Harga Jahe di Pasaran Melambung, Warga Dlingo Tidak Binggung


Dlingo : Kr.Jogja: Melambungnya harga jahe sejak awal Ramadan lalu menimbulkan kepanikan di kalangan penjual ramuan jamu tradisional serta pedagang minuman wedang uwuh. Selain harganya mahal, barang tersebut juga sangat sulit ditemukan di pasaran.

Andaikata ada, jumlahnya sangat terbatas. Sementara Kecamatan Dlingo yang selama ini menjadi sentra pengembangan tanaman obat itu kini menurun produksinya. Eko Suciati pedagang wedang uwuh di Pundong Kecamatan Imogiri mengatakan, kenaikan harga jahe sudah di luar kewajaran. Sebelum Ramadan lalu harga pada kisaran Rp 18 ribu per kilogram.

Memasuki Ramadan naik lagi menjadi Rp 23 ribu per kilogram. Bahkan selepas Ramadan harga per kilogram menyentuh Rp 50 ribu. "Masing-masing penjual memang tidak menentukan harga, tetapi selisihnya tidak banyak," ujar Eko di Bantul.  Sedang Ny Suyadi pengembang tanaman jahe di Dusun Mangunan Desa Mangunan Dlingo Bantul menjelaskan, meski harga jahe setinggi langit. 

Namun pihaknya tidak bisa serta merta menjual secara besar-besaran. "Tidak mungkin kami jual semua, kami juga membutuhkan bibit musim tanam yang akan datang," jelasnya. Ny Suyadi mengungkapkan, luasan tanaman jahe sekarang ini memang tidak sebanyak sebelumnya. Terpisah Ketua Kelompok Tani Sumber Giri Dusun Kanigoro Dlingo Bantul, Wardani mengatakan, wilayahnya saat ini sudah tidak mengembangka tanaman jahe. Menurutnya tanaman ini sangat cocok di dataran tinggi. Tetapi lahan di wilayahnya sudah penuh dengan tanaman lainnya.

1 Melu Omong:

Anonim mengatakan...

Kami dri sulawesi barat mau memasarkan jahe....

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken