Pernahkah Anda Mendengar atau membaca berita seperti ini :
Gara‑gara merebus mi instan, bangunan toko kelontong milik Ngatimin (49), warga Sendangsari Pancoran , Terong, Dlingo, bantul habis dilalap si jago merah, Selasa (15/7) dinihari. Kebakaran ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian meteril diperkirakan mencapai Rp 50 juta. Penyebab kebakaran hingga saat ini masih dalam penyelidikan petugas Polsek Dlingo. "Dugaan awal penyebab kebakaran karena kompor. Sebab sebelum terjadi kebakaran, Ngatimin dan istrinya Kusnah, sempat menghidupkan kompor untuk merebus mi instan, setelah itu Ngatimin tidur," kata Kapolsek Dlingo AKP Ayom Yuswandono.
Gara‑gara merebus mi instan, bangunan toko kelontong milik Ngatimin (49), warga Sendangsari Pancoran , Terong, Dlingo, bantul habis dilalap si jago merah, Selasa (15/7) dinihari. Kebakaran ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian meteril diperkirakan mencapai Rp 50 juta. Penyebab kebakaran hingga saat ini masih dalam penyelidikan petugas Polsek Dlingo. "Dugaan awal penyebab kebakaran karena kompor. Sebab sebelum terjadi kebakaran, Ngatimin dan istrinya Kusnah, sempat menghidupkan kompor untuk merebus mi instan, setelah itu Ngatimin tidur," kata Kapolsek Dlingo AKP Ayom Yuswandono.
Kebakaran itu sendiri pertama kali diketahui Ngatirah, warga tetangga, pukul 00.30 dinihari. Saat itu Ny Ngatirah melihat api berkobar dari bangunan toko belakang. Selanjutnya saksi berteriak minta tolong dan warga yang mendengar teriakan saksi langsung berhamburan keluar rumah, namun terlambat karena api telah membakar sebagian toko Ngatimin.
Warga yang melihat kejadian itu secara gotong-royong melakukan pemadaman dengan alat seadanya tetapi karena api telah membesar warga pun tidak bisa berbuat banyak. Kebakaran baru berhasil dipadamkan setelah petugas pemadam kebakaran dari Kecamatan Dlingo datang ke Lokasi sekitar pukul 01.00 WIB. Namun hal itu tidak menyelamatkan barang yang ada di dalam toko yang terdiri mesin foto copy, kulkas dan barang kebutuhan sahari‑hari. Kapolsek mengatakan saat ini masih diadakan penyelidikan penyebab kebakaran, meski diduga berasal dari api kompor yang dinyalakan pemilik rumah.
Yah...sedikit edit berita tersebut...bukan bermaksud mengkritisi Perss....cuma memberikan tambahan penjelasan wae....mudah-mudahan tidak merubah arti dari berita yang telah di terbitkan.
Nama pemilik toko tersebut sebenarnya Ngatiman, istrinya namanya Kusdiyah, sedangkan toko yang disebelahnya yang juga ikut menjadi korban kebakaran adalah A'an ( Dian Hadi Putra ). A'an ini adalah pemilik toko yang usahanya adalah foto copy dan multimedia.
Nama pemilik toko tersebut sebenarnya Ngatiman, istrinya namanya Kusdiyah, sedangkan toko yang disebelahnya yang juga ikut menjadi korban kebakaran adalah A'an ( Dian Hadi Putra ). A'an ini adalah pemilik toko yang usahanya adalah foto copy dan multimedia.
Kilas balik...Ngatiman adalah warga Dangwesi Rt.03 ( dalam berita Sendangsari, Pancuran, Terong ), Pancuran, Terong, Dlingo,
Jatuh bangun hubungan keluarga di tambah beban ekonomi tidak membuat istri Ngatiman mengundurkan diri sebagai istri. namun ternyata kesabaran seorang istri memang sedang di uji. hingga pada suatu ketika kesabaran itu habis dan akhirnya sepasang suami istri itu berpisah. selama perpisahan itu masing-masing menjalani hidup sesuai yang mereka tekuni setiap hari. Kusdiyah tetap berdagang kecil-kecilan, sementara Ngatiman kembali menempuh hidupnya dengan cara yang sama ketika dia masih muda, dia menjadi kondektur Truck ekspedisi, menjual pakan ternak, buruh menurunkan pasir sampai-sampai dia juga menjual beberapa bidang tanah untuk hidup, namun karena pengaruh negatif lingungan yang kuat uang yang di milikipun raib oleh kesenangan-kesenangan sesaat. Dalam kondisi terpuruk itulah kemudian Kusdiyah dan Ngatiman kembali bersatu dan menjalin hubungan suami istri, memulai kembali kehidupan baru dan mulai merintis toko klontong.
Jatuh bangun hubungan keluarga di tambah beban ekonomi tidak membuat istri Ngatiman mengundurkan diri sebagai istri. namun ternyata kesabaran seorang istri memang sedang di uji. hingga pada suatu ketika kesabaran itu habis dan akhirnya sepasang suami istri itu berpisah. selama perpisahan itu masing-masing menjalani hidup sesuai yang mereka tekuni setiap hari. Kusdiyah tetap berdagang kecil-kecilan, sementara Ngatiman kembali menempuh hidupnya dengan cara yang sama ketika dia masih muda, dia menjadi kondektur Truck ekspedisi, menjual pakan ternak, buruh menurunkan pasir sampai-sampai dia juga menjual beberapa bidang tanah untuk hidup, namun karena pengaruh negatif lingungan yang kuat uang yang di milikipun raib oleh kesenangan-kesenangan sesaat. Dalam kondisi terpuruk itulah kemudian Kusdiyah dan Ngatiman kembali bersatu dan menjalin hubungan suami istri, memulai kembali kehidupan baru dan mulai merintis toko klontong.
belum genap satu tahun mereka mengelola tokonya ternyata cobaan datang dan membakar toko klontong miliknya. dalam keadaan seperti itu dia hampir frustasi namun semangatnya untuk tetep hidup dan berjuang tak kunjung padam. sampai akhirnya pasca kebakaran itu dia telah mampu menyewa ruko milik pemerintah desa Terong dan di tempatinya untuk berdagang.
Sekarang Ngatiman dan Istrinya sudah mulai lancar dalam berdagang dan secara spiritual dia bergabung dengan salah satu mujahadah yang ada di Kecamatan Dlingo.Yaa........aku bersaksi bahwa Alloh telah memberikan bukti bahwa cobaan dan ujian di berikan, karena Alloh tahu bahwa manusia itu kuat menjalani..........
0 Melu Omong:
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken