Mimpi Lepo Waktu Itu @ 2011-2012

Dlingo : Gema Angkasa Dlingo Korwil Pokoh sebagai sebuah media sharing lokal pemuda-pemuda Padukuhan Pokoh Desa Dlingo waktu itu, berupaya untuk terus mengangkat potensi lokal yang ada. baik melalui dokumentasi video maupun melalui foto dokumentasi yang masih sederhana. Dasar dari penunjukan lokasi Ledokan (Nama Asli Lepo) merupakan sebuah keputusan yang sudah mempertimbangkan banyak hal antara lain :

1. Dalam menjadikan sebuah objek sebagai sebuah destinasi wisata, yang paling penting dilakukan adalah sosialisasi dengan lingkungan sosial dan mempersiapkan lingkungan alamnya. Setelah merumuskan sebuah konsep kemudian Gema Angkasa Korwil Pokoh melakukan aksi-aksi sebagai berikut :

a. Pembuatan Video potensi (Waktu itu dibuat video hanya untuk tujuan Organisasi dan Hobby)
b. Tanam Pohon 2012 bertempat di Tranggulasi Pokoh 1
c. Lomba Masak Makanan Khas Lokal 2012 Lokasi TK.Pertiwi 44 Dlingo
d. Pendirian Sekretariat 2013 Lokasi di Pokoh 2

- Foto dan Dokumentasi penanaman pohon Disini 
- Dokumentasi Lomba Masak makanan Khas lokal Disini dan Disini

Pembuatan  Video dilakukan oleh para pendiri Gema Angkasa, semata-mata hanya sebuah kesadaran tentang sebuah potensi namun belum memiliki konsep pengembangan, kemudian setelah sharing dan diskusi disepakati bersama bahwa kawasan Ledokan akan diangkat bersama untuk menjadi salah satu destinasi wisata. Langkah tersebut dilakukan secara serius kemudian juga mengundang semua pihak antara lain : Muspika Kecamatan Dlingo Lengkap, Lurah desa Dlingo dan Dukuh Pokoh 1 dan Pokoh 2, juga dilakukan rapat gabungan yang mengundang Tokoh masyarakat Pokoh 1 dan Pokoh 2. Bahkan ada pertanyaan dalam rapat tersebut " APAKAH GKR. PEMBAYUN MAU dan BERSEDIA DATANG??" ada keraguan dan wajar karena rata-rata anak-anak Gema Angkasa Waktu Itu masih Berusia dibawah 19 Tahun. 

Namun karena kurangnya pemahaman bersama pada saat acara Tokoh-Tokoh Masyarakat tidak dapat menghadiri acara. Akhirnya dikarenakan Undangan Pada Tamu Pembuka Acara GKR. Pembayun sudah disampaikan maka acara tetap berlanjut.  Lalu dilakukanlah penanaman bibit 1000 pohon yang bertujuan untuk konservasi alam dan lingkungan sekaligus menandai jalur-jalur dengan harapan pada masa yang akan datang lingkungan destinasi wisata menjadi rindang dan siap, baik ekosistem alam maupun ekologi yang ada.

Kemudian Gema Angkasa melakukan lomba masak khas lokal untuk memancing masyarakat agar masyarakat tertarik untuk mencari tahu apa yang sedang kami lakukan. Hal ini kami lakukan dikarenakan respon pada saat Penanaman pohon dari masyarakat lokal yang kurang mendukung waktu itu. Acara ini dilakukan untuk mempersiapkan agar sebagai sebuah destinasi wisata nantinya dapat memiliki kuliner yang khas dari Pokoh 1 dan pokoh 2. Agar tercipta sebuah nama makanan khas yang pada saatnya akan diminati oleh pengunjung.

Terakhir adalah Pendirian Sekretariat Gema Angkasa, Tujuan pendirian Sekretariat ini pada awalnya bertujuan sebagai media untuk bersosialisasi kepada lingkungan sekitar sekaligus sebagai Sekolah Alam Gema Angkasa. disekretariat inilah lahir konsep-konsep kreatif lanjutan. namun pada perjalannannya Gema Angkasa mengalami sebuah permasalahan internal yang berakibat pada kefakuman kegiatan. permasalahan internal inilah yang menjadi salah satu indikasi awal dimana konsep-konsep yang dirancang oleh Gema Angkasa KELUAR dan DIJIPLAK oleh para PIHAK. Namun karena Tidak ada komunikasi kepada Gema Angkasa maka tentu berakibat pada putusnya maksud dan tujuan dari sebuah konsep.

Catatan-Catatan :
Kurangnya dukungan Masyarakat sampai saat ini belum bisa diketahui sebab-sebabnya, Padahal Gema Angkasa tidak pernah meminta bantuan baik matrial/Dana maupun tenaga untuk setiap kegiatan, Gema Angkasa hanya meminta Doa dan restu dan serangkaian proses baik undangan koordinasi/Rapat, Ijin Kegiatan, dan sosialisasi secara umum,  namun berdasarkan informasi sie.Humas Gema Angkasa setidaknya terdapat hal-hal sebagai berikut :
a. Kondisi politik lokal sedang tidak bersahabat baik Politik kepentingan Kelompok.
b. Kuatnya Fungsi-Fungsi Ketokohan waktu itu sehingga Anak-Anak yang masih berusia remaja diragukan untuk melaksanakan Agenda yang bersekala Kecamatan.

2. Setelah Proses Sosialisasi dianggap cukup Gema Angkasa kemudian melakukan pelatihan dasar Kepemimpinan. Didalam latihan ini Anggota Gema Angkasa dilatih untuk mampu mengelola sebuah lokasi wisata dengan memanfaatkan lahan yang ada. persiapan Sumber daya Manusia ini dilakukan secara bertahap baik pada kawasan daratan maupun kawasan sungai. Secara terdokumentasi Gema Angkasa telah meng abadikan seluruh Latihan tersebut disini.

Mempersiapkan Sumber daya Manusia merupakan sebuah proses yang panjang sehingga Gema Angkasa Dlingo Tidak tergesa-gesa didalam memasuki Lokasi Ledokan Pokoh. Hal ini dikarenakan masyarakat masih belum siap dan sampai saat ini pun masyarakat terlihat masih belum siap dan memahami apa yang harus dilakukan ketika sebuah destinasi wisata mulai dibuka. Karena Alasan itulah kemudian sampai saat ini Gema Angkasa masih berlanjut untuk mempersiapkan kader-kader generasi muda yang terampil dan mampu mengelola sebuah kawasan destinasi wisata. berdasarkan perhitungan kami dan masa waktu pengembangan  destinasi wisata Kali Ledok (Lepo) waktu itu sebagai berikut:

- Tahun 2010 sd 2012 Konservasi, penaturalisasian Lepo, dan Sosialisasi.
- Tahun 2013 sd 2015 Pesriapan SDM Pengelola/SDM Teknis/SDM Masyarakat/Manajemen
- Tahun 2016 Rancangan Pengembangan Kawasan Lepo
- Tahun 2017 Pembangunan sarana dan Prasarana pendukung Wisata
- Pertengahan 2017 pembuatan paket-Paket wisata dan Pemasaran

Berikut Adalah Gambaran Pengembangan Jalur kawasan LEPO :


 Garis Warna Merah adalah Pintu masuk menuju Lepo, tepat di dekat tugu Selamat datang Pokoh 2 dibuat pos Retribusi. Tujuan dari pendirian pos retribusi adalah agar pemasukan keuangan terkelola dengan baik, didalam pos retribusi tersebut masuk untuk pembayaran parkir dan masuk lokasi wisata. dalam sekali bayar pengunjung langsung bisa kelokasi tanpa harus terganggu dengan kotak amal jariah. Sehingga Bis-Bis besar dapat berhenti di lapangan dan para pemilik kendaraan (Masyarakat) dapat menyewakan jasa kendaraannya.

Rute Garis Merah dari Lapangan pokoh> Makam Kali Kotes> Pokoh 1> Lapangan Voly Pokoh 1 > Cempluk/Bukit diatas Lapangan Voly (Saat ini Sebo ratu)> Turun langsung menuju sungai Lepo> lalu keluar sesuai garis hijau yaitu lewat jalan yang saat ini menjadi jalan masuk Lepo> kembali ke lapangan Voly Pokoh 1.> Kemudian terakhir keluar sesuai keterangan garis Kuning.

Dari Rute ini tergambar jelas bahwa Lepo meskipun secara geografis terdapat di Pokoh 1 dan pokoh 2 namun secara ekonomis juga memberikan keuntungan secara ekonomis kepada padukuhan lain seperti Khoripan, Pakis, dan Dlingo.

Berikutnya adalah Detil Rancangan LEPO :

keterangan nomor garis dan warna :
1. Pada garis merah Nomor 1 adalah jalur masuk Lepo setelah tiba diPokoh 1 masuk lurus setelah Gardu Rt.02 belok kanan menuju RT.03 baru masuk lapangan Voly nomor 5.

2. Setelah pengunjung parkir di lapangan Voly Nomor 5 kemudian naik garis putih nomor 4 ke bukit cempluk (saat ini bernama SEBO RATU) pada nomor 6. 

(Pada Tahun 2012-2013 cempluk ini milik salah satu warga pokoh, kemudian oleh Anggota gema Angkasa sdr. Efit, Mamat, Tofik, Yayan, Nano, Basuki, Gunadi, Tato dan yg tidak dapat kami sebutkan satu persatu, disusunlah sebuah sekenario agar cempluk menjadi pintu masuk Lepo, disana akan di bangun Tugu Konservasi sebagai sebuah tanda pembukaan Kawasan Lepo sekaligus sebagai Prasasti bahwa Padukuhan Pokoh 1 dan Pokoh 2 adalah Dusun yang mendukung kebijakan pemerintah terkait GO GREEN. disana juga akan dibangun sebuah gardu pandang dengan melalui dana komunitas agar bisa menyewa kepada pemilik tanah, Namun entah kenapa saat ini Lokasi tersebut telah Dibeli padahal dengan membiarkan tanah tersebut menjadi hak milik warga maka dengan sendirinya warga akan meningkatkan kesejahteraannya).

3. Setelah dari Bukit cempluk Pengunjung akan langsung turun ke air terjun lepo nomor 7. cara turun Dari bukit cempluk bisa dengan dua cara yaitu dengan melalui tangga atau langsung dengan menggunakan flying Fok. dengan demikian maka dapat dipastikan keuntungan pengelola akan lebih besar karena sebelum masuk sungai saja pengunjung harus merogoh kocek untuk menikmati lepo dengan flying fox.

4. Setelah dari air terjun dan puas dengan atraksi wisatanya, pengunjung dapat keluar dengan melalui jalur berwarna hijau pada nomor 3. tepat disana ada kotak-kotak buanyak sekali itu adalah warung-warung yang menjadi sumber pendapatan warga sekitar. warung-warung masyarakat sengaja berada lebih dekat dengan jalan agar dapat menjaring rejeki dari pengunjung sekaligus dari masyarakat lainnya yang sekedar melintas. sehingga pendapatan pemilik warung tidak hanya berharap pada lokasi lepo saja namun juga pada aktifitas warga yg melintas. jalur keluar agak dibuat panjang agar terjadi interaksi antara pengunjung dengan warga sekitar, hal ini penting karena bagaimanapun dari komunikasi inilah akan muncul inisiatif dan kreatifitas sehingga berawal dari investasi komunikasi diharapkan akan menjadi investasi bisnis antara pengunjung dengan warga masyarakat. kemudian menuju pada area parkir lapangan voly nomor 5.

5. Dari lapangan Voly untuk keluar dari lepo pengunjung melalui garis kuning bernomor 2, dengan demikian pengunjung akan melihat kawasan dusun Pokoh 1 dan Pokoh 2 dari berbagai sudut keindahan yang dimiliki dan dapat dijadikan sebagai objek foto kenangan tersendiri bagi pengunjung.

6. Pada Lingkaran bernomor 7, 8, 9, adalah kawasan Pengembangan pada tahun 2019

Bersambung.........

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken