Warga Dlingo Bantul memilki berbagai potensi untuk bisa di kembangkan, kretifitas dan ketekunan mereka tidak perlu di ragukan lagi. Mereka bergelut dengan bambu sejak usia muda rata-rata masih 6 tahun. Salah satu nama pengerajin itu bernama yusuf, pada usia sangat muda beliau sudah bisa menganyam bambu dan dijadikan kerajinan.
Dengan bertambahnya usia, kekreatifannya juga mulai berkembang dan diterapkan dengan membuat aneka kerajinan bambu. Dan mencoba menawarkan hasil kerajinannnya ke toko-toko yang menjual barang kerajinan.
Ternyata hasil kerajinnannya banyak yang suka dan laris terjual. Mulai tahun 1990 orderannya mulai meningkat. Subardi yang kelahiran Bantul ini menjual kerajinan tanpa label maupun nama perusahaan. Saat itulah dia mempunyai inisiatif untuk memberi nama perusahaan dengan nama PENDAWA. Akhirnya sampai saat ini perusahaannya dikenal dengan nama PENDAWA.
Produk-produk dari perusahaan kerajinan bambu itu antara lain tudung saji, nampan dan tempat buku, dan masih banyak yang lainnya. Harga sekitar Rp 17.500 - Rp 60.000 / biji tergantung dengan jenis, bahan, model dan ukuran. Di Work Shop sekaligus sebagai tempat produksinya yang beralamat di Karangasem, Muntuk, Dlingo, Bantul telp. 081 7410 8985 ini terdapat kurang lebih 100 model barang kerajinan. Semua kerajinan bahan baku utamanya bambu. Jenis bambu yang sering digunakan adalah bambu apus, � Bambu tersebut didapatkan di Daerah Kulon Progo ujarnya Yusuf. Pada akhir tahun 2004 Yusuf di beri kesempatan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul untuk outlet di Pasar Seni Gabusan menempati Los. 10 Kav. 1.
Dengan dibantu 8 pegawai dan 15 tenaga harian, perusahaan kerajinan bambu itu bisa menghasilkan sekitar 500 pcs tiap bulannya. Dan omzet mencapai 3 � 5 juta tiap bulannya. Saat ini hasil kerajinan PENDAWA telah menembus pasaran dikota-kota besar di Indonesia yaitu : Bali, Jakarta dan Yogyakarta. Pasar ekspor mancanegara produk-produk PENDAWA telah menembus berbagai negara antara lain : Kanada, Amerika dan Italia.
Sumber : www.bantulbiz.com
0 Melu Omong:
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken