Mbah Marijan Ditemukan

Dlingo :Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Jateng) ini, pada Selasa memasuki fase erupsi dengan terjadinya awan panas berulang kali. Luncuran awan panas pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, kedua pada pukul 17.19, ketiga pukul 17.24 WIB, dan keempat pukul 17.34 WIB. korban awan panas Merapi. Sebagian besar warga Kinahrejo dan Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kawasan selatan kaki gunung itu. Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat di dekat 13 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Merapi di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan dikabarkan telah ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi fisiknya lemah, tidak jauh dari kediamannya di Dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Merapi, Selasa (26/10) malam.

Artikel diatas berasal dari : www.berita8.com  Terlepas dari benar atau salah informasi tersebut namun Informasi tersebut seharusnya menjadikan perenungan kita bersama, Sebuah perenungan dalam pencarian kebenaran. Pernah suatu ketika ada seorang biasa sedang berbincang tentang pencarian kebenaran. Ada poin penting dalam perbincangan itu terkait Inten(Batu intan) "sebagai simbol kebenaran sejati" dan Bantak (bahasa Jawa) sebagai sebuah kebenaran yang semu belaka. Antara Inten dan Bantak sama-sama diakui sebagai sebuah kebenaran.

Kebenaran tersebut memang sama-sama bisa dibuktikan kebenarannya, namun muara kebenaran tersebut berbeda ujung pangkalnya. Para pencari kebenaran sejati dan para pelaku yang mengaku diri mereka dalam perjalanan kebenaran itu tidak berpaling dari ajaran yang mereka yakini sehingga jiwa mereka terkekang pada satu sudut pandang saja. Hal ini tentu menjadikan niat dari tujuan itu menjadi sempit sehingga mudah sekali membuat para pencari kebenarn sejati terjerumus dalam ke Aku an. Padahal Kenbenaran sejati harus "rahmatan lil ngalamin ". Sedangkan yang mereka lakukan sebenarnya hampir mendekati musyrik ".

“Mereka telah menjadikan para alim ulama mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah…….”(Qs at-Taubah [9] : 31)" tapi mbah marijan tidak : meski belum pernah bertemu dan berkenalan aku yakin Beliau adalah manusia biasa yang mendapatkan kepercayaan dari Allah, sebagai salah satu kaki penopang bumi nusantara yang seharusnya kita teladani. Dengan keteguhan hati dia bersahabat dengan gunung merapi. Sehingga Alloh menjaga Beliau sebagai bagian dari dinginnya gunung merapi ketika gunung merapi itu normal dan panasnya wedus gembel ketika gunung merapi itu aktif "Sebuah Bukti Kebesaran Alloh".

Akal dan jiwa mereka terbungkus oleh ego, sehingga para pencari dan pengaku kebenaran pasti ditandai dengan membuat kelompok-kelompok. Mereka berkelompok atas dasar dakwah dan silaturahim, tapi hakikatnya  adalah sebuah rasa takut atas makanan bagi perut mereka dan takut atas kebahagiaan dunia yang akan menjauh.  “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs al-An’am [6] ; 116).

Sebuah perbincangan lain : "Ne Kur Bantak Okeh, Ning ne Inten Sitik banget" = "Jika hanya mengaku benar dan paling benar banyak sekali tapi jika kebenaran sejati sanggat sedikit". Mereka terjerumus dalam ke Aku an tapi mereka tidak bisa disadarkan dengan dalil apapun kecuali Tuhan memberi hidayah.  “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) dan (mengikuti) Rasul (as-Sunah). Mereka menjawab, cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya). Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?” (Qs al-Maidah [4] : 105). 

 Tapi mbah Marijan tidak : Tidak pernah ada ajakan dari mbah marijan untuk mengajak masyarakat atau murid-muridnya untuk menjadi dia. Meskipun aku belum pernah mengenal dan kenal dengan Beliau aku yakin : Beliau pasti hanya mengajak untuk setiap umat bersinergi dengan alam semesta, menjaga keharmonisan antara jagad besar dan jagad kecil. Dan berserah serta bersandar hanya kepada Alloh. Bukti dari hal tersebut adalah beliau selalu tidak mau di ajak mengungsi, tapi beliau tidak pernah mengajak masyarakat untuk mengikuti jejaknya, karena hal ini terkait masalah keyakinan yang hanya bisa di ukur oleh diri sendiri dan masing-masing insan kamil.

Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS Ar-Rum [30] : 32, lihat pula Qs 23 : 53).   Tapi Mbah marijan Tidak : Meskipun aku belum pernah kenal dan mengenal Beliau aku yakin Beliau hanya mengatakan bahwa silaturahim dan majelis apapun berdiri dan bersilaturahim semata-mata hanya untuk membuat kita selalu "Inggat". Tapi bukan untuk membuat kebenaran-kebenaran yang membuat sebuah ke banggaan yang berakibat kemusrikan dan permusuhan. Karena tidak ada yang perlu dibanggakan Selain Kebesaran Alloh.

Pasar Dangwesi Di Renovasi

Dlingo : Pasar Dangwesi adalah salah satu pasar desa yang menjadi sentra perdagangan di Desa Terong maupun Kecamatan Dlingo. Pasar ini menempati lahan yang strategis di wilayah perbatasan antar desa antara batas Desa Jatimulyo dan  Batas Desa Temuwuh. Pasar ini merupakan salah satu pasar desa Terong, yang juga sekaligus sebagai sumber pendapatan asli desa.

Semenjak bulan Pertengahan September 2010 pasar ini secara bertahap akan direnovasi secara fisik. Berdasar informasi yang berkembang pembangunan pasar ini dikontrak kan pada pihak ke tiga melalui mekanisme system kontrak yang akan berlangsung selama kurang lebih 20 tahun. Pihak ketiga dalam hal ini adalah "Koperasi Kredit Adil" Terong Dlingo yang merupakan salah satu Koperasi yang sedang Maju pesat.

Mekanisme dan renovasi pembangunan pasar ini juga diwarnai dengan adegan-adegan yang menggelikan, Sementara papan nama proyek belum terpampang terlihat beberapa oknum melakukan pembongkaran. Tentu hal ini menjadi perhatian bersama, bagaimanapun juga aset desa merupakan harta yang harus di pertanggungjawabkan pada masyarakat. Fungsi pengawasan terlihat juga semrawut, karena pembongkaran bangunan terkesan tidak mengacu pada petunjuk oprasional pembongkaran prasarana fisik. Hal ini sudah terjadi dan tentu akan berpengaruh pada harga penyusutan barang aset desa.

Disamping itu para pedagang juga masih bertanya-tanya soal mekanisme sewa tempat apabila pembangunan pasar tersebut sudah selesai. Masyarakat luas tentu juga berharap agar pembangunan pasar tersebut berorientasi pada kepentingan publik. Kepentingan publik juga bukan sekedar lips service semata karena publik juga butuh akuntabilitas dan laporan atas kegiatan tersebut. Seyogyanya sebagai Desa Pertama di Dlingo yang sudah menerapkan "Model Keterbukaan Informasi Publik" Desa Terong sudah menampilkannya secara umum terkait prosedur, mekanisme dan konsep pembangunan pasar dangwesi.

Menurunkan Kemiskinan dengan Bonus

Dlingo : KOMPAS.com : Untuk memacu penurunan angka kemiskinan Pemerintah Kabupaten Bantul menyediakan bonus sebesar Rp 20 juta bagi desa dengan penurunan kemiskinan di atas 10 persen per tahun.
Tahun ini sudah ada delapan desa yang berhasil menerima bonus tersebut. Delapan desa tersebut adalah Desa Sumbermulyo, Desa Panjangrejo, Desa Srihardono, Desa Selopamioro, Desa Mangunan, Desa Terong, Desa Argosari, dan Desa Srimulyo.

"Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi penurunan kemiskinan ini adalah indikator kelembagaan, program, dan hasil," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bantul. Dari delapan desa tersebut, sebagian besar berada di daerah pinggiran yang selama ini justru menjadi kantong kemiskinan. 

Misalnya saja, Desa Mangunan dan Desa Terong yang terletak di Kecamatan Dlingo Semangat gotong royong menjadi modal utama warga pelosok untuk mengentaskan kemiskinan. Menurutnya, pemberian bonus menjadi stimulan efektif bagi desa untuk menurunkan angka kemiskinan di daerahnya. Pamong desa termotivasi untuk mengembangkan program-program pengentasan kemiskinan karena tergiur bonus. "Setiap desa yang bisa menurunkan angka kemiskinan di atas 10 persen, kami sediakan bonus Rp 20 juta," ujarnya.

DESA TERONG LAKUKAN PENGEBORAN SUMUR DI DUA DUSUN

Dlingo : www.rekompakjrf.org : Kesulitan akan kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari merupakan masalah utama bagi warga Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Kehadiran Rekompak-JRF di desa paling utara dari Kecamatan Dlingo ini rupanya tidak disia-siakan oleh pihak desa untuk menyelesaikan masalah kekeringan di desanya. Terhitung sejak September 2008, sudah terealisasi sebanyak 6 (enam) sumur suntik dan 1 (satu) program air bersih yang sudah didanai oleh Rekompak-JRF melalui kegiatan Implementasi BDL (Bantuan Dana Lingkungan) di desa ini.

“Sebelum Rekompak datang ke desa ini, untuk mendapatkan air bukan pekerjaan yang ringan. Jika kemarau tiba sumur-sumur disini kering, ditambah lagi pasca gempa banyak sumur-sumur warga yang tidak mengeluarkan air. Warga harus menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan air,” ujar Sudirman, Kepala Desa Terong saat diwawancarai terkait pelaksanaan Implementasi BDL Rekompak-JRF di desanya.

Untuk mengatasi krisis air bersih di Desa Terong tersebut, melalui kegiatan Implementasi BDL Rekompak-JRF, saat ini telah dilakukan pengeboran sumur dalam di 2 (dua) titik lokasi. Sekarang giliran Dusun Saradan dan Dusun Kebokuning yang menjadi sasaran penerima manfaat untuk pelaksanaan Implementasi BDL Rekompak-JRF yang saat ini sedang berjalan di Tahap 4. Sampai dengan hari ini total dana BDL yang sudah diserap di Desa Terong sebesar Rp. 1,250 Miliar. “Sudah satu tahun lebih menanti (sejak pertama Implementasi BDL Tahap 1), akhirnya dusun kami dapat juga bantuan dari Rekompak untuk pengeboran sumur dalam,” ungkap Suradi, PP (Panitia Pembangunan) pengeboran sumur dalam dari Dusun Saradan.

Dalam pelaksanaannya, pengeboran sumur dalam ini dilakukan oleh pihak ketiga yang sebelumnya melalui proses lelang yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena dalam proses pengeboran sumur dalam disamping membutuhkan dana yang cukup besar, dan juga membutuhkan keahlian khusus dan menggunakan peralatan berat. Meskipun demikian proses pendampingan dan pengawasan terus dilakukan oleh masyarakat. Setiap harinya warga sekitar pengeboran secara bergiliran berswadaya untuk menyediakan makan siang bagi pekerja yang berjumlah lima orang ditambah satu orang pengawas pengeboran. Tarwiji, warga RT1 Dusun Saradan yang sebagian tanahnya dijadikan lokasi pengeboran juga rela menghibahkan tanahnya untuk kepentingan warga demi ketersediaan akan air bersih di wilayahnya.

Warga masyarakat khususnya yang berada di kedua dusun tersebut memang sangat menaruh harapan besar pada keberhasilan pengeboran ini. Di Dusun Kebokuning misalnya, tidak hanya di kawasan satu RT di lokasi pengeboran saja, warga di RT lain juga berharap debit yang dihasilkan tinggi sehingga bisa mencukupi kebutuhan warga yang lebih luas. “Saat pengeboran baru jalan beberapa hari saja, warga dari RT sebelah sudah berdatangan ke saya memesan untuk dialirkan air ke tempat mereka,” kata Tulus, warga Dusun Kebokuning yang saat itu sedang mengawasi proses pengeboran di dusunnya.

Fasilitasi Anak Yatim di Kecamatan Dlingo

Dlingo : sosial.bantulkab.go.id : Hari Jum’at ( 22/10 ) akan dilaksanakan kegiatan fasilitasi anak yatim / piatu di Pendopo Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul melalui Dinas Sosial Kabupaten Bantul, yang tahun kemarin diselenggarakan di Rumah Dinas Bupati Bantul.

Sesuai rencana kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB diawali makan bersama dilanjutkan dongeng anak-anak yang diasuh oleh Kak Suradi dari Kecamatan Dlingo Bantul. Pada kesempatan tersebut Bupati Bantul akan memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak-anak yatim / piatu dan penyerahan tali asih berupa uang sebanyak Rp. 30.000,- per anak beserta Tas Sekolah dan Alat Tulis.

Adapun yang diundang adalah anak-anak yatim/piatu sebanyak 100 anak dari wilayah Kecamatan Dlingo

Kupu-Kupu Dalam Perjalananku

Dlingo : Seseorang menemukan seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang untuk tersadar dari pingsannya. memaksa dirinya untuk berjuang melawan rasa yang melumpuhkannya. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil kupu-kupu itu lalu diletakannya kupu-kupu itu diatas meja kerjanya. Kupu-kupu tersebut kemudian menghilang entah kemana. Kupu-kupu itu mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah dilihatnya karena kupu-kupu itu hilang entah kemana.

Lalu pada suatu malam berikutnya kupu-kupu lain dengan warna yang sama datang silih berganti. Terakhir se ekor kupu-kupu diam dan seolah-olah kupu-kupu itu menahan rasa yang memaksa dia untuk diam dan tidak bergerak sama sekali. Sesekali dia  merangkak di sekitarnya dengan tubuh dan sayap yang sempurna. Seolah Dia tidak pernah bisa terbang, lalu seseorang itu mengambil kupu-kupu itu dan diajaknya bermesra-mesraan. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa dia tidak sadar bahwa kupu-kupu itu sedang berjuang mengumpulkan tenaga. Dia tidak sadar bahwa yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk terbang tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dan tenaga yang cukup untuk terbang.


Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.


Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

Sisi Gelap Manusia

Dlingo : Sebagai insan yang merdeka tentu kita memiliki banyak pilihan. Sebagai Manusia yang beradab tentu kita memiliki tujuan mengelola kehidupan pada pola tatanan dengan harapan memuaskan sisi-sisi kemanusiaan. Memahami banyak hal dalam gudang ilmu dan akal dijagad bernama bumi, mungkin dapat di bantu dengan rumus-rumus kreasi akal. Namun memahami bahasa tersirat yang disampaikan lewat jagad jiwa serasa memaksa untuk selalu inggat -Nya.

Apa yang akan anda lakukan jika melihat banyak anak-anak dan orang-orang dewasa yang sanggat anda kenal dalam kondisi mati. Kematian itu bercirikan wajah putih dan berbintik hitam di kening. Dalam kematian itu anda melihat jenazah yang masih meneteskan air mata dan air mata itu mengalir deras dalam kematian  setiap orang. Masihkah anda berlogika karena yang anda lihat apa bila di logika " Tidak Mungkin, Wong Mati kok masih bisa menangis". Sementara meraka yang masih hidup sibuk mencari kain untuk mengusap air mata mereka yang sudah mati. Sedangkan anda tahu bahwa setiap hari akan ada kematian serupa, sebuah kematian yang terjadwal dan anda sendiri akan mengalaminya. Sempatkah anda untuk mencari kain pengusap air mata bagi yang sudah mati namun selalu banjir air mata. Ataukah anda akan berlari mencoba menghindar dari kematian, atau sekedar berserah dan bersiap menerima kematian namun membiarkan tetesan air mata orang-orang yang mati membanjiri tempat dimana anda berserah.

Apa yang akan anda lakukan jika tiba-tiba didepan rumah saat anda sedang bersantai, tiba-tiba datang se ekor kucing hitam yang menatap anda. Sebuah tatapan yang mungkin saja anda kenal atau bahkan anda belum pernah mengenal tatapan itu. Se ekor kucing hitam yang seolah memahami bahasa anda, namun ketika kucing itu bersuara anda tidak bisa memahami bahasanya sedikitpun. Padahal ketika anda bisikan kata-kata kucing itu seolah menjawab pertanyaan anda. Apalagi kucing itu semakin mendekat dan dekat namun tetap menatap anda seolah berhati-hati dan tetap waspada dalam sebuah ketakutan.

Apa yang akan anda lakukan jika seorang produser filem memutar sebuah filem hasil karyanya, namun hanya anda sendiri yang boleh menonton filem itu. Sebuah tontonan yang pemerannya adalah anda sendiri, sedangkan anda tahu adegan yang anda mainkan. Sebagian adegan yang anda yakin tidak mampu menyaksikannya, tapi produser filem itu tidak perduli Dan anda tetap harus menontonnya. Anda tetap ingin menonton filem itu untuk melihat kesempurnaan akting anda. Namun Anda yakin kesalahan-kesalahan fatal dalam adegan itu sebagian akan membuat anda terjatuh menurut keyakinan anda. Sedangkan ketika anda diperlihatkan adegan pembukaan saja anda sudah menangis tersedu dan hati anda berontak untuk tidak melanjutkannya. Apakah anda masih ingin menjadi aktor atau aktris dalam filem yang anda bintangi?







 

S L D M P Munthuk Dlingo diresmikan

Dlingo : bantulkab.go.id : Untuk meningkatkan ketahanan pangan Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX meresmikan pembukaan Sekolah Lapangan Program Aksi Desa Dandiri Pangan dan Gerakan Kemandirinan Pangan, Selasa (11/10) di dusun Muntuk Dlingo Bantul. Sri Paku Alam IX menyatakan menurut Oganisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) saat ini ada 37 negara termasuk Negara Indonesia mengalami kerawanan pangan dengan indikasi harga bahan makan naik secara signifikan, balita kekuarangan gizi dan busung lapar.

FAO memberi sinyal tahun 2025 diperkirakan dibutuhakn beras secara global 800 juta ton sedang saat ini baru 600 juta ton. Untuk DIY sendiri sudah terjadi surplus namun belum memenuhi standar baik kualitas maupun kuantitas dan terdapat 94 desa rawan pangan yang disebabkan kemiskinan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Prop DIY Ir. Asikin Chalifah dalam sambutannya yang dibacakan Kabid Distribusi Pangan Ir Hardiyanto, Msi. mengatakan Visi badan ketahanan pangan dan penyuluhan Propinsi DIY Mendorong terwujudnya ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan serta didukung oleh sistem penyuluhan yang efektif dan efisien. Tujuan pembangunan ketahanan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat Rumah Tangga dan wilayah

Desa Muntuk Kecamatan Dlingo merupakan salah satu pelaksana Program Aksi Desa Mandiri Pangan yang tumbuh sejak 2006 telah dianggap berhasil. Tahun 2006 2009 telah mendapat bantuan modal Rp. 217.500.000 dari APBN Rp. 100 juta dan APBD Rp. 117.500 juta. Bantuan tersebut awalnya dimanfaatkan 11 kelompok afinitas mencakup 111 KK miskin sekarang telah berkembang menjadi Rp. 332.665.000. dengan 20 kelompok mencakup 223 KK miskin untuk usaha kerajinan bambu, perikanan, perdagangan, ternak dan olahan pangan. Uang dikelola oleh Lembaga Keuangan Desa (LKD).

Keberhasilan program tersebut berkat dukungan berbagai lembaga lintas sektor diantaranya AKSK (Asistensi Kesejahteraan Sosial Keluarga), PEKM (Program Ekonomi Keluarga Miskin), Program Keluarga Muda Mandiri, Program PUAP, Program Desa Siaga, Program Lelaki dan Program Penataan Pemukiman. Kegiatan yang dilaksanakan yakni pengembangan lumbung pangan, pemanfaatan pekarangan, peningkatan kesadaran masyarakat dalam konsumsi makanan bergizi. Program tersebut akan dikembangkan di tiga desa lainnya yaitu Temuwuh, Dlingo dan Mangunan melaluil SL-Demapan (Sekolah Lapangan Desa Mandiri Pangan). Program desa mandiri pangan di DIY sampai tahun 2010 mempunyai 26 desa sasaran dan 3 desa replikasi. Sedang 2011 direncanakan bertambah 6 desa baru dengan 4 desa bantuan APBD, 2 bantuan APBN serta 6 desa replikasi

MUSDA MUHAMMADIYAH KAB. BANTUL 2010 Di Dlingo

Dlingo : musdamuhammadiyahbantul2010.wordpress.com : Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul Tahun 2010 akan segera digelar pada tanggal 25-26 Desember 2010. Perhelatan tersebut akan diselenggarakan di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Musda tersebut akan dihadiri kurang lebih 250 peserta dari 17 Kecamatan. Pusat kegiatan musda adalah di Komplek Masjid Al-Makmur Terong, Dlingo, Bantul. 

Informasi ini sekaligus sebagai sebuah pengumuman, semoga masyarakat dlingo mampu bersiap dan menjadi tuan rumah yang baik. hal ini penting untuk memperkenalkan dlingo dengan segala potensi yang ada. Dengan begitu maka Dlingo akan menjadi sebuah kekuatan baru dalam berbegai sektor yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dlingo khususnya.

UPK Kecamatan Dlingo Salurkan Bantuan Sosial

Dlingo : PNPM-Perdesaan.or.id : Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul menyalurkan bantuan sosial sebesar 14 juta rupiah dalam bentuk paket peralatan sekolah untuk 140 anak-anak SD/MI yatim/piatu. Bantuan secara simbolis diberikan oleh Wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno, PRS., dalam momen syawalan akbar masyarakat Dlingo, Rabu, 29/09 di Pendopo Kecamatan Dlingo.

Menurut Nurul Iwan Munthaha selaku ketua UPK, bantuan itu berasal dari hasil jasa pengembalian Simpan Pinjam Kelompok khusus Perempuan (SPP) yang sebagian disisihkan dalam bentuk dana sosial dan diberikan secara berkala sebagai wujud kepedulian UPK kepada masyarakat. Adapun besarnya bantuan yang disalurkan setiap periode tidak sama, tergantung dari tingkat  kelancaran pengembalian SPP oleh masyarakat tiap tahunnya. Masih menurut Iwan Munthaha, sebelumnya UPK juga telah menyalurkan bantuan sosial berupa peralatan bagi kelompok perajin bambu di Kecamatan Dlingo.

Dalam acara yang dihadiri oleh 1200-an peserta dari seluruh komponen masyarakat Dlingo itu, Wakil Bupati Bantul menyampaikan bahwa dalam dekade sepuluh tahun terakhir masyarakat Dlingo telah mengalami perkembangan yang pesat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah cukup tinggi, terbukti dari tingkat swadaya masyarakat yang terus meningkat. Dalam momen syawalan tersebut Drs. Sumarno, PRS., mengajak seluruh komponen masyarakat Dlingo untuk meningkatkan kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama, sehingga tercipta iklim yang kondusif untuk melanjutkan pembangunan daerah.

Sementara Drs. Bangun Rahina, MM., PjOK PNPM-Perdesaan Kecamatan Dlingo, mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan UPK, agar kedepan lembaga ini mampu berbuat banyak dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat, sehingga eksistensi UPK benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Titik-Titik Benih-Benih Cinta

Dlingo : Tidak ada satu usaha satu pun yang sia-sia, mungkin itulah sebuah gambaran yang paling mungkin bisa saya sampaikan untuk mengawali posting kali ini. Sebenarnya ini cerita lama namun nyatanya tidak pernah kuno atau menjadi cerita antik, karena cerita ini dari masa ke masa ternyata tetap saja memilki pengemar yang antusias dan beragam multiinterpretasi. Sebuah benih-benih cinta yang nyaris tanpa arti bagi siapapun yang di tuntun akal fikiran.

Cerita ini adalah sebuah imajinasi yang diperoleh dari sebuah proses yang bersumber dari cerita non fiksi. Setelah terperosok dan salah dalam mengambil arti dan setelah sekian lama terombang-ambing dalam kejenuhan. Adalah aku yang selalu saja haus akan cinta yang butuh sebuah sentuhan sang khalik. Adalah seorang pejantan yang suka kejantanan karena sebuah ilmu adalah binatang yang jantan. 

Ternyata Dia begitu dekat, namun rasa seolah jauh dan fikiran merasa semakin jauh sementara jasad merasa tidak pernah mengenal karena bulu rambutpun belum pernah merasa bersalaman. Malam itu seperti biasa aku terlelap tertidur dengan sebuah kesombongan tanpa berserah. Wajar saja semut-semut para ahli Dzikir menggiggit kaki-kaki yang melekat sebagai anggota jasadku. Terbangunku karena rasa gatal yang biasa di alami setiap orang. Disitulah sebuah pertaruhan di mulai, drajad kemanusiaanku kembali di uji meski teramat sanggat kecil ujian itu bagi yang mampu namun teramat berat bagi sosok rusak sepertiku. 

Ku coba kalahkan bisikan yang begitu kuat mengajakku tidur, kucoba menagkan mata dan telinga, kucoba menagkan kaki dan tangan, namun kekuatan indra itu ternyata masih begitu lemah dan tak mampu menendingi satu kekuatan yang aku pun tak tahu sumbernya. Alhamdulilah Allah Tuhan Yang maha segalanya memberikan segala kemungkinan yang mungkin. memberikan sedikit cahaya dalam kebutaan indra. kaki-kaki jasadku melangkah dalam cahaya yang sanggat redup. Kubasuh dengan air sumber yang banyak mengandung kapur dan ku niatkan untuk memberikan seluruh jiwa dan raga meski aku tak tahu apa makna berserah.

Kulantunkan syair-syair berantakan yang malu bila di ceritakan, nyaris tidak bermakna apapun bagiku karena aku hanya berusaha menepati janjiku yang sering ku langgar sendiri. Perlahan syair-syair itu melambat dan terasa sebuah sobekan yang perih kurasa diawal. sobekan itu berulang dan kurasakan perih itu ternyata sebuah kenikmatan di puncak lembah yang tertutup kulit ari dan tertimbun batok tulang tipis di mana rambut bersemayam. 

Perlahan sebuah cekungan dangkal membuat nafasku semakin terdengar jelas hembusan dan tiupannya, kucoba rasakan kehadiran sebuah sumur panjang yang menerabas batas sehingga angin-angin dari paru-paru terasa tidak berasa. Bagai cerobong asap yang tertutup benda padat atau arus air yang tersumbat oleh gejlek dam. Dapat kurasakan masuknya angin kedalam raga jiwa layaknya ban sepeda motor yang tipis dan keras sehingga mampu menampung muatan yang berat sekalipun. Kurasakan semakin keras dan mengeras dan saling bekerja sama antara atas agak atas dan tengah yang tomatis bergerak layaknya dinamo yang berputar dan menghasilkan arus listrik.

Aku masih belum percaya aku coba dan ulangi, aku rasakan hal yang sama. Aku coba bertahan ternyata menghilang, aku coba kejar ternyata caranya sama. Semoga ini adalah sebuah awal yang tidak akan pernah ber akhir.

Lompatan Garis Nasib

Dlingo : Pernahkah anda merasa hidup begitu hambar dan tidak berarti? sebagian orang mungkin pernah mengalami sebuah masa yang tak mengenakkan. Mungkin ada di antara anda yang pernah merasa hidup begitu membosankan, menyedihkan  dan betapa dunia hanya terasa milik segelintir orang yang bahagia. Mungkin anda pernah menghilangkan sebuah barang berharga, milikmu sendiri, milik teman, milik sebuah instansi,  yang tentu saja butuh banyak konsekuensi untuk menggantinya. Atau, ketika anda dihadapkan  pada pilihan dilematis yang sama berat antara kedua sisinya. 

Barangkali, anda juga pernah  harus meninggalkan sesuatu yang berharga dalam hidup anda. Ataukah, anda merasa ada sebuah kesalahan orang lain yang konsekuensinya menimpa anda, merugikan anda, menyeret anda pada banyak masalah berikutnya, yang sama sekali tidak anda sukai. Atau barangkalai ada banyak jenis
musibah dan kesialan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Saya memang kerap merasa, bahwa dunia ini ada dan dibuat dari rangkaian-rangkain masalah, bahwa hidup dan kehidupan disulam atas benang-benang duka dan derita yang sungguh tak berkesudahan. 

Namun pernahkah anda merasa ketika masalah itu selesai dan anda sudah menikmati hasil dari kerjakeras anda dan mulai melepaskan diri dari masalah itu? Bukankah kita kemudian akan merasakan, betapa hidup ini indah, betapa Tuhan begitu baik hati dan sayang pada mahluknya?

    Aku suka pada mereka yang berani hidup
    Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
    Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
    Waktu aku menemu malam.
    Aku tidak tahu apa nasib waktu

Saya suka pada manusia-manusia hebat dan bersemangat. Tentu saja manusia yang tidak suka menyerah dan berani bertahan untuk melewati masalah hidupnya. Sebab saya yakin, sebenarnya kita terlahir sebagai manusia yang kuat dan hebat. Semua perubahan kemudian akan menjadi sebuah hukum alam yang tak terbantahkan.  Sebab alam bagi saya selalu menyediakan harapan untuk selalu menang dan bertahan jika kita berani bertahan dan berubah. Pernahkah kamu melihat atau mengamati batu bata? Batu bata adalah bahan baku bangunan
yang terbuat dari tanah biasa, tanah yang kalau kering akan berdebu, kalau basah akan lembab dan becek. Tapi lihatlah batu bata setelah jadi, betapa ia sama sekali bukan tanah kering yang berdebu atau tanah basah yang becek, tapi ia telah menjelma menjadi sejenis batuan. yang jauh sungguh berbeda dengan bentuk awalnya sebelum itu. Batu bata menjadi demikian kuat, setelah dibecekkan, diaduk dan dicetak, lalu dibakar berhari-hari dengan api dari jerami.

Seperti itu pula mungkin kita bisa menganalogikan manusia. Setelah dibasahi dan diaduk masalah yang tak mengenakkan, lalu dicetak dengan pilihan hidup yang membingungkan dan dibakar dengan cobaan hidup yang sungguh tak indah, maka jadilah ia manusia yang kuat dan hebat, laksana tanah yang telah diolah sebagai batu-bata. Semakin panas api pengalaman membakarnya, maka akan semakin bagus pula manusia yang nantinya tercipta. Batu bata tidak akan mudah terbakar, sebab dalam proses penciptaannya, ia telah dibakar api yang lebih panas. Begitulah manusia menurut saya, semakin pahit pengalaman yang dilaluinya, maka akan semakin kuat manusia itu sendiri.

Tentu saja lantas kita tak harus mencari pengalaman pahit untuk menjadikan diri kita hebat dan kuat! Namun, pengalaman bisa saja berupa sebuah kejadian baru atau sesuatu yang belum pernah dirasakan. Lalu, apakah kita akan terus berputus asa? Mengeluh pada sebuah masalah dan mengutuk diri dan kehidupan, menuding tuhan dan nasib, mengutuk takdir dan merasa diri manusia paling sial di muka bumi? 

Hei, bukankah saat senang, kita kerap lupa bahwa hidup adalah roda, hidup adalah lompatan-lompatan  pristiwa demi pristiwa, yang kadang membuat kita harus terbang melambung atau terjun menukik dan terpuruk? Saya rasa, tidaklah berlebihan kalau saya bilang, orang yang hebat adalah orang yang tak menyerah
dan sanggup bertahan. Bukan begitu? meskipun hasil tidak harus kasat dapat dirasakan namun hati tentu ada bekas goresan yang indah...sehingga kita akan tersenyum ktika Tuhan berkenan Kita untuk kembali pulang.