ACARA ADAT PEMERSATU WARGA POKOH II DESA DLINGO

Dlingo : Setiap mengetikkan kata “Rasulan” di situs mesin pencari (search engine) Google, nama Kabupaten Gunungkidul banyak tampil pada halaman pertama hasil penelusuran.

“Padahal, Rasulan tidak hanya di Gunungkidul. Di Bantul pun masih ada yang melestarikannya,” kata Ketua Panitia Rasulan Dusun Pokoh II, Dlingo, Samirin. Sama halnya di Gunungkidul, tradisi Rasulan di Dusun Pokoh II juga digelar tiap tahun sebagai bentuk syukur para petani atas melimpahnya hasil panen.

Bedanya, tradisi Rasulan di Dusun Pokoh II tahun ini yang diselenggarakan selama sepekan, bukan sekadar perayaan syukuran saja. Menurut Samirin, Rasulan kali ini lebih ditekankan sebagai media pemersatu warga mengingat, acara tersebut digelar seusai pelaksanaan pemilihan lurah desa (pilurdes) Dlingo, Minggu (10/6) lalu.

“Memang sengaja untuk sarana netralisasi setelah perbedaan pilihan calon dalam pilurdes yang sukses diselenggarakan dua pekan silam,” terang Samirin. Bertepatan dengan perayaan tradisi tahunan itu, panitia Rasulan Dusun Pokoh II bermaksud meredam perbedaan sekaligus mempererat persatuan warga kembali pasca-pilurdes.

Samirin menjelaskan, sejak awal Rasulan, panitia telah menggelar bermacam perlombaan. Mulai dari lomba bola voli buta, gobaksodor, dan beraneka permainan tradisional lain. Pada puncaknya, kemarin, Rasulan ditutup dengan kirab budaya. Mengenakan pakaian adat Jawa dan berbagai kostum lain, ratusan warga mengarak gunungan hasil panen palawija keliling dusun.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken