Dlingo Terong, Tidak dapat dipungkiri lagi roda jaman telah berubah begitupun Desa Terong Saat ini juga telah berubah. Beberapa saat setelah lomba desa dan menominasikan diri sebagai sebuah desa yang tidak tertinggal, kemudian di ikuti dengan prestasi-prestasi yang telah berhasil diraih. Desa Terong menjadi sebuah desa yang tidak asing lagi bagi media masa baik cetak dan elektronik. Berawal dari peluncuran desa wisata sampai munculnya bakat-bakat masyarakat yang berlomba-lomba meraih prestasi di banyak bidang pembangunan.Hal ini tentu saja tidak terlepas dari partisipasi masyarakat yang secara sadar telah berperan serta dalam proses pembangunan.
Sebut saja Sugiyono SE dari padukuhan Terong I, dia kembali menorehkan sejarah perolehan prestasi bagi desa Terong dengan menjuarai Lomba Macapat kelompok putra Tingkat Provinsi yang diselenggarakan oleh Kecamatan Kotagede. Lomba macapat dalam rangka menyambut HUT Pemkot Yogyakarta ke 63 ini diselenggarakan di Pendopo Kecamatan Kotagede, Sabtu-Minggu (15-16/5). Sementara itu Di Kelompok Putri Wiwik Sudiyarni, dari Terong Dlingo, juga memperoleh Juara II. Lomba Macapat tersebut bertujuan uuntuk untuk melestarikan budaya ataupun nguri uri budaya yang ada. Sehingga hal ini sesuai sekali dengan aktifitas masyarakat desa terong yang secara berkelanjutan telah melakukan kegiatan yang sudah lama termasuk salah satunya adalah nguri-uri seni macapat.
Sugiyono sendiri sehari-hari bekerja sebagai karyawan di sebuah bank BUMD di yogyakarta, namun disela-sela kesibukan aktifitas tersebut dia masih mampu untuk menyisakan waktu demi sebuah budaya yang adiluhung dan menjaganya agar lestari. Dalam perjalanan berorganisasi dia juga merupakan seorang pelopor dan tokoh organisasi kepemudaan di desa Terong. Selain itu beberapa organisasi sosial kemasyarakatan juga pernah mendappatkan sentuhan konsep yang berasal darinya.
Namun Ironis, karena kader-kader muda desa Terong saat ini ternyata tidak mampu untuk menyandingkan prestasi yang sama bagi Desa terong. Sementara orang-orang tua dan pendahulu mereka masih mampu meraih prestasi di ajang perlombaan apapun di yogyakarta. Sulit memahami fenomena ini, karena seharusnya yang mudalah yang berkarya lebih, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Ini adalah sebuah tantangan bagi kader muda Desa Terong, apakah akan memilih tergilas tertindas oleh oknum birokrat "kancil" atau mengeliat dan memukul mundur "kancil". Andalah yang menetukan, bangga mencari muka atau menjadi diri sendiri. Sugiyono SE, adalah sebuah contoh segar sosok tua dengan semangat muda, tinggal anda memilih dan menetukan, mau di bawa kemana desa Terong.
0 Melu Omong:
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken