Kebun Buah Mangunan Belum Berkontribusi ke PAD

Dlingo : sindo.com Sejak didirikan pertamakali hingga 2014 silam, Kebun Buah Mangunan belum memberikan kontribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bantul.

Kontribusi retribusi tiket masuk yang diharapkan bisa membantu keuangan daerah ternyata belum bisa dilaksanakan secara maksimal. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul Partogi Dame Pakpahan mengakui, retribusi paket wisata di Kebun Buah Mangunan belum memberikan kontribusi positif terhadap PAD Bantul.

Penghasilan penjualan tiket masuk kebun buah belum bisa menutupi biaya operasional untuk menjaga dan mengembangkan area seluas 23,4 hektare di Desa Temuwuh Kecamatan Dlingo ini.“Dalam hitungan, kami memang masih jauh dari impas,” katanya di selasela acara penanaman pohon durian oleh Bupati Bantul Sri Suryawidati, kemarin.

Partogi menyebutkan, setiap tahun rata-rata penjualan tiket masuk di Kebun Buah Mangunan mencapai angka Rp500 juta. Jumlah tersebut belum mampu mencukupi biaya operasional pemeliharaan dan pengembangan wilayah ini. Sampai saat ini, kebun buah tersebut masih dalam taraf pengembangan baik berkaitan dengan sarana dan prasarana ataupun varietas tanaman.

Pihaknya bertekad akan mempertahankan keberadaan dan mengembangkan Kebun Buah Mangunan ini. Meskipun sam pai saat ini, tanaman-tanaman buah yang dibudidayakan di kawasan Kebun Buah Mangunan belum berbuah maksimal, sehingga manfaat positif belum begitu terasa.

Karena menurutnya, Kebun Buah Mangunan dibangun bukan semata-mata berorientasi pada keuntungan material saja, tetapi ada sisi lain yang ingin digapai pemkab. “Ada sisi pemberdayaan masyarakat yang ingin kami gapai,” ucapnya.

Saat ini, setidaknya ada sekitar 4.235 batang pohon buah yang dibudidayakan di Kebun Buah Mangunan ini. Berbagai tanaman buah seperti durian, belimbing, rambutan, sirsak madu, jambu, pisang, ataupun sri kaya sengaja ditanam agar masyarakat bisa memanfaatkan buahnya. Masyarakat juga diperkenankan untuk menjual buah-buah yang mereka tanam di area Kebun Buah Mangunan tanpa dipungut retribusi.

Selain itu, semangat untuk menanami lahan kritis dengan tanaman bermanfaat bisa terus terjaga terlebih kawasan Mangunan merupakan salah satu yang sebelumnya masuk dalam area rawan longsor. Dengan tetap mempertahankan lahan Kebun Buah Mangunan ini maka diharapkan dapat mengurangi kawasan rawan bencana. “Kebun Buah Mangunan ini dulunya lahan kritis. Dengan adanya tanaman buah ini, maka keseimbangan alam akan terjaga,” katanya.

Sebelumnya, Komisi B DPRD Bantul pernah melakukan inspeksi di Kebun Buah Mangunan. Mereka menyoroti beberapa hal di antaranya belum mak simalnya retribusi yang diberikan Kebun Buah Mangunan hingga berkurangnya jumlah sapi-sapi bantuan dari pemerintah untuk masyarakat di sekitar tempat tersebut.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken