DESA TERONG LAKUKAN PENGEBORAN SUMUR DI DUA DUSUN

Dlingo : www.rekompakjrf.org : Kesulitan akan kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari merupakan masalah utama bagi warga Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Kehadiran Rekompak-JRF di desa paling utara dari Kecamatan Dlingo ini rupanya tidak disia-siakan oleh pihak desa untuk menyelesaikan masalah kekeringan di desanya. Terhitung sejak September 2008, sudah terealisasi sebanyak 6 (enam) sumur suntik dan 1 (satu) program air bersih yang sudah didanai oleh Rekompak-JRF melalui kegiatan Implementasi BDL (Bantuan Dana Lingkungan) di desa ini.

“Sebelum Rekompak datang ke desa ini, untuk mendapatkan air bukan pekerjaan yang ringan. Jika kemarau tiba sumur-sumur disini kering, ditambah lagi pasca gempa banyak sumur-sumur warga yang tidak mengeluarkan air. Warga harus menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan air,” ujar Sudirman, Kepala Desa Terong saat diwawancarai terkait pelaksanaan Implementasi BDL Rekompak-JRF di desanya.

Untuk mengatasi krisis air bersih di Desa Terong tersebut, melalui kegiatan Implementasi BDL Rekompak-JRF, saat ini telah dilakukan pengeboran sumur dalam di 2 (dua) titik lokasi. Sekarang giliran Dusun Saradan dan Dusun Kebokuning yang menjadi sasaran penerima manfaat untuk pelaksanaan Implementasi BDL Rekompak-JRF yang saat ini sedang berjalan di Tahap 4. Sampai dengan hari ini total dana BDL yang sudah diserap di Desa Terong sebesar Rp. 1,250 Miliar. “Sudah satu tahun lebih menanti (sejak pertama Implementasi BDL Tahap 1), akhirnya dusun kami dapat juga bantuan dari Rekompak untuk pengeboran sumur dalam,” ungkap Suradi, PP (Panitia Pembangunan) pengeboran sumur dalam dari Dusun Saradan.

Dalam pelaksanaannya, pengeboran sumur dalam ini dilakukan oleh pihak ketiga yang sebelumnya melalui proses lelang yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena dalam proses pengeboran sumur dalam disamping membutuhkan dana yang cukup besar, dan juga membutuhkan keahlian khusus dan menggunakan peralatan berat. Meskipun demikian proses pendampingan dan pengawasan terus dilakukan oleh masyarakat. Setiap harinya warga sekitar pengeboran secara bergiliran berswadaya untuk menyediakan makan siang bagi pekerja yang berjumlah lima orang ditambah satu orang pengawas pengeboran. Tarwiji, warga RT1 Dusun Saradan yang sebagian tanahnya dijadikan lokasi pengeboran juga rela menghibahkan tanahnya untuk kepentingan warga demi ketersediaan akan air bersih di wilayahnya.

Warga masyarakat khususnya yang berada di kedua dusun tersebut memang sangat menaruh harapan besar pada keberhasilan pengeboran ini. Di Dusun Kebokuning misalnya, tidak hanya di kawasan satu RT di lokasi pengeboran saja, warga di RT lain juga berharap debit yang dihasilkan tinggi sehingga bisa mencukupi kebutuhan warga yang lebih luas. “Saat pengeboran baru jalan beberapa hari saja, warga dari RT sebelah sudah berdatangan ke saya memesan untuk dialirkan air ke tempat mereka,” kata Tulus, warga Dusun Kebokuning yang saat itu sedang mengawasi proses pengeboran di dusunnya.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken