Di Tempa Menjadi Petarung Bukan Peminta-Minta

Dlingo : Sejak Gema Angkasa Berdiri pada 28 Oktober 2010, proses demi proses kami lalui. Keadaan yang sulit, dikucilkan oleh tokoh-tokoh masyarakat karena kenakalan remaja kami, ekspresi dibungkam, stigma negatif melekat pada kami. Bahkan kasus demi kasus terjadi mulai dari yang disidang tokoh masyarakat sampai dengan kantor polisi. Dari perkelahian, minuman keras dan perbuatan asusila yang terus mewarnai perjalanan gerakan yang kami dirikan. Langkah demi langkah pelatihan dasar kepemimpinan dilanjutkan pelatihan implemenasi kemandirian mematangkan kami dalam mengapai kemandirian.

Konsep berkegiatan dengan dua metode sebagai warisan pendiri Gema Angkasa kami laksanakan dengan keteguhan, meki berbagai macam rintangan selalu datang dan membuat kegiatan kami sering langsung membuat kami sendiri tersudut pada waktu itu. Mulai dari permodalan sampai dengan komitmen anggota yang relatif labil dalam berkegiatan sampai dengan upaya pihak-pihak yang tidak menginginkan Gema Angkasa eksis dengan memecah belah persatuan kami.

Kemudian pada suatu waktu, tibalah menjadi kami saat ini, menjadi sebuah komunitas marginal yang tak berharap apapun dari setiap apa yang kami lakukan. kami fokus bahwa hari ini kami harus lebih baik dari kemarin. perlahan-lahan satu demi satu rekan-rakan kami bekerja dan memiliki usaha dengan subsidi dana dan peluang bekerja yang disediakan oleh Organisasi. setiap tiga bulan sekali tak lupa kami terus berbagi kepada masyarakat Kecamatan Dlingo Yang membutuhkan. tetap berkegiatan di bidang penguatan organisasi, sosial budaya dan pelestarian lingkungan dengan dana komunitas yang minim.

Rupanya Tuhan mendegar doa kami melalui informasi yang kami dapatkan secara on line pada website BPO DIY. berupa sebuah informasi Lomba Pemilihan Sentra Kewirausahaan Pemuda. Tertarik untuk mengikuti Lomba tersebut karena pada saat yang sama, usia rekan-rekan kami sudah mulai ada yang beranjak pada usia 25 sd 27 tahun. dengan harapan jika memenagkan lomba tersebut kami ingin membuat usaha-usaha pengembangan untuk mendukung kemandirian rekan kami yang belum mandiri. untuk mengikuti lomba tersebutpun kami harus berdiskusi dengan pembina dan pengawas Gema Angkasa. 

Karena Selama ini kami dilarang untuk Meminta-minta kepada masyarakat atau kepada pemerintah, jika harus meminta dan membuat proposal maka pembina mengarahkan kami hanya boleh pada lembaga-lembaga keuangan seperti Koperasi, bank-Bank lokal atau sejenisnya. Kami diajarkan untuk tidak boleh menjadi pengerajin proposal apalagi meminta langsung kepada masyarakat dalam bentuk apapun. 

Sejak kami berdiri sampai hari ini, kami belum pernah mendapatkan bantuan dan subsidi dari pemerintah, kami tidak diperbolehkan menerima amanah yang kami tidak mampu mempertanggungjawabkannya. namun hari ini kami berbeda, hari ini kami sudah mampu, hari ini kami sudah siap untuk bermitra dengan pihak manapun. karena kami ditempa selama 6 tahun untuk menjadi petarung. kami hanya menerima apapun dari kerja keras dan pertarungan, bukan karena meminta-minta apalagi belas kasihan. Lalu kami sepakat mendaftarkan diri dalam lomba tersebut dan melengkapi persyaratan lengkap seperti yang dibutuhkan.

Lomba sentra kewirausahaan ini adalah kegiatan perlombaan yang baru pertama kali kami ikuti sejak kami berdiri dan mendirikan komunitas. Masih saja sampai saat ini di Dlingo baik para pemangku kepentingan, tokoh masyarakat, dan para pemuda memahami sebuah prestasi hanya bisa diperoleh dari ajang kompetisi. semetara itu pembina, penasehat dan pengawas Gema Angkasa pada dasarnya tidak mengedepankan hal tersebut. Lalu dari pendaftaran yang kami lakukan akhirnya kami lolos pada seleksi Profil sentra kewirausahaan yang kami ikuti. Dari 23 peserta menjadi hanya tinggal 19 peserta.
Didalam lomba ini kami hanya mengalir, menyampaikan hal-hal yang memang kami lakukan secara nyata dan memberikan informasi sederhana. kami sampaikan bukti-bukti kegiatan yang sudah kami lakukan baik berupa dokumentasi foto, video dan semua rekam jejak kegiatan kami sejak tahun 2010 sampai dengan 2016. Lalu tibalah saatnya seleksi Fact Finding yang dilakukan oleh Tim Juri dengan mengunjungi sekretariat dan berkeliling untuk melihat usaha-usaha kemandirian yang kami lakukan.   Dari proses survey lapangan ini kami masih terpilih untuk melanjutkan proses berikutnya dan tinggalah hanya 13 peserta.
Pengalam mengikuti lomba ini adalah sebuah proses yang menurut kami bisa dilakukan oleh siapapun yang memang memiliki komitmen yang kuat untuk bermanfaat bagi masyarakat. bagi siapapun yang memang memiliki mimpi dan konsep untuk diwujudkan secara nyata. Memang tidak banyak hal yang bisa menambah pengalaman kami dalam perlombaan ini, karena kami butuh tatangan lebih agar berdampak besar bagi penciptaan lapangan kerja, sosial dan pelestarian lingkungan. didalam perlombaan ini kami hanya ingin meyakinkan kepada seluruh orang tua kami bahwa kami juga bisa melakukan hal positif yang membuat mereka bangga meskipun bagi kami hanya biasa saja. lalu pada proses survey lapangan inipun kami masih diberikan kesempatan untuk lolos tahap berikutnya. sebuah tahap dimana kami diberikan kesempatan untuk mempresentasikan ha-hal yang telah kami susun didalam profil. Didalam proses penilaian presentasi ini banyak hal kami peroleh. sebuah dinamika lomba yang belum pernah kami alami sebelumnya. ada yang lucu, ada yang menegangkan, ada yang sinis, ada juga yang apresiatif.

Namun sekali lagi didalam presentasi tersebut kami lakukan yang terbaik yang kami bisa. pengalaman dan jam terbang rekan-rekan kami yang masih awam dengan persoalan lomba adalah modal yang menurut kami perlu diasah dan diuji. sampai pada akhirnya pada tanggal 27 September 2016 setelah berproses kurang lebih 1 bulan akhirnya kami mendapatkan amanah kemenangan tersebut dengan nilai tertinggi diluar ekspektasi kami. Kepada seluruh Pihak yang telah mendukung dan memberikan doa dan restu kepada kami, diucapkan terimakasih. terutama kepada orang tua kami semoga anakmu menjadi bermanfaat.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken