Dipertahut Adakan Pelatihan 2 Kelompok Petani KBR Dlingo


Keinginan masyarakat untuk menanam tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna dalam berbagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan, dibatasi oleh ketidakmampuan untuk memperoleh bibit yang baik. Sehingga masyarakat cenderung menanam tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna dari biji atau benih asalan yang tidak jelas asal usulnya, sehingga tanaman tersebut memerlukan waktu lebih panjang untuk berproduksi dan apabila berproduksi kualitas dan kuantitas hasilnya kurang memuaskan. 
 
Kebun Bibit Rakyat (KBR) merupakan program pemerintah untuk menyediakan bibit tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna (MPTS) yang dilaksanakan berbasis pemberdayaan kelompok masyarakat, terutama di pedesaan. Bibit hasil Kebun Bibit Rakyat digunakan untuk merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan. Hal tersebut terungkap dalam Pelatihan Petani KBR yang diikuti oleh 42 peserta dari 14 kelompok tani KBR penerima kegiatan Kebun Bibit Rakyat 2012. 
 
Kelompok penerima kegiatan KBR tahun 2012 adalah sebagai berikut :

- Kelompok Ngudi Widodo, Temuwuh, Dlingo
- Kelompok Sido Makmur, Muntuk, Dlingo

Desa Jatimulyo Juara 3 Lomba POSDAYA

Dlingo : Posdaya “Ontoseno” dari Puton, Trimulyo, Jetis ditetapkan sebagai Juara Umum Lomba Posdaya Tingkat Kabupaten Bantul Tahun 2012. Penilaian telah dilaksanakan secara maraton, meliputi administrasi dan fisik, oleh Tim Yuri dari tanggal 5 Juli sampai dengan 9 Juli 2012. Lomba ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Bantul yang ke 181.

Menurut Kabid KSPK BKK PP KB Kabupaten Bantul, Dra. DE Meyta Hendrastuti, proses penilaian telah dimulai bulan Juni 2012 dalam rangka penjaringan 5 nominasi Kelompok Posdaya terbaik dari 933 Kelompok Posdaya yang ada di Bantul. Berdasarkan penilaian langsung ke lapangan Tim Yuri Kelompok Posdaya Kabupaten Bantul yang terdiri dari TP PKK Kabupaten, BKK PP KB, Dinas Kesehatan, Dikmenof dan Fokudaya telah menetapkan pemenang lomba dengan rincian sebagai berikut :

1. Ontoseno Puton, Trimulyo, Jetis Juara Umum
2. Lily Plebengan, Sidomulyo, Bali Juara Pilar Lingkungan
3. Semangka Semuten, Jatimulyo, Dlingo Juara Pilar Kesehatan dan KB
4. Harjuna Brajan, Wonokromo, Pleret Juara Pilar Kewirausahaan
5. Duku Duku, Jambidan, Banguntapan Juara Pilar Pendidikan

Meyta Hendrastuti menambahkan bahwa para juara akan mendapatkan hadiah berupa trofi dan uang pembinaan. Selain dari Pemerintah Kabupaten Bantul hadiah juga diberikan oleh Universitas Sarjana Wiyata-Yogyakarta, Bank BPD dan Bank Bantul. Penyerahan hadiah juara umum akan diserahakan pada saat Upacara Peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantul.

Mebel Dlingo Laris Manis di Bali

Dlingo : KRjogja.com: Produk mebeler asal Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul tetap diminati masyarkat di Jawa dan Bali meski terjadi perang harga antar pedagang mebel pintu. Sedangkan kendala yang ada hanya keterbatasan bahan baku.

Pengusaha Mebel Dusun Seropan, Desa Muntuk, Sajimen, Rabu (11/7/2012) menjelaskan permintaan paling banyak selama empat tahun terkhir terjadi di Bali. Bahkan dalam sebulan mampu mengirim 500 daun pintu denga harga Rp160-450 ribu. Namun, jumlah itu terbilang minim karena bahan baku terbatas.

"Kami juga terbentur sumber daya manusia dan terkadang melibatkan perajin lain. Bahan baku selama ini mengandalkan dari Wonogiri," ujarnya.

Pemprov DIY dan PLN Subsidi Instalasi Listrik di Dlingo Bantul

Dlingo : BANTUL–Pemasangan listrik mandiri untuk warga Dusun Tegal Lawas, Jatimulyo, Dlingo ditarget terealisasi tahun ini. Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi B DPRD Bantul Amir Syarifudin.

“Sebab, sudah kami anggarkan dalam APBD murni 2012,” kata Amir yang juga anggota Fraksi PKS DPRD Bantul. Rencananya, dari 44 kepala keluarga (KK) yang belum mempunyai saluran listrik mandiri, 29 di antaranya akan mendapat subsidi.

Amir menerangkan, biaya pemasangan listrik mandiri sekitar Rp2 juta. Dengan subsidi Pemkab Bantul Rp1 juta untuk setiap KK, warga tinggal membayar separuh harga. Adapun subsidi untuk 15 KK sisanya akan diusulkan dalam APBD perubahan 2012.

Sementara menunggu hasil pembahasan APBD perubahan, 15 KK tersebut bisa menyalur listrik dari 29 KK yang sudah mendapat bantuan. “(Program) ini dari Provinsi DIY dan PLN Semarang,” imbuh Amir.

Latar Belakang Berdirinya Gema Angkasa


Gerakan Pemuda Angkat Potensi Desa (GEMA ANGKASA) adalah organisasi Kepemudaan independen yang anggotanya terdiri dari pemuda-pemuda yang berada di Kecamatan Dlingo. Gema Angkasa sampai saat ini belum terdaftar secara resmi di Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia sebagai Organisasi Persekutuan namun sedang proses legalitas menuju Organisasi Kepemudaan berorientasi pada pengabdian kepada masyarakat secara resmi.


GEMA ANGKASA DLINGO dibentuk berdasarkan Keputusan bersama seluruh anggota pada tanggal 28 Oktober 2010 di Dusun Pokoh 1, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Dalam keputusan bersama tersebut berbagai permasalahan yang akan dilakukan oleh GEMA ANGKASA sebagai sebuah organisasi lebih mengarah pada partisipasi pemuda didalam pembangunan wilayah, khususnya wilayah Kecamatan Dlingo. Salah satu jalan keluar agar GEMA ANGKASA dapat melakukan aktifitas organisasi sesuai tujuan yang ingin dicapai adalah dengan melakukan aksi-aksi social kepemudaan yang bertujuan membantu semua pihak berkepentingan dalam membangun wilayah Kecamatan Dlingo.

Kemudian dalam perkembangannya GEMA ANGKASA berkembang dan menjadi sebuah gerakan masal kepemudaan dengan anggota pemuda-pemuda lintas desa di Kecamatan Dlingo. Gema Angkasa menjelma sebagai wadah organisasi bagi pemuda dan remaja yang ingin mengaktualisasikan diri dalam berperan serta dalam pembangunan wilayah Kecamatan Dlingo. Keterwakilan anggota sudah cukup representative dan mewakili untuk kemudian mewujudkan diri sebagai sebuah organisasi dengan aktifitas sekala wilayah kecamatan Dlingo. Atas dasar representasi kehendak bersama kemudian menyepakati visi, misi, azas, garis-garis besar perjuangan dan program kerja GEMA ANGKASA.

Pandangan Dasar GEMA ANGKASA tentang Posisi Masyarakat Kecamatan Dlingo telah menegaskan bahwa GEMA ANGKASA adalah bagian dari Masyarakat Kecamatan Dlingo. Pemuda dan remaja yang menjadi Anggota GEMA ANGKASA adalah Perorangan dan komunitas yang berada di wilayah desa di Kecamatan Dlingo atas kesadaran dan hak kemerdekaan berpendapat dan berkumpul.

Pada awal terbentunya 29 Januari 2010 embrio dari GEMA ANGKASA adalah BCD Sport (BMX CLUB DLINGO SPORT), yang didirikan oleh komunitas pecinta sepeda BMX di dusun Pokoh 1, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Pendiri BCD Sport adalah Sekumpulan orang-orang muda dengan semangat dan gejolak pergerakan untuk merubah cara pandang masyarakat yang memandang pemuda selalu dari sudut pandang negatif dan belenggu organisasi kepemudaan local yang mengikat mereka dan dirasakan organisasi kepemudaan yang ada saat itu sanggat kental dengan pola senioritas dan feodal.

Suasana iklim organisasi kepemudaan local yang tidak sehat dan situasi organisasi yang kurang sejuk dan penuh intrik dan kepentingan yang hanya berlomba untuk menjadi tokoh dan di tokohkan. Sementara masyarakat selalu menjadi objek sumber dana organisasi tanpa ada pelaporan yang jelas dan selalu terselubung.

Dinamika organisasi kemudian bergulir dan muncul wacana, agar pergerakan organisasi melebarkan sayap dan tidak hanya berbicara tentang Dusun Pokoh Desa Dlingo saja. Setelah melakukan sharing dengan remaja dan pemuda desa-desa lain di Kecamatan Dlingo, rupanya keperihatinan yang sama juga dirasakan. Dimana remaja dan pemuda berusia antara 13 tahun sampai dengan 21 tahun cenderung tidak mendapatkan tempat dan tidak ada ruang untuk berekspresi dalam wadah kepemudaan yang ada. Dalam kondisi demikian Gema Angkasa berupaya mengandeng para remaja dan pemuda yang senasib untuk bersama-sama menciptakan peluang sekaligus menciptakan kebersamaan yang pada waktu itu kental dengan permusuhan antar desa di Kecamatan Dlingo.

Jathilan dangwesi Terong Dlingo

Jatilan atau biasa disebut kuda lumping adalah drama tari dengan adegan pertempuran sesama prajurit berkuda dengan senjata pedang, dimana tarian ini mengutamakan tema perjuangan prajurit yang gagah perkasa di medan perang dengan menunggang kuda dan bersenjatakan pedang. Namun demikian, masyarakat lebih mengenalnya sebagai sebuah tarian yang identik dengan tarian yang mengandung unsur magis dan kesurupan. Jatilan Yang Unik Jathilan merupakan kesenian yang menyatukan antara untur gerakan tari dengan magis, nampak dari gerakan tari yang atraktif dan bahkan berbahaya selalu ditampilkan diiringi musik khas jathilan. Kelompok penggamel hanya terdiri dari beberapa orang yang memainkan satu set gamelan sederhana yang terdiri dari masing-masing satu saron, kendang, gong, dan kempul.. 
Rt.03 (Dangwesi) Pancuran, Terong, Dlingo sudah sejak tahun 1994 merintis kembali budaya ini, Secara umum, Jathilan tidak mengalami perubahan mendasar dari segi musik pengiring. Kesan irama bertempo statis dengan sedikit variasi “lonjakan” di sana sini tetap dipertahankan. Tarian yang diperagakan pun cenderung berulang-ulang dan monoton dengan komposisi musik yang sederhana, namun dengan penuh semangat. Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian. Berikut adalah atraksi jathilan asli dari dangwesi :

Para penari yang umumnya menggunakan kuda kepang – bambu yang dianyam menyerupai kuda. Kemudian para penari bak kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Pada versi aslinya, para penari Jathilan akan melakukan adegan tarian yang terus-menerus tanpa berhenti sambil berputar-putar hingga salah satu dari mereka mengalami apa yang disebut trance (kondisi tidak sadarkan diri), atau biasa disebut kesurupan. 
Pemain jathilan dapat dengan mudah memakan benda-benda tajam sperti silet, pecahan kaca, atau bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit. Dan ketika mereka di lecuti dengan cambuk atau cemeti pun, tanpa membuat tubuh mereka memar atau tergores. Dalam pertunjukan jathilan juga disediakan beberapa jenis sesaji antara lain pisang raja satu tangkep, jajanan pasar yang berupa makanan-makanan tradisional, tumpeng robyong yaitu tumpeng robyong yang dihias dengan kubis, dawet, aneka macam kembang, dupa Cina dan menyan, ingkung klubuk (ayam hidup) yang digunakan sebagai sarana pemanggilan makhluk halus dan lain-lain. Hikayat Jathilan Sesungguhnya Jathilan merupakan sebuah drama tari yang menampilkan kegagahan seorang prajurit di medan perang dengan menunggang kuda sambil menghunus sebuah pedang.

Pilkades Terong Tanpa Pendaftar, Dewan Cari Permasalahan

BANTUL—Komisi A DPRD Bantul menyayangkan penundaan pemilihan Kepala Desa Terong, Kecamatan Dlingo karena tidak ada calon yang mendaftar.

Ketua Komisi A DPRD Bantul, Agus Effendi mengatakan, pihaknya juga cukup heran dengan tidak adanya calon yang mendaftar menjadi kepala desa di Desa Terong. Padahal, di beberapa desa yang lain justru ada lebih dari tiga calon yang mendaftar. Ia mengakui, setiap desa memiliki karakter yang berbeda. Namun, ia menyayangkan jika sampai tidak ada satupun warga yang berminat untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa.

“Kami belum tahu mengapa bisa terjadi. Kami agendakan untuk bertemu dengan warga setempat untuk kaji permasalahannya,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja. Menurutnya, banyak faktor yang bisa memengaruhi warga enggan mencalonkan diri sebagai kepala desa. Tapi ia berharap, tidak adanya calon yang mendaftar bukan karena sikap apatis dari warga setempat.

Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Terong Kecamatan Dlingo, Walidja mengaku pihaknya telah membentuk panitia dan sudah melakukan sosialisasi pelaksanaan Pilkades. Pembukaan pendaftaran calon yang dilakukan selama 10 hari hingga 22 April ternyata belum memperoleh hasil. Selanjutnya, sesuai Perda dilakukan penambahan masa pendaftaran hingga 28 April. “Tapi ternyata tetap tidak ada yang daftar. Mungkin karena belum berminat. Baru kali ini terjadi di Desa Terong,” ujarnya.