Semua SD di Dlingo Tak Penuhi Kuota


DLINGO: KRjogja.com) : Puluhan sekolah dasar (SD) Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Dlingo kekurangan murid. Kondisi hampir sama juga terjadi di jenjang SMP/MTs. Dari sembilan sekolah jenjang SMP di Dlingo, hanya satu yang mampu memenuhi kuota, sisanya hingga pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB ) ditutup, ratusan kursi masih kosong mlompong. Bahkan MI Kediwung berdaya tampung 32 murid, hanya terisi empat pendaftar.

Data Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Pendidikan Dasar (PPD) Kecamatan Dlingo menyebutkan, daya tampung jenjang SMP/MTs di Dlingo sebanyak 648 murid. Sementara untuk SD/MI yang berjumlah 27 sekolah dengan kuota 960. Kenyataannya berkata lain, hingga pelaksanaan PPDB rampung, jenjang SD hanya meraup 433 murid, sedang SMP 503 siswa. Kepala UPT PPD Kecamatan Dlingo, Slamet Pamuji MPd, Selasa (5/7) mengakui, dari banyak sekolah di wilayahnya hanya segelintir yang mampu memenuhi kuota. Dijelaskan, untuk jenjang sekolah lanjutan pertama, hanya SMPN 1 Dlingo yang kuotanya penuh. Sisanya dipastikan banyak kursi kosong lantaran tiada pendaftar.

"Lulusan SD/MI tahun ajaran 2010/2011 di Kecamatan Dlingo sebanyak 550 murid, padahal kursi yang tersedia jenjang SM/MTs jauh di atasnya, (648-red), otomatis kuota itu sangat sulit terpenuhi," jelas Slamet. Slamet mengatakan, banyaknya kursi kosong baik jenjang SD/MI dan SMP/MTs, banyak faktor mempengaruhi, antara lain, tidak adanya calon siswa (casis) luar Kecamatan Dlingo mendaftar. Tetapi sebaliknya banyak lulusan sekolah di Dlingo justru sekolah di luar, baik di Imogiri, Pleret, Piyungan. Bahkan ada juga siswa dari Dlingo mendaftar di SMPN 1 Bantul.

"Dari luar Kecamatan Dlingo saya belum mendapat laporan ada yang masuk, tetapi sebaliknya dari sini banyak mendaftar di luar," ujarnya. Tidak mungkina orang Imogiri mencari sekolah di Dlingo, atau dari Piyungan sekalipun. Meski sekolah banyak yang kekurangan siswa, tetapi proses kegiatan belajar tetap berlangsung. Ia mengatakan, banyaknya SD yang tidak mampu memenuhi kuota bukan karena siswanya tidak sekolah. Tetapi karena memang warga usia SD terbatas. "Artinya program KB di Dlingo berhasil," jelasnya.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken