Berharap Sebuah Mimpi Jadi Kenyataan " Sebuah Kisah "

Hidup mungkin sebuah anugrah bagi kebanyakan orang, namun bagaimana memaknai sebuah kehidupan dan merasakan sebuah anugerah dalam hidup adalah sebuah kesulitan yang di alami tidak sedikit orang. Begitu juga mimpi-mimpi dalam sebuah kehidupan adalah sebuah refleksi dari gejolak emosional spiritualyang sangat susah untuk di implementasikan dalam kehidupan. Berharap memilki sesuatu yang belum di miliki adalah sebuah kewajaran, namun jika tidak menimbang kemampuan maka yang timbul adalah sebuah kasak-kusuk yang akan menuntun pada jalan yang buntu. Kasak-kusuk itu ya mirip ketika seseorang misalnya di dlingo, dan mendapatkan sesuatu yang besar lalu masyarakat dlingo banyak yang ngrasani....mirip-mirip gitu lah pokoke.

Ada sebuah cerita yang ingin sekali saya bagi dengan "pioner-pioner kehidupan dlingo" namun hal ini  mugkin bisa  salah atau benar, bisa juga menjadi multi interpretasi. Pernah pada suatu ketika saya mencoba untuk tidak memikirkan apapun yang saya lakukan, tanpa rencana, tidak memikirkan orang lain termasuk keluarga, karena sebuah dasar bahwa Tuhan akan menjaga setiap umat dan setiap jasad akan senantiasa memiliki takdirnya sendiri. namun yang saya dapatkan adalah sebuah kehilangan. 
Lalu saya mencoba untuk menjadi seorang yang betul-betul hati-hati dalam mengambil langkah dan dalam menentukan setiap pilihan dalam kehidupan, mencoba berencana dan mencoba menyesuaikan dengan kemampuan logis yang bisa saya perbuat. Selalu belajar menjadi seorang yang idealis manusia normal yang punya kelebihan dan punya kekurangan, dengan secara etis mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan seperti itu saya merasakan sebuah kenyamanan. Namun ternyata ketika saya berhitung baik dari sisi materi dan non materi saya mengalami sebuah kerugian yang luar biasa.>
Lalau pada suatu ketika saya jenuh dengan praktik-praktik percobaan yang hanya membuat saya semakin tertekan. Membuat diri saya sendiri menjadi sbuah media laboratorium kehidupan. Saya merasa bukan saya yang butuh, bukan diri saya yang seharusnya seperti itu. mulai muncul lah ego terkuat dalam diri saya nyaris menjadi sebuah pakaian yang terpatri. Sehingga tampak pakaian saya adalah sebuah kesombongan, kecongkakan yang secara langsung juga di sampaikan oleh beberapa orang temen dekat yang masih sayang dengan saya. Lalau jawaban saya adalah...ya kita memang harus sombong, kita harus sedikit congkak, karena kenyataan selalu memojokan kita untuk itu. Itung-itungan umur hidup, balas budi, surga-neraka waktu itu bisa di itung dengan jari. lalu yang saya dapatkan adalah sebuah kekecewaaan ternyata tidak semua bisa di hitung.
Kemudian atas kekecewaaan itu saya secara tidak sengaja menjadi seorang pemimpi, berharap hari esok menjadi lebi baik dengan sekedar berpikir di kursi dan tempat tidur. Bangun tidur beraktifitas seperti biasa, sambil mencari cara ntuk menyiasati banyak hal dalam kehidupan. Namun yang saya kerjakan tidak lebih hanya itu-itu saja. dan yang saya dapatkan adalah sebuah mimpi indah yang tidak saya rasakan di dunia yang kasat ini, mau tidak mau saya tetap kecewa.
Lalu saya mencoba untuk melihat para pendiri bangsa, ulama dan tokoh-tokoh dlingo dan dunia. ow.....ternyata ada yang salah dalam diri saya. ow...ternyata berpikir itu penting, bermimpi itu perlu, berbuat itu harus, namun harus tetap dalam krangka kehidupan yang logis rasional. Dan semua itu apapun hasilnya tidak akan pernah akan kita kecewa dan sesali jika landasan kita adalah iklash dan pengorbanan. ow..ow....ternyata saya ta ubahnya hanya seorang pemimpiow..ow...ternyata Tuhan juga asik dengan kesibukannya sendiri ketika kita hanya mampu bermimpi.
Lalu saya coba mengingat sebuah pesan "Buatlah Tuhan Tersenyum" "sehingga apapun yang kamu lakukan dibenarkan oleh Tuhan dan Dikabulkannya".....wow....."Bagi yang berbeda cara menterjemahkannya mohon maaf". Tapi ada hal penting dalam rangka mencari "senyum Tuhan"...Kenalilah setiap lubang di ragamu sehingga air mata tak tertahankan lagi..rubahlah pola pikir sehingga mimpi bisa jadi kenyataan "karena yang tidak munkin itu hanya manusia yang ingin menjadi Tuhan" sedangkan selebihnya mugkin.

DLINGO Langganan Mati Lampu

"Wah bener-bener PLN sangat tidak profesional" mungkin itu yang bisa di ungkapkan oleh para pemakai listrik di Kecamatan Dlingo Bantul. sebuah rutinitas yang sangat memalukan, masak kerjaannya mati mati lampu melulu, yang buruk masyarakatnya atau PLN-NYA...hayo coba kita cari jawabanya bersama-sama. PLN sebagai penyedia tunggal kebutuhan listrik harusnya memiliki standar managemen yang berlaku sama di semua wilayah, tentu iya..ya kan. Tetapi kenyataannya wilayah dlingo bantul sering mati lampu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, berikut Tabel Mati lampu sepanjang  bulan Januari- Februari 2010 :

Saat ini kadang masyarakat merasa jengkel, Lah bayangke wae masak selama 1 bulan mati lampu sampai 20.38 jam, belum lagi yang hanya klip byar- klip byar. Masyarakat Dlingo itu juga masyarakat yang memiliki produktifitas yang tinggi, yang hampir 89 % akses kegiatan warga di Dlingo menggunakan LISTRIK. Nah berapakah kerugian masyarakat akibat mati lampu ini yang belum pernah di hitung oleh siapapun di Kecamatan Dlingo. Belum lagi kerusakan barang-barang elektronik yang di pakai untuk beraktifitas yang mudah jebol akibat pemadaman yang sembrono ini.


Ojo Kur waton..Kalo tagihan rekening listrik aja di kejar-kejar sambil di ancam untuk di putus, eh giliran memberikan pelayanan "sak enak wudele dewe" belum lagi kalo komplain harus di putar sana putar sini. nah itu mungkin bahasa kasar hampir seluruh warga Dlingo jika secara lisan dapat keluar.
Intinya kompensasinya apa jika terbukti PLN telah melakukan tindakan "Mal PRAKTEK mateke lampu sak wayah-wayah ra tetarenan"...kira-kira itu bahasanya, lha kalo mau di bahasa haluskan harus shalus apa lagi, lha wong nyatanya bikin emosi.
Jika memang tidak bisa profesional...lha mbok ya biar di kelola BUMN lain, po di jual ke asing aja..siapa tahu malah lebih baik. dari pada di beri mandat malah disia-siakan, kan lebih baik di serahkan pada yang lebih mampu. begitu aja kok yo mumet...iseh mumet dadi rakyat n..pln...harus cari duit buwat bayar, harus ngangsur, mikir sekolah, mikir pekerjaan.Lha kur kari mancal we kok malah ra iso.