Program PEKM PLUS Dlingo

Dlingo : www.suarakomunitas.net : Melihat Potensi Sumber daya Alam di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul tampaknya sangat mungkin dilaksanakan Gerakan Budidaya Padi Organik. Potensi yang mendukung antara lain : ketersediaan limbah peternakan, limbah pertanian, limbah industri kayu dan sumber air untuk pertanian. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Ir.Edy Suharyanta,MM, pernah menyampaikan dalam rapat koordinasi Dinas Pertanian dan Kehutanan bahwa Budidaya padi organik hanya dapat dilaksanakan di daerah-daerah yang pengairannya berasal dari sumber mata air dan kebanyakan didaerah pegunungan. 

Ini karena didaerah yang air irigasinya melewati kawasan kota kebanyakan sudah terkontaminasi limbah pabrik ataupun limbah limbah kota yang notabene banyak mengandung bahan kimia, Berpijak dari dari apa yang disampaikan Kepala Dipertahut tersebut, maka masyarakat petani Desa Terong dan Desa Muntuk difasilitasi oleh BPP Kecamatan Dlingo membuat Kegiatan bersama antara Badan Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana ( BKKPPKB ) dan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul melaksanakan budidaya padi organik melalui PEKM PLUS ( Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin Plus ).

Bentuk kegiatan yang dilakukan seluruh petani dalam satu hamparan membentuk kelompok kegiatan dengan jumlah anggota dalam satu kelompok 15 orang sementara di Desa Muntuk ada 4 kelompok dan Desa Terong ada 3 kelompok. Setiap kelompok akan mengelola pinjaman modal dari BKK sebesar Rp.15.000.000,-

Dari hasil keputusan rapat kelompok, modal tersebut akan digunakan untuk budidaya padi organik dengan alokasi untuk upah tenaga kerja, Pengadaan Benih, Pengadaan Pupuk organik, Pengadaan Pestisida organik dan sewa lahan. Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah :
1. Terbentuknya kelompok kegiatan produktif yang berbasis Gakin.
2, Terwujudnya Pertanian organik,
3, Terpeliharanya Lahan dan lingkungan,
4, Menurunnya Kandungan dan atau residu racun didalam tanah dan bahan makanan,
5, Meningkatnya : Pengetahuan,Kesadaran , Pendapatan dan kesejahteraan petani,
6. Terwujudnya Kelompok Tani yang mandiri

PS Terong menang 3 - 2

Dlingo : PS Terong menang 3-2 melawan PS Camar Merah pada kompetisi Pengcab PSSI Kabupaten Bantul divisi II di lapangan Guyengan, Palbapang, Bantul. PS Terong unggul terlebih dahulu melalui sontekan Alvick Vidyo Hantoro setelah mendapatkan bola rebound. Sebelum turun minum, Budiyanto menambah keunggulan menjadi 2-0 setelah solo run-nya gagal dihadang pemain belakang PS Camar Merah.

Bermain dengan pola 4-4-2, tim asuhan Jangkung Sukrisno dan asisten Sukemi serta Yowono ini cukup kesulitan mengembangkan permainan di babak kedua. Banyak peluang dan penguasaan bola namun penyelesaian akhir yang buruk belum dapat menambah pemberdaharaan gol. Akhirnya bola terobosan yang diterima striker andalan PS Terong, Susanto berhasil masuk jala tiang jauh lawan. PS Terong unggul 3-0.

Setengah jam berlalu dibabak kedua, fisik dan konsentrasi pemain PS Terong kedodoran, alhasil tim lawan berhasil menyarangkan 2 gol balasan sebelum akhirnya peluit panjang ditiup wasit. Dengan demikian PS Terong berhasil mengumpulkan nilai 6 dengan 3 kali main. Pada dua pertandingan sebelumnya, PS Terong berhasil melumat Rombers dengan skor 5-2, namun kalah dengan Gelora di pertandingan kedua dengan skor 1-2.

Susunan pemain PS Terong: Prapta Nur Sahid – Dony Setyawan, Krisna Yudhi Hertanto, Suharyadi, Udin ‘Penyok’ (Susanto) – Ahmadi, Linggar Yudha Pratama, Abdul Rosyid (Puthut Adi Putra), Budiyanto - Haryanto ‘Togog’, Alvick Vidyo Hantoro (Suatmaji Eka Nugraha). 

Masyarakat Dlingo Antusias Program Dekranas

Dlingo : bantulkab.go.id : Dengan adanya Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di kabupaten Bantul, diharapkan seluruh pengrajin Bantul bisa menggunakan kesempatan untuk bisa menghasilkan karya kerajinan yang berkualitas dan juga menyampaikan segala permasalahan dalam kegiatan/proses usaha para pengrajin. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs.Suyoto HS,MSi,MMA dalam rangka kunjungan Dekranas ke para pengrajin di dusun Cempluk, Mangunan, Dlingo pada hari Senin(28/06). Bantul adalah daerah yang kaya akan hasil kerajinan, sehingga Bantul menarik para pengunjung untuk datang dan membeli hasil kerajinan dari para pengrajin Bantul. Untuk itu, sangat diharapkan para pengrajin bisa meningkatkan kualitas hasil kerajinannya sehingga bisa menarik para pengunjung untuk membeli. katanya.
Kunjungan Dekranas Kab Bantul ke Dlingo tersebut merupakan kunjungan ke sentra industri kerajinan yang ke 9, yang mana sebelumnya sudah diadakan kunjungan ke sentra kerajinan di beberapa kecamatan Kab Bantul. Menurut Drs.Yahya yang mewakili Ketua Dekranas (Dra.Hj.Ida Idham Samawi);Dekranas ini berfungsi sebagai jembatan antara pengrajin dengan pemerintah, yang mana Tim Dekranas akan mengkomunikasikan segala sesuatu yang dihasilkan dan masalah yang dihadapi oleh para pengrajin. Untuk itu, Tim Dekranas akan selalu mengawal dan mendampingi para pengrajin, dan selanjutnya bisa terbentuk pengrajin yang mandiri dan lenih berkualitas.
Maka untuk itu, dalam kesempatan kunjungan Dekranas tersebut diharapkan pengrajin proaktif untuk menyampaikan segala permasalahan atau kendala yang sedang dihadapi. Menurut seorang pengrajin perwakilan dari pengrajin Dlingo menyampaikan bahwa proses berjalannya kegiatan kerajinan di Dlingo sudah berjalan lancar, namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi, anatara lain bahan bahu, pemasaran, variasi motif hasil kerajinan serta suntikan modal. Masalah yang mereka hadapi itu disampaikan kepada Tim Dekranas, dan diharapkan untuk segera diperhatikan dan dicari penyelesaiannya.
Drs Yahya menanggapi permasalahan yang disampaikan para pengrajin itu dengan mengajak selalu ada koordinasi yang baik antara pengrajin dengan Tuim Dekranas agar bisa disampaikan ke pemerintah. Katanya;pemerintah selalu membuat anggaran yang akan dialokasikan ke devisi kerajinan. Jadi jelas ada perhatian dari pemerintah untuk meningkatakan hasil kerajinan dan kesejahteraan pengrajin. Dan juga sangat diharapkan keikutsertaan para pemuda dalam mendukung proses industri kerajinan di Bantul, karena 72% kerajinan Prop DIY berasal dari Bantul.

Bagian 2 : Mewujudkan Desa Wisata Kecamatan Dlingo


Dlingo: Lanjutan 1 :Konsep Mewujudkan Desa Wisata Kecamatan Dlingo : Paradigma kegiatan pariwisata telah mengalami pergeseran seiring dengan penerapan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan pariwisata mulai bergeser dari pariwisata dengan modal besar (wisata massal) ke pariwisata berbasis alam dan kebudayaan lokal (minat khusus). Salah satu kegiatan pariwisata tersebut adalah ekowisata. Jenis kegiatan wisata ini mementingkan nilai konservasi dan kealamian dari suatu tempat yang dijadikan sebagai obyek wisata. Ekowisata dapat dijadikan sebagai ajang pendidikan dan penyadaran bagi para wisatawan, masyarakat lokal serta stakeholder lain yang terlibat tentang pentingnya lingkungan hidup, penghargaan konsep-konsep preservasi dan konservasi terhadap lingkungan dan budaya lokal.

Ekowisata dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Ekowisata berupaya mengendalikan motif ekonomi ke arah pelestarian sumber daya alam yang dapat menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Selama ini, aspek ekonomi dan lingkungan tidak dapat berjalan bersamasama. Hal ini dikarenakan belum terintegrasinya kebijakan lingkungan dan ekonomi. Sebagai contoh, penetapan Kars Gombong Selatan sebagai kawasan lindung tidak diikuti dengan dihentikannya aktivitas penambangan. Kebijakan pengembangan ekowisata harus dapat memperhatikan banyak sektor, disiplin ilmu dan berorientasi pada research based sehingga dapat mengakomodasi kepentingan para pelaku dan sektor terkait secara terpadu, serta tidak bersifat instant.

Wilayah Kecamatan Dlingo merupakan salah satu wilayah yang memiliki topografi utama berupa perbukitan, pegunungan dan Karst yang didukung oleh Aktivitas pertanian, perikanan, perkebunan, pertambangan dan sektor lainnya. Oleh keberadaan sumber daya alam yang melimpah serta hubungan timbal balik antar aktivitas yang ada diharapkan  dapat menggerakkan kehidupan masyarakat di wilayah Dlingo.  Kekayaan alam yang melimpah di Kecamatan Dlingo pada akhirnya akan menyebabkan banyak pihak tertarik untuk mengeksploitasi pegunungan kapur, mengambil hasil hutan secara berlebihan, merusak habitat hewan-hewan dan alam sekitar sebagai salah satu factor kelestarian dan keseimbangan alamnya. BERSAMBUNG...

Konsep Mewujudkan Desa Wisata Kecamatan Dlingo

Dlingo : Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat, bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energy  yang luar biasa untuk kesejahteraan masyarakat. Tidak jarang pula kegiatan pariwisata mampu membuat masyarakat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Di samping berbagai dampak yang dinilai positif, hampir semua penelitian juga menunjukkan adanya berbagai dampak yang tidak diharapkan, seperti semakin buruknya kesenjangan pendapatan antara kelompok masyarakat, memburuknya ketimpangan ekonomi, dan lain-lain.
Dampak-dampak negatif tersebut di atas disebabkan karena pengembangan pariwisata semata-mata dilakukan dengan pendekatan ekonomi dan pariwisata dipersepsikan sebagai instrumen untuk meningkatkan pendapatan.  Sementara itu banyak pakar yang menyadari bahwa pariwisata, meskipun membutuhkan lingkungan yang baik, namun bilamana dalam pengembangannya tidak memperhatikan daya dukung lingkungan serta memperhatikan kerentanan lingkungan yang mungkin muncul akibat kunjungan para wisatawan akan menimbulkan dampak negatif yang justru akan menimbulkan permasalahan baru di dalam masyarakat itu sendiri.
Sejalan dengan dinamika, gerak perkembangan pariwisata yang mulai merambah dalam berbagai terminologi seperti, sustainable tourism development, village tourism dan ecotourism, merupakan pendekatan pengembangan kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat dilaksanakan di daerah tujuan wisata bukan perkotaan. Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah dengan  mewujudkan desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata. 
Ramuan utama desa wisata diwujudkan dalam gaya hidup dan kualitas hidup masyarakatnya. Keaslian juga dipengaruhi keadaan ekonomi, fisik dan sosial daerah pedesaan tersebut, misalnya ruang, warisan budaya, kegiatan pertanian, bentangan alam, jasa, pariwisata sejarah dan budaya, serta pengalaman yang unik dan eksotis khas daerah. Dengan demikian, pemodelan desa wisata harus terus dan secara kreatif mengembangkan identitas atau ciri khas daerah.
Tidak semua kegiatan pariwisata yang dilaksanakan di desa adalah benar-benar bersifat desa wisata, oleh karena itu agar dapat menjadi pusat perhatian pengunjung, desa tersebut pada hakikatnya harus memiliki hal yang penting, antara lain:
1. Keunikan, keaslian, sifat khas
2. Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa
3. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang secara hakiki menarik minat pengunjung
4. Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi prasarana dasar, maupun sarana lainnya.
Konsep di atas adalah sebagian kecil untuk bagaimana dapat mewujudkan desa wisata, namun tentu hal yang lebih penting adalah sejauhmana kesiapan masyarakat dalam berperan serta dalam mendukung proses perwujudan desa wisata yang di inginkan. 
Kecamatan Dlingo merupakan sebuah kawasan strategis dalam perkembangan kepariwisataan di yogyakarta, pemekaran kawasan perkotaan yang sudah mulai merambah pada wilayah Kecamatan Piyungan, Patuk, Playen dan Imogiri merupakan sebuah indikasi yang kuat bahwa mau tidak mau Kecamatan Dlingo harus segera bersiap. Hal ini merupakan sebuah arus deras yang tidak dapat di bendung lagi, salah satu strategi perencanaan pembangunan wilayah harus segera di buat dan di dokumentasikan dalam dokumen perencanaan dan segera di sosialisasikan kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat dapat segera menyadari bahwa potensi wilayah harus di jaga kelestariannya untuk mendukung pengembangan kawasan Dlingo dengan berbasis partisipasi dan berbudaya lokal. BERSAMBUNG

AAktivitas Jama'ah MANAQIB Di Desa Muntuk

Dlingo : Sumber : UIN : Perubahan-perubahan masyarakat memang telah ada sejak jaman dahulu baik itu mengenai nilai-nilai social, ataupun norma-norma social. Sistem kepercayaan tradisional yang dulu memberikan arti pada kehidupan dan ikut mengarahkan dan mongontrol perilaku, menjadi rusak oleh munculnya pendekatan ilmiayah dan sejumlah idiologi baru. Setiap perubahan dalam masyarakat tidak lepas dari factor-faktor yang mempengaruhi maupun yang bersifat menghambat. Demikian juga dengan keberadaan Jamaah Manaqib di desa Muntuk Dlingo, Bantul.

Manaqib Di Desa Muntuk Dlingo merupakan salah satu symbol dalam lingkungan santri dan desa pesantren pada umumnya pembacaan itu sebagai salah satu pendidikan akhlak, karena Manaqib berisi kisah kesalehan dan tingkat spiritual Syaikh Abdul Qadir al Jaelani, juga dikisahkan tentang nilai-nilai kemanusiannya (akhlaknya). Diharapkan para pendengar dan anggota Jamah khususnya dapat meniru dan mengambil pelajaran dari akhlak dan kesalehan Syaikh Abdul qadir. Adapun kegiatan yang dilaksanakan Jamaah Manaqib adalah berupa mujahadah rutin setiap Jum’at Pahing secara bergilir, dan juga kegiatan majelis mujahadah yang dilaksanakan setiap tanggal 11 bulan hijriah.

Beternak Sapi di Desa Mangunan

Dlingo : beritajogja.com : Menuntut ilmu boleh sampai ke China, seperti sabda Nabi Muhammad SAW. Tapi untuk ilmu beternak sapi, mungkin mengejarnya cukup ke Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di areal perbukitan sekitar Sungai Oya itu terdapat peternakan yang kini memiara 66 ekor sapi betina. Peternakan untuk percontohan tersebut berada pada sebidang tanah sekitar satu hektare. Tepatnya di Kebun Buah Mangunan, sekitar lima kilometer arah timur makam raja-raja Mataram di Imogiri. Peternakan yang bukan untuk keperluan bisnis tersebut berada di dalam areal Kebun Buah Mangunan.

"Peternakan ini khusus menghasilkan peranakan sapi," kata Suhardi, petugas kandang. Dinas pertanian dan kehutanan Kabupaten Bantul memiliki program bantuan ternak sapi kepada kelompok tani. Tempat inilah yang menjadi salah satu sumber peranakan sapi untuk dibagikan ke kelompok-kelompok tani. Setiap pukul 7.00 pagi, kotoran sapi diambil dan kandang dibersihkan dengan cara disemprot air. Kotoran dibawa ke penampungan untuk diproses menjadi pupuk kandang.  Kunci sukses beternak sapi adalah kebersihan lingkungan dan pakan yang sehat.

Setelah kandang bersih, petugas memberi pakan konsentrat sekitar pukul 8.00 pagi.  Untuk satu ekor sapi cukup tiga hingga empat kilogram konsentrat. Sekitar pukul 12 Sapi diberi pakan rumput gajah, sekitar 5 kilogram per ekor. Kemudian sekitar pukul 4 sore, sapi kembali dberi pakan konsentrat. Pada pukul 6 malam, sapi mendapat menu jerami yang telah difermentasi secukupnya. Di peternakan ini, juga terdapat pengolahan pupuk kandang. Sebagian besar pupuk kandang untuk memupuk rumput gajah dan tanaman buah-buahan di areal kebun buah. Sebagian kecil pupuk kandang dijual sekitar Rp 1.200 per kilogram.

Banyak warga yang berkunjung ke peternakan tersebut. Salah satunya Puji Sutrisno,seorang petani asal Imogiri. "Saya juga memelihara sapi. Ke sini Saya ingin mengetahui cara beternak yang benar. Terutama soal pakan sapi dan kebersihan kandang," katanya.  Pemerintah Kabupaten Bantul menetapkan kawasan tersebut sebagai lokasi wisata pertanian. Di tempat tersebut, pengunjung dapat melihat kebun sayur, kolam ikan, kebun buah, dan peternakan sapi.

NIKIMON CEMILANE Asli Produk Terong Dlingo

Dlingo : Membayangkan Kata "NIKIMON CEMILANE" tentu sedikit mengusik pikiran kita, namun tentu mengusik saja tidaklah cukup tentu kita juga ingin tahu barang apa to Nikimon Cemilane itu. NIKIMON ini adalah sebuah sebutan untuk sebuah merk dagang panganan lokal khas Desa terong yang berarti Niki Mawon dalam bahasa Indonesia berarti 'Ini Saja" CEMILANE merupakan sebuah kata jawa yang berarti makanan selingan atau bahasa bakunya dalam kamus bahasa indonesia adalah Kudapan. Komersialisasi panganan lokal ini di lounching khusus sebagai alternatif usaha berbasis lokal dengan produk bahan lokal namun di harapkan akan mampu bersaing dengan produk makanan yang beredar di kalangan masyarakat.
Produk Nikimon hampir mencapai 40 jenis makanan olahan berbahan baku lokal, berikut adalah beberapa produk yang di sediakan di konter NIKIMON jl. Patuk-Dlingo Km.13 komplek pasar Dangwesi (Pancuran), Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Banttul.  :

Kue Bolu Ulir
 Kripik Pisang
 Kripik Singkong

 Gula Semut

Prestasi Pendidikan Siswa SD Di Dlingo

DLINGO : Setia Budhi Sampurna Anak yang tekun berasal dari desa Temuwuh yang bersemangat belajar di SD 1 Terong, dengan ketekunan dalam belajar di bawah bimbingan Bp/Ibu Guru, serta di dukung dengan rajin berolahraga/bermain menjadikannya sebagai Juara II Cipta Kerajinan Tangan, dan tak kalah hebatnya sebagai Juara I Lomba MIPA Kabupaten Bantul untuk kategori Teknologi.
Sedang menjalani karantina beberapa minggu di Propinsi D.I.Y. untuk mencapai cita-citanya sebagai wakil Propinsi D.I.Y. untuk maju lomba MIPA tingkat Nasional.

Kharits Jati Pamungkas : Putra SD 1 Terong juga, telah mengikuti jejak kakak kelasnya dengan perjuangan gigih serta dukungan penuh keluarga, telah mengharumkan nama sekolah, Kecamatan Dlingo, dan Kabupaten Bantul dalam partisipasinya sebagai Tim Inti Dokter Kecil Kabupaten Bantul Tahun 2009. Sebagai Tim Juara I Dokter Kecil Tingkat Propinsi benar-benar sebagai wujud betapa tinggi asa mereka, betapa besar semangat mereka
Meydi Ananda Apriyanto Saputra: Putra SD 1 Terong yang telah menggoreskan prestasi pada 2008; sebagai Dokter Kecil peringkat III Kabupaten dan sebagai Tim Juara II Propinsi telah membanggakan para Pembina Pendidikan Dasar di Kecamatan Dlingo
Sumber : q-yoto.blogspot.com

Club Bola Dlingo Peserta Kompetisi Lokal Bantul Tahun 2010

Dlingo :Pengcab PSSI Bantul, mulai hari Rabu (2/6) hingga Kamis (27/7), secara serentak memulai seluruh pertandingan kompetisi Divisi Utama, Divisi l serta Divisi ll Kabupaten Bantul musim 2010. Peserta terdiri atas 102 klub kontestan ( paling banyak se-DIY ). Divisi lokal ini menggunakan 10 lapangan sepakbola dan melibatkan 40 Wasit setiap harinya dengan  324 total pertandingan reguler. Dari sekian tim yang bertanding tersebut kesemuanya ingin menjadi yang terbaik di tiap Divisi. Dari sebanyak 102 klub terdistribusi 54 tim Divisi ll, sedangkan Divisi l dan Divisi Utama, masing-masing 24 tim, yang tersebar di 17 Kecamatan se- Kabupaten Bantul. 

Berikut nama-nama klub dari kecamatan Dlingo yang ikut bertanding dalam kompetisi tersebut berdasar level saat ini:
1. PERSEDO Alamat : Dodogan Jatimulyo, Dlingo Bantul berada di Divisi 1.
2. BUANA PUTRA Loputih, Jatimulyo, Dlingo, Bantul berada di Divisi 2.
3. DLINGO PUTRA Dlingo, Dlingo, Bantul berada di Divisi 2.
4. FOCSEND Sendangsari, Terong, Dlingo, Bantul berada di Divisi 2.
5. PERSITER Terong, Dlingo, Bantul berada di Divisi 2.

Berikut Jadwal pertandingannya :
 
1.     Kamis  3   Juni  2010  Persedo                 X         Bina Putra
2.     Sabtu   5   Juni  2010  DLINGO PUTRA   X         SURYA MUDA
3.     Kamis  10 Juni  2010  Garuda                  X          Persedo
4.     Sabtu  12 Juni  2010   BINA MUDA         X          BUANA PUTRA
5.     Minggu13 Juni  2010  FOCSEND            X         PERSEPON
6.     Rabu   16 Juni  2010  Persedo                 X         Cahaya
7.     Kamis 17 Juni  2010  TERONG                X         PERSPAG
8.     Jum at 18 Juni  2010  BUANA PUTRA    X         SRIHARJO
9.     Sabtu  19 Juni  2010  SIMO FC                X         FOCSEND
10.  Rabu    23 Juni  2010  GELORA               X         TERONG
11.  Rabu    23 Juni  2010  Persedo                X          M.P.S.
12.  Jum at 25 Juni  2010  PANSELT              X          FOCSEND
13.  Jum at 25 Juni  2010  BUANA PATRA     X         SATRIA MUDA
14.  Sabtu  26 Juni  2010  SARASWATI         X          DLINGO PUTRA
15.  Sabtu  26 Juni  2010  Persedo                  X         Kweni FC
16.  Minggu27 Juni  2010  CAMAR MERAH   X         TERONG
17.  Kamis  1   Juli   2010  Baskoro Widoro    X         Persedo
18.  Sabtu   3   Juli   2010  DLINGO PUTRA    X         PERSEGI MUDA
19.  Minggu 4   Juli   2010  BUANA PATRA    X         FOCSEND
20.  Minggu 4   Juli   2010  Cungkuk                X         Persedo
21.  Rabu    7   Juli   2010  TIMUR                    X         BUANA PUTRA
22.  Kamis  8   Juli   2010  ROMBERZ            X         TERONG
23.  Jum at 16 Juli   2010  FOCSEND            X         GUWOSARI
24.  Sabtu  17 Juli   2010  GADING                X          BUANA PUTRA
25.  Minggu18 Juli   2010  TERONG              X          RAS MUDA
26.  Minggu18 Juli   2010  P S.  AGUNG       X          DLINGO PUTRA
27.  Sabtu   24 Juli   2010 MRISI MUDA        X          DLINGO PUTRA
28.  Rabu    26 Juli   2010 FOCSEND            X          MANSHURIN
      29.  Kamis  27 Juli   2010 TERONG               X          PUTRA PLERET  

Kawula Muda Dlingo Ikuti Pemilihan Duta Pariwisata Bantul Tahun 2010

Dlingo : Pemerintah Kabupaten Bantul Membuka pendaftaran pendaftaran pemilihan Putra Putri Bantul sebagai duta pariwisata bantul pada tahun 2010. Pendaftaran : Gratis / Tanpa dipungut biaya! Bagi anda kawula muda Dlingo yang berbakat dan berminat silahkan lihat pengumuman di bawah.

Tanggal pendaftaran 1 Mei 2010 – 30 Juni 2010

Tempat Pendaftaran:
1. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Bantul (0274-6460222)
2. Kantor Website Pasar Seni Gabusan (Telp. 7831073)
3. Adana Production Jl. Mawar No.5 Baciro Yogyakarta (Telp.562325)

Syarat Pendaftaran:
1. Pria / Wanita Belum Menikah
2. Berpenampilan Menarik
3. Sehat jasmani & rohani
4. WNI & Berdomisili DIY
5. Usia Min 17 tahun Max 26 tahun
6. Bebas Narkoba
7. Melampirkan Fotocopy KTP / Kartu Pelajar / Kartu Mahasiswa
8. Melampirkan Foto Colour Close UP & Seluruh Badan Ukr 4R
9. Bersedia menjalani setiap tahapan acara Pemilihan Putra-Putri Bantul 2010
10. Bersedia menjadi Duta Budaya & Wisata Kabupaten Bantul selama menjalani kontrak
11. Formulir pendaftaran harus dikumpulkan sendiri oleh peserta / tidak boleh diwakilkan
      untuk putra dimasukkan map transparan/plastik warna biru dan untuk putri dimasukkan map     
      transparan/plastik warna merah

Pelaksanaan:
Seleksi I       : 4 Juli 2010
Seleksi II      : 11 Juli 2010
Workshop    : 19-24 Juli 2010
Pemotretan   : 25 Juli 2010
Grand Final   : Minggu, 8 Agustus 2010

Pemenang

1.  Juara I akan mendapatkan uang pembinaan Rp. 5.000.000,- (untuk Putra & Putri), Trophy Pemda Bantul 
     & Bingkisan
2. Juara II akan mendapatkan uang pembinaan Rp. 4.000.000,- (Untuk Putra & Putri), Trophy Pemda 
    Bantul & Bingkisan 3.Juara III akan mendapatkan uang pembinaan Rp. 3.000.000,- (Untuk Putra & 
    Putri), Trophy Pemda Bantul & Bingkisan
4. Juara Favorit akan mendapatkan uang pembinaan Rp. 2.000.000,- (Untuk Putra & Putri), Trophy Pemda 
    Bantul & Bingkisan
5. Juara Persahabatan akan mendapatkan uang pembinaan Rp. 1.000.000,- (Untuk Putra & Putri), Trophy 
    Pemda Bantul & Bingkisan.

Data Penting Kecamatan Dlingo

Dlingo memiliki Batas Wilayah Kecamatan dengan wilayah Utara berbatasan dengan Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, DIY, wilayah Timur berbatasan dengan bentang Sungai Oya, Kecamatan Playen, Gunungkidul, DIY, sebelah Selatan juga masih berbatasan dengan terusan Sungai Oya, Kecamatan Playen, Gunungkidul, DIY sedangkan sebelah Barat berbatasan langsung dengan Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Bantul, DIY. Jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 38.209 jiwa, sedangkan penduduk usia sekolah SMU/SMK sebesar 562 jiwa, SMP sebesar 1.722 jiwa, SD/MI sebesar 3.152 Jiwa  sedangkan jumlah mahasiswa  di proyeksikan sebesar 9.960 jiwa dengan rata-rata proyeksi peningkatan  pertambahan penduduk sebesar 4,5 % per tahun.

Luas Wilayah Desa Mangunan adalah 952 Ha, Desa Muntuk 1.285 Ha, Desa Dlingo 916 Ha, Desa Temuwuh 767 Ha, Desa  Jatimulyo 891 Ha, Desa Terong 776 Ha sehingga jumlah total luas wilayah Kecamatan Dlingo adalah 5.587 Ha. Wilayah tersebut berbentuk perbukitan dan sebagian berkarakter Karst dengan sungai-sungai yang melintasi desa antara lain Sungai  Kaliurang (Muntuk) berbatasan dengan Desa Dlingo, Sungai Kaliurang (Dlingo) berbatasan dengan Desa Muntuk, Sungai Kaliurang (Temuwuh) berbatasan dengan Desa Muntuk, Desa  Jatimulyo memiliki Sungai Joko, Sungai Ayu, Sungai  Ngreboh Sedangkan Di Desa Terong memiliki Sungai  Sambeng.

Di Kecamatan Dlingo terdapat 2 puskesma dan 6 Pustu, sedangkan tempat peribadatan terdapat 94 masjid, 95 langgar dan 17 mushola.  Jumlah Padukuhan Desa Mangunan ada 6 dengan 42 RT, Desa Muntuk 11 Padukuhan  60 RT, Desa Dlingo 10 Padukuhan  47 RT, Desa  Temuwuh 12 Padukuhan 62 RT, Desa Jatimulyo 10 Padukuhan 54 RT, dan Desa Terong 9 Padukuhan 40 RT. 

Nama-nama padukuhan di desa Mangunan antara lain : Cempluk, Mangunan, Sukorame, Lemah Abang, Kanigoro terakhir adalah padukuhan Kediwung. Nama-nama padukuhan di desa Muntuk antara lain : Gunungcilik , Muntuk, Sanggrahan1, Sanggrahan 2, Banjarharjo 1, Banjarharjo 2, Karangasem, Tangkil, Seropan 1, Seropan 2,  dan Seropan 3.  Nama-nama padukuhan di desa Dlingo antara lain : Dlingo 1, Dlingo 2, Koripan 1, Koripan 2, Pokoh 1, Pokoh 2, Pakis 1, Pakis 2, Kebosungu 1, dan Kebosungu 2. Nama-nama padukuhan di desa Temuwuh antara lain : Tekik, Temuwuh, Salam, Klepu, Kapingan, Lampengan, Jambewangi, Jurug, Tanjung, Lungguh, Ngunut, dan Tanjan. Nama-nama padukuhan di desa Jatimulyo antara lain : Dodogan, Rejosari, Kedungdayak, Banyuurip, Tegalawas, Badeyan, Loputih, Gayam, Maladan, dan Semuten. Nama-nama padukuhan di desa terong antara lain: Kebokuning, Saradan, Pancuran, Rejosari, Terong 1, Terong 2, Pencit Rejo, Sendangsari, dan terakhir adalah  Ngenep.

Pasar Dlingo Pemenang Lomba Pasar Bersih

Dlingo : Berikut adalah daftar pemenag lomba pasar dari pasar.bantulkab.go.id Kategori Kelas II, Juara I Pasar Pijenan, Juara II Pasar Dlingo dan Juara III Pasar Semampir. Sedangkan untuk Kategogi Kelas III Juara I Pasar Sungapan, Juara II Pasar Panasan dan Juara III Pasar Ngipik sedangkan kategori Kategori kelas I dengan pemenang juara I Pasar Imogiri, Juara II Pasar Piyungan Juara III Pasar Niten.

Dengan selesainya tahap ke tiga yaitu penilaian maka diadakan untuk tahapan yang terakhir yaitu pengumuman pemenang “Lomba Pasar Bersih”. Pengumuman ini dihadiri oleh Wakil Bupati, Ketua DPD APPSI Kabupaten Bantul, Assek III, seluruh APPSI Komisariat Pasar, Tim yuri, Kepala SKPD yang berkaitan, Camat, Kepala desa, Donatur serta pedagang pasar. 

Juara dengan kategori kelas I diserahkan oleh Ketua DPD APPSI Kabupaten Bantul sedangkan untuk kategori kelas II oleh Wakil Bupati Bantul dan Kategori kelas III oleh Assek III. Pemenang dari ke tiga kelas tersebut mendapatkan Piala, piagam dan uang pembinaan. Dalam acara ini pula diloucing juga klinik kesehatan yang melayani pedagang dan pengunjung pasar Imogiri. Klinik ini kerjasama antara Kantor Pengelolaan Pasar dengan Puskesmas Imogiri. Hal ini diharapkan agar pasar bisa terbebas dari penyakit. Klinik kesehatan akan diupayakan bertambah di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Bantul, demikian sambutan Ketua DPD APPSI Kabupaten Bantul.

Lurah Desa Mangunan Membela Diri

Dlingo KOMPAS.com - Tersangka kasus korupsi dana rekonstruksi yang juga Lurah Desa Mangunan Dlingo Bantul membela diri. Menurutnya pemotongan dana rekonstruksi gempa tidak digunakan untuk memperkaya diri melainkan kepentingan kearifan lokal. Kerugian negara atas kasus tersebut juga tidak ditemukan. Pembelaan Lurah Mangunan, Jiyono, disampaikan penasihat hukumnya, Chandera, dalam acara jumpa pers, Kamis (17/6/2010). Meski hadir dalam acara tersebut, Jiyono memilih bungkam. Ia menyerahkan semua pertanyaan dari wartawan ke penasihat hukumnya.

Menurut Chandera, uang hasil pemotongan senilai Rp 2,085 miliar digunakan untuk 35 jenis kegiatan. Seluruhnya telah dilaporkan. Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dirilis tanggal 1 Februari lalu, hanya Rp 162,5 juta yang dinilai tidak sesuai peruntukkannya. "Dana tersebut telah dikembalikan ke kas negara. Jadi tidak ada kerugian negara yang muncul," katanya. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK, 35 kegiatan tersebut meliputi dua kali pengajian senilai Rp 27 juta, pentas kethoprak dan wayang kulit senilai Rp 38 juta, pengurus RT Rp 102,5 juta, pelebaran lapangan desa Rp 80 juta, dan aspal Rp 540,4 juta.

Jiyono ditetapkan tersangka oleh Kepolisian Daerah DI Yogyakarta tanggal 7 Juni. Ia dijerat dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Modusnya dengan memotong dana rekonstruksi sekitar Rp 1 juta-Rp 10 juta per orang. Meski sudah tersangka, Jiyono belum juga ditahan. Padahal tersangka kasus korupsi dana rekonstuksi lainnya yakni Lurah Selopamioro, langsung ditahan begitu dinyatakan tersangka.

Terong Dlingo Luncurkan Produk "NIKIMON"

Dlingo : Keinginan untuk mengembangkan produk makanan kecil NIKIMON akhirnya tercapai sudah. Sebuah toko showroom produk yang nama panjangnya adalah Niki Mawon atau dalam bahasa Indonesianya ini saja, (14/06/2010) telah resmi dibuka. Showroom yang terletak dikompleks pasar Ndangwesi, Desa Terong ini diresmikan oleh Johan Grunberg, Project Manager dari lembaga International Organization of Migration (IOM), sebagai pembina kelompok petani kecil di Desa Terong yang mengolah hasil pertanian ketela menjadi bahan makanan kebanggaan masyarakat Terong ini. Launching showroom ini ditandai dengan prosesi pemotongan tumpeng yang diberikan kepada Lurah Desa Terong, Sudirman Alfian, SE, dilanjutkan pelepasan balon, pelepasan 5 burung merpati dan terakhir pemotongan pita.Menurut Sukamdam, pengelola produk NIKIMON, program ini adalah sebagai peningkatan kapasitas pemberdayaan sumber daya manusia petani di Desa Terong. Dari kerja keras 100 keluarga miskin di Desa Terong ini, telah terbentuk 5 tempat sub produksi yang tersebar di 5 pedukuhan. Sampai sekarang NIKIMON telah memproduksi 23 jenis makanan yang tiap minggu bisa mencapai angka produksi sebesar 240 kg. Ditambahkan oleh Bangun Rahina, dari Muspika Kecamatan Dlingo, lokasi showroom ini sangat strategis, sehingga akan menguntungkan sekali. Apalagi didukung oleh jejaring pemasaran yang lebih bagus pula. Optimalisasi sales untuk memasarkan NIKIMON juga diperhatikan. Mulai dari kualitas hasil produksi hingga hari kadaluarsa harus betul-betul dicermati, sehingga nantinya memang produk ini dapat diterima masyarakat luas. Masih menurut beliau, produk ini adalah sebagai nilai tambah kesejahteraan keluarga, yang mana hasil pertanian sudah terakomodir dengan baik dan diharapkan akan semakin menekan angka kemiskinan. Harapan yang sama dihaturkan Sudirman Alfian, SE, Lurah Desa Terong, semoga produk NIKIMON ini menjadi terkenal dan masyarakat Terong akan memakai serta mencintai produknya sendiri. Yang dahulunya hasil panen ketela hanya djual tebasan, sekarang dapat diolah menjadi makanan kecil dengan berbagai variasi yang menjadi problem solver bagi gakin di Desa Terong. Produk yang sudah dijual di beberapa swalayan ini diharapkan sebagai kebijakan pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, serta menjadi kekuatan tersendiri dalam perekonomian masyarakat yang akan bersaing dalam era perdagangan bebas yang masuk ke negeri ini

Prestasi MTQ Kecamatan Dlingo

Dlingo : Pelaksanaan MTQ Kabupaten Bantul 2010 yang dilaksanakan di Balai Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri telah usai. Pembukaan dilakukan oleh Wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno PRS dihadiri oleh jajaran Muspida Bantul Pejabat Dinas/Instansi serta para Camat, dan Lurah. Sebelum pembukaan juga dilakukan pawai Taaruf di sekitar Imogiri.
Sedangkan lomba yang diadakan di MTQ 2010 diantaranya Cabang Tilawatil Quran, Cabang Hifazh Al Quran, Cabang Tafsir Al Quran, Cabang Fahm Al Quran, Cabang Syarh Al Quran, Cabang Khath Al Quran, serta Cabang Musabaqoh Menulis Kandungan Al Quran (M2KQ) putera/puteri.

Beberapa peserta dari Kecamatan Dlingo berhasil menjuarai lomba tersebut di antaranya adalah :
1.    Lomba Tahfidz 20 Juz  (Putra)    Juara III Atas Nama : M. Fadlun Nilai :81 Asal : Dlingo
2.    Lomba Tartil (Putri) Juara III Atas Nama : Solikhah Aulia Nilai :77 Asal Dlingo

Diharapkan agar pelaksanaan MTQ ini mampu menggugah dan membangkitkan umat Islam untuk senantiasa meningkatkan pemahaman dan pengamalan tuntunan agama, kata Mahmudi. Selain itu pelaksanaan MTQ tingkat Kabupaten Bantul tahun 2010 ini mampu sebagai syiar Islam dan untuk meningkatkan pendalaman kandungan Al Quran, sebagai wahana peningkatan ukhuwah Islamiyah bagi sesama umat, serta peningkatan akhlak mulia bagi masyarakat di Kabupaten Bantul.

BCW Desak Lurah Mangunan Ditahan

Dlingo Bantul, Kompas - Bantul Corruption Watch mendesak kejaksaan dan kepolisian menahan Lurah Mangunan Jiyono. Status ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Bantul sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana rekonstruksi gempa senilai Rp 2 miliar telah menjerat Jiyono. "Dua lurah lainnya, yakni Lurah Selopamioro dan Temuwuh, sudah ditahan dalam kasus yang sama. Jika Jiyono tidak ditahan akan menimbulkan kecurigaan masyarakat. Semua tersangka korupsi seharusnya diperlakukan sama," kata Koordinator Bantul Corruption Watch (BCW) Romadhon.
Menurutnya, penahanan juga lebih memudahkan proses penyidikan perkara. Berbagai kemungkinan negatif seperti menghilangan barang bukti dan melarikan diri juga bisa dihindari. "Penahanan sekaligus bentuk keseriusan aparat penegak hukum dalam memberantas korupsi di Bantul," katanya menambahkan. Jiyono ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah DIY, 7 Juni. Ia dijerat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Modusnya memotong dana rekonstruksi Rp 1 juta-Rp 10 juta per orang.
Sebelumnya kasus Jiyono ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Bantul. Namun, tiba-tiba kasusnya diambil alih Polda DIY. Padahal, pihak kejari sudah menyelesaikan proses penyelidikan. Dari penyelidikan, kasus tersebut seharusnya naik ke tingkat penyidikan.Kepala Seksi Intelijen Kejari Bantul Edi Saputra mengatakan, pihaknya akan menyerahkan hasil penyelidikan tersebut kepada Polda DIY dan Kejaksaan Tinggi DIY. "Jadi, kasus tersebut kami hentikan. Selanjutnya akan ditangani Polda dan Kejati," ujarnya.
Ketua Jaringan Nusantara Triyanto mengatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh bagi kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Jaringan Nusantara berharap, lembaga penegak hukum tidak goyah menghadapi berbagai tekanan yang muncul dari pihak-pihak yang menginginkan kasus tersebut dihentikan. Sejauh ini sudah tiga lurah di Bantul yang terjerat kasus korupsi dana rekonstruksi. Dua lurah lainnya adalah Lurah Selopamioro Sukro Nur Harjono dengan nilai korupsi sebesar Rp 900 juta dan Lurah Temuwuh senilai Rp 1,6 miliar. Keduanya telah diberhentikan sementara sebagai lurah. Beberapa aparat desa yang segera dibidik adalah aparat Desa Dlingo, Panjangrejo, Karangtengah.

Pemotongan Dana Bantuan Gempa Berkedok Kearifan Lokal Dlingo

Dlingo : TEMPO Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata sudah menetapkan Jiyono, Kepala Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul, sebagai tersangka kasus pemotongan dana bantuan rekonstruksi gempa. Jiyono, yang dituduh memotong dana bantuan rekonstruksi gempa hingga Rp 2,080 miliar, ditetapkan sebagai tersangka, Senin lalu.
“Penyelidikan sudah selesai, tinggal menyusun berkas penyelidikan dan segera dilimpahkan ke pengadilan,” kata Edy Saputra, Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Kabupaten Bantul, kemarin.
Menurut Edy, Jiyono diduga memotong dana bantuan rekonstruksi tahap kedua di Desa Mangunan selama 2006.
Seperti kepala desa lain, Jiyono beralasan itu “kearifan lokal” yang telah disepakati oleh Musyawarah Pimpinan Daerah dan Kecamatan. Tapi pihak kejaksaan curiga, soalnya jumlah potongan untuk “kearifan lokal” itu mencapai Rp 10,5 juta bagi warga yang rumahnya masuk kategori rusak berat. Padahal, untuk kategori tersebut, korban gempa hanya mendapat bantuan Rp 15 juta.
“Kalau (jumlah) potongannya sampai Rp 10 juta per orang, itu bukan kearifan lokal lagi, tapi perampokan,” kata Edy.
Menurut Edy, potongan barangkali bisa dibenarkan kalau kesepakatan serta peruntukannya jelas. Tapi, jika pemotongan dana digunakan untuk kepentingan pribadi, apalagi jumlah potongannya sedemikian besar, itu tindak pidana.
Edy menegaskan, kejaksaan akan terus membidik satu per satu kepala desa, kepala dusun, dan perangkatnya yang terlibat dalam pemotongan dana rekonstruksi.
Ditambahkan oleh Edy, hingga kini sudah ada sembilan perangkat desa di Bantul yang dijadikan tersangka kasus pemotongan dana rekonstruksi. Tersangka lainnya, dua di Dusun Mancingan XI, Parangtritis Kretek, yakni Kepala Desa Tri Waldiyana dan Bendahara Dusun Wijaya Hadi Sumarno; di Desa Temuwuh, Dlinggo, ada tiga tersangka, yakni Kepala Desa Basuki serta dua anggota tim fasilitator, Suhardiyanto dan Lilik; serta tiga tersangka dari Imogiri, yakni Kepala Desa Selopamioro Sukro Nurharjono, Kepala Bagian Keuangan Desa Seloharjo Sigit, dan Sugiono, pengumpul uang potongan.
“Kasusnya kami tangani satu per satu,” kata Edy. Dia menegaskan, kejaksaan akan terus menyelidiki kasus-kasus pemotongan dana bantuan berkedok kearifan lokal ini.
Bantul Corruption Watch yang terus-menerus memantau perkembangan kasus ini meminta kejaksaan dan pengadilan untuk bekerja independen, baik dalam penyidikan maupun persidangan. Mereka mencatat, ada pejabat maupun orang tertentu yang mulai terang-terangan membela tersangka. Antara lain, ya, dengan alasan kearifan lokal.
“Kami terus memantau kasus ini. Jangan sampai penyelesaian kasus pemotongan dana rekonstruksi dipengaruhi orang luar. Pokoknya harus berdasarkan undang-undang,” kata Romadhon, Koordinator Bantul Corruption Watch, kemarin.

Daftar Rois Se-Kecamatan Dlingo

Kecamatan Dlingo memiliki Rois hampir 117 orang, Silahkan menghubungi nama-nama yang tersebut di bawah ini bagi yang berkepentingan serta melaporkannya pada sumber, dan apabila ada perubahan nama atau sudah berganti Rois mohon di tambahkan di kotak komentar :
1. Udi wiyarjo Gunung Cilik Muntuk Dlingo, 2. Kasiran Gunung Cilik Muntuk Dlingo, 3. Amat Zudi Sakuri Muntuk Muntuk Dlingo, 4. Kasidi Nardi Utomo Muntuk Muntuk Dlingo, 5. Suhadi Sanggrahan IMuntuk Dlingo, 6. Sakir Mutaqin Sanggrahan I Muntuk Dlingo, 7. Marsudi Sanggrahan II, 8. Imam Safi'i Muntuk Dlingo, 9. Dul Rohman Banjarharjo II Muntuk Dlingo, 10. Habib Mutasim Banjarharjo II Muntuk Dlingo, 11. Arifan Banjarharjo I Muntuk Dlingo, 12. Sutikno Banjarharjo I Muntuk Dlingo,13. M. Thoyib Tangkil Muntuk Dlingo ', 14. M. Jidi Tangkil Muntuk Dlingo ', 15. Purwo Utomo Karang Asem Muntuk Dlingo, 16. Muh Sapawi Karang Asem Muntuk Dlingo, 17. Kasiman Seropan I Muntuk Dlingo, 18. Sumardiyono/Samidi Seropan II Muntuk Dlingo, 19 Mirdiyono Seropan II Muntuk Dlingo, 20 Khoirudin Seropan III Muntuk Dlingo, 21 Tumiran Seropan III Muntuk Dlingo, 22 Legiyo Tekik Temuwuh Dlingo, 23 Slamet Hasan Tekik Temuwuh Dlingo, 24 Hasim Tekik Temuwuh Dlingo, 25 Sukiran Temuwuh Temuwuh Dlingo, 26 Tumidi Temuwuh Temuwuh Dlingo, 27 Sarmono Temuwuh Temuwuh Dlingo, 28 Adi Waluyo Salam Temuwuh Dlingo, 29 Sumadi Salam Temuwuh Dlingo, 30 Jamik Salam Temuwuh Dlingo, 31 Lasiran Salam Temuwuh Dlingo, 32 Setiya Diwiryo Klepu Temuwuh Dlingo, 33 Arifin Klepu Temuwuh Dlingo, 34 Barwanto/Wasiran Klepu Temuwuh Dlingo, 35 Legimin Klepu Temuwuh Dlingo, 36 Slamet Purwanto Klepu Temuwuh Dlingo, 37 Rohmad Kapingan Temuwuh Dlingo, 38 Daroji Kapingan Temuwuh Dlingo, 39 Solehudin Nglampengan Temuwuh Dlingo, 40 Poniman Nglampengan Temuwuh Dlingo, 41 Zainuri Nglampengan Temuwuh Dlingo, 42 Jamaludin Nglampengan Temuwuh Dlingo, 43 Sis Lasiri Jurug Temuwuh Dlingo, 44 Lasiran Jurug Temuwuh Dlingo, 45 Darmo Wiyono Jurug Temuwuh Dlingo, 46 Nngabdani Jambewangi Temuwuh Dlingo, 47 Nuri Jambewangi Temuwuh Dlingo, 48 Truadi Jambewangi Temuwuh Dlingo, 49 Pandiyo Tanjung Temuwuh Dlingo, 50 Puryanto Tanjung Temuwuh Dlingo, 51 Widiyanto Lungguh Temuwuh Dlingo, 52 Triyanto Ngunut Temuwuh Dlingo, 53 Arif Fauzan Ngunut Temuwuh Dlingo, 54 Jumarwan Tanjan Temuwuh Dlingo, 55 Haryono Tanjan Temuwuh Dlingo, 56 Asngari Terong Dlingo, 57 Lanjar Nurhadi Saradan Terong Dlingo, 58 Wardoyo Saradan Terong Dlingo, 59 Harto Wiyono Pancuran Terong Dlingo, 60 Zarudi Pancuran Terong Dlingo, 61 Hadi Prayitno Pancuran Terong Dlingo, 62 Ahmad Anwar Rejosari Terong Dlingo, 63 Sukamdan Rejosari Terong Dlingo, 64 H. Marjuki Rejosari Terong Dlingo, 65 Mardjono Rejosari Terong Dlingo, 66 Yuono Terong II Terong Dlingo, 67 Rodho Parwoko Terong I Terong Dlingo, 68 Muh. Taslim Pencitrejo Terong Dlingo, 69 Hardi Utomo Sendangsari Terong Dlingo, 70 Sukartono Ngenep Terong Dlingo, 71 Wagiyo Ngenep Terong Dlingo, 72 Kesmorejo Maladan Jatimulyo Dlingo, 73 Sugiman Maladan Jatimulyo Dlingo, 74 M. Saimun Gayam Jatimulyo Dlingo, 75 Sujari Gayam Jatimulyo Dlingo, 76 Nuhin Gayam Jatimulyo Dlingo,  77 Kasimin Tegalawas Jatimulyo Dlingo, 78 A Muryadi Tegalawas Jatimulyo Dlingo, 79 Saebani Tegalawas Jatimulyo Dlingo, 80 Wiyono/Gimo Banyurip Jatimulyo Dlingo,  81 Tumiran Banyurip Jatimulyo Dlingo, 82 Ngaderi Banyurip Jatimulyo Dlingo, 83 Sumarto Loputih Jatimulyo Dlingo, 84 Wagiman A Loputih Jatimulyo Dlingo, 85 Wagiman B Loputih Jatimulyo Dlingo, 86 Pujodiyono Semuten Jatimulyo Dlingo, 87 Wahuri Semuten Jatimulyo Dlingo, 88 Paijo/Giyadi Semuten Jatimulyo Dlingo, 89 Rojani Badean Jatimulyo Dlingo, 90 Saroji Badean Jatimulyo Dlingo, 91 Suwaji Kedungdayak Jatimulyo Dlingo,  92 Hardiyono Kedungdayak Jatimulyo Dlingo, 93 Pujud suwardi Rejosari Jatimulyo Dlingo, 94 Poniran Rejosari Jatimulyo Dlingo, 95 Supomo Dodogan Jatimulyo Dlingo, 96 Sastro Pujono Dodogan Jatimulyo Dlingo,  97 Tugiyo Mangunan Dlingo, 98 Supardi Mangunan Dlingo, 99 Sumardi Mangunan Dlingo,  100 Basori Mangunan Dlingo, 101 Sagimin Mangunan Dlingo, 102 Sargito Mangunan Dlingo, 103 Sukardi Mangunan Dlingo, 104 Mujiran Mangunan Dlingo, 105 Saimin Mangunan Dlingo, 106 Sukiran Mangunan Dlingo, 109 Ngatijo Mangunan Dlingo, 110 Sandiman Mangunan Dlingo, 111 Ngabdiwiyono Mangunan Dlingo, 112 Zamroni Mangunan Dlingo, 113 M. Hajid Mangunan Dlingo, 114 Jumingan Mangunan Dlingo, 115 Jurzani Mangunan Dlingo, 116 Suproni Mangunan Dlingo, 117 Supandi Mangunan Dlingo

TI Desa Terong Dlingo

DLINGO (KR) - Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) di Desa Terong Kecamatan Dlingo Bantul merupakan salah satu nilai plus. Kebijakan dan keberanian desa yang mewakili Bantul dalam lomba desa tingkat provinsi DIY diharapkan bisa menjadi inspirasi dan percontohan di desa-desa lain di Bantul dan DIY.
“Kami berharap nilai plus berupa TI ini bisa terus dikembangkan, sehingga bisa menjadi percontohan desa-desa lain,”kata Muji Raharjo SH MHum, Ketua Tim Penilai dan Verfikasi Lomba Desa tingkat Provinsi DIY dalam pesan dan kesannya setelah melakukan serangkaian penilaian di Desa Terong, baru-baru ini.
Tim melakukan penilaian di bidang ekonomi, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan, kamtibmas dan juga partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Kedatangan Tim Penilai diterima Bupati Bantul Drs HM Idham Samawi, perangkat Desa Terong dan ribuan warga yang berjajar di pinggir jalan yang dilalui rombongan Tim Yuri.
Lurah Desa Terong Sudirman Alfian secara terpisah mengemukakan, kendati wilayah Desa Terong berada di daerah pegunungan, tapi masyarakatnya mampu mengikuti perkembangan di segala bidang, termasuk teknologi. “Sejak 2007 kami sudah memanfaatkan Teknologi Informasi untuk pelayanan terhadap masyarakat,” ujarnya.
Bahkan awal Maret 2010 Desa Terong membangun basis data dan data kependudukan dalam aplikasi Profil Desa. Data-data tersebut juga telah dilengkapi berbagai data lainnya yang bisa diakses melalui website www.terong.bantul. web.id. Web ini dibangun kerja sama Pemerintah Desa Terong dengan Combine Resource Institution (CRI)

Sumber-Sumber Air Bersih Dlingo

Dlingo  : Berkisar antara bulan maret sampai oktober adalah bulan di mana media masa biasanya memuat berita tentang kekeringan di dlingo. Hal ini menjadi sebuah perhatian yang serius pada bulan-bulan tersebut, bahkan pemeritah juga memasukan kecamatan Dlingo dalam daftar wilayah yang termasuk rawan kekeringan. secara geografis memang asumsi tersebut benar adanya. Namun yang terjadi sebenarya adalah kurangnya perhatian yang serius terhadap sumber air yang ada di dlingo. PDAM yang selama ini melayani wilayah Dlingo masih belum maksimal dalam melayani masyarakat. Terbukti dari ketidakpuasan masyarakat yang masih mengeluhkan pelayanan dari PDAM di Dlingo. 
Dari sisi inventarisasi sumber-sumber air di Dlingo seharusnya mampu mensuplai kebutuhan air bagi masyarakat. Karena banyak sekali sumber-sumber air yang dapat memberikan kecukupan air bagi warga Dlingo, hanya saja pengelolaannya masih tradisional dan kurang terpelihara dengan baik. berikut adalah sumber-sumber air yang ada di Dlingo :
1. Sumber air Tuk Wuru mampu mengairi sampai 2 Ha berlokasi di desa Mangunan Dlingo
2. Sumber air Tuk Pakel mampu mengairi sampai 4 Ha berlokasi di desa Mangunan Dlingo
3. Sumber air Tuk Gumprit mampu mengairi sampai 1 Ha berlokasi di desa Temuwuh Dlingo
4. Sumber air Tuk Depok mampu mengairi sampai 2 Ha berlokasi di desa Temuwuh Dlingo
5. Sumber air Tuk Jambewangi mampu mengairi sampai  1 Ha berlokasi di desa Temuwuh Dlingo
6. Sumber air Tuk Koripan mampu mengairi sampai 2 Ha berlokasi di desa Dlingo Dlingo
7. Sumber air Tuk Pokoh mampu mengairi sampai 1 Ha berlokasi di desa Dlingo Dlingo
8.Sumber air Tuk Duren mampu mengairi sampai 25 Ha berlokasi di desa Muntuk Dlingo
9. Sumber air Tuk Kembang mampu mengairi sampai 35 Ha berlokasi di desa Muntuk Dlingo
10. Sumber air Tuk Jati Sari mampu mengairi sampai 12 Ha berlokasi di desa Muntuk Dlingo
11. Sumber air Tuk Sunten mampu mengairi sampai 20 Ha berlokasi di desa Muntuk Dlingo
12. Sumber air Tuk Karangasem mampu mengairi sampai 9 Ha berlokasi di desa Muntuk Dlingo
13. Sumber air Tuk Sepet mampu mengairi sampai 7 Ha berlokasi di desa Muntuk Dlingo
14. Sumber air Tuk Banyuurip mampu mengairi sampai  10 Ha Jatimulyo berlokasi di desa Dlingo
15. Sumber air Tuk Banger mampu mengairi sampai  5 Ha berlokasi di  Jatimulyo Dlingo
16. Sumber air sepajang pinggiran sungai Oyo bila di kelola mampu mensuplai air ke seluruh Dlingo.
17. Sumber air Watu Gede mampu mengaliri sampai 1 Ha berlokasi di desa Terong Dlingo.
18. Sumber air Saradan 3 titik mampu megaliri sampai 5 Ha berlokasi di desa Terong Dlingo.
19. Sumber air Kebokuning 2 titik mampu mengaliri sampai 2 Ha berlokasi di desa Terong Dlingo
20. Sumber air Sendang sari mampu mengaliri sampai 1 Ha berlokasi di desa Terong Dlingo
21. Sumber air Mojo Semuten mampu mengaliri sampai 1 Ha berlokasi di desa Jatimulyo Dlingo
22. Sumber air Badean mampu mengaliri sampai 2 Ha berlokasi di desa Jatimulyo Dlingo
23. Sumber air Dodogan 2 titik mampu mengaliri sampai 40 Ha berlokasi di desa jatimulyo dlingo

Sumber air di atas hanya sumber air utama dan memiliki debit yang besar, sedangkan sumber air yang relatif kecil namun mampu memberikan kecukupan air bagi masyarakat belum terdata. Jumalah Sumber air dengan debit minimum tersebut tersebar di beberapa titik dan berkisar di atas 150 sumber air kecil.

Menemukan Kembali Identitas Dlingo

Kebanggan Masyarakat Dlingo terhadap Dlingo akhir-akhir ini mengalami kemunduran. Sebagai bagian masyarakat Bantul dan Yogyakarta mereka memang sudah memiliki karakter khas serta di kenal luas. Namun identitas tersebut tentu juga bergantung pada yang membawakannya. Sebagai sebuah gambaran adalah manusia yang bertelanjang dada atau tidak mengenakan pakaian sama sekali diasumsikan bersih, kosong, seperti kain putih. Tidak ada makna yang bisa dilekatkan padanya. Namun bila berpakaian manusia tersebut akan memiliki sebuah ke-khas-an serta identitas yang mudah di kenali.
Berbeda lagi jika digambarkan dengan para generasi muda Dlingo, mereka memilih untuk memodifikasi motor mereka lalu di gunakan untuk balap liar di sepanjang jembatan sungai oyo untuk dapat mencari kepuasan diri dan dikenal. Ada pula yang mencari jaringan lewat facebook sebagai media untuk mempopulerkan diri. Ini hanya beberapa hal yang dilakukan generasi muda Dlingo untuk menemukan sebuah kata “ IDENTITAS”.
Meskipun menunjukkan penampakan visual yang berbeda dalam cara berekspresi, namun semua ekspresi tersebut didasarkan pada sebuah ide dan gagasan. Sebuah refleksi nyata yang dipilih secara acak dan berbeda-beda. Lebih spesifik lagi apabila di analogikan pada saat kita sedang bercermin, maka kita pasti bilang pada cermin tersebut “ Aku adalah aku seperti yang tampak di depanku dan harus berbeda dengan yang lain”
Namun permasalahan utamanya adalah, apakah seperti itu cirri, watak, dan karakter khas masyarakat Dlingo?
Identitas adalah sesuatu yang terus menerus mengalami pergeseran dan perubahan, begitu juga kelas sosial dan budaya yang semakin tampak berskat di kalangan masyarakat Dlingo. Hal ini lebih mirip apa bila kita berusaha mencari hubungan antara tas dan seseorang yang memilikinya. Sama juga seperti hubungan kamar dan segenap isinya serta siapa yang tinggal di kamar tersebut. Yang menarik untuk dicermati dari hal ini adalah seberapa besar hasrat dan kebanggaan pemilik tas dan kamar tersebut, sehingga pada saat seseorang membawa tas atau tidur di kamar tersebut dia merasa istimewa.
Sekali lagi pertaruhannya tidak terkait dengan kepiawaian atau tidak lagi berhubungan dengan unsur ketrampilan. Melainkan sejauh mana sebuah kekuatan konsep bisa menjadi latar belakang sehingga seseorang dapat memilih tas atau kamar sebagai bagian dari dirinya serta dia bisa merasa istimewa. Dengan mengacu pada kekuatan konsep dan menjadikan konsep kuat sebagai hal yang lebih penting, maka munculnya IDENTITAS khas yang diharapkan mampu bercirikan Dlingo akan terwujud dan langgeng. Dengan begitu maka kita baru bisa lega bahwa kita sudah bisa merasa istimewa dan nyaman tinggal di DLINGO, karena untuk merasa nyaman di Dlingo kita tidak butuh alasan lagi. Melainkan hanya cinta dan cinta, suka dan suka, bangga dan bangga tidak butuh yang lain.