Empat Penyidik KPK Gadungan Dibekuk Usai Peras Pamong Desa Muntuk dan Terong

Dlingo : daerah.sindonews.com: Empat orang yang mengaku sebagai penyidik KPK berhasil mengelabui perangkat desa hingga puluhan juta di Kecamatan Dlingo. Mereka masing-masing yakni Hasan Fatoni (34), warga Imogiri, Eko Budiyono (41), warga Kulonprogo, Heri Setyawan, (33) warga Pundong dan Tugiman Susanto (48), warga Sewon.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP M Kasim Akbar Bantilan mengungkapkan, keempat pelaku tersebut kini meringkus di tahanan Mapolres Bantul untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Keempatnya diamankan hari Senin 7 Desember 2015 ketika akan beraksi di Kelurahan Terong, Kecamatan Dlingo."Eko dan Heri adalah mantan polisi yang telah dipecat dari kesatuannya karena melakukan pelanggaran," terangnya, Selasa (8/12/2015) saat melakukan ekspos kasus tersebut di Mapolres Bantul.

Akbar mengungkapkan, dalam menjalankan aksinya keempat orang ini selalu mengaku sebagai penyidik KPK, tetapi bukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keempat orang tersebut berasal mengaku dari lembaga abal-abal Khusus Pemburu Kasus (KPK). Dan untuk meyakinkan aksi mereka, keempat orang ini juga membawa surat berlogo KPK dan bentuk logo tersebut sangat mirip dengan KPK pusat.

Ketika datang mereka langsung menyebut KPK tanpa menjelaskan lebih lanjut lembaga tersebut ternyata berbeda KPK asli. Bahkan mereka juga membekali diri dengan senjata api asli serta air softgun yang selalu mereka tenteng. Keempat pelaku ini juga membekali diri dengan surat tugas, borgol sebagai bukti jika mereka asli."Dengan penampilan yang meyakinkan sebagai penegak hukum gadungan mereka menakuti perangkat desa untuk mengangkat kasus dana rekonstruksi gempa pada 2006," terangnya.

Menurut Kasim, ketika mendatangi korban mereka mengungkapkan jika akan mencoba menaikan kasus yang terjadi di Desa Muntuk, Dlingo. Kasus yang coba mereka korek adalah masalah dana rekonstruksi gempa yang ada di Desa tersebut. Dan jika tidak ingin kasus tersebut dibawa ke pusat, mereka meminta sejumlah uang.

Kasim menambahkan, untuk sementara korban berjumlah tujuh orang perangkat desa, termasuk lurah namun kemungkinan bisa bertambah. Dari aksi mereka tersebut, komplotan KPK gadungan ini mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 50 juta dari para perangkat desa tersebut.

Uang tersebut diserahkan kepada para pelaku disebuah warung makan di Kecamatan Imogiri. "Beruntung mereka berhasil ditangkap sebelum menipu korban lainnya," tutur Akbar.Akbar menambahkan, sampai saat ini pihaknya terus mengembangkan kasus tersebut. Sampai saat ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan sembilan saksi.

Dari tangan tersangka aparat kepolisian berhasil mengamankan enam senapan air soft gun yang mirip dengan senjata asli, bahkan satu pucuk senjata api jenis baretta juga ditemukan polisi dari tersangka.Tugiman Susanto salah satu pelaku membantah jika melakukan pemerasan dengan meminta sejumlah uang. Sebab uang tersebut diserahkan secara sukarela oleh para korban ketika bertemu dengan mereka. Ia juga menolak disebut KPK gadungan, sebab lembaga mereka yaitu Khusus Pemburu Kasus (KPK) benar-benar ada.

"Lembaga kami bertujuan mulia untuk membantu polisi mengungkap kasus-kasus yang belum terpecahkan. Kita buru kasus yang tidak terungkap, keluhan masyarakat kita ungkap dan serahkan ke polisi," ungkapnya.Namun Ia tidak bisa menjelaskan asal senjata air soft gun dan senjata api asli tanpa ijin yang mereka bawa, menurutnya barang tersebut diberikan oleh kantor pusat mereka di Tangerang Selatan. Ia mengakui memang mereka berasal dari salah satu lembaga yaitu Lembaga Intip Kasus yang berpusat di Tangerang Selatan.

Study Orientasi Pengelolaan Kawasan Sungai

Dlingo :Sungai Oyo sebagai satu-satunya sungai terbesar yang melintas di Kecamtan Dlingo merupakan sebuah aset yang sanggat berharga. keberadan sungai tersebut pada masa mendatang akan menjadi denyut nadi perekonomian masyarakat kecamatan dlingo. namun sampai saat ini perhatian serius terhadap konserfasi dan kelestarian lingkungan sungai belum menadi prioritas utama pembangunan di Kecamatan Dlingo.

Dengan demikian Gema Angkasa Dlingo berinisiatif melakukan latihan-latihan guna melestarikan dan menjaga ekosistem kawasan sungai oyo dengan melakukan kegiatan latihan rafting di sungai Elo magelang jawa tengah. dalam latihan tersebut kemudian akan dipilih anggota yang kemungkinan memiliki kometensi teknis terkait pengendalian moda transportasi sungai berupa perahu karet untuk kegiatan dikawasan sungai oyo.

Dalam latihan ini peserta diharapkan mampu mengupdate kemampuan sehingga apabila swatu saat dibutuhkan mampu untuk terjun langsung kelapangan dan melakukan serangkaian kegiatan guna konserfasi sungai dan sekaligus pelestariannya.




Minim Rambu dan LPJU, Jalan di Dlingo Rawan Kecelakaan

 
Anggota Koramil Dlingo dan Polsek Dlingo membersihkan pasir yang diturunkan kendaraan di tengah jalan karena tidak kuat naik. 
 
Dlingo : KRjogja.com : Minimnya pagar pengaman dan lampu penerangan jalan umum (LPJU) di ruas jalan Kaliurang Dlingo Bantul membuat rawan kecelakaan. Selain diwilayah itu, minimnya rambu di wilayah Dlingo lainnya juga dikeluhkan warga.

Dampak dari kondisi itu dikhawatirkan pada banyaknya kecelakaan. Sejauh ini di jalan tanjakan itu kerap terjadi kendaraan mlorot. Kasus  terakhir sebuah mobil pick up  terperosok masuk ke dalam jurang.

Kasi Trantib Kecamatan Dlingo Margono SIP, Rabu (4/11) mengungkapkan, sebenarnya untuk pagar pengaman di ruas jalan Kaliurang sudah ada. Persoalannya pagar yang berada tepat dijalan menanjak sudah tidak sempurna dan rusak. "Pengamannya ada, tapi sudah rusak, sampai sekarang belum dilakukan perbaikan, sehingga ketika kendaraan tidak kuat seperti kemarin langsung masuk jurang," jelasnya. Dalam beberapa kasus kecelakaan, kendaraan langsung terperosok masuk jurang karena pengamannya hampir tidak berfungsi.

Menurut Margono, kebutuhan paling mendasar lainnya di ruas jalan di Dlingo,  rambu-rambu serta LPJU.  Rambu tersebut sangat penting untuk memberikan informasi terkait kondisi medan jalan kepada masyarakat. "Jika warga Dlingo tentu sudah paham medan, persoalan jadi lain ketika orang yang belum pernah masuk Dlingo," ujar Margono. Dengan kondisi seperti itu, mestinya pihak berwenang secepatnya memasang rambu dan pengaman di ruas jalan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan.

Kepala Bidang (Kabid) Keselamatan Teknik Sarana Prasarana (KTSP) Dishub Bantul, Singgih Riyadi SE MM mengatakan, pihaknya sudah melakukan inventarisir  dan sudah diusulkan ke DIY. Karena  ruas jalan tersebut masuk usulan Pemda Bantul sebagai jalan alternatif Yogja – Wonosari. “Saya  cek lagi kalo perlu kita agendakan dengan APBD 2016, prinsipnya kami siap,” jelasnya.

Sementara dari pantauan KR dilapangan, Rabu (4/11),  Koptu Riyanto dari Koramil Kecamatan Dlingo Bantul dan  Bripka Hermansyah dari Polsek Dlingo bersama masyarakat melakukan penjagaan di jalan tanjakan tersebut. Langkah tersebut dilakukan karena beberapa kendaraan roda empat tidak kuat naik dan mundur. Bahkan sebuah kendaraan pengakut pasir harus mengurangi muatannya  lantaran tidak mampu melewati jalan menanjak. "Ini tadi ada proses evakuasi kendaraan dari jurang, sehingga jalan ini kami jaga, banyak kendaraan tidak kuat," ujar Hermansyah.

JUARA LOMBA UPACARA SEKOLAH TINGKAT KABUPATEN BANTUL ASAL DLINGO

Dlingo : kesbangpol.bantulkab.go.id : inilah sekolah yang mendapat nilai tertinggi dalam Lomba Upacara Tingkat Kabupaten Bantul Tahun 2015 dan dinyatakan sebagai pemenang. Urutannya adalah sebagi berikut :
JUARA TINGKAT SD / MI
Juara  I
;
SDN 2 Padokan, Kasihan
Juara  II
;
SDN 2 Temuwuh, Dlingo
Juara  III
;
SDN 3 Imogiri
Juara Harapan I
;
SDN  Grogol, Bambanglipuro
Juara Harapan II
;
SDN  Tirtomulyo, Kretek
Juara Harapan III
;
SDN 1 Sendangsari, Pajangan


JUARA TINGKAT SLTP / MTs

Juara  I
;
SMPN 2 Dlingo
Juara  II
;
SMPN 2 Bambanglipuro
Juara  III
;
SMPN 1 Jetis
Juara Harapan I
;
SMPN 1 Srandakan
Juara Harapan II
;
SMPN 3 Pajangan
Juara Harapan III
;
SMPN 1 Banguntapan


JUARA TINGKAT SLTA / MAN

Juara  I
;
SMAN 1 Jetis
Juara  II
;
SMKN 1 Pleret
Juara  III
;
SMAN 1 Bantul
Juara Harapan I
;
SMAN 1 Dlingo
Juara Harapan II
;
SMAN 1 Pajangan
Juara Harapan III
;
SMAN 1 Sanden

Ari Dlingo si pengukir muda, butuh insting kuat untuk mengukir pola



Dlingo : brilio.net: Mengukir bukanlah pekerjaan mudah. Proses detail dan cukup rumit membuat tak banyak orang yang mau menekuni pekerjaan ini. Kebanyakan orang lebih memilih menekuni pekerjaan yang simpel dan tak memakan banyak waktu. Akan tetapi pekerjaan tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang menjanjikan.

Alhasil, saat ini hanya tinggal segelintir pemuda yang mau menekuni dunia ukir. Salah satu pemuda yang masih mau belajar menekuni ukir adalah Ari Sulistyo (20) yang tinggal di Semuten, Jatimulyo, Dlingo, Bantul.

Saat lulus Sekolah menengah pertama (SMP), Ari memang ingin sekali untuk masuk di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dari tiga jurusan yang ada di SMK 1 Dlingo Bantul, elektro, busana, dan kriya Kayu, ia lebih tertarik untuk masuk jurusan kriya. Sedikitnya generasi muda yang menekuni seni ukir mendorong dirinya untuk belajar seni ukir.

Pilihan Ari sempat ditolak ayahnya. Meskipun ayah Ari adalah seorang tukang kayu, ia ingin anaknya mengambil jurusan elektro yang juga banyak diburu oleh orang lain. Tapi Ari tetap tak bergeming, niatnya untuk belajar seni kriya sudah bulat. Akhirnya kedua orangtua Ari pun menyetujui keinginan Ari.

Jarang. Hanya segelintir anak muda yang mau belajar ukir

Selama belajar di jurusan kriya SMK 1 Dlingo, tak jarang ada orang-orang yang mempertanyakan kenapa ia memilih jurusan kriya. Bukan jurusan lain yang banyak diburu dan dianggap banyak lapangan pekerjaannya. Tapi ada juga orang-orang yang mendukung Ari lantaran memang sudah jarang anak muda yang benar-benar mau belajar mengukir.

Ari bercerita jika setelah lulus SMK, hanya ada sekitar 6 orang dari 50 siswa jurusan kriya kayu yang masih konsisten mengembangkan kemampuan ukirnya. Sisanya memilih bekerja atau kuliah di bidang lain seperti menjadi sekuriti, kuliah di jurusan farmasi, menjadi penjaga toko, hingga kuliah di bidang perhotelan.



Insting kuat. Bukan hanya kemampuan, mengukir juga butuh insting kuat. "Ya karena memang tujuannya masuk jurusan kriya kayu macam-macam, ada juga yang memilih jurusan itu terpaksa daripada nggak sekolah," tutur Ari kepada brilio.net saat ditemui di Jogja Festival Museum di Museum Benteng Vredeburg, Jumat (16/10). Saat itu ia sedang mendemonstrasikan proses mengukir di stan Museum Kayu Wanagama Yogyakarta.

Setelah lulus SMK Ari memilih bekerja pada seorang pengukir di daerah Piyungan Bantul. Enam bulan di sana, Ari pindah ke salah seorang pengukir di daerah Tamanan, Banguntapan Bantul. Butuh waktu sekitar 30 menit dari rumahnya ke Tamanan Banguntapan Bantul yang berjarak sekitar 18 kilometer.

Anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku jika butuh kesabaran ekstra, keluwesan, dan jiwa seni untuk memahat. Seorang pengukir juga harus mempunyai insting yang kuat untuk mengukir pola yang sudah dibuat. Sejauh ini, Ari sudah pernah mengerjakan ukiran timpang sari Joglo, mimbar, gebyok, dan berbagai ukiran kayu lainnya.

Sultan HB X: Pengembangan Desa Wisata Padukan Aspek Budaya Di Dlingo

Dlingo : travel.kompas.com: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan pengembangan desa wisata di daerah ini harus memadukan aspek budaya agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lebih luas.

"Desa-desa wisata di Dlingo harus menjadi desa yang mandiri dan berbudaya, tidak hanya bicara kesejahteraan," kata Sultan di sela-sela kunjungannya di Hutan Pinus Mangunan, Desa Mangunan, Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY, Minggu (25/10/2015).

Dengan demikian, menurut Sultan, pertumbuhan desa wisata termasuk di Bantul bisa lebih tertata dengan baik pengelolaannya dengan memadukan unsur budaya dan lebih terintegrasi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Gubernur DIY menyebutkan Kecamatan Dlingo salah satu kecamatan di Bantul ini akan dijadikan model kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui potensi desa wisata yang dipadukan dengan budaya.

Sultan juga berharap dengan adanya penyaluran dana keistimewaan (Danais) DIY, aspek seni dan budaya juga akan tumbuh mewarnai aspek pembangunan desa tidak hanya untuk masyarakat Dlingo namun juga wisatawan yang berkunjung.

"Aspek budaya yang ada di masyarakat juga tumbuh dan memberikan nilai ekonomi, tidak sekadar hutan ini kayunya digores untuk diambil getahnya yang jadi faktor ekonomi tapi kawasan ini juga bisa dinikmati aspek-aspek kebudayaannya," katanya.


KOMPAS.COM/ADHIKA PERTIWI Pintu masuk Goa Gajah berbentuk horizontal yang cukup lebar. Goa Gajah terletak di tengah perkebunan warga, di Dusun Lemahbang, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Desa Mangunan yang dikunjungi Gubernur DIY tersebut memiliki sejumlah lokasi wisata yang makin berkembang diantaranya Hutan Pinus Sari, Kebun Buah Mangunan, dan wisata alam lainnya yang menyajikan berbagai pemandangan alami.

Sementara itu, pengurus kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Mangunan, Purwo Harsono mengatakan kawasan wisata Pinus Sari Mangunan dari waktu ke waktu makin dikenal masyarakat luas dan terus dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.

"Namun itu masih banyak potensi wisata yang masih bisa digali lagi untuk dimaksimalkan, dan sekarang ini saja jumlah pengunjungnya sudah sekitar 25.000 orang per bulan," kata Purwo.

Gagal Panen di Dlingo

Dlingo : radarjogja.co.id: Kekhawatiran Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) akan dampak buruk panjangnya musim kemarau menjadi kenyataan. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) mencatat sudah ada empat hektare tanaman padi yang dipatikan gagal panen akibat kekeringan. “Lokasinya di Munthuk (Dlingo),” terang Kepala BKP3 Bantul Pulung Haryadi di ruang kerjanya, kemarin (28/10).

Pulung menjelaskan, ada tiga tanaman yang menjadi perhatian khusus BKP3. Yakni, padi, jagung, dan kedelai. Saking perhatiannya, BKP3 sampai menargetkan luas tanaman ketiga jenis tanaman tersebut. Luas tanaman padi, misalnya, tahun ini ditargetkan mencapai 29.658 hektare. Adapun tanaman jagung, serta tanaman kedelai seluas 3.978 hektare dan 2.300 hektare.

Menurut Pulung, target luas tanaman tercapai. Hanya saja, capaian produksi ketiga tanaman ini tergantung sejumlah faktor. Salah satunya, perubahan musim. “Dan untuk target produksi baru bisa kita lihat pada akhir tahun,” ujarnya.

Sebetulnya, BKP3 , Dispertahut dan Dinas Sumber Daya Air sudah bersepakat akan pola tanam. Ketiga instansi ini juga telah mensosialisasikan pola tanam kepada para petani. Ini dilakukan untuk menghindari gagal panen akibat panjangnya musim kemarau. Sebab, tak seluruh wilayah di Bantul dapat ditanami padi sepanjang musim tanam.“Yang bisa terus padi di antaranya Pandak, Sewon, Bantul dan Bambanglipuro,” paparnya. Kepala Dispertahut Bantul Partogi Dame Pakpahan mengatakan, panjangnya musim kemarau tahun ini berdampak serius bagi sektor pertanian. Tak sedikit area pertanian yang akan mengalami kekeringan. Dampaknya, beragam tanaman pun dikhawatirkan akan gagal panen. “Oktober kami ketir-ketir kalau belum ada hujan,” ucapnya

Minim Rambu dan LPJU, Jalan di Dlingo Rawan Kecelakaan

Dlingo :krjogja.com: Minimnya pagar pengaman dan lampu penerangan jalan umum (LPJU) di ruas jalan Kaliurang Dlingo Bantul membuat rawan kecelakaan. Selain diwilayah itu, minimnya rambu di wilayah Dlingo lainnya juga dikeluhkan warga.

Dampak dari kondisi itu dikhawatirkan pada banyaknya kecelakaan. Sejauh ini di jalan tanjakan itu kerap terjadi kendaraan mlorot. Kasus terakhir sebuah mobil pick up terperosok masuk ke dalam jurang.

Kasi Trantib Kecamatan Dlingo Margono SIP, Rabu (4/11) mengungkapkan, sebenarnya untuk pagar pengaman di ruas jalan Kaliurang sudah ada. Persoalannya pagar yang berada tepat dijalan menanjak sudah tidak sempurna dan rusak. "Pengamannya ada, tapi sudah rusak, sampai sekarang belum dilakukan perbaikan, sehingga ketika kendaraan tidak kuat seperti kemarin langsung masuk jurang," jelasnya. Dalam beberapa kasus kecelakaan, kendaraan langsung terperosok masuk jurang karena pengamannya hampir tidak berfungsi.

Menurut Margono, kebutuhan paling mendasar lainnya di ruas jalan di Dlingo, rambu-rambu serta LPJU. Rambu tersebut sangat penting untuk memberikan informasi terkait kondisi medan jalan kepada masyarakat. "Jika warga Dlingo tentu sudah paham medan, persoalan jadi lain ketika orang yang belum pernah masuk Dlingo," ujar Margono. Dengan kondisi seperti itu, mestinya pihak berwenang secepatnya memasang rambu dan pengaman di ruas jalan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan.

Kepala Bidang (Kabid) Keselamatan Teknik Sarana Prasarana (KTSP) Dishub Bantul, Singgih Riyadi SE MM mengatakan, pihaknya sudah melakukan inventarisir dan sudah diusulkan ke DIY. Karena ruas jalan tersebut masuk usulan Pemda Bantul sebagai jalan alternatif Yogja – Wonosari. “Saya cek lagi kalo perlu kita agendakan dengan APBD 2016, prinsipnya kami siap,” jelasnya.

Sementara dari pantauan KR dilapangan, Rabu (4/11), Koptu Riyanto dari Koramil Kecamatan Dlingo Bantul dan Bripka Hermansyah dari Polsek Dlingo bersama masyarakat melakukan penjagaan di jalan tanjakan tersebut. Langkah tersebut dilakukan karena beberapa kendaraan roda empat tidak kuat naik dan mundur. Bahkan sebuah kendaraan pengakut pasir harus mengurangi muatannya lantaran tidak mampu melewati jalan menanjak. "Ini tadi ada proses evakuasi kendaraan dari jurang, sehingga jalan ini kami jaga, banyak kendaraan tidak kuat," ujar Hermansyah.

DIY akan kembangkan potensi wisata Kecamatan Dlingo

Dlingo : antarayogya.com:  Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan seluruh potensi wisata di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, untuk kemajuan kecamatan yang mayoritas wilayahnya perbukitan tersebut.

"Ada tiga tahap untuk pengembangan potensi wisata desa-desa di Dlingo," kata Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di sela berdialog dengan jajaran pejabat Pemkab Bantul dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) di Hutan Pinus Mangunan, Dlingo, Bantul, Minggu.

Menurut Sultan, pembangunan tahap pertama akan direalisasikan pada akhir 2015. Pemda DIY akan memberikan bantuan untuk pembangunan fisik dan pengembangan objek pariwisata yang terdapat di beberapa desa di Dlingo.

Pengembangan itu, antara lain, revitalisasi Sendang Mangunan, pendirian `home stay` Kampung Limasan, Kampung Budaya Cempluk, dan pengembangan Kebun Buah Mangunan."Juga untuk UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) Tiwul Ayu," kata Sultan.

Sementara itu, menurut Gubernur, pembangunan kawasan Dlingo tahap kedua dan ketiga akan direalisasikan Pemda DIY secara bergiliran pada 2016 dan 2017.

Mengenai rencana pengembangan wisata Dlingo ini, Sri Sultan berharap camat Dlingo, lurah desa se-kecamatan Dlingo, serta warga bisa mempersiapkan serta melakukan konsolidasi menyeluruh agar rencana pembangunan wilayah Dlingo dapat berjalan maksimal.

"Tidak hanya sekadar duduk, akan tetapi masyarakat juga harus dapat menikmati keuntungan, sehingga pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat ikut meningkat," katanya.

Sultan mengatakan, sebab, dengan pembangunan dan pengembangan objek wisata diharapkan jumlah wisatawan di Dlingo akan semakin meningkat.

Sultan juga mengatakan, ingin menjadikan Dlingo sebagai prototipe kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor pariwisata.

"Namun tidak hanya itu saja, desa-desa wisata di Dlingo harus menjadi desa yang mandiri dan berbudaya, tidak hanya bicara kesejahteraan," katanya.

Kebakaran Terjadi di Hutan Pinus di Dlingo

Dlingo : beritadetik.com: insiden kebakaran lahan kembali terjadi di Bantul. Kali ini si jago merah sempat berkobar di lahan milik Perhutani Blok Sudimoro yang tepatnya terdapat di Banjarharjo 2 Muntuk, Dlingo, Bantul, Kamis (5/11/2015) siang.

barah sempat membakar beberapa pohon yang terdapat di hutan pinus tadi sebelum akhirnya barah bisa dijinakkan sang pemadam kebakaran BPBD Bantul. Kebakaran tadi terjadi sekitar pukul 14.30 WIB dan pertama kali diketahui sang seseorang warga bernama Ngadiono yang menerawang kobaran barah, beberapa warga kemudian segera melaporkannya ke pemadam kebakaran.

“Kita bisa laporan sekitar pukul 14.30 WIB, begitu mendapat laporan satu armada kita langsung meluncur ke TKP,” ungkap salah seseorang anggota Pemdama Kebakaran BPBD Bantul, Tri.

Lokasi kebakaran yang agak jauh membentuk proses pemadam agak terhambat, sekitar 30 mnt kemudian petugas sudah sampai di TKP dan segera melakukan proses pemadaman.

Tidak lama kemudian barah bisa segera dipadamkan dan tidak sampai menjalar ke tempat hutan pinus.

“Ya laba saja tidak sampai masuk ke hutan jadi kita mudah dalam penyemprotan, apalagi lokasinya pula dekat dengan jalan raya,” ungkapnya.Tidak terdapat korban jiwa dalam insiden ini, hanya beberapa pohon sempat hangus hasil disambar si jago merah.

Usaha Jasa Pemasangan Walpaper dan Gypsum

DLINGO : Ide Bisnis ini berawal dari sebuah diskusi kecil antara kak efit dan teman lainnya, Bisnis jasa ini juga mungkin dilakukan sebagai salah satu pendapatan sampingan karena dapat dilakukan pada malam hari dan hari libur. Saat melihat kondisi lokasi perkantoran tempat dimana dia bekerja munculah sebuah ide untuk belajar secara otodidak dan menyediakan jasa pemasangan Wallpapper dan Gypsum.
 
Saat mulai menjajaki bisnis wallpaper, kak efit mengajak serta Kak Gunadi dan Kak basuki dan modal yang dibutuhkan setelah opname kebutuhan material mempergunakan dana komunitas Gema Angkasa. kebutuhan lainnya seperti beberapa katalog desain serta contoh motif wallpaper dari dan gypsum dapat dari browsing dan meminjam dari para pemasok bahan material. 
 
Sementara itu, pekerjaan utama masing-masing personil tidak terganggu dikarenakan job-job yang diterima adalah memanfaatkan waktu libut dan malam hari. dengan demikian selain memiliki pendapatan pokok mereka juga memiliki pendapatan sampingan yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan lainnya. Sementara itu, untuk jasa pemasangannya sebenarnya tidak perlu memiliki tenaga kerja tetap, prosesnya bisa dilakukan dengan menggunakan tenaga pemasang lepas, atau bisa pasang sendiri dengan mencari tutorial dan referensi pemasangan yang baik sebelumnya.





Tradisi Unik Warga Pokoh II Siapkan Ternak untuk Dikurban

DLINGO:TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Menjelang Idul Adha, warga Pokoh II, Dlingo punya cara unik untuk mempersiapkan kondisi ternaknya untuk dijadikan hewan kurban. Hewan ternak berupa sapi dan kambing diarak keliling kampung lalu di sebuah mata air.

Ternak-ternak didoakan dan dibasahi dengan air kembang tujuh rupa, bahkan ternak juga ikut memakan gudangan kenduri yang telah didoakan. Kepala Dusun Pokoh II Hariyono mengungkapkan tradisi ini sebetulnya telah ada turun temurun dari para leluhur mereka. Namun seiring perkembangan jaman agak terlupakan sehingga baru tahun ini diadakan kembali.
"Kita berkeyakinan sebelum dikurbankan, hewan-hewan harus suci sehingga waktu dikorbankan lebih baik lagi diterima amal kita," katanya pada Rabu.

Lomba Upacara Tingkat Sekolah

Dlingo : Info Bantul : Senin pagi 21/9  Tim Evaluasi Upacara Kabupaten melakukan penilaian terhadap pelaksaaan upacara di 3 sekolah di Kec. Dlingo yakni SDN 2 Temuwuh, SMPN 2 Dlingo dan SMAN 1 Dlingo . Ketiga sekolah dari tingkat sekolah yang berbeda di Kecamatan Dlingo tersebut merupakan wakil Ex Tuti Timur maju lomba di tingkat kabupaten. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut penilaian tingkat Ex Tuti yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Pelaksanaan evaluasi berjalan lancar dan tinggal menunggu  rekapitulasi hasil penilaian tingkat kabupaten untuk selanjutnya diumumkan pemenangnya.Lomba upacara ini diadakan oleh Kantor Kesbangpol Kabupaten Bantul bertujuan memelihara dan meningkatkan nilai atau rasa kebangsaan dan cinta tanah air bagi generasi muda melalui sekolah-sekolah.
 
 

Pendidikan Polisi Cilik SD 2 Temuwuh

Dlingo : humas Polsres bantul : Setiap pagi hari seluruh anggota Polsek Dlingo melaksanakan pos pagi turun ke jalan jalan di tempat tempat rawan lakalantas seperti di penggal penggal jalan dan di depan sekolahan untuk mengatur arus lalulintas agar arus lancar dan aman tertib.
Seperti yang dilakukan oleh Iptu Ari Hardono dan Brigadir Sugiyanto pada hari Senin tanggal 21 September 2015, mereka melaksanakan pos pagi di depan SD 2 Temuwuh mengatur arus lalulintas dan membantu menyeberangkan para siswa SD yang akan masuk sekolah untuk menghindari terjadinya hal hal yang tidak diinginkan. begitu juga anggota lainya melakukan hal yang sama ditempat lainya.
Waktu pos pagi dimulai jam 06.00 sampai 08.00 Wib. Titik lokasi pos pagi beserta personil sudah ditetapkan sesuai jadwal yang telah disusun berdasarkan analisis kerawanan Kamtibselcar Lantas (Keamanan Ketertiban Keselamatan dan Kelancaran Arus Lalu Lintas).
Disamping mengatur arus lalulintas anggota juga selalu senantiasa mengingatkan setiap pengguna jalan yang belum memiliki kesadaran akan keselamatan melalui teguran simpatik edukatif, sehingga akhirnya seluruh masyarakat memiliki kesadaran hukum yang tinggi dalam berlalulintas. Dengan demikian ketertiban berlalulintas Khususnya di wilayah Dlingo menjadi tinggi sehingga menurunkan angka kecelakaan.
Kegiatan ini dilaksanakan guna menciptakan kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas di pagi hari.

" Tebing Watu Mabur VS Gua Gajah" Dlingo

Nih dibuka tempat wisata campig baru di desa mangunan,dlingo,bantul, namanya Tebing Watu Mabur lokasi timut kebuan bauh mangunan dan satu lokasi dengan Goagajah Mangunan,

Lokasi masih alami dan tebing,kabut tebal dan sunraise yg indah serta akses mudah transpotasi sampai lokasi,menjadi ungulan tempat ini.

Monggo boking tempat, lokasi kapasitas 50 tenda.bawa perlengkapan sdiri atau di siapkan bisa.

Jadwal boking bulan agustus.
1. Tgl 1 agustus 4 tenda dari komunitas pecinta alam
2. Tgl 16-17 agustus 2 tenda dari lomunitas pcinta alam wonosari






 
 

98 Persen Casis SMAN 1 Dlingo Siswa Miskin

Dlingo : KRjogja.com : SMAN 1 Dlingo menerima 98 persen calon siswa (casis) yang masuk ke sekolah tersebut dalam kuota siswa miskin.

Kepala SMAN 1 Dlingo, Sandra Bayu Kurniawan, MPd menuturkan dirinya berani membuat keputusan memasukkan casis SMAN 1 Dlingo ke dalam kuota siswa miskin atas dasar pertimbangan beberapa hal.
"Saya sengaja melakukan gebrakan ini. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kuota siswa SMAN 1 Dlingo jarang sekali terpenuhi 100 persen. Selain kebanyakan siswa Dlingo miskin, gairah bersekolah mereka rendah. Daripada mereka lulus SMP langsung nikah dengan alasan tak ada biaya, lebih baik mereka bersekolah dengan biaya gratis," tegas Bayu.

Bayu menuturkan terobosan ini merupakan salah satu dari beberapa hal yang akan dirinya lakukan untuk memajukan kawasan Dlingo terutama dalam hal pendidikan. "Sekolah tidak akan membebani siswa dengan biaya. Mereka hanya berkewajiban sekolah. Yang penting masuk sekolah dulu. Biaya nomor dua. Maka saya optimalkan guru PNS supaya dapat jam mengajar yang memenuhi syarat sertifikasi dan bersemangat mengajar mereka," jelas Bayu.

Adapun kuota siswa miskin SMAN 1 Dlingo awalnya sebanyak 10 kursi, namun saat ini menjadi 81 casis yang masuk ke SMAN 1 Dlingo melalui jalur siswa miskin. Sedangkan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 96 siswa yang masuk. Dengan dimasukkannya hampir seluruh siswa ke kuota miskin, SMAN Dlingo yang sebelumnya selalu kekurangan siswa menjadi langsung terpenuhi

Mendirikan Rumah mode dan tailor

Dlingo : Rumah mode sepertinya berlebihan untuk ukuran Kecamatan Dlingo, Tapi apakah ada yang tidak mungkin? yahhh...semua bergantung kita dan visi yang ingin kita capai serta target yang ingin kita wujudkan. saat ini Rumah mode mungkin sebuah hal yang asing bagi masyarakat Dlingo namun kami meyakini hal ini akan menjadi kebutuhan pada jangka panjang. Kak Sri rahayu Asal Desa Temuwuh kemudian mewujudkan hal ini. meskipun lokasi usaha tida berada di tepi jalan raya namun selalu ada saja permintaan-permintaan yang datang.

Kak Sri Rahayu alumni SMK 1 Dlingo pada jurusan Tata Busana, dalam memulai karirnya terlebih dahulu bekerja pada orang lain di Kecamata Plered sekaligus menjadi model foto muslimah pada lokasi kerjanya. setelah dirasa cukup memperoleh ilmu dan keterampilan kemudian memberanikan diri untuk membuka usaha berupa Rumah Mode yang pertama kali di Kecamatan Dlingo. saat ini Kak Sri Rahayu juga sedang berupaya mengabungkan usaha rumah mode yang identik dengan tata busana dengan tata rias kecantikan, sehingga tercipta sebuah integrasi yang manis pada lingkungan usahanya.

Mendirikan Usaha Hand made Mukena

Dlingo :Kak Siwit namanya, dia adalah alumni SMK 1 Dlingo Jurusan Tata Busana, asal dari desa Dlingo. berbekal sedikit modal dari tabungan dan orang tua mencoba keberuntungan dengan secara mandiri mendirikan usaha jasa jahit pakaian. bekal keterampilan yang diperoleh dari sekolah dimanfaatkan secara nyata didalam kesehariannya. Disela-sela kegiatannya Kak siwit mencoba untuk membuat sebuah inovasi mukena yang gaul dan trendi namun hasil dari keterampilan tangan bukan mesin.

Dari sinilah kak siwit saat ini berusaha membesarkan usahanya, kemudian Divisi marketing Gema Angkasa sebagai salah satu fungsi pokoknya bekerja maksimal untuk menciptakan peluang penghasilan yang lebih baik untuk Kak Siwit. Meskipun semakin banyak order yang diterima namun Kak siwit tetap aktif dalam setiap kegiatan Gema Angkasa. 

TERONG JUARA 2 HASIL FESTIVAL UPACARA ADAT 2015 SE-KAB. BANTUL

Dlingo : disbudpar.bantulkab: 17 Grup mewakili 17 kecamatan se Kabupaten Bantul tampil pada Festival Upacara Adat Tahunn 2015 yang digelar selama 3 hari. 
 
Hari pertama Senin, 8 Juni 2015 dilaksanakan di Lapangan Desa Tamantirto, kasihan menampilkan 6 grup dari Kecamatan Kasihan ( Merti Desa Ngrame ), Sedayu ( Upacara Wiwitan ), Srandakan ( Bodo Mangiran ), Pandak ( Nyadran Makam Sewu ), Sanden ( Merti Dusun dumadine Padusunan Patihan ), dan Pajangan ( Merti Dusun Krebet ). 
 
Hari kedua Selasa, 9 Juni 2015 dilaksanakan di Lapangan Desa Mulyodadi Bambanglipuro menampilkan 6 grup dari Kecamatan Bantul ( Tingkepan ), Sewon ( Merti Dusun dumadine Sewon ), Bambanglipuro ( Upacara Ngijing ), Pundong ( Merti Bumi Tuk Suracala ), Dlingo (Merti Dusun Terong ), dan Jetis ( Upacara Wiwitan ). Hari ketiga Rabu, 10 Juni 2015 dilaksanakan di Halaman Balai Desa Pleret menampilkan 5 grup dari Kecamatan Piyungan ( Kupatan Jolosutro ), Pleret ( Upacara Supitan ), Banguntapan ( Nampi Dhawuh Ngunduh Nguras Sendang Selirang ), Kretek ( Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri ), dan Imogiri ( Ngarak Siwur-Nguras Enceh ).

Setelah melalui penilaian tampilan, komunikatif, dan harmoni Dewan Juri yang terdiri dari RM. Doni Surya Megananda, S Si,MM, Dr. Sumaryono, Drs. Gandung Jatmiko, M Pd, Drs. Bugiswanto, dan Ki Juwaraya memutuskan hasil sebagai berikut :

PENYAJI TERBAIK I : KECAMATAN SRANDAKAN NILAI 450

PENYAJI TERBAIK II : KECAMATAN DLINGO NILAI 425

PENYAJI TERBAIK III : KECAMATAN PUNDONG NILAI 420

PENYAJI TERBAIK IV : KECAMATAN KRETEK NILAI 415

PENYAJI TERBAIK V : KECAMATAN PIYUNGAN NILAI 412

PENYAJI TERBAIK VI : KECAMATAN PLERET NILAI 410

PENULIS NASKAH TERBAIK : KECAMATAN BANTUL( TINGKEBAN )

SUTRADARA TERBAIK : KECAMATAN KRETEK

PENATA IRINGAN TERBAIK : KECAMATAN SRANDAKAN

PENATA KOSTUM TERBAIK : KECAMATAN PUNDONG

Mendirikan Usaha Budidaya Jangkrik dan Cacing


Dlingo : Belakangan ini marak bisnis ternak cacing dan jangkrik seiring dengan meningkatnya permintaan di pasar terutama untuk pakan burung dan memancing di Kecamatan Dlingo. Pertanyaan yang timbul dan mengelitik kemudian coba dirumuskan oleh kak ivan dan kak yudha, mereka berdua mencoba mencari informasi dengan berhari-hari mengelilingi kota Yogyakarta hanya bermodalkan alamat yang diperoleh dari browsing.
 
Hampir putus asa karena ternyata bisnis budidaya ini sanggat tertutup dan pelit ilmu. sampai akhirnya secara otodidak mereka berdua memberanikan diri memanfaatkan lahan yang kososng untuk segera memulai budidaya jangkrik dan cacing disertai dengan kolam lele. dengan bermodalkan hasil usaha yang diperoleh dari menjadi tukang pembuat pintu mereka berdua menyisihkan sedikit demi sedikit uang kemudian setelah terkumpul diblanjakan material bahan dan peralatan untuk budidaya tersebut.
 
sambil berjalan selalu saja ada jalan, selalu ada saja pertolongan, dan tiba-tiba setelah berbulan bulan membuat kotak box budi daya jangkrik ahirnya memperoleh informasi valid terkait keberadaan para pembudidaya telur jangkrik. sulit memang memulai usaha ini namun akhirnya sampai saat ini usaha berjalan lancar bahkan mengalami kekurangan produksi akibat dari membeludaknya permintaan jangkrik dan cacing. pengembangan usaha terus dilakukan dan dalam target panen akan di upayakan seminggu sekali panen.


Kenduri Merti Dusun Desa Rejosari Terong Dlingo Sajikan 9 Ingkung Ayam Jawa

Kenduri Merti Dusun Desa  Rejosari Terong Dlingo Sajikan 9 Ingkung Ayam Jawa
 
Dlingo -majalahbuurngpas.com: Warta daerah padukuhan Rejosari terong Dlingo Bantul rabu 6 april 2015 mengadakan kenduri masal dengan jumlah undangan yang cukup banyak.

Dalam acara ini 9 ingkung ayam jawa di sajikan dan di bagi bagi secara hikmat kepada tamu undangan. Selain kenduri acara juga di lantunkan doa dan tahlil untuk meminta kselamatan keapda Alloh SWT.

Tampak hadir Lurah desa terong polsek dan utusan Bpd setempat. Acara bersih dusun 2015 ini terbagai beberapa kegiatan pertama kenduri pengajian dan pentas seni.

Untuk pengajian rencana malam sabtu oleh ustad Sutarjo dari patuk Gunungkidul.sedang acara yang lain kami juga lagi fokus menggarap jalan menuju obyek wisata "kata Sukamdam dukuh Rejosari dan Ketua Pokdarwis desa wisata banyunibo

Alumni dan Anggota Gema Angkasa Masuki Dunia Perkantoran

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, setiap kawan berlomba-lomba dalam implementasi kemandirian ini. masing-masing sibuk membuat sebuah konsep diri dan menciptakan peluang agar mampu mendapatkan sebuah kepercayaan untuk kemandirian. mendengar kabar bahwa teman-teman kami berhasil meraih mimpi dan mencapainya adalah sebuah kebahagiaan tersendiri.

Gema Angkasa hanya sebagai sebuah media untuk siapapun mereka yang bergabung dan berproses didalamnya. bersama-sama untuk kembali menemukan jati diri dan mengenali diri tanpa takut disalahkan. Gema Angkasa merupakan rumah kedua kami, dimana kami ditempa dengan berbagai hal yang tidak kami temukan pada organisasi yang lainnya di Kecamatan Dlingo. 

Tentu hasil dan dampak dari proses tersebut secara tidak langsung turut meningkatkan kemampuan dan nilai tawar setiap anggota didalam setiap peluang dan kompetisi di arena menuju kemandirian. kompetensi hasil dari Pembinaan Gema Angkasa Inilah yang kemudian secara nyata terjawab. Bahwa anggota Gema Angkasa memang memiliki kekurangan dan berbagai ketidak sempurnaan, namun dengan masuknya beberapa anggota Gema Angkasa di dunia birokrasi dan perkantoran telah membuktikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan telah berhasil mempengaruhi karakter dan etos kerja para anggotanya.

Salah Satunya Kak Eko, dia berhasil bekerja dan menjadi salah satu Asisten Ahli pada Bidang Teknologi dan Informasi di Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Berawal dari mengenal Gema Angkasa dan Berproses secara jarak jauh dengan segala keterbatasan kemudian mengikuti seleksi akhirnya mampu mewujudkan cita-citanya.

Kak Purwoko menjadi Tenaga Harian Lepas pada Kantor Pengelola Pasar di Kabupaten Bantul, dan terus berlanjut sampai saat ini dengan komitmen yang kuat meskipun hanya sebagai tenaga kebersihan pasar.
dan dua srikandi alumni Gema Angkasa Dlingo kak Sita dan kak Vita juga menjadi staf di pemerintah desa Terong dan Pemerintah Desa Dingo Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.

12 Jaringan Irigasi Jatimulyo diperbaiki dengan anggaran 1,5 Miliar

Dlingo : Bantulkab : Wilayah Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, merupakan daerah pegunungan yang banyak mengandalkan curah hujan dalam pertanian. Untuk mendukung perbaikan hasil panen, tahun 2015 akan ada peningkatan jaringan irigasi di 12 daerah dengan luasan masing-masing 1.000 meter.

Program peningkatan jaringan irigasi pertanian ilakukan untuk mendukung ketahanan pangan. Irigasi dan pertanian dua hal yang saling berkaitan, keduanya harus bias berjalan bersama, hal tersebut dikatakan Bupati bantul, Hj. Sri Suryawidati, usai meletakkan batu pertama perbaikan irigasi, di dusun Maladan, Jatimulyo, Dlingo.

Lebih lanjut dikatakan di wilayah Dlingo, saat ini hasil produksi padi mampu mencapai 7 ton/h walaupun kondisinya kurang air. Harapannya dengan peraikan irigasi akan meningkat menjadi 7,5 ton/h atau lebih.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kab. Bantul, Yulianto menjelaskan , hingga kini di Dlingo ada 12 daerah aliran irigasi yang mengampu seluruh wilayah kecamatan. Keberadaan 12 jaringan tersebut saat ini belum mampu mengairi 1.000 hektar, sementara lahan pertanian luasnya mencapai 1.000 hektar. Jaringan air irigasi yang direhabilitasi tidak semua sama, ada yang di rehab pada bagian sumurnya namun ada yang direhab bagian bendungan atau pasangannya. Anggaran dari APBD yang disiapkan sebesar Rp. 1,5 Miliar.
Mulai hari ini Senin, 13 April 2015 sampai dengan Jumat 17/4 di Kantor Pos Cabang Dlingo disalurkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) Tahap II bagi 5.881 KK di Kecamatan Dlingo. Hari ini masyarakat dari desa Dlingo (613KK) dan Mangunan (695 KK) sejumlah 1.308 KK menerima dana masing-masing Rp.600 ribu untuk penerimaan 3 bulan.
Meskipun diharapkan dana yang disalurkan menjadi simpanan, namun kebanyakan mereka mengambil tunai keseluruhan penerimaan tahapan ini dengan alasan banyak kebutuhan yang membutuhkan pendanaan. Sampai dengan tulisan ini diunggah pelaksanaan hari pertama penyaluran dana PSKS berjalan tertib, aman dan lancar.
Jadwal selanjutnya Selasa 14/4 untuk desa Muntuk sejumlah 1.221 KK, Rabu 15/4 untuk desa Jatimulyo sejumlah 940 KK, Kamis 16/4 untuk desa Terong sejumlah 741 KK dan Jumat 17/4 untuk desa Temuwuh sejumlah 871 KK.
Ketertiban, keamanan dan kelancaran pelaksanaan penyaluran dana PSKS tergantung juga bagaimana masyarakat mau mengacu kepada jadwal jam-jam layanan untuk masing-masing pedukuhan yang telah disampaikan informasinya melalui dukuh masing-masing, sehingga antrean tidak menumpuk atau terlalu panjang. Dalam kegiatan ini personil Polsek Dlingo mengadakan pengamanan hingga hari Jumat tanggal 17 April.
- See more at: http://humas.polri.go.id/berita/Pages/ANGGOTA-----POLSEK----DLINGO------AMANKAN---PENCAIRAN----DANA--BANTUAN----PSKS.aspx#sthash.qr1rNyDP.dpuf
Mulai hari ini Senin, 13 April 2015 sampai dengan Jumat 17/4 di Kantor Pos Cabang Dlingo disalurkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) Tahap II bagi 5.881 KK di Kecamatan Dlingo. Hari ini masyarakat dari desa Dlingo (613KK) dan Mangunan (695 KK) sejumlah 1.308 KK menerima dana masing-masing Rp.600 ribu untuk penerimaan 3 bulan.
Meskipun diharapkan dana yang disalurkan menjadi simpanan, namun kebanyakan mereka mengambil tunai keseluruhan penerimaan tahapan ini dengan alasan banyak kebutuhan yang membutuhkan pendanaan. Sampai dengan tulisan ini diunggah pelaksanaan hari pertama penyaluran dana PSKS berjalan tertib, aman dan lancar.
Jadwal selanjutnya Selasa 14/4 untuk desa Muntuk sejumlah 1.221 KK, Rabu 15/4 untuk desa Jatimulyo sejumlah 940 KK, Kamis 16/4 untuk desa Terong sejumlah 741 KK dan Jumat 17/4 untuk desa Temuwuh sejumlah 871 KK.
Ketertiban, keamanan dan kelancaran pelaksanaan penyaluran dana PSKS tergantung juga bagaimana masyarakat mau mengacu kepada jadwal jam-jam layanan untuk masing-masing pedukuhan yang telah disampaikan informasinya melalui dukuh masing-masing, sehingga antrean tidak menumpuk atau terlalu panjang. Dalam kegiatan ini personil Polsek Dlingo mengadakan pengamanan hingga hari Jumat tanggal 17 April.
- See more at: http://humas.polri.go.id/berita/Pages/ANGGOTA-----POLSEK----DLINGO------AMANKAN---PENCAIRAN----DANA--BANTUAN----PSKS.aspx#sthash.qr1rNyDP.dpuf
Mulai hari ini Senin, 13 April 2015 sampai dengan Jumat 17/4 di Kantor Pos Cabang Dlingo disalurkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) Tahap II bagi 5.881 KK di Kecamatan Dlingo. Hari ini masyarakat dari desa Dlingo (613KK) dan Mangunan (695 KK) sejumlah 1.308 KK menerima dana masing-masing Rp.600 ribu untuk penerimaan 3 bulan.
Meskipun diharapkan dana yang disalurkan menjadi simpanan, namun kebanyakan mereka mengambil tunai keseluruhan penerimaan tahapan ini dengan alasan banyak kebutuhan yang membutuhkan pendanaan. Sampai dengan tulisan ini diunggah pelaksanaan hari pertama penyaluran dana PSKS berjalan tertib, aman dan lancar.
Jadwal selanjutnya Selasa 14/4 untuk desa Muntuk sejumlah 1.221 KK, Rabu 15/4 untuk desa Jatimulyo sejumlah 940 KK, Kamis 16/4 untuk desa Terong sejumlah 741 KK dan Jumat 17/4 untuk desa Temuwuh sejumlah 871 KK.
Ketertiban, keamanan dan kelancaran pelaksanaan penyaluran dana PSKS tergantung juga bagaimana masyarakat mau mengacu kepada jadwal jam-jam layanan untuk masing-masing pedukuhan yang telah disampaikan informasinya melalui dukuh masing-masing, sehingga antrean tidak menumpuk atau terlalu panjang. Dalam kegiatan ini personil Polsek Dlingo mengadakan pengamanan hingga hari Jumat tanggal 17 April.
- See more at: http://humas.polri.go.id/berita/Pages/ANGGOTA-----POLSEK----DLINGO------AMANKAN---PENCAIRAN----DANA--BANTUAN----PSKS.aspx#sthash.qr1rNyDP.dpuf

Desa Terong, Desa Peduli Perubahan Ikim

Dlingo : mongabay.co.id: Dampak perubahan iklim telah dirasakan oleh semua orang di dunia, tidak terkecuali masyarakat Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak tersebut baik langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan masyarakat. Seperti waktu penanaman lahan pertanian tidak bisa dipastikan, kondisi suhu udara tidak menentu ini dirasakan langsung oleh masyarakat.

Oleh karena itu, masyarakat Desa Terong secara sadar berusaha untuk berpartisipasi menangani dampak dan mengurangi terjadinya perubahan iklim. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk mendeklarasikan diri sebagai desa peduli perubahan iklim.



Hutan rakyat lestari akan memberikan keuntungan secara ekonomis dan ekologis bagi masyarakat.

“Desa Terong diharapkan mampu menjadi bagian dunia untuk berkontribusi dalam pengurangan dampak pemanasan global dengan potensi hutan rakyat yang dimiliki dan perilaku masyarakatnya,” kata Lurah Desa Terong ,Welasiman dalam acara peluncuran desa peduli lingkungan dan dan peluncuran koperasi Kelompok Tani Tunda Tebang “Jasema” di Desa Terong, Bantul, Yogyakarta.

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Bantul Sumarno, Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas, Endah Murniningtyas yang juga merangkap Ketua Majelis Wali Amanat ICCTF dan Direktur Arupa, Dwi Nugroho.

Ia menambahkan, para pemilik hutan rakyat di Desa Terong sudah paham hutan berfungsi ekonomis, dan ekologis, khususnya sebagai penyerap karbon, sehingga mampu mengurangi dampak pemanasan global. Pengetahuan tersebut sangat penting, sebagai mitigasi perubahan iklim berbasis lahan.

Dari merasakan dampak perubahan iklim, masyarakat Desa Terong belajar tentang pemanasan global dan perubahan iklim, dimana hutan mampu menyerap karbon. Kegiatan menanam, pembuatan pupuk organik, serta pembentukan koperasi Hutan Tunda Tebang dibawah organisasi Kelompok Tani Hutan Tunda Tebang “Jasema” merupakan langkah nyata mengurangi dampak perubahan iklim.

Kelompok Tani Hutan Tunda Tebang “Jasema” memiliki modal Rp78 juta yang berasal dari tabungan masyarakat yang diharapkan mampu menahan penebangan pohon yang belum layak tebang. Penebangan pohon yang tidak layak tebang cukup tinggi di Desa terong, penebangan harus diminimalisir atau ditekan sekecil mungkin karena merugikan petani secara ekonomi, juga fungsi atau hutan sebagai penyerap dan penyimpan karbon akan hilang.

Pembentukan koperasi KTH Tunda Tebang Jasema mampu meningkatkan ekonomi masyarakat melalui nilai kayu yang cukup tinggi karena pohon yang ditebang sudah masak dan fungsi pohon sebagai penyerap dan penyimpan karbon tetap terjaga.

“Kami berkomitmen agar hutan rakyat kami menyerap karbon sebanyak-banyaknya dan menyimpang selama-lamanya,” kata Welasiman.



Penandatanganan prasasti Desa Terong sebagai Desa Peduli Iklim oleh Wakil Bupati Bantul dan Bappenas di Balai Desa Terong, Selasa, 11 November 2014. Foto : Tommy Apriando

Selain itu, komitmen dalam menyerap karbon dan mengurangi dampak perubahan iklim, Desa Terong membuat draf tata ruang desa, yang lebih memperhatikan keberadaan hutan.

Masyarakat Desa Terong telah mengetahui bagaimana menghitung karbon hutan rakyat, pengukuran, memasukkan data dan analisis data. Kegiatan pengukuran karbon dilakukan sejak tahun 2010 dengan 180 plot sample permanen, dan di monitoring setiap 2 tahun sekali. Hasilnya cadangan karbon hutan rakyat terus meningkat dari tahun ketahun.

“Kami berharap Pemerintah Bantul dan Bappenas terus mendukung kegiatan masyarakat.Hari ini juga Desa Terong mendeklarasikan sebagai desa peduli iklim. Deklarasi ini bukan akhir, namun langkah awal agar masyarakat Desa Terong bisa berkontribusi dalam penanggulangan perubahan iklim kedepannya,” tutup Welasiman.

Sementara itu, Direktur LSM Arupa, Dwi Nugroho mengatakan setahun ke depan dirinya bakal menagih komitmen hijau dari lurah dan masyarakat Desa Terong Lima tahun lagi Desa Terong harus masih hijau dan setiap dua tahun sekali ada penghitungan karbon di hutan rakyat.

Selama Arupa bekerja bersama Kelompok Tani Hutan Kasema, saat ini ada 27 pengurus KTH Jasema mampu menjadi pelatih menghitung karbon. Inisiatif deklarasi ini muncul dari masyarakat dan pemerintah desa. Permasalahan awal di Desa Terong yakni banyak masyarakat menebang pohon karena butuh biaya, namun pohon tersebut belum layak tebang.

Sehingga hadirnya Koperasi Tunda Tebang Jasema dengan anggota 554 Kepala Keluarga diharapkan bisa membantu masyarakat bukan memberatkan. Jaminan anggota koperasi meminjam uang yaitu pohon/kayu. Bunga koperasi sangat rendah. Sehingga dukungan masyarakat sangat dibutuhkan.

Koperasi berwawasan lingkungan ini berkomitmen memberikan pinjaman tunda tebang bagi petani hutan rakyat yang mengalami masalah ekonomi. Saat itu, Koperasi yang beranggotakan 554 orang ini telah mampu mengumpulkan modal sebesar Rp77.560.000. Hadirnya koperasi ini, diharapkan mampu menahan penebangan pohon 31,3 m3 atau setara dengan 9,58 ton karbon. Pada tahun 2021 KTT Jasema diperkirakan mampu menahan penebangan pohon 456,4 m3 atau setara dengan 140,22 ton karbon.

Penelitian Arupa tiga bulan lalu, di Desa Terong pemenuhan kebutuhan dari menebang kayu, sekitar Rp2,7 Juta/KK/Tahun. Penelitian ini dikelompok KTH Jasema, sehingga jika dikalikan nilai kayu yang ditebang sebesar Rp1,5 miliyar/tahun. “Kondisi ini semakin memprihatinkan karena, sebagian besar pohon yang ditebang belum layak tebang dan masih berada pada usia produktif,” kata Dwi Nugroho.

Desa Terong, yang mempunyai komitmen besar dalam aksi mitigasi perubahan iklim berupaya optimalisasi hutan rakyat dalam mitigasi perubahan iklim. Pemerintah Desa Terong, Kolompok Tani Hutan (KTH) Jasema, dan ARuPA bekerja sama dengan ICCTF (Indonesia Climate Change Trus Fund) telah melaksanakan program Peningkatan Serapan Karbon pada Hutan Rakyat Terong.



Potongan batang kayu yang layak tebang akan memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan.

Program ini diturunkan dalam beberapa kegiatan, seperti penanaman 6000 bibit pohon, pembagian pupuk organik, perhitungan proyeksi cadangan karbon pada hutan rakyat, Pembentukan Koperasi Tunda Tebang (KTT) Jasema, Penyusunan rencana tata kelola hutan rakyat, dan penyusunan rencana tata ruang wilayah desa Terong.

Output dari program ini membuahkan hasil yang positif. Desa yang mempunyai luas hutan rakyat 648 hektar (378 pekarangan dan 270 hektar tegalan ini, mampu menyimpan cadangan karbon sebesar 49,87 ton per hektar di tegalan dan 78,97 ton per hektar di pekarangan. Potensi besar ini perlu diimbangi dengan upaya mengurangi tindakan tebang tubuh yang membudaya.

Aksi mitigasi perubahan iklim yang dilakukan Desa Terong merupakan aksi positif bisa menjadi role model bagi desa-desa lain di Kabupaten Bantul. Untuk itu ICCTF bersama ARuPA, Perangkat Desa Terong, dan KTH JASEMA bermaksud melakukan pencanangan desa Terong sebagai Desa Peduli Iklim.

“Fokus utama dari kegiatan ini adalah penandatanganan prasasti Terong sebagai Desa Peduli Iklim dan Penyerahan badan hukum Koperasi Tunda Tebang (KTT) JASEMA,” kata Dwi Nugroho.

Wakil Bupati Bantul Sumarno mengapresiasi deklarasi desa peduli iklim. Pemanasan global menjadi fakta tidak terbantahkan baik ditingkat global dan lokal. Peningkatan pemanasan bumi menimbulkan dampak nyata yakni perubahan iklim. Perubahan iklim berdampak pada perubahan ekologis yang besar bagi bumi. Iklim yang semakin panas mempengaruhi ketersediaan air dan meningkatkan kondisi cuasa ekstrim seperti badai dan kekeringan. Banyak petani yang merasakannya, seperti sulit memperkirakan waktu tanam. Permasalahan ini harus ditangani serius oleh semua pihak. Ini tanggung jawab kita bersama.

“Penebangan pohon merajalela, mengubah fungsi hutan menjadi lahan pemukiman, industri dan insfratruktur lainnya harus dibatasi secara hukum,” kata Sumarno.

Ia menambahkan, hutan menjadi bagian penting bagi masyarakat yang hidup disekitarnya. Hutan bukan hanya sebagai habitat hewan dan tumbuhan tapi juga tumpuan hidup masyarakat. Hutan menjadi unsur vital bagi kesejahteraan masyarakat. Hutan menyediakan berbagai sumber daya untuk kepentingan manusia dan manusia berperan sebagai subyek pengelola.

“Kami mengapresiasi Desa terong atas inisiatifnya mendeklarasikan sebagai desa peduli iklim. Semoga deklarasi ini bukan seremonial saja, namun komitmen pengelolaan hutan rakyat lestari yang nantinya berkontribusi dalam penurunan gas rumah kaca terus dilakukan,” katanya.

Dalam hal ini masyarakat dapat menentukan strategi pengelolan hutan yang strategis untuk diterapkan di wilayahnya, sesuai kemampuan biofisik lahan dan nilai sosial budaya setempat. Metode partisipatif diharapkan pengambilan kebijakan hutan mampu mengakomodir kepentingan masyarakat lokal untuk diutamakan.

“Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan semakin menegaskan arah pembangunan hutan secara ideal dan tepat dengan dukungan pengalaman teknis masyarakat dilapangan. Ini menjadi investasi jangka panjang mewujudkan kesetaraan hak dan keadilan,” tambahnya.

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas dan juga Ketua Majelis Wali Amanat ICCTF, Endah Murniningtyas mengatakan melalui mekanisme menunda penebangan dan penjualan alasannya untuk menaikan harga karena usia pohon yang belum cukup berimbas pada harga kayu murah. Selain itu, pemerintah pun tidak bisa berbuat banyak jika masyarakat tidak berkomitmen melakukan penundaan tebang dan membentuk desa peduli iklim. Ke depan hal-hal yang memiliki proses alami memiliki nilai jual yang lebih mahal seperti pupuk organik, bahan berwarna alami dan makanan organik.

“Hutan bukan berfungsi kayunya saja, apalagi untuk daerah kering, jika dijaga secara baik maka longdor tidak ada, bisa menahan dan menyeraoair. Banyak di tempat lain, masyarakat menjual hasil bumi tergesa-gesa dan merugikan kita sendiri,” kata Endah.

Dia berpikir masyarakat hutan rakyat Desa Terong bisa menanam kayu-kayu berdaya jual tinggi, seperti pohon Gaharu. Saya melihat dua tahun lagi Desa Terong berpotensi menjadi Desa Wisata dan budaya. Hutan lestari akan menjadi daya tarik wisata, karena negara maju sudah tidak punya hutan.

“Pak Presiden juga berkomitmen bahwa hutan masyarakat akan terus dilestarikan dan didukung. Dan Desa Terong beberap langkah lebih maju”, tambahnya.

Jalur Banyusoca – Dlingo Membantu Aktivitas Warga

Dlingo : kabarhandayani: Jalur yang menghubungkan antara Kecamatan Playen Gunungkidul dengan Kecamatan Dlingo Bantul digunakan sebagian besar masyarakat Desa Banyusoca dan sekitarnya untuk berpergian menuju kota Yogyakarta. Hal ini dilakukan oleh para pekerja buruh bangunan maupun pedagang yang ada di Desa Banyusoca.

Salah satu warga Banyusoca, Mardiono (52) mengaku, setiap pagi menggunakan jalur tersebut untuk berangkat kerja. Menurutnya jika harus berangkat melalui jalur Playen-Dlingo terlalu jauh dan membutuhkan tambahan pengeluaran untuk membeli bbm.

“Meski beberapa jalur masih berupa cor blok namun jalur ini sangat membantu warga untuk beraktivitas,” katanya

Dari pantauan KH, jalur tersebut sedikit rawan jika dilewati saat malam hari. Minimnya penerangan dan jalur cor blok yang licin ketika musim hujan membuat pengendara harus ekstra berhati-hati.

Sementara itu Sutiyono selaku Kades Banyusoca ikut menyoroti keberadaan jalur tersebut. Menurutnya jalur tersebut selain bermanfaat untuk warga yang bepergian ke Yogyakarta juga bisa bermanfaat bagi kemajuan pariwisata di Kecamatan Playen.

“Harapannya jalur tersebut bisa dibuka menjadi jalan raya penghubung antar Kabupaten dan bisa memberikan dampak positif bagi warga maupun perkembangan pariwisata di Gunungkidul,” jelasnya.

Pihak Desa Banyusoca lanjut dia, bersedia untuk ikut berperan serta dalam pembangunan jalan antar kabupaten tersebut. “Telah dilakukan survei lapangan baik dari Bapeda kabupaten Gunungkidul maupun Kabupaten Bantul"

To Learn To Risk Benar dan Salah

Dlingo : Di era sekarang ini, yang benar sekarang disalahkan, yang salah dibenarkan, yang tabu jadi hal biasa. apa maksudnya?
Dengan beraninya kita berbicara tentang benar atau salah. Saya benar, kamu yang salah. Memang berat mengakui kesalahan. Masing-masing ego kita mengatakan bahwa kita benar.
Maling misalnya, sudah tau salah, tapi tetap dilakukan. Disuruh mengaku maling pun tentu mengelak, segala alasan tak masuk akal diucapkan, padahal sudah jelas barang bukti di tangan. Lalu bak drama di sinetron-sinetron kemudian mengaku, saya dijebak. “Bukan saya yang melakukannya” Ya, bisa saja yang tertuduh maling itu memang dijebak, tapi bisa jadi tidak. Bisa jadi kalau ternyata memang benar dia maling nya. Lalu kepercayaan pun sudah tidak bisa diandalkan lagi.

Singkat saja, apa yang kita lakukan sekarang kadang bisa dijudge sebagai hal yang salah, meskipun kita melakukan hal yang benar. Mungkin ada beberapa orang yang tidak setuju, tetapi, apakah itu mutlak salah. dari yang ringan sajalah, contoh nyatanya seperti saat kita berusaha untuk rajin dalam melakukan sesuatu, yang jadi komentar beberapa orang adalah "kerajinan" "sok rajin" "sok nyari muka" dan lain sebagainya. 

Bagaimana dengan menjadi di antaranya, berada diantara benar dan salah itu sendiri???. Tidak membenarkan tidak juga menyalahkan. Apatis kah? ENtah lah. Kalau tidak tau apakah seharusnya yang dibenarkan memang hal benar dan yang disalahkan memang hal salah, lalu harus apa/harus bagaimana? Diam saja? Mungkin tidak juga juga, tidak menyelesaikan masalah. Lalu mencoba mencari tahu? Boleh aja.!!! Kalau sudah tau? Sudah tau salah/sudah tahu benar, kenapa dibenarkan atau disalahkan??. Itu kah yang namanya keterlaluan... lalu apakah harus diam saja juga?? Bagaimana jika dua-dua nya salah? Kenapa harus mati-matian mempertahankan. Katakan salah kepada keduanya. Katakan benar jika memang benar keduanya. lalu apa yang harus dilakukan selanjutnya..??? Entahlah..??

Dan jangan lupa, manusia yang merasa diri lebih baik atau lebih benar, paling baik atau paling benar itu mungkin saja memang benar-benar seorang yang baik dan benar. Jadi, jika kita sering merasa diri menjadi yang lebih benar atau paling baik, jangan kuatir, itu adalah hal yang wajar-wajar saja.  Coba kita berpikirLah kalau sudah tau salah kenapa dilakukan. Yang kita lakukan saat ini ya karena tau ini hal benar dan satu-satunya cara...benarkah itu satu satunya cara..bukankah dunia begitu luas yang menawarkan berjuta kebenaran???. Itu lah lalu yang membuat kita tak mau goyah sedikit pun dengan pernyataan ‘saya lah yang benar’ dan kemudian mau mengakui kesalahan.??? hanya karena kita juga melihat kesalahan yang terdapat pada orang lain... Mau melunakkan hati pun rasanya susah, karena kita rasa, kita pikir, dan sudah kita renungkan lagi dari segi A, B, C, kemana-kemana, dan menyimpulkan kita yang benar. tanpa melihat sisi-sis penyebab kita melakukan kesalahan..? didalam kesalahan ada dua hal : 1. kesalahan yang terjadi akibat dari ketidakmampuan dalam arti positif dan 2. kesalahan yang terjadi akibat dari ketidakmampuan dalam arti negatif.
Sering kita melakukan kesalahan yang sebenarnya bermaksud positif, namun dipahami sebagai sebuah kesalahan yang murni negatif...kemudian kita menyetarakan setiap kesalahan itu, sehingga tidak ada satu kesalahanpun yang bermakna positif. so..? entahlah..?

Maka mengakui kesalahan untuk sesuatu yang kita anggap benar pun tentu jauh lebih susah. “Wong saya bukan maling, kok, disuruh mengaku maling”. Entahlah?
Kadang Kita tau kita lah yang salah, tapi siapa yang mau disalahkan???. Kita pun kemudian terus-terusan membela diri, dengan dalih ini dalih itu. Kalau kita ketauan salah, kita proteksi semua bukti yang mendukung kesalahan kita, waduh bisa ribet urusannya jika tidak diputus mata rantai kesalahan kita "dalam pikiran kita saja". Mestinya secara runut dijelaskan, sehingga setiap peristiwa yang mendukung perbuatan yang salah tadi dapat ditelusuri apakah itu kesalahan dalam arti positif atau kesalahan dalam arti negatif.
Biasanya didalam setiap kesalahan diikuti proses untuk bertanggung jawab ini dan itu itu. beda hal dengan orang-orang yang juga ada dan memiliki karakter ‘Lempar batu sembunyi tangan’ kalau kata pepatah. Minta Ganti rugilah , minta maaflah, atau bertanggung jawab dalam hal lain yang kadang menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. namun setidaknya bertanggung jawab atas kesalahan, meskipun kadang tidak sepadan dengan kesalahan yang kita lakukan...entahlah..???
Era sekarang, dikalangan remaja, berciuman sudah seperti diwajibkan dalam berpacaran, bahkan bagi mereka yang belum berpacaran pun sudah mulai berangan-angan ingin berciuman. Apa yang kita cari dari ciuman, pelukan, ataupun berhubungan diluar nikah? kenikmatankah?.... setiap orang pernah melakukan kesalahan, namun sejauh mana komitmen untuk bertanggung jawab atas kesalahan dan memperbaiki kesalahan tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan bagi kita.

Kalau ada yang bilang ciuman dan pelukan itu adalah tanda cinta, ya....memang ciuman dan pelukan itu tanda cinta. atau Nafsu berkedok tanda cinta. kemudian tidak sedikit dari kita terkadang membuka aib sendiri untuk lebih menenangkan diri, bercerita banyak hal yang tidak pada tempatnya, berkeluh kesah pada orang yang salah dan tidak bisa memberikan solusi atas permasalahan kita, namun dalih kita " setelah bercerita kita merasa nyaman...bukankah hakikatnya masalah itu tetap akan ada ???? dan jika diceritakan pada orang yang salah maka masalah itu juga tidak selesai??? belum lagi jika kita terbuai atas sikap si penerima informasi yang merasa ada keakraban dan cocok...bukankah akhirnya yang terjadi adalah penghianatan terhadap pasangan kita sendiri.. karena terkadang ada juga manusia yang memilah bahwa jiwa dan raga itu sebuah hal yang terpisah, sehingga selingkuh hanya dimaknai dari perilaku fisik saja, padahal hati sebagai bagian dari jiwa kita adalah sebuah kesatuan...ada pula yang menyatakan bisa mematikan hati...ada pula yang bilang tidak bisa lagi mencintai..."nikmat Tuhan kok dipungkiri"... bukankah setiap orang berbicara seperti itu hanya pada saat hatinya bermasalah saja??? lalu kenikmatan dan kebahagian lain yang membahagiakan hati lainnya dimunafikan?? entahlah..???

Disaat yang lain, suatu hal yang salah dijadikan pedoman hal yang benar. Terkadang kita yang hidup dengan kesalahan itu dan merasa baik-baik saja meski tahu bahwa satu kebohongan pasti akan diikuti kebohongan yang lain, tapi kita juga tetap bisa senang-senang saja, toh tersimpan didalam hati dan tidak ada yang tahu...??? apa bedanya dengan menyimpan bangkai mayat kita sendiri..??? bukankah menjadi manusia itu sebuah karunia? bukankah hakikat jasad dan jiwa itu sebuah pasangan yang harus sama-sama sehat?? entahlah kadang kita lebih suka menyimpan banyak hal dan mengorbankan diri sendiri dengan menyimpan banyak hal atas kesalahan kita...kita kadang tidak sadar bahwa hal tersebut berdampak pada perilaku, sikap dan tata cara hidup yang tidak sehat bagi jiwa dan raga...raga kita sehat/tampak sehat tapi jiwa kita sedang sakit....

Kita hidup di dunia timur yang ketat dengan peraturan, adat budaya sosial dan agama. Apa kita mau dapat kenikmatan sesaat yang harus diganti dengan degradasi moralm dan status sosial yang buruk??? .. yakini saja bahwa setiap orang memiliki urat malu...karena yang berani malu cuma orang-orang yang sedang tidak seimbang kesehatan jiwa dan raganya... atau bisa jadi ketidak maluannya adalah sebuah pilihan terbaik dari pada melanjutkan kehidupan yang buruk?? entahlah... tapi jika sebuah kehidupan dinilai buruk..dimana rasa bersyukur kita..karena lebih banyak diluar sana yang tidak memiliki nasib dan kehidupan yang lebih baik dari kita..bukankah demikian adanya,,???? entahlah..???

Kita tidak hidup di dunia barat, kita bukan orang yang berparadigma liberalis, dengan hukum yang membebaskan segala hal yang dilarang. karena harmoni kehidupan itu diatur untuk menyelamatkan dunia dan regenerasi manusia..atas nikmat yang ada. tidak heran penyakit bertebaran dan berevolusi, karena kebanyakan dari kita lebih suka berlari dari masalah dan menyelesaikan masalah dengan keluar dari PAKEM.

Ada perasaan bangga dan senang saat Kita sudah merasa pada posisi yang benar menurut kita, tapi jarang bagi kita menyadari bahwa kebenaran itu menafikan kebenaran-kebenaran yang lain..hanya kita egois dan merasa berhak menyalahkan orang lain..entahlah??? Cara pandang liberalis sekilas subyektif? ya, ini subyektif...tetapi silahkan kita berkaca bahwa setiap yang dilarang pasti akan berdampak buruk baik jangka pendek atau jangka panjang...lalu adakah alasan untuk membebaskan hati dan memisahkan antara jiwa dan raga sebagai sebuah kesatuan...entahlah???

Apa kita sering meminta maaf..sebagaimana dalam ajaran Islam bahwa para nabi meminta maaf berkali-kali dalam setiap harinya..???? bukankah itu baik...meski terulang-dan terulang suatu kesalahan?? pernahkah kita bisa terbuka dan meminta maaf atas sebuah kesalahan meski kesalahan itu baru pada tataran cara pikir dan rasa hati??  pernahkah ada perasaan bersalah saat cara berpikir dan rasa hati kita salah dalam menilai sesuatu?....mungkin tidak akan pernah????. karena kita tetap bisa senang dan tidak ada yang tahu??? entahlah...???? sekali ada perasaan senang, kita tidak akan pernah menyesal, bahkan kita bakalan ketagihan melakukan hal hal itu, tapi jika itu tidak menyenangkan rasa dan perasaan hati yang memilukan...akankah kita bersyukur bahwa kita pernah diberikan kebahagiaan.

Jika kita sering merasa diri baik dan benar, atau lebih baik dan lebih benar, atau paling baik dan paling benar itu adalah sesuatu yang wajar. Jika perasaan benar, lebih benar atau paling benar tersebut didukung oleh fakta-fakta yang obyektif, maka kita memiliki kualitas sebaik Kaum Farisi "dalam ajaran agama lain". Jika perasaan tersebut tidak disertai bukti-bukti nyata, maka kita memiliki kualitas lebih buruk dibanding Kaum Farisi. Jika kita memiliki kepercayaan diri yang kuat karena segala prestasi dan performa kebenaran yang kita lakukan, dan karenanya tidak lagi membutuhkan Tuhan, kita setara dengan tingkat kerohanian Kaum Farisi. Jika kita datang kepada Tuhan dengan kesadaran bahwa kita memerlukan karunia dan rahmat, kasih sayang juga pengampunan-NYA, mestinya kita berkata yang sebenarnya, karena kebenaran itu tetap bisa disampaikan dalam bahasa yang lain dengan tidak mengorbankan apapun.

Pertanyaan terakhir: "Apakah yang menjadi motif utama kita di dalam beribadah kepada Alloh  di dalam setiap ibadah kita?.... berdoa agar kita tidak ditelanjangi.????, selalu meminta apapun yang kita rasa belum kita miliki??? asal meminta apapun disaat kita sulit??? .... percayalah itu permintaan yang mudah dan akan langsung dikabulkan... tapi kita masih berhutang... berhutang pada setiap objek kesalahan kita..meski tidak ada yang tahu.... Apakah Kita sudah menemukan tujuan hidup kita...dan fokus mewujudkanya...dengan tetap berpegang teguh pada aturan dan merasakan setiap rintangan yang ada..??? dan selalu bangun dengan semanggat yang baru dan percaya bahwa Alloh akan menolong tanpa ada hutang dalam diri kita...ENTAHLAH???
   

Titik Balik Perjuangan

Kita sering terlena akan keberhasilan seseorang tanpa melihat perihnya perjuangan yang mereka lakukan sebelumnya. Padahal jika kita melihat lebih jauh perjalanan hidup di balik nikmatnya kesuksesan hidup mereka dalam pandangan kita maka akan di temukan sebuah perjuangan dan usaha keras dalam mencapai kesuksesan tersebut.

"Life is a struggle" dalam hidup ini harus ada, sebagai sebuah usaha dari kita untuk bisa lebih maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya. Hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain.

Tapi tidaklah mudah berjuang dalam kerasnya hidup ini. Terbukti hanyalah beberapa orang saja yang bisa sukses menggapai impian dan cita-citanya sementara yang lainnya masih belum jelas kemana arah hidup yang akan di tuju. Mereka hanyalah mengikuti alur kehidupan seperti air mengalir mereka mengikuti kemana saja air itu akan membawanya. Untuk itu tetapkanlah mulai hari ini impian dan target-target hidup kita karena dengan menetapkan target-target dan tujuan hidup, ini akan menjadi sebuah doa sekaligus yang akan mengarahkan hidup menuju impian dan cita-cita.

akan ada sebuah titik yaitu titik jenuh dimana kita sudah tidak ada semangat dan energi lagi untuk terus menekuni apa yang kita lakukan. Untuk itulah diperlukan sebuah konsistensi, ketekunan, dan kesabaran dalam menjalankan proses hidup ini. Jika kita sudah konsisten dengan apa yang kita jalani, menekuni bidang tersebut dan selalu bersabar apabila ada hambatan-hambatan maka Insya Allah keberhasilan akan segera menghampiri hidup kita.

Kesuksesan itu memang manis tapi belum tentu dengan prosesnya. Dalam menjalani sebuah proses kehidupan hingga mencapai sebuah kesuksesan terdapat pahit-getir nya melawan hambatan dan tantangan kehidupan yang selalu pasti akan hadir di cerita kehidupan ini. Untuk itu cintailah proses hidup ini. Dengan kita mencintai proses hidup akan terasa lebih indah dan menantang. Jika kita menemukan masalah-masalah hidup, segeralah cari solusinya jadikan itu sebuah tantangan hidup. Yakinlah bahwa anda pasti menjadi pemenang dalam arena lomba kehidupan ini. Berjuanglah untuk hidupmu.

BANTU SEMANGATI ANAK TERONG DLINGO DENGAN BEASISWA CERIA

Dlingo : rumahzakat.org: Melalui semangat pemberdayaan masyarakat dari berbagai aspek kehidupan, khususnya aspek pendidikan. RZ bersama Relawan Inspirasi Bantul menyalurkan program beasiswa ceria, yang telah dilaksanakan pada bulan Desember.

Selain pemberian bantuan biaya pendidikan, program ini senantiasa disertai dengan pembinaan berkala untuk anak beserta orang tua. Diharapkan dengan adanya peran serta orang tua dalam pembinaan, akan tercipta sinergi menciptakan anak yang berakhlak mulia, mandiri, sehat, cerdas, kreatif, dan cekatan.

Pelaksanaan Program penyaluran beasiswa ceria oleh Relawan Inspirasi RZ, bertempat di Pendopo Balai Desa Terong, Bantul, Yogyakarta. “Sebanyak 30 siswa-siswi yang terdiri dari 10 siswa SD, 10 Siswa SMP dan 10 siswa SMA di kelurahan Terong, kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta. dan tujuan diselenggarakannya program ini adalah untuk mengurangi angka putus sekolah serta menjamin keberlangsungan pendidikan mereka.