Perkembangan wisata era sekarang ini mengalami perubahan paradigma yang sanggat menyolok, pada dekade tahun 1990 an sampai 1998 paradigma wisata maupun kunjungan wisata memiliki kecenderungan mengarah pada wisata-wisata yang bersifat pariwisata belanja, sedangkan pada era 1999-2007 cenderung mengarah pada wisata wisata yang benuansa religius. Kebetulan Kecamatan Dlingo Bantul juga ikut menjadi imbas dari hal tersebut. hal ini wajar karena pada dekade rentang tahun tersebut bangsa indonesia baru saja di landa krisis moneter dan berbagai bencana yang di awali dengan aceh dan di ikuti berbagai wilayah lain termasuk yogyakarta.
Sedangkan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 rupanya masyarakat lebih tertarik untuk berwisata dengan tema " Back To Nature". hal ini merupakan dampak dari terus menguatnya basis-basis ekonomi dan sosial budaya yang ada di sekitar kita. peluang ini tentu saja langsung di tangkap oleh para investor yang secara jeli melihat kencenderungan masyarakat yang membutuhkan sarana wisata yang bersifat alami seperti out bond, rafting dan wisata alam lainnya.
Kecamatan Dlingo bantul sebagai salah satu wilayah kabupaten Bantul yogyakarta selama ini di kenal memiliki wilayah berbkit-bukit. Serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul yang di aliri oleh sungai oyo, yang juga merupakan salah satu wilayah alami yang pada masa yang akan datang memiliki otensi wisata alam sanggat menjanjikan. salah satu yang mungkin di kembangkan adalah salah satu paket wisata yang memadukan tiga kecenderungan dalam 3 dekade terakir yaitu wisata belanja, wisata religi dan wisata petualangan.
Wisata belanja yang di maksudkan adalah berupa hasil-hasil kerajinan dan makanan tradisional, wisata religi berupa kunjungan ke tempat tempat keramat yang tersebar di Kecamatan Dlingo bantul. sedangkan wisata petualangan inilah yang sampai saat ini belum tergarap, padahal memiliki potensi yang luar biasa.
Salah satu potensi wisata petualangan yang memungkinkan adalah pembuatan Home Base Karst Area Rafting Wisata, atau pusat Arung jeram di antara pegunungan karst. pengembangan kawasan ini paling memungkinkan di lakukan dengan rute start dari Sungai oyo bagian utara yaitu di desa jatimulyo dlingo. jarak tempuh dari pusat kota yogyakarta ke kawasan ini sekitar 19 km dengan melewati Kecamatan Patuk Gunungkidul. lalu dari start desa Jatimulyo akan menuju ke desa dlingo atau finish di sekitar Padukuhan Pokoh 1 desa dlingo bantul. durasi waktu perjalan di sungai dengan prahu karet sekitar 4 jam, dan level arus jeram di sepanjang sungai ini memiliki karakter sedang.
Apabila memasuki kawasan pokoh 1 sampai dengan desa mangunan dlingo maka karakter sungai memiliki banyak sungai dalam dan jeram-jeram yang lumayan deras untuk profesional. Nah anda tertarik untuk berinvestasi di DLINGO,sekarang lah saatnya, maka jangan berpikir lagi segeralah survei mumpung saya belum punya cukup modal...hehehhhehehehehehe.
5 Melu Omong:
wah saya tertarik tapi dari pemda kayaknya belum ada respon toh, petualang eksplore magelang
mas di lelangkan aja, bilang ama lurah lurah itu biasanya mereka pandai kalo soal lelang...hahahaha bejo pleret adik kelasmu
wah jangan di lelang itu sama saja dengan membudidayakan Neo Kapitalis yang serakah....mending buat mancing bersama wae...kan malah asik
perlu diadakan penelitian dan studi sungai oyo,sebelum di jadikan daerah wisata minat khusus terutama olahraga air,aku nyumbang investor pemikiran dan tenaga wae
mungkin pak tomy tertarik pak, nanti akan kami sampaikan
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken