Tanjakan Kaliurang Dlingo Kembali Memakan Korban

DLINGO: Radar Jogja : Sebuah bus terguling di jalan tanjakan Dusun Seropan, Muntuk, Dlingo sekitar pukul 14.30, kemarin (15/8). Tujuh orang penumpang bus mengalami luka-luka dalam kecelakaan itu. Tiga korban dibawa ke RS PKU Bantul. Selebihnya dibawa ke RS Nur Hidayah, Jalan Imogiri Timur dan dirujuk ke PKU Muhamadiyah Jogja. ’’Penumpangnya ada 20, padahal kapasitas busnya 16 orang. Ini melanggar peraturan dan bisa dikenai denda,’’ kata Kanit Laka Polres Bantul Ipda Amir Mahmud di lokasi kejadian, kemarin.


Amir menuturkan, Bus Mahardika berplat AB 7258 AH adalah bus trayek Imogiri - Jogja yang disewa para penumpang untuk melayat ke Dlingo dan hendak pulang ke Wukirsari, Dlingo. Bus terguling di jalan mendaki di tengah hutan sekitar 5 kilometer dari Pasar Dlingo. Saat itu, bus sedang berjalan mendaki. Sopir Poniman, 52, menggunakan gigi dua. Karena tidak kuat, Poniman mengoper ke gigi satu, tapi gagal. Akhirnya, kata Amir, bus mundur sejauh 10 meter dan menabrak tebing di sebelah kanan jalan. Setelah menabrak tebing, bus terguling dengan posisi kepala bus berada di atas hingga hampir masuk jurang di sebelah kiri.

Suara benturan bus yang keras mengundang warga sekitar berdatangan dan mengeluarkan penumpang dari bus. ’’Untungnya ada pembatas jalan di sebelah jurang,’’ ujar Amir sambil menunjuk pembatas besi jembatan yang penyok akibat terbentur bus. Hingga kemarin, belum bisa dipastikan apa penyebab mundurnya bus tersebut. Tetapi, kata Amir, ada beberapa kemungkinan. Pertama, karena kendaraan memang tidak layak jalan. Kedua, sopir tidak tahu medan.  Amir menyayangkan di sepanjang jalan menanjak tersebut tidak ada rambu-rambu penanda medan. ’’Sebaiknya di sini ada rambu jalan menanjak juga rambu peringatan harus menggunakan gigi berapa, karena ini cukup terjal,’’ sarannya.

Amir menambahkan, hingga pukul 18.30 kemarin, satu orang yang mengalami gegar otak masih dirawat di PKU Muhamadiyah Jogja. Tiga korban lain yang mengalami patah kaki dan tangan dirawat di PKU Muhamadiyah Bantul, sedangkan dua korban lain yang juga mengalami luka serius dirawat di Rumah Sakit Nur Hidayah. Evakuasi bus berlangsung sekitar 2 jam mulai dari pukul 15.00 - 17.00. Bus tersebut pun dilangsung diderek ke Polres Bantul. Sedangkan sopir Poniman dibawa ke Polres Bantul untuk diperiksa lebih lanjut. Poniman yang juga warga Wukirsari mengaku, kecelakaan itu baru pertama kali dialaminya. Dia menuturkan, bus tersebut adalah miliknya pribadi. ’’Ada saudara tetangga meninggal di Dlingo jadi bus saya disewa,’’ ujar pria yang sudah menjadi supir selama 10 tahun itu saat ditemui di Polres Bantul.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken