut jiwa yang sulit di cari maknanya.

Ku Coba tenangkan diri dengan melantunkan lagu-lagu nurani, dengan kaki-kaki kesemutan yang hampir tidak bisa lagi kurasakan keberadaannya. Meski gemuruh suara malam dan gunjingan hati yang tidak khusuk selalu melecehkan_Nya serta merta menambah berat dan perihnya rasa. Dalam rasaku ada yang bernyanyi pelan sekali namun ada pula yang terlalu cepat sehingga sulit untuk didengarkan. sesekali umpatan-umpatan itu nuncul dan kubiarkan saja, aku tidak lagi mengurusnya. Jika di ijinkan aku belum puas, jika di ijinkan aku masih ingin mencari mutiara dan pedagangnya, jika di ijinkan aku ingin kembali.

Persaingan Peringkat Men Elite "Kebun Buah Mangunan Dlingo"

Dlingo : BANTUL (KR) : Persaingan ketat bakal terjadi di peringkat teratas kelas paling bergengsi, Men Elite, dalam kejuaraan  Djarum 76-UKDI Downhill Series 2010 yang digelar dua hari, Sabtu-Minggu (18-19/9) mulai pukul 10.00 hingga sore di Kebun Buah Mangunan, Dlingo, Bantul.

A Parama Nugroho, selaku Ketua UKDI (Unifikasi Komunitas Downhill Indonesia) menjelaskan, kejuaraan di Mangunan itu merupakan seri terakhir dari rangkaian seri UKDI sepanjang 2010. Karenanya, dalam seri pamungkas ini bakal terjadi perebutan posisi dari tiga pembalap yang menempati urutan tiga besar pada kelas Men Elite. Mereka adalah Afrizal Brasco dari Aldomaru Ride Budies Bandung (peringkat 1). Popo Ario Sejati (peringkat 2) dari Unite Bike Kencana FJ Clothing Malang. Selain itu, Popo juga merupakan juara seri UKDI 2009, juara Asia 2009, juara SEA Games 2009 dan juara Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008.
Sedangkan pesaing lainnya datang dari pembalap Chandra Purnamawan yang menempati peringkat ketiga. Pembalap ini juga berasal dari Aldomaru Ride Buddies Bandung.

Rangkaian pelaksanaan seri terakhir ini, Jumat (17/9) kemarin sudah dimulai. Yakni, dengan latihan resmi untuk semua kelas yang dilombakan. Kelas yang dimainkan selain Men Elite, juga kelas Men Expert, junior (time practice, 2 run), kelas master, women open dan lain-lain. Untuk agenda Sabtu (18/9) ini, mulai pukul 08.00-10.00 latihan bebas dan resmi. Dilanjutkan pukul 10.00-15.00 seeding run dan ditutup pukul 16.00 nomor track. Minggu (19/9) mulai pukul 08.00 diteruskan latihan bebas dan diakhiri pukul 10.00-15.00, mempertandingkan final run.

Tewas Gantung Diri "Kebosungu Dlingo"

Dlingo : Seorang warga Kecamatan Panggang tewas dengan cara gantung diri, rumor yang berkembang tersebut menyebutkan bahwa pelaku gantung diri memiliki saudara di padukuhan Kebosungu desa dlingo kecamatan dlingo. pelaku yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri tersebut terjadi pada hari Rabu 14 September 2010 dan ditemukan warga kebosungu kira-kira pada jam 13.35 WIB.

Kasus tersebut langsung di tindak lanjuti dengan laporan polisi dan dilakukan otopsi terhadap pelaku bunuh diri tersebut, petugas piket jaga polsek Dlingo juga telah mendidentifikasi pelaku dan terkait dengan identitas serta perkiraan penyebab pelaku nekad melakukan aksi bunuh diri tersebut masih dalam proses penyelidikan polsek Dlingo beserta Polres Bantul.

Dlingo Gempa Dua Kali dalam Sebulan

Dlingo : Solopos: Menurut informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan telah terjadi gempa di Bantul dan sekitarnya, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan kekuatan 5,0 Skala Richter pada Minggu malam (12/9) pukul 23.38 WIB menyebabkan satu rumah rusak ringan. Gempa terjadi pada titik koordinat 8.10 derajat Lintang Selatan (LS) dan 110.37 derajat Bujur Timur (BT) dengan pusat gempa 23 km tenggara Bantul di kedalaman 10 km.

Menurut petugas Korps Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul, Senin (13/9), mengatakan berdasarkan laporan warga ada satu rumah mengalami rusak ringan. Berdasarkan laporan warga pemilik rumah tersebut tidak sedang dirumah melainkan tengah di tinggal pemilik yang mudik Lebaran. Gempa juga dirasakan oleh warga Bantul cukup kuat, namun tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, daerah yang dilaporkan mengalami kerusakan pada gempa lalu seperti di Dlingo dan Imogiri juga aman.

Sebelumnya, gempa juga mengguncang daerah Yogyakarta dan sekitarnya pada Sabtu, 21 Agustus lalu pukul 18:41. Kekuatan gempa saat itu juga sama, 5,0 skala Richter.

DJARUM 76 DOWNHILL UKDI 2010 "Mangunan Dlingo"

Dlingo : Arenainfo.net : Serie terakhir " DJARUM 76 DOWNHILL UKDI 2010 " di sirkuit Kebun Buah Magunan Dlingo Bantul 17 - 19 September 2010 besok akan menjadi ajang pertaruhan bagi 2 pembalap Downhill asal Jawa Barat, Candra " Kamra " Purnamawan dan Afrizal Brasco. Bagaimana tidak, Afrizal saat ini sebagai pamuncak klasemen pada kelas yang paling bergengsi Men Elite. Sedangkan Candra adalah jawara pada 2 seri terakhir yaitu di Bedugul Bali dan Salatiga. 

" Untuk saat ini semangat dari Candra " Kamra " Purnamawan ( Aldomaru Redbuddis ) sedang kenceng - kencengnya untuk meraih podium pertama di Bantul nanti " kata Parama Nugroho promotor kejuaraan. Apalagi posisinya saat ini ada di peringkat ketiga klasemen umum di kelas Men Elite dengan 314 point. Selisihnya hanya 6 point dengan Afrizal Brasco ( Aldomaru RedBuddis ) yang memimpin dengan 320 diperingkat pertama dan pembalap andalan Jawa Timur Popo Aryo Sejati ( United Bike Kencana ) diperingkat kedua dengan 317 point.

Sementara itu menyangkut persiapan menghadapi putaran terakhir Kejurnas " DJARUM 76 DOWNHILL UKDI SERIES " pihak penyelenggara menyatakan sudah 90 %. Bahkan beberapa kali kita juga telah melakukan simulasi lomba lengkap dengan petugas marshal. " Tentunya untuk lebih kesiapan perangkat perlombaan pada saat lomba nanti " jelas Parama.

Permintaan Perkakas Bambu Melonjak "Muntuk Dlingo"

Dlingo (KRjogja.com) - Mendekati hari H perayaan Lebaran permintaan sejumlah perlengkapan rumah tangga berbahan baku bambu meningkat tajam. Omset paling banyak berupa tempat penyimpanan roti berbahan baku bambu berbentuk persegi panjang. Permintaan tidak hanya datang dari Kabupaten Bantul. Tetapi pasaran lebih luas mencakup Jakarta Bandung Surabaya juga mengalami peningkatan. Seperti dikatakan Sunarto (35) perajin aneka perkakas berbahan baku bambu warga Dusun Tangkil Desa Muntuk Kecamatan Dlingo, Kamis (9/9). Ia mengatakan memasuki Ramadan pesanan mulai ramai terutama datang dari pasar tradisional di wilayah Bantul. Tetapi mendekati hari H Lebaran pesanan yang datang tidak hanya lokal.

Pesanan paling banyak berupa kerajinan bambu untuk menyimpan roti. “Mungkin untuk persiapan lebaran, sehingga permintaan cukup tinggi,” ujar Sunarto. Ia tidak menampik meningkatnya omset tidak hanya tempat roti. Tetapi secara umum mengalami peningkatan. Terutama perkakas dapur seperti tampah, tempat nasi serta baki berbahan baku bambu. Diperkirakan permintaan tidak menurun hingga H+7. “Biasanya banyak wisatawan tertarik pada kerajinan bambu, sehingga pedagang hampir semua pesan,” kata Sunarto.

Pelatihan Kerajinan Kayu "Temuwuh Dlingo"

Dlingo : Prindakop,Bantul.Go.Id: Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (disperindagkop) telah melaksanakan Pelatihan Dalam rangka Mendukung Mesin Peralatan kerajinan Kayu pada tanggal, 30 Agustus sd 3 September 2010 di Dusun Temuwuh, Desa Temuwuh, Kec. Dlingo, Kab.Bantul. Pelatihan di buka secara resmi oleh Bapak Bambang Triyanto,SH Kabid Perindustrian mewakili Kepala Dinas Perindagkop kab.bantul. 

Dalam pembukaan Kabid Perindustrian mengatakan bahwa pelatihan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan perajin, khususnya dalam penggunaan alat yang telah dibantukan guna meningkatkan mutu produk selain itu juga para perajin akan bertambah wawasan dalam pemanfaatan limbah kayu untuk dijadikan barang yang mempunyai nilai jual yang tinggi dan juga para perajin akan bertambah pengalaman dalam desain dan finishing.

Dengan diadakannya pelatihan ini para perajin diharapkan mampu bersaing baik kwalitas maupun kwantitas. Dengan mengikutsertakan 20 orang perajin untuk dilatih ini juga diharapkan dapat menampung tenaga kerja yang cukup guna mensejahterakan masyarakat sekitar. Pelatihan ini dibimbing oleh BapakZaenuri ketua Jurusan Seni Kriya dari ISI Yogyakarta.

Pembinaan Akses Pangan di Desa Dlingo

Dlingo : /bkppp.bantulkab.go.id/ : Beberapa waktu lalu BKPPP Bantul bertempat di Gedung pertemuan Desa Dlingo, telah mengadakan Pembinaan Akses Pangan. Pertemuan dihadiri Gapoktan Subur, pemerintah desa, pendamping kegiatan akses pangan dan PPL Wilbinsus serta 10orang Kadus dan 10 perwakilan klaster.

Akses Pangan adalah kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan maupun kombinasi diantara kelimanya. Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara kuantitas maupun keragaman pangan melalui mekanisme tersebut di atas.

Dana Bansos Akses Pangan sebesar Rp 100 juta telah masuk rekening Gapoktan dengan aturan Rp 75 juta untuk pembelian bahan pangan pokok, Rp 25 juta untuk membeli cadangan pangan (gabah, beras, jagung/gaplek).

Kepala Desa Temuwuh Dlingo Divonis 3 Tahun

Dlingo : harianjoglosemar.com: Pengadilan Negeri Bantul dalam sidang yang digelar Kamis (19/8), menjatuhkan vonis kepada Kepala Desa Temuwuh Dlingo Basuki selaku terdakwa kasus pemotongan dana rekonstruksi korban gempa 2006. “Terdakwa Basuki dijatuhi vonis hukuman kurungan selama tiga tahun enam bulan penjara, subsider tiga bulan kurungan,” kata Ketua Majelis Hakim PN Bantul Ida Marion.

Menurut dia, terdakwa dinyatakan bersalah karena telah terbukti menerima dana hasil pemotongan dana rekonstruksi pada warga desa setempat yang menjadi korban gempa tahun 2006. “Terdakwa terbukti telah melanggar perbuatan hukum dan hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa sesuai dakwaan sekunder Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) tahun 1999,” tegasnya.

Ida mengungkapkan, besaran yang diterima terdakwa dari hasil pemotongan dana rekonstruksi korban gempa yang seharusnya diperuntukkan bagi warga Desa Temuwuh sebesar Rp 413 juta. Aliran dana yang diterima terdakwa itu terjadi dalam tiga tahap selama bulan Juli hingga Agustus 2007. Tahap pertama pada Juli terdakwa menerima sebesar Rp 125 juta, kemudian tahap kedua pada Juli menerima Rp 120 juta dan pada Agustus terdakwa menerima Rp 168 juta.

Dikatakan Ida, meski terdakwa telah mengembalikan dana ke pemerintah sebesar Rp 50 juta, namun tetap dinyatakan bersalah karena menggelapkan bantuan pemerintah.