Merancang Mimpi DLINGO INTEGRASI

Dlingo : Ditinjau dari aspek spasial, struktur dan pola pemanfaatan ruang Kecamatan Dlingo sampai saat ini masih belum menemukan jati dirinya. Pertumbuhan kawasan cepat tumbuh pada jalur-jalur transportasi antar wilayah kecamatan dan antar kabupaten yang melintasi Kecamatan Dlingo tampak marak pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang kurang memperhatikan kondisi sosial budaya yang khas di Kecamatan Dlingo.
Pertumbuhan pusat-pusat pertokoan yang meniru gaya-gaya korporasi ala Mall dan Toko Retail dilakukan secara ekspansif dan menunjukkan gejala urban sprawl yang semakin tidak terkendali, lahan-lahan pinggir jalan dan wilayah publik akan segera sulit untuk diatur jika tidak ada antisipasi terhadap penataan kawasan dan perijinan bangunan.
konversi lahan-lahan pertanian subur yang tergantikan oleh bangunan-bangunan usaha serta keberadaan pohon-pohon perindang relatif masih bisa untuk dikembangkan namun perlu adanya satu pemahaman bahwa penataan tersebut adalah untuk membuat sebuah kawasan yang berkerakter khas Kecamatan Dlingo. Hal ini jelas jauh berbeda dengan konsep dan prinsip compact city atau pendekatan kompaksi perkotaan (urban compaction) yang diyakini di negara-negara maju mencerminkan kota yang berkelanjutan. Namun dalam konteks negara berkembang, debat mengenai pengembangan compact city adalah sejauhmana konsep tersebut dapat diterapkan padahal kota-kota di negara berkembang kondisinya jauh berbeda dengan di negara maju, sebagai manifestasi proses urbanisasi dan perkembangan menuju model perkotaan yang berbeda pula.
Belum lagi dengan maraknya pembukaan destinasi wisata yang tidak integratif dan masih bersifat sektoral baik dalam pengelolaan maupun dalam pembangunannya. gengsi antar desa terkait kemampuan membangun masyarakat telah melupakan jati diri bahwa seluruh desa yang ada di Kecamatan Dlingo merupakan satu kesatuan masyarakat yang tidak dapat dipisah-pisahkan. kesadaran pembangunan yang integratif ini perlu mulai ditumbuhkan pada diri para pemangku kepentingan agar dapat menemukan jati diri Kecamatan Dlingo.
Okelah..sekarang kembali pada yang ringan ringan saja ya...terkait dengan sebuah mimpi integrasi lintas desa lintas potensi di Kecamatan Dlingo, sebagaimana seharusnya bahwa eksploitasi terhadap potensi sumber daya alam seharusnya memperhatikan tahapan-tahapan yang benar, sesuai dengan kaidah-kaidah dn peraturan yang berlaku baik aturan penyelenggaran wisata maupun terkait pelestarian lingkungan harus selalu berjalan beriringan. Berikut ini adalah sebuah mimpi yang mungkin bis menjadi alternatif pengembangan kawasan di Kecamatan Dingo.
didalam peta pengembangan kawasan yang memungkinkan untuk dilakukannya pengembangan destinasi wisata integratif tersebut jauh dari permukiman dan memungkinkan untuk dilakukan secara bersama-sama dengan dana desa yang dimiliki oleh masing-masing desa. desa-desa yang ada dapat melakukan proses kreatif dengan mengajak masyarakatnya untuk melakukan interaksi sosial dengan masyarakat desa yang lain di Kecamatan Dlingo. Kemudian gambaran pada tahap pertama pengembangan kawasan dapat dilakukan pada lokasi Tahap 1 sebagai berikut :

Terlihat bahwa poros jalan utama sudah memiliki daya dukung secara ekonomis, sehingga seharusnya perhatian utama para pemangku kepentingan adalah pada pengelolaan dan penataan saja pada poros ekonomi utama. sedangkan pada wilayah-wilayah yang belum terekspos namun memiliki potensi untuk di kembangkan dilakukan kajian-kajian yang mengarah pada terjadinya integrasi pemanfaatan potensi yang dilakukan secara bersama-sama seluruh desa yang ada di Kecamatan Dlingo. 

Hal ini mutlak diperlukan agar tidak terjadi ketimpangan secara ekonomi antara penduduk yang melakukan ekspansi pada kawasn poros utama dengan penduduk yang pada saat ini masih bertahan dengan mata pencaharian sebagai petani murni. seharusnya penduduk dengan mata pencaharian pertanian murni harus diberikan solusi alternatif terkait kemungkinan-kemungkinan adanya pendapatan sampingan dan tambahan dari sektor jasa yang di ciptakan secara bersama-sama oleh para pemangku kepeningan yang ada.

dengan demikian maka pada masa yang akan datang, generasi yang akan datang tinggal melakukan proses kreatif lanjutan dan berupaya melestarikan berbagai hal terkait karakteristik khas Kecmatan Dlingo yang memang beda dengan kawasan lain di Kabupaten Bantul. Dimana Kecamatan Dlingo adalah kawasan yang berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah kabupaten lain. Bersambung...

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken