JASMERAH GEMA ANGKASA DLINGO (2009 - 2011)

Organisasi Tanpa Bentuk itulah sebutan yang pantas untuk sebutan Gema Angkasa Waktu itu. Percek cokan kepentingan pemuda yang tergabung dalam wadah karang taruna dengan sekumpulan remaja-remaja di Dusun pokoh 1 Desa Dlingo Kecamatan Dlingo. Sebuah Dusun Kecil yang banyak kelompok-kelompk dan perkumpulan. Aktifis masjidnya memiliki ikatan pengurus masjid sendiri, ikatan remaja dan pemuda masjid sendiri. disetiap RT nya ada ikatan kelompok petani, Kelompok Dasawisma, juga ikatan pemuda RT, Di Tingkat Padukuhan juga memiliki banyak sekali kelompok kepentingan yang berbeda-beda. 
Sejatinya organisasi ini Dipelopori oleh Efit Yulantoro, Nanda Wardana, Basuki, dan Tuharno atau setidaknya adalah remaja-remaja yang sering menginap dan begadang di rumah Basuki. Adapun kemudian pemuda-pemuda dan remaja lain ikut berkumpul dan berdiskusi adalah mereka yang bersifat pasif.
Inti dari diskusi merupakan murni ide mereka seputar sikap kritis yang terpendam dan tidak berani mengungkapkannya pada saat forum-forum rapat karang taruna dusun pokoh yang didominasi oleh pemuda-pemuda senior dan puluhan tahun berkecimpung dalam wadah karang taruna tersebut.
Dominasi atas pemuda-pemuda senior dalam wadah Karang taruna dusun Pokoh 1 dan Pokoh 2 serta nilai-nilai ketokohan yang bersifat feodal. Dimana tokoh masyarakat merupakan satu-satunya rujukan dalam memutuskan kebijakan yang sering dilakaukan dalam kegiatan kemasyarakatan. Suara para remaja hanya dianggap sebelah mata, tidak diperhatikan dan tidak diperhitungkan. remaja di dusun Pokoh 1 dan Pokoh 2 memiliki posisi sebagai "BOLO DUPAK" semata. Tidak mendapatkan kepercayaan untuk mengeluarkan kreatifitas dan ekspresi sesuai bakat dan minat mereka. 
Atas dasar itulah kemudian para perintis gerakan remaja-remaja Pokoh 1 dan Pokoh 2 berkumpul dan secara perlahan bangkit. Gerakan awal dilakukan dengan keluar secara frontal dari ikatan kelompok-kelompok lokal baik karang taruna dan ikatan pemuda persatuan bola voly pokoh. kemudian terinspirasi untuk membuat sebuah komunitas trackinng dan petualangan bebas.
Langkah awal kebersamaan tersebut sama sekali belum memiliki bentuk dan tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. semua aktifitas diarahkan lebih pada kegemaran dan semata-mata hanya untuk tujuan refreshing semata. Layaknya remaja-remaja lainnya mereka masih berbicara seputar kesenangan dan rasa berbagi dengan teman-teman yang memiliki dasar pemikiran dan visi sederhana yang sama.
Nasib dan persamaan rasa mendapatkan perlakuan tidak adil dari para pemuda senior dan tokoh-tokoh masyarakat kemudian menjadikan mereka berfikir untuk bertahan dalam sikap, yaitu pasif kedalam dan aktif keluar. Kemudian Para perintis  mulai berinisiasi untuk mengandeng rekan-rekan dan kawan diluar Dusun Pokoh 1 da Pokoh 2 yang bertujuan untuk melakukan study tour bersama. dari gagasan dan ide tersebut terlaksanalah sebuah kegiatan pertama kali yaitu dengan secara swadaya bersama-sama berangkat dari Kecamatan Dlingo menuju Musium disemarang dan beberapa Kawasan Wisata Di Jawa tengah setelah berbulan-bulan mempersiapkan dan barulah pada November 2011 terlaksana.
 Hanya dengan berbekal kebersamaan dan uang hasil meminta orang tua dan menabung juga sedikit jerih payah bagi yang sudah bekerja, membulatkan tekad untuk sekedar refreshing di daerah lain. Tidak ada alasan lain selain bersenang-senang dan beragi didalam kebahagiaan. 

Trend dan gaya aktifitas kepemudaan waktu itu adalah ketika pada musim liburan dan bisa berlibur apalagi naik bus besar "Wow" sesuatu sekali...

 Pada saat itu sebagian besar masih sekolah dan sebagain lagi sudah bekerja sebagai kuli kasar dan tidak sedikit pula yang putus sekolah baik pada tingkat SMP maupun SMA.

Usia rata-Rata mereka adalah antara 13 Tahun sampai dengan 18 Tahun. Sungguh sebuah potensi yang sanggat potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah komunitas produktif dan kreatif. namun tentu hal ini tidak dilihat oleh para Pemuda Senior yang tergabung dalam wadah Karang Dusun, apa lagi para tokoh-tokoh masyarakat.

pada usia yang seperti ini mereka mengalami berbagai macam persolaan, persoalan pembatasan kreatifitas, persoalan kepercayaan, persoalan minuman keras, persoalan pendidikan, dan tidak sedikit yang memiliki keluarga yang berantakan serta yatim juga piyatu. 

Semanggat mereka tidak ada yang mengarahkan, mereka hampir putus asa untuk mengeluarkan ide-ide yang ada pada kepala masing-masing.
Lalu bagaimana mereka bisa mengeluarkan serangkaian ide dan menghadapi permasalahan dan tantangan hidup???

Lalu tidakkah kau lihat tatapan optimis yang menjanjikan itu???
Catatan Kecil Pendiri Gema Angkasa


0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken