Tebing Cino Mati Dlingo Harus Di Kepras

Dlingo : radarjogja : Salah satu tebing curam di perbukitan Wonolelo, Pleret bakal dikepras. Alasannya, jika tebing setinggi 10 meter tersebut longsor, dapat membahayakan sekaligus memutus akses jalan penghubung antara Kecamatan Pleret dengan Kecamatan Dlingo. Tidak hanya itu, tebing di bantaran Sungai Opak di Dusun Bawuran I, Bawuran, Pleret dipastikan juga bakal diberonjong atau dibangket. Itukarena tebing sepanjang 200 meter tersebut terus mengalami abrasi.Jika dibiarkan dikhawatirkan membahayakan permukiman warga.

Hal tersebut terungkap saat Gubernur DIJ Sultan Hamengku Buwono X didampingi sejumlah jajaran pejabat Pemprov DIJ serta Bupati Bantul Sri Surya Widati melakukan kunjungan di dua lokasi rawan longsor itu kemarin pagi (13/1). ’’Tebing ini kan tegak. Harus dipotong untuk mengurangi risiko,” ujarnya di sela-sela peninjauan.Hanya saja, pembuatan terasering tersebut harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan pemilik tanah atau pemerintah desa setempat. Jika itu terlaksana di sekitar tebing bakal dibangun sejenis drainase. Tujuannya agar air di atas tebing dapat disalurkan. ’’Apabila sampingnya terkena air dan menyimpan air menjadi lunak,” terangnya.Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bantul Heru Suhadi mengatakan, tebing curam yang ditinjau ini merupakan salah satu dari empat titik rawan longsor di perbukitan Wonolelo. ’’Di bawah tebing merupakan tikungan tajam menanjak,” tandasnya.

Untuk pengeprasan tebing, Heru menegaskan dibutuhkan sekitar 50 meter tanah yang harus dibebaskan. Meski demikian, pemilik tanah diperkirakan bersedia jika tanah mereka dikepras. ’’Rata-rata warga bersedia,” tegasnya.Sultan HB X memastikan tebing di bantaran Sungai Opak di Dusun Bawuran I, Bawuran, Pleret, bakal diberonjong atau dibangket. Mengingat dari waktu ke waktu tebing sepanjang 200 meter di sisi timur tersebut terus mengalami abrasi, terutama saat aliran sungai deras.’’Ini kan bisa nggogos (mengikis) pekarangan orang. Bagaimana itu bisa diatasi meski untuk sementara,” ungkapnya.Sejatinya, Pemprov DIJ telah membuat penampungan air di Tambakboyo, Sleman. Hanya, penampungan air berkapasitas 600 ribu meter kubik tersebut tidak menjamin aliran air di Sungai Opak mengecil. ’’Belokan airnya nabrak dewe kalau memang volumenya (air) besar,” bebernya. Rencananya, jika musim penghujan telah selesai pemerintah DIJ bakal membangun beronjong atau bangket di tebing sepanjang 200 meter tersebut. Harapannya agar sekitar 10 kepala keluarga (KK) yang tinggal di dekat tebing tersebut tidak khawatir.Slamet, warga setempat, mengatakan, demi menekan abrasi dia telah berulang kali menanam pohon bambu di tebing yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya itu. ’’Pohon ini sudah yang kesekian kalinya. Yang dulu kebawa air,” katanya.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken