TESTIMONY "Terimakasih Koperasi Adil Dlingo"

Mungkin anda tidak percaya, tapi saya akan coba bercerita sedikit tentang pengalaman keluarga saya ketika bekerja sama dengan koprasi Adil Dlingo, pada sekitar tahun 2004/2005 keluarga saya meminjam dana kira-kira sekitar 30-40 juta di koprasi adil Dlingo bantul, sebagai modal usaha.

Namun Gempa di Bantul pada tahun 2006 membuat usaha yang di jalani keluarga saya hancur dan kolep, tentu saja sebagai nasabah pada saat itu kami merasa berat dan sulit untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya pengluaran dan pemasukan di tambah lagi dengan beban renovasi rumah dan beban hidup kluarga yang mendesak. Sehingga tanggung jawab kami untuk meng-anggsur pinjaman dari koprasi kredit Adil menjadi terganggu.
Kemudian karena perhatian Koprasi Kredit Adil terong dlingo yang cukup besar kepada nasabahnya, pada tahun 2008 segala beban pinjaman yang menjadi tanggungjawab keluarga saya di hapus dan tanpa membayar bunga atau beban pokok apapun. Berikut ini adalah layanan yang diberikan Koperasi Kredit Adil Dlingo
KOPERASI KREDIT ADIL DLINGO, MENEBAR KEPERCAYAAN, MENUAI KESEJAHTERAAN
KANTOR PUSAT :Jl. Patuk-Dlingo Km.5 Terong, Dlingo, Bantul, Yogyakarta 55783
Telp. (0274) 748 2159
email : adiljogjaku@yahoo.co.id
adiljogjaku.wordpress.com
PRODUK LAYANAN :
1. SIMPANAN SAHAM ADIL
Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk Simpanan Saham Adil. Simpanan saham ADIL sangat bermanfaat bagi anggota maupun lembaga, Disamping itu simpanan saham akan mendapatkan deviden setiap akhir tahun.
2. TABUNGAN ADIL SEJAHTERA
Kesejahteraan merupakan idaman seiap minsan, namun Kesejahteraan tidak datang begitu saja, melainkan Kesejahteraan harus diraih dengan penuh perjuangan, perhitungan, ketelitian, gemi, setiti dan tidak boros. Jadikan Tabungan Adil Sejahtera sebagai media untuk meraih Kesejahteraan.
3. TABUNGAN PENDIDIKAN ADIL
Persiapkan biaya pendidikan putra-putri Anda sedini mungkin, karena Pendidikan merupakan Investasi Sumber Daya Manusia yang sangat mahal nilainya, wujudkan impian putra-putri Anda dalam menggapai cita-cita, buatlah mereka tersenyum bersama TABUNGAN PENDIDIKAN ADIL.
4. TABUNGAN ADIL BERJANGKA
Perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Menentukan pilihan terhadap sesuatu yang diyakini sebagai upaya dalam menata ekonomi harus segera di putuskan. TABUNGAN ADIL BERJANGKA merupakan pilihan yang tepat dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
5. TABUNGAN ADIL QURBAN
Ber - QURBAN merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu, berbekal niat hati yang tulus ikhlas, serta upaya agar dapat ber - qurban menjadi tantangan bagi umat Islam. Tabungan adil qurban menjembatani agar umat Islam dapat ber - qurban

6. TABUNGAN HAJI ADIL
Dengan menabung melalui Tabungan Haji Adil secara terencana dan teratur Insya Allah niat anda utnuk memnuaikan ibadah Haji dapat terwujud. Persiapkan dana ibadah Haji Anda sejak dini, segeralah bergabung bersama Tabungan Haji Adil
7. MITRA ADIL SEJAHTERA
PINJAMAN ADIL MITRA SEJAHTERA dipersembahkan bagi Kelompok Usaha Produktif, Pengusaha, Usaha Kredit Mikro, Lembaga Keuangan, Instansi Pemerintah, Kelompok Tani. PINJAMAN ADIL MITRA SEJAHTERA diharapkan dapat menciptakan dan atau mengembangkan suatu usaha yang dapat menghasilkan keuntungan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
8. ADIL CERIA REGULER
PINJAMAN ADIL CERIA REGULER dipersembahkan bagi anggota, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, produktif, konsumtif, pendidikan, rekreasi, kesehatan dll. PINJAMAN ADIL CERIA REGULER diharapkan mampu mengatasi kebutuhan keuangan anggota dalam rangka meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga
9. ADIL CERIA
Kadang kita berhadapan dengan kebutuhan-kebutuhan keuangan yang di luar perencanaan, Untuk mendapatkan kebutuhan dana yang relatif singkat terkadang menimbulkan masalah dalam rumah tangga maupun dunia usaha. Pinjaman ADIL CERIA menjawab kebutuhan dana anda
10. PINJAMAN BARANG
Anggota dapat mengajukan permohonan Pinjaman Barang untuk memenuhi kebutuhan, seperti : Sepeda Motor, Notebook, Televisi, Kulkas, meubeler, dan lain-lain. Pinjaman Barang diharapkan mampu mengatasi kebutuhan-kebutuhan anggota dalam rangka peningkatan kesejahteraan
11. KPRS ADIL
Program KPRS ADIL (Kredit Kepemilikan Rumah Subsidi) adalah Program yang sedang diolah dan dipersiapkan bekerjasama dengan Kementrian Koperasi dan Kementrian Perumahan Rakyat, Republik Indonesia.

Dlingo Penghasil Kerajinan Bambu dan Mebel

Secara geografis Kecamatan Dlingo bantul yang berpenduduk 36.514 orang, tidak banyak berbeda dengan wilayah Gunung Kidul yogyakarta. Wilayah perbukitan yang merupakan kecamatan paling timur Kabupaten Bantul dan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul ini ternyata memiliki potensi kerajinan bambu dan kayu dengan aset usaha mencapai ratusan juta rupiah tiap bulannya.

Hingga saat ini jumlah perajin berbagai jenis kerajinan bambu maupun kayu di wilayah tersebut sekitar 80% dari jumlah penduduk. Sedangkan daerah produsen meliputi hampir seluruh kecamatan Dlingo. Masalah pengadaan bahan baku tidak banyak menemui kendala. Karena sebagian besar warga wilayah Kecamatan Dlingo banyak menanam bambu dan jenis tanaman kayu seperti sengon laut, formis/akasia, mahoni, maupun jati.ujar Fakih (33) salah seorang perajin mebel daerah itu.
Kerajinan bambu banyak diproduksi di Dusun Karang Asem dan Tangkil yang terletak di desa Muntuk, Dlingo, Bantul. Produknya antara lain tempat sampah, kukus roti, tampah, kalo, ceting, tempat buah dan aneka macam kerajinan bambu yang bentuknya unik-unik. Menurut Tukiyo sebagai Kepala Dusun Karang Asem, harga kerajinan hasil dari perajin di wilayahnya berkisar Rp 5.000-250.000/biji, tergantung dari jenis bambu yang digunakan disamping Model, jenis, dan ukurannya.
Sedangkan kerajinan mebel di produksi hampir di seluruh kecamatan Dlingo. Jenis produknya antara lain rak buku, almari pakaian, daun pintu, bufet, kusen, tempat tidur, kursi, dan meja. Harganya cukup bervariasi berkisar antara Rp 20.000-Rp 2 juta tergantung dari jenis kayu yang dipergunakan, model dan ukuran, kata Purwanto (57) perajin mebel kepada Bantulbiz.com di rumahnya yang terletak di dusun Klepu.
Hasil kerajinan bambu dan mebel dipasarkan dalam bentuk setengah jadi, hampir jadi (tinggal cat), dan sudah jadi tergantung permintaan pemesan maupun pembeli. Sampai saat ini pemasaran produk dari perajin wilayah Dlingo sudah mencakup hampir di seluruh wilayah Indonesia dan beberapa negara antara lain Australia, Amerika, Inggris, Italia, Arab, Jepang, Malaysia, dan Singapura.
Anda butuh komoditi seperti di atas bisa hubungi saya, anda akan saya antar langsung pada pengrajin bersangkutan...atau pengrajin lainnya yang ada di kecamatan dlingo kebetulan saya mengenal beberapa pengrajin dan ada beberapa pengrajin yang pernah bekerjasama dengan saya sebelum gempa di bantul th.2006, jadi tanpa perantara anda langsung bisa bertransaksi.

Potensi Kerajinan Anyaman Dlingo

Warga Dlingo Bantul memilki berbagai potensi untuk bisa di kembangkan, kretifitas dan ketekunan mereka tidak perlu di ragukan lagi. Mereka bergelut dengan bambu sejak usia muda rata-rata masih 6 tahun. Salah satu nama pengerajin itu bernama yusuf, pada usia sangat muda beliau sudah bisa menganyam bambu dan dijadikan kerajinan.
Dengan bertambahnya usia, kekreatifannya juga mulai berkembang dan diterapkan dengan membuat aneka kerajinan bambu. Dan mencoba menawarkan hasil kerajinannnya ke toko-toko yang menjual barang kerajinan.
Ternyata hasil kerajinnannya banyak yang suka dan laris terjual. Mulai tahun 1990 orderannya mulai meningkat. Subardi yang kelahiran Bantul ini menjual kerajinan tanpa label maupun nama perusahaan. Saat itulah dia mempunyai inisiatif untuk memberi nama perusahaan dengan nama PENDAWA. Akhirnya sampai saat ini perusahaannya dikenal dengan nama PENDAWA.
Produk-produk dari perusahaan kerajinan bambu itu antara lain tudung saji, nampan dan tempat buku, dan masih banyak yang lainnya. Harga sekitar Rp 17.500 - Rp 60.000 / biji tergantung dengan jenis, bahan, model dan ukuran. Di Work Shop sekaligus sebagai tempat produksinya yang beralamat di Karangasem, Muntuk, Dlingo, Bantul telp. 081 7410 8985 ini terdapat kurang lebih 100 model barang kerajinan. Semua kerajinan bahan baku utamanya bambu. Jenis bambu yang sering digunakan adalah bambu apus, � Bambu tersebut didapatkan di Daerah Kulon Progo ujarnya Yusuf. Pada akhir tahun 2004 Yusuf di beri kesempatan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul untuk outlet di Pasar Seni Gabusan menempati Los. 10 Kav. 1.
Dengan dibantu 8 pegawai dan 15 tenaga harian, perusahaan kerajinan bambu itu bisa menghasilkan sekitar 500 pcs tiap bulannya. Dan omzet mencapai 3 � 5 juta tiap bulannya. Saat ini hasil kerajinan PENDAWA telah menembus pasaran dikota-kota besar di Indonesia yaitu : Bali, Jakarta dan Yogyakarta. Pasar ekspor mancanegara produk-produk PENDAWA telah menembus berbagai negara antara lain : Kanada, Amerika dan Italia.

Sumber : www.bantulbiz.com

Foto Jaman Perjuangan

Ini adalah truck pertama yang di miliki Bapak-ku, ada slamet bengkong sebagai kernet yang paling disayangi dan sanggat setiya mendampingi Bapakku, juga adik perempuanku si Asih...juga saudara sepupu kecilku lokasi di desa terong, padukuhan ngenep dlingo bantul.
 
paling kanan adalah bapaku saaat masih menjadi sopir dengan mobil yang di beli pertamakali....bersama tukang tambal ban di kawasan pojok beteng wetan jogjakarta
Makan Malam Bapak Dan adekku...kalo gak salah lauknya tempe sama sambel kecap...buatan Bapak..kata Bapak sambel kecap itu makanan paling istimewa waktu di penjara.
 
Ibu angon wedus....katanya ibu kalo nabung hewan pliharaan kalo sakit bisa di jual buat berobat

Arti Bapak Dalam Keluarga

Besar dari lingkungan keluarga pas-pasan, dari seorang ibu bernama Ky/Ny. Marta Redja dengan 4 saudara lainnya. Bekerja sambil bersekolah di piyungan bantul yogyakarta adalah hal biasa baginya, memikul beban kehidupan yang berat menjadi santapan yang nikmat sedari kecil. Senantiasa mengasah hati dan berbagi meski dalam hidup yang pas-pasan bahkan perut lapar sekalipun. Bisa tamat SD, baginya merupakan sebuah kebanggaan karena pada usia yang masih belia di tinggalkan Ky. Marta Rejda bapak kandungnya untuk selamanya. Setamat SD berusaha masuk SMP belum genap satu tahun namun rupanya Tuhan berkata lain....karena untuk biaya foto untuk dipasang di raport saja tidak mampu untuk membiayai. Tidak ada lagi rasa malu apa lagi gengsi, karena memang itulah yang diajarkan oleh kedua orangtuanya.

Setelah tidak bersekolah mulailah dia menjual Es Apolo/es lilin dengan menelusuri seantero wilayah kecamatan dlingo, prambanan, berbah sleman, dan wilayah yogyakarta lainnya. Dari proses itulah terbentuk sosok kecil yang pemberani dan memiliki ketahanan mental dan fisik yang kuat. Lepas jadi penjual es apolo kemudian beralih menjadi penjual kayu bakar di pasar piyungan, karena juragan es apolo tersebut minta ganti rugi akibat satu dari termos es-nya rusak...karena tidak punya cukup uang untuk beli es lagi maka kemudian jadilah kayu bakar sebagai barang dagangannya.
Selama berinteraksi di pasar dia mulai mengenal banyak orang, yang kemudian membentuk dia menjadi seorang yang memiliki potensi ekonomis sehingga beberapa bidang kerja pernah di geluti seperti jualan bakso, jerami pakan ternak, dagang roti dan apapun yang penting halal baginya.
Beranjak dewasa dia mulai beralih pekerjaan menjadi kernet angkutan umum, kemudian pada saat itulah dia mulai mengenal Cinta. Pertemuan dengan pujaan hatinya berawal dari sebuah colt (kendaraan) yang menjadi tumpuan hidupnya. pertemuan itu di awalai dengan perasaan suka yang berlanjut dengan perkenalan, berpacaran dan sampailah takdir mereka untuk bersatu menjadi pasangan hidup dalam Islam.
Berselang kurang dari setahun istri tercintanya hamil, sementara dia sudah promosi menjadi sopir. Sebagai seorang sopir tentu saja banyak pengaruh lingkungan yang menghampiri, yang memperkaya wawasannya tentang pelajaran hidup. Pada suatu hari dia mengalami kecelakaan yang berakibat dia harus dipenjara selama satu tahun, dan kenyataan hidup memang harus terus dijalani sehingga sang istri membesarkan anak pertamanya tanpa suami tercinta.
Dari penjara Wirogunan yogyakarta dia mendapatkan pelajaran berharga tentang arti kebebasan dan kemerdekaan. Sepulang dari penjara di bekerja sebagaimana biasanya, menjadi sopir dan berusaha menekuni pekerjaan itu. Namun rupanya warna-warni hidupnya belumlah cukup, pada suatu masa dia terjebak dalam jurang perjudian. Al hasil jerih payahnya yang dia kumpulkan sedikit demi sedikit dan berhasil memiliki kendaraan roda empat ( Stesen) di jual untuk menutup kebutuhan nafsu yang membara.
Sampai kemudian dia menjadi tukang ojek, dan harus mengumpulkan lagi uang untuk bangkit dari keterpurukan akibat salahnya sendiri. Tanpa terasa waktu terus berlalu dan dia sudah memiliki 3 orang anak, seorang laki-laki dan dua perempuan. Sedikit demi sedikit dia kembali menata hidup dan berhasil membeli kendaraan sebagai alat penghidupannya. Menjadi sopir selama hampir lebih dari 10 tahun baginya adalah pekerjaan yang menyenangkan karena hanya itu yang terbaik dari pekerjaannya yang terdahulu. Semasa itu mulailah dia belajar berorganisasi baik politik maupun ormas. Kegigihannya dalam membesarkan organisasi politik yang digelutinya menempatkan dia pada urutan teratas di Kecamatan Dlingo sebagai Ketua PAC sebuah partai.
Kemudian pada 5 tahun yang lalu dia mendapatkan amanat untuk menjabat sebagai Carik Desa, hingga saat ini sudah di anggkat sebagai PNS di Lingkungan Pemda Bantul. Bagiku Engkau Sanggat berarti...Dan untuk dlingo mudah-mudahan kau terima pijakan kaki ayahku, kau saksikan, dan inggatkan jika beliau salah" Doaku...Ya Alloh...Jika memang ada surga untukku meski hanya secuil..persembahkan itu untuk Ayahandaku...dan aku akan sanggat iklash menghuni nerakamu".

Paiman Penjual Dipan Keliling Dari Dlingo

Hari minggu pagi tanggal 20 April kemarin aku mengantarkan istri tercinta belanja ke Pasar Gentan yogyakarta. Pasar tradisional kecil yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah kami itu cukup ramai. Mungkin karena letaknya yang memang strategis (dimana-mana yang namanya pasar letaknya strategis dong terletak di pinggir jalan Kaliurang, (ya kalo di dlingo mirip sama pasar dangwesi terong dlingo bantul) tepatnya ada di kilometer 10. Sedangkan di sekitar daerah tersebut banyak perumahan dan perkampungan.

Seperti biasanya aku lebih senang menunggu di luar pasar sementara istriku berbelanja. Duduk di pangkalan ojek, aku senang memperhatikan aktifitas orang-orang. Melihat kegigihan orang-orang yang sedang mencari nafkah. Aku selalu kagum dengan kerja keras mereka. Apa yang mereka kerjakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan terutama anak-anak mereka. Tapi pagi itu pandanganku terhenti pada seorang bapak tua yang sedang duduk di sebuah dipan (tempat tidur) kayu di pinggir pasar. Dipan kayunya baru, sepertinya bapak tengah menanti seseorang yang mau membeli dipan tersebut.
Hatiku tergerak untuk mengajak berbincang dengan bapak itu. Tapi sebelum menghampiri bapak itu, aku sempatkan mengambil gambarnya dengan kameraku, cepret!!"Dipannya dijual ya pak?" tanyaku dengan bahasa jawa halus. Wajahnya kemudian tampak sumringah sambil mengiyakan pertanyaanku. Wah, jadi nggak enak nih kalo dikira mo membeli dipannya, pikirku. Makanya langsung aja aku ajak bapak itu berkenalan dan minta ijin ngobrol-ngobrol agar beliau tidak salah sangka.
Pak Paiman, begitu nama beliau. Aku sungkan bertanya tentang usianya, tapi kalo dilihat-lihat mungkin usia pak Paiman sudah lebih dari 60 tahun, lihat sendiri deh fotonya. Beliau mempunyai dua orang anak, aku juga tidak menanyakan lebih jauh tentang anaknya. Seiring dengan obrolan yang terus mengalir dan senyum lugu beliau yang mengiringi perkataanya, aku semakin kagum dengan beliau.
Dipan kayu yang dijual berkeliling dengan dipanggul di pundak itu adalah hasil karyanya sendiri. Butuh waktu kurang dari 3 hari untuk membuat satu dipan. Dipan ukuran single yang tengah dibawanya ini dijual dengan harga Rp. 300.000,-. Cukup murah untuk dipan dari bahan kayu jati. Kalo masih tega menawar harganya mungkin bisa lebih murah lagi :).
Mulanya aku pikir beliau tinggal di daerah sekitar itu. tapi ketika pak paiman membertahukan asalnya aku cukup kaget. Subhanalloh, ternyata beliau berasal dari daerah Bantul timur, tepatnya kecamatan Dlingo. Dan dari rumahnya itu pula beliau berjalan kaki memanggul dipannya. Entah sudah berapa puluh kilometer yang dilalui hingga sampai di sini, kelurahan Gentan, kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Hari ini adalah hari kedua sejak keberangkatan pak Paiman dari rumahnya di jatimulyo dlingo. dan ketika aku tanya kalo malam menginap di mana, dengan tersenyum juga beliau menjawab "seadanya". Untuk yang satu ini mungkin beliau tinggal mencari tempat beratap, karena tempat tidurnya tentu sudah ada Tentunya menjual dipan tidak semudah menjual kacang. Sekali berangkat mungkin bisa beberapa hari beliau memanggul dipannya keliling Yogyakarta dan sekitarnya. Subhanalloh. "Sebulan bisa jual berapa dipan pak?" pertanyaanku cuma dijawab dengan "lumayan hehehehe". Aku senang melihat senyum pak Paiman.
Meskipun hidupnya berat namun selama obrolan Pak Paiman tidak terlalu mengeluh, entah tentang harga-harga kebutuhan yang mahal, atau kondisi negara yang semakin tidak jelas. Beliau cuma heran ada apa dengan cuaca sekarang, "Masih jam 9 pagi kok sudah panas", begitu kira-kira ucapan beliau. Itu sih karena Global Warming pak, jawabku dalam hati.
Masih banyak yang ingin aku tanyakan ke Pak Paiman tapi istriku sudah ngawe-awe, oh dia sudah selesai belanjanya. Aku berpamitan dengan pak Paiman dan segera pulang. Sampai di rumah aku cerita ke istriku tentang pak Paiman. "Kenapa tadi tidak diajak makan? mungkin dia belum makan lho..." begitu kata istriku. Aku bingung harus bilang apa. Aku nggak mau dikira menaruh iba, padahal aku yakin beliau bukan tipe orang yang ingin dikasihani. Beliau orang yang tegar dan pekerja keras. Buat saya, beliau adalah orang yang terhormat.
Terimakasih untuk Admin http://canonsky.com yang telah menemukan pejuang kehidupan dari dlingo dan para penikmat kemlaratan di yogyakarta " Semoga setiap tetes keringat mereka adalah sebuah sejarah sehingga ketika kita terbangun dari tidur selalu ada niatan untuk berbuat lebih dan lebih......"

Jadi Pejabat Atau Jadi Pengrajin

Kali ini saya mencoba membayangkan menjadi Presiden repoblik dlingo bantul, critanya gini neh...Bangun tidur jam 05.30, mempersiapkan materi untuk kantor sampai jam 06.00, mandi 15 menit, berpakaian 7 menit, pamitan anak/istri lalu brangkat kantor. sampai di kantor berbagai disposisi surat sudah menumpuk padahal baru jam 07.15. Belum lagi kalo ada undangan jam 09.00, tapi ya ....namanya pejabat mau tidak mau harus mau....maklum buruh negara ato inggrise "service servent""kalo tidak salah ejaannya seh".

lanjut lagi dengan asumsi undangan rapat selesai jam 12.00, waduh kok jam makan siang....ya biasanya kalangan pejabat telpon kolega-kolega yang eselonnya sama, kemana lagi...ya cari tempat makan yang enak lah...masak gak tau..Lanjot lagi ya....habis makan siang balik kantor ....eh di kantor ada staf....yang cuma klipak-klipuk (mirip yang nulis maksudnya)...tapi kayaknya memang gak ada kerjaan seh...lalu ya mau tidak mau sebagai bos ya harus kasih kerjaan, nah setelah meriksa pekerjaan staf....semua klir, lihat jam tangan ternyata udah jam 13.30, wow hari ini cepat banget ya.......
Ok gak papa...hari ini memang lagi padat acara, kerja kan harus terus..... maklum negara memang lagi membutuh kan orang-orang yang dinamis, abis koerksi kerjaan staf masih ada waktu buat liat informasi di internet..biasanya yang di buka ya media-media nasional dan Internasional...macam Kompas, metrotipi, CNN dan lain-lain ....jan ne di pikir-pikir sok yess tenan.....tapi ya memang harus sok yess..kalo tidak gitu gak laku...katanya seh...
Lalu siap-siap mo pulang kan udah jam 15.00, anak istri sudah menunggu dirumah. eit.....kring-kring-kring-kring.....waduh ada telpon, liat lcd hp eh muncul tulisan " Big Boss - Call........" wah ada apa neh.....di angkat...tidak...diangkat....tidak " wah ini kan salah satu prasyarat naek jabatan" diangkat deh....." Halo Pak Sugeng enjang...Wonten Dawuh Pak " ".......blablablabla...cuitcuitcuit....ucengucenguceng...ok...bisa di mengerti........." njih..njih...pak coba saya koordinasikan dulu nanti saya sowan njenengan...." wah kalo dah gini para staf mulai kalang kabut...ada yang nyari data ada yang bikin lay out ada yang cuman liat, ada pula yang tega mencaci dirinya////...."Loh kok malah nyanyi Kupu-kupu malam" .....
wuih...jam 17.00 tepat sudah selesai soft copy dan hard copy dah di siapkan, sambil bawa tas laptop flasdisk, keping cd " maklum kan mo di pake presentasi keluar daerah" harus ada ban serepnya takutnya tar file-nya rusak" sambil jalan starter mobil di kepala sudah mikir-mikir " sambil pulang ah" keluar dari parkir kantor lampu send kanan menyala "kelip-kelip,kelip" sambil liat arah dari kiri perlahan mulai melaju tinggalkan kantor, sebelum perempatan lampu sand kanan nyala lagi " klip-klip,klip" injak rem + Kopling...sedikit gas maju lagi pelan-pelan...maklum agak rame jalannya...sampai di depan gerbang petugas berpakaian agak kecoklatan pakai baret sudah menyambut....slamat sore pak...." Met sore...e... Bapak lenggah..mas ?....o...njih sekedap kulo melebet rumiyen njih....Deplok-deplok-deplok.....petugas jaga keluar dari rumah dinas...monggo/silahkan pak ....Bapak sampun nenggo ten ndalem...." Njih Matur nuwun mas "........itu baru masuk pintu gerbang lho...mau masuk pintu lagi sudah ada assisten yang jaga....ijin lagi.....baru dianter manghadap "Super Big Boss".
sampai di dalem semua berkas dan dokumen di keluarkan ....sedikit presentasi sampai super big boss paham betul,....kan malu kalo pas presentasi nanti salah....dan kalo sampai salah kan nanti kena sindiran.....dan hilang satu point kalo suatu saat mau promosi...makanya ngelayanin super big boss ya harus sesempurna mungkin...bahkan kalo bisa sanggat sempurna...biar kalo pas ada kenaikan jabatan dapat point plus dan dapat perhatian khusus.
selesai presentasi eh...super big bos..maunya cuma buka acara saja......nanti yang presentasi njenengan mawon njih......." biasanya seh" ....., o...njih pak mbenjang kulo nderek bapak mawon....selesai dari rumah dinas pulang...sampai rumah sudah jam 18.30, ya karena sudah biasa, terpaksa anak dan istri ya cuma biasa juga.....lalu istirahat sebentar, menunaikan ibadah...lalu makan malam....pas makan malam..." kring-kring-kring " " halo....o...njih-njih pak "...tut..tut...tut....." makan baru dapet 12 sendok....,malah nyalain komputer ....sambil nunggu komputer loading....nerusin makan lagi.....lalu berdasarkan telpon dari big bosss ada revisi pada bab 5, wah biasanya itu kan soal-soal analisa dan hampir sampai kesimpulan....
Jam 21.00, mulai revisi sesuai permintaan big boss, selesai jam 23.00, eh....belum solat isya, ambil air wudu lalu solat, selesai solat masuk kamar siap-siap tidur....ya karena sudah kebiasaan istri pun tidak bertanya-apa-apa....lha wong wis dalane dewe-dewe je....tur wis kulinten. sambil tiduran masih mikir-mikir, ada yang salah tidak, ada yang perlu di bawa tidak untuk besok pagi, duit sudah siap belum, oleh-oleh buat kantor, buat kluarga, pakaiannya apa, setelah miring kanan, miring kiri, akirnya jam 01.43....jiwa sudah berpisah dari raga.
Maklum kan cape...Kukuruyukk ....kkkkkkkk kkkkkk......wah bangun tidur sudah telat....biasanya jam 05.30... . sekarang jadi jam 06.10.... tapi yang namanya pejabat ya harus tetep keliatan mata terbuka lebar, wajah tidak kusut, berpakaian besus, parfum wangi, dan necis.....biar keliatan wibawa...dan percaya tidak hal-hal seperti itu selalu terulang-ulang, berulang-ulang.
Ok...mungkin aktifitas seorang pejabat..ya boleh di bilang agak mirip-mirip lah dengan contoh di atas, yang membedakan mugkin ada yang iklash dan ada yang berpamrih.....tapi terlepas sejauh mana keiklasan dan pamrih yang telah dilakukan, mereka adalah orang-orang yang kehilangan, meski hanya satu spasi...tapi mereka telah melewatkan sebuah momentum yang sebenarnya lebih penting bagi hidup dan kehidupan mereka sendiri, dan kalo hal ini terus berkelanjutan para pejabat ini akan menjadi sebatang pohon kering di tengah hutan basah macam papua.
sekarang kalo pertanyaannya di balik " kepada aku " seandainya aku jadi mereka...gt maksudnya...masak gak paham seh....." Kwakakakakakakakakak" kalo boleh milih neh...mending aku menjadi pejabat yang pakaiannya bau, pejabat yang jarang mandi, pejabat yang parfumnya otomatis keluar dari badan dan baunya khas..."kecut", atao pejabat yang tidak memiliki staf dan atasan,..... paling tidak aku masih bisa melihat tanaman di depan rumah yang mulai berbunga, bisa bisnis kayu, kerajinan, melihat istriku yang pipinya mulai keriput, melihat anakku mulai belajar berhitung dan bernyanyi, dan yang paling penting adalah tidak melewatkan malam bersama kekasih abadi. Atau jika mungkin aku memilih jadi pengrajin iman heheheheheh.