Jalur Maut Sepanjang Tanjakan Cinomati Dlingo


sepeda mangunan dlingo bantul terong tanjakan spss wonolelo pleret sutet rute
Suber foto tertera di foto



Dlingo : Cinomati berasal dari dua kata, cino dan mati. Kata cino mengacu kepada kata cina yang dilafalkan dengan dialek Jawa. Sedangkan kata mati bermakna meninggal dunia/mati/atau wafat. Jalur ini terletak di ruas Jalan Pleret–Desa Terong Dlingo, yang menghubungkan Desa Wonolelo dan Desa Terong, Dlingo. Asal mula pemberian nama jalur ini adalah sejak adanya orang etnis cina yang mati disana.

Puncak dari Tanjakan Jalur Cinomati adalah dusun kebokuning, Desa Terong. Cinomati adalah ruas jalan menyusuri lereng bukit. Tak hanya itu, kemiringan jalan di Cinomati ini sangat terjal dan penuh dengan kelokan tajam. Celakanya lagi, ruas jalan ini sama sekali tak memiliki penerangan saat malam hari.

Tepat pada jalan tampak pada foto sudah ada 2 kali kecelakaan dengan korban 2 orang meninggal, belum lagi kelokan kelokan lain pada jalur ini yang hampir 3 sd 4 bulan sekali ada korban meninggal, paling tidak hal itu terjadi pada tahun 2013 dan 2014. Jalur ini memiliki potensi rawan longsor dihampir sepanjang poros jalan dari bawah sampai atas. hampir dapat dipastikan apabila musim hujan pasti terjadi longsor yang menutup jalan sehingga akses jalan tertutup dan tidak dapat dilewati.

sehingga jika musim hujan kewaspadaan ekstra perlu dijaga, dan melihat cuaca, karena apabila terjadi hujan lebat dan anda melewatinya, bukan hanya resiko longsor namun juga resiko macet akibat tidak kuat naik tanjakan cinomati. belum lagi kalau malam hari disepanjang jalur ini banyak digunakan anak-anak muda untuk mabuk-mabukan, juga resiko kriminal lainnya, seperti perampokan, tabrak lari hingga meninggal dll. korban meninggal dan luka puluhan orang selama 4 tahun terakhir.

Rekomendasi : Belum ada rambu-rambu, belum ada penerangan jalan, tidak ada pos pengawas kejahatan padahal jalur ini sekarang menjadi jalur utama ekonomi masyarakat dlingo, beberapa kali pedagang sayur di palak dan di rampok dijalur ini. pagar pembatas jalan sudah dibuat oleh warga desa terong secara swadaya. jalan mudah rusak, jalur sempit, tbing terjal dan antisipasi resiko bencana lainnya.




0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken