Angin Putin Beliung Landa Kecamatan Dlingo

Dlingo : Hujan deras disertai angin puting beliung melanda Kecamatan Dlingo, Rabu (26/10). Akibatnya  pohon-pohon di sepanjang jalan utama Dlingo bertumbangan, beberapa rumah juga dikabarkan roboh di daerah Pereng jatimulyo tertimpa pohon sawo. Atap rumah warga rata-rata juga berserakan akibat terjangan angin puting beliung ini.
Sebelumnya angin puting beliung disertai hujan deras menerjang wilayah Desa Terong lalu bergeser ke selatan di daerah Desa Temuwuh yang membuat pepohonan di sepanjang jalan utama dan perkampungan menjadi berserakan ranting dan dahan-dahan yang memenuhi sepanjang jalan. selain itu pohon cemara di lapangan Pokoh Desa Dlingo yang berusia sudah puluhan tahun juga roboh.

Menurut sejumlah warga , sebelum hujan deras angin datang dengan sangat kencang. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Akibat angin putin beliung ini, listrik sempat padam namun petugas PLN di Kecamatan Dlingo segera menanggani permasalan tersebut sehingga warga kembali bisa bekerja dengan normal.

Dataran Tinggi Dlingo Mulai Sulit Air

Dlingo: KRjogja.com: Memasuki penghujung musim kamarau tahun ini, sejumlah wilayah dataran tinggi di Bantul ratusan warga mulai kelabakan mencari air bersih. Kebanyakan sumber air debit airnya terus menyusut, dampaknya warga merasa perlu segera disokong air khusus untuk kebutuhan makan dan minum. Sumur warga di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Bantul, misalnya dalam dua pekan terakhir mengering. Kenyataan pahit itu direspons Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana ) Bantul dengan menggelontorkan sedikitnya 222 tangki air bersi.

Koodinator Tagana Bantul, Dhony Kristanto mengatakan, dalam dua pekan ke depan sekitar 190 tangki didistribusikan ke daerah krisis air bersih. Sementara 22 tangki telah disalurkan pekan sebelumnya.
Dhony merinci, 190 tangki dialokasikan untuk Kecamatan 100 tangki, Piyungan 40 tangki, Kasihan 30 serta Imogiri 20 tangki. “ Data daerah rawan air bersih itu hasil pendataan kecamatan, desa, dan dusun sehingga kami dari Tagana tinggal droping ke daerah kering,” jelasnya disela pendistribusian air bersih di Dusun Tangkil, Desa Muntuk.

Kepala Desa Muntuk Kelik Subagyo SE mengakui, belasan dusun di wilayahnya memang dilanda krisis air bersih. Sebagian besar sumber air di sumur warga lenyap. “Saat ini memang menjadi puncak krisis air di wilayah ini, jumlahnya ada, tetapi sangat minim sekali. Sementara banya penampungan kosong,” katanya.

Kesulitan Air Bersih Sebagian Masyarakat Dlingo

Dlingo : KR.Com : Sebagian Warga Dlingo Krisis Air, solusinya, warga memanfaatkan air sungai untuk mencuci dan mandi meski jauh dari tempat tinggalnya. Krisis air bersih memang mulai menghantui warga bila hujan tak kunjung turun. Kekhawatiran juga dipicu semakin dekatnya perayaan Lebaran. Pagi itu Eko Setiawan (24) bersama istrinya,  keduanya sibuk mencuci pakaian di bantaran Kaliurang perbatasan Desa Muntuk dan Dlingo Kecamatan Dlingo. 
 
Warga Koripan Dlingo ini mengaku terpaksa mencuci di sungai lantaran debit air sumur di rumahnya terus menyusut. ”Sebenarnya sumur itu ada airnya, tetapi sudah keruh,” jelasnya. Ia tidak mengetahui secara pasti sejak kapan debit air terus menyusut. Bila kemarau, kata Eko, air sumur perlahan habis dan itu hampir terjadi setiap tahun. Terpisah Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kecamatan Dlingo, Drs Bangun Rahina MM tidak menampik sejumlah dusun di Kecamatan Dlingo rawan air. ”Bila untuk air konsumsi saya kira masih ada, meski terbatas. Tetapi untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan cuci memang sangat rawan dan warga mulai mengandalkan sungai,” jelas Bangun. Daerah rawan air bersih meliputi, Saradan, Pancuran Desa Terong, Loputih Desa Jati Mulyo, Cempluk, Sukorame Desa Mangunan, serta Koripan I dan Pakis untuk Desa Dlingo. Bangun menjelaskan, sebelumnya telah dilakukan koordinasi dengan Pemkab Bantul terkait kemungkinan memanfaatkan mesin genset berukuran besar di Desa Dlingo. 
 
Selama ini mesin tersebut tak beroperasi lantaran biayanya terlalu mahal. ”Kemarin sudah kami bahas di Pemkab Bantul langkah yang akan diambil,” jelasnya. Bangun yakin, bila mesin tersebut beroperasi, masalah air di Dlingo lekas terurai. Menurutnya, kemarau kini memasuki puncaknya. Indikasinya, embung penampungan air mengering, debit air sumur mengecil. Pantauan KR di lapangan menunjukkan, satu embung ukuran besar di Dusun Tanjung Desa Temuwuh kering. Embung di tepi dusun airnya makmur ketika musim penghujan, kini hanya kubangan lumpur yang terlihat jelas. Bangun mengatakan, di Kecamatan Dlingo bisa mengusahakan air bersih.