Kenyataan Politik

Kalo dicermati di renungkan hampir semua mars partai yang ada di negeri Indonesia ini betul-betul bertujuan mulia. Intinya dan muaranya adalah kesejahteraan dan kemakmuran. Di Dlingo Bantul yogyakarta menjelang kampanye kayak gini...wow....selangit..bertaburan janji-janji...kalo boleh bilang hampir semua masyarakat terbius oleh ceramah-ceramah tokoh-tokoh besar di Bantul. eh..ternyata, dalam dunia politik itu ternyata semua boleh dilakukan dan boleh terjadi.....dan SAH SAH saja, tapi yang tidak boleh terjadi hanya satu......." apakah anda tahu...?
Yah..jawabanya seh cuma sederhana saja..yang tidak boleh terjadi dalam politik adalah "KALAH"..Coba ya.....kalo kalah kan si partai itu punya kesempatan lagi 5 taun buat ngebalas kekalahanya.......lagi baru bisa ogel-ogel, makanya tidak bolah kalah....dan untuk menang caranya juga beragam...ngapusi boleh, janji boleh, memberi apapun boleh....pokoknya apapun boleh perkara akhirnya menang dan yang di priooritaskan tetep golongan dan kelompoknya masing-masing itu urusan lain. apalagi kalo sudah menang dan mengingkari janji ....wow itu lebih serem lagi...tapi nyatanya juga ada...ya to. kalo sudah gitu siapa yang jadi korban....lagi-lagi rakyat to . Kebetulan sekali meskipun masyarakat dlingo selalu di anggap bodo kaya kebo, tapi alhasil masyarakat sedikit banyak juga pernah enikmati duit-duit pesta demokrasi, jadi justru kepolosan masyarakat dlingo itu sebenarnya modal. Salah jika para politisi menganggap masyarakat dlingo sebagai masyrakat yang bisa di bodohi, kelak pemimpin besar Bantul adalah Anak Dlingo Asli..Gak percaya..Lihat saja nanti..yo..to..gak percaya juga boleh kok..!!!
Dalam iklim politik demokrasi masa transisi ini sering masih banyak insiden-insiden fakta-fakta bertolak belakang dari AD-ART, mars partai dan kampanye partai yang sebenarnya bertujuan mulia . Tidak heran ketika seorang pedagang pasar dan kuli bangunan tidak mau tau apa itu partai dan manfaatnya....akhirnya budaya pesimislah yang membudaya. tapi inggat merea seperti itu juga ada sebabnya, sebenarnya pun mereka tetap memilih dan memfilter pilihan mereka, cuman mereka cuma gak mau ribet ubyang-ubyung yang tundone cuman duit. Karena rakyat kecil di Dlingo Bantul yang dibutuhkan hanya sedikit kemudahan dalam hidup, persaingan yang sehat dalam berusaha, kesempatan yang sama dalam pendidikan, kebebasan yang adil dalam beribadah, kemudahan dalam kepengurusan administrasi pemerintah, akses informasi yang baik, dan yang paling penting adalah mereka dapat makan dengan murah......
yo mau gemana lagi.....terlanjur rakyat sudah biasa menunggu..namun kearifan lokal masyarakat lebih bijaksana, mereka tidak mau mendahului, masyarakat lebih siap ditinggal karena sudah terbiasa..apa lagi di apusi....mereka lebih terbiasa lagi...tapi yang paling membuat merinding adalah..ehem "perselingkuhan politik".......yo wes lah...ngodinonggo wae....semoga kalo yang di apusi itu iklash sing do ngapusi itu yo ndang bosen...wong urip kok kur ngapusi terus....

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken