Dlingo : harianjogja: Selama menjalani perawatan di rumah Siswanto, kakak kandung ayahnya, di Dusun Seropan I, Muntuk, Dlingo, Supiyati menempati kamar khusus. Sebagian warga yang pernah meluangkan waktunya untuk menjenguk Supiyati kala masih dirawat di RS berdatangan untuk menanyakan kabar dan memberikan motiovasi kepada Supiyati.
Dirumah Siswanto, Supiyati menempati, seluas 3 x 3 meter dengan sekat dari triplek (papan lapis) itu telah disiapkan pihak keluarga beberapa hari sebelum Supiyati meninggalkan RS Nur Hidayah, Jetis, Bantul. Menurut Yekti Utami, 30, kakak sepupu Supiyati, sekitar sepekan sebelum kepulangan Supiyati, tim Husnul Khatimah Care (Hu Care) RS Nur Hidayah bertandang ke rumah Siswanto.
Selain mengecek seisi rumah, tim tersebut juga membacakan doa-doa keselamatan. “Kamar baru di ruang tengah itu diusulkan tim Hu Care karena kamar yang disiapkan untuk Supiyati ventilasinya kurang memadai,” kata Yekti, Sabtu (13/10/2012). Supiyati menambahkan, kepulangan Supiyati yang diantarkan oleh ketua tim medis RS Nur Hidayah, DR. dr. Sagiran, Jumat (12/10/2012) sore, disambut hangat oleh sejumlah warga setempat.
Anak Siswanto, Joko Susilo, 30, mengucapkan terima kasih kepada RS Nur Hidayah yang telah memberikan pelayanan menyeluruh. “Pihak RS telah meyakinkan kami bahwa serangan sihir harus ditangani dengan tuntunan agama Islam yang benar agar terhindar dari syirik,” ujarnya, kemarin. Selain mengajarkan bermacam doa kepada Supiyati, tim Hu Care juga membekali sejumlah anggota keluarga Supiyati agar mampu memberikan pendampingan spiritual secara mandiri.
“Sementara, ada tiga anggota keluarga yang terpilih menjadi pendamping spiritual Supiyati selama dirawat di rumah,” imbuh Joko. Terpisah, DR. dr. Sagiran menerangkan, pendampingan tim Hu Care terhadap Supiyati juga dilakukan dengan memperdengarkan CD ruqyah, bisa melalui sarana VCD atau handphone. “Selama di RS, pendampingan sound audio rutin dilakukan sebanyak enam kali dalam satu hari. Rata-rata selama satu jam tiap tahap. Langkah tersebut sangat membantu kesembuhan Supiyati,” jelas pemilik RS Nur Hidayah itu.
Dirumah Siswanto, Supiyati menempati, seluas 3 x 3 meter dengan sekat dari triplek (papan lapis) itu telah disiapkan pihak keluarga beberapa hari sebelum Supiyati meninggalkan RS Nur Hidayah, Jetis, Bantul. Menurut Yekti Utami, 30, kakak sepupu Supiyati, sekitar sepekan sebelum kepulangan Supiyati, tim Husnul Khatimah Care (Hu Care) RS Nur Hidayah bertandang ke rumah Siswanto.
Selain mengecek seisi rumah, tim tersebut juga membacakan doa-doa keselamatan. “Kamar baru di ruang tengah itu diusulkan tim Hu Care karena kamar yang disiapkan untuk Supiyati ventilasinya kurang memadai,” kata Yekti, Sabtu (13/10/2012). Supiyati menambahkan, kepulangan Supiyati yang diantarkan oleh ketua tim medis RS Nur Hidayah, DR. dr. Sagiran, Jumat (12/10/2012) sore, disambut hangat oleh sejumlah warga setempat.
Anak Siswanto, Joko Susilo, 30, mengucapkan terima kasih kepada RS Nur Hidayah yang telah memberikan pelayanan menyeluruh. “Pihak RS telah meyakinkan kami bahwa serangan sihir harus ditangani dengan tuntunan agama Islam yang benar agar terhindar dari syirik,” ujarnya, kemarin. Selain mengajarkan bermacam doa kepada Supiyati, tim Hu Care juga membekali sejumlah anggota keluarga Supiyati agar mampu memberikan pendampingan spiritual secara mandiri.
“Sementara, ada tiga anggota keluarga yang terpilih menjadi pendamping spiritual Supiyati selama dirawat di rumah,” imbuh Joko. Terpisah, DR. dr. Sagiran menerangkan, pendampingan tim Hu Care terhadap Supiyati juga dilakukan dengan memperdengarkan CD ruqyah, bisa melalui sarana VCD atau handphone. “Selama di RS, pendampingan sound audio rutin dilakukan sebanyak enam kali dalam satu hari. Rata-rata selama satu jam tiap tahap. Langkah tersebut sangat membantu kesembuhan Supiyati,” jelas pemilik RS Nur Hidayah itu.
0 Melu Omong:
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken