Dlingo: KRjogja.com: Memasuki penghujung musim
kamarau tahun ini, sejumlah wilayah dataran tinggi di Bantul ratusan
warga mulai kelabakan mencari air bersih. Kebanyakan sumber air debit
airnya terus menyusut, dampaknya warga merasa perlu segera disokong air
khusus untuk kebutuhan makan dan minum. Sumur warga di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Bantul, misalnya dalam
dua pekan terakhir mengering. Kenyataan pahit itu direspons Relawan
Taruna Siaga Bencana (Tagana ) Bantul dengan menggelontorkan sedikitnya
222 tangki air bersi.
Koodinator Tagana Bantul, Dhony Kristanto mengatakan, dalam dua pekan
ke depan sekitar 190 tangki didistribusikan ke daerah krisis air
bersih. Sementara 22 tangki telah disalurkan pekan sebelumnya.
Dhony merinci, 190 tangki dialokasikan untuk Kecamatan 100 tangki,
Piyungan 40 tangki, Kasihan 30 serta Imogiri 20 tangki. “ Data daerah
rawan air bersih itu hasil pendataan kecamatan, desa, dan dusun sehingga
kami dari Tagana tinggal droping ke daerah kering,” jelasnya disela
pendistribusian air bersih di Dusun Tangkil, Desa Muntuk.
Kepala Desa Muntuk Kelik Subagyo SE mengakui, belasan dusun di
wilayahnya memang dilanda krisis air bersih. Sebagian besar sumber air
di sumur warga lenyap. “Saat ini memang menjadi puncak krisis air di
wilayah ini, jumlahnya ada, tetapi sangat minim sekali. Sementara banya
penampungan kosong,” katanya.
0 Melu Omong:
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken