Dlingo: (KRjogja.com) : Satu unit generator set (genset) penggerak mesin pompa air bantuan Proyek Air Bersih (PAB) di Dusun Dlingo I Desa Dlingo Kecamatan Dlingo mangkrak lantaran biaya operasionalnya mahal. Camat Dlingo Hermawan Setiaji didampingi Kepala Seksi (Kasi) Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kecamatan Dlingo, Bangun Rahina, Kamis (15/7) menjelaskan genset itu bantuan PAB DIY pasca gempa 2006. Namun, tidak bisa beroperasi maksimal karena membutuhkan dana besar.
Rinciannya, dalam sejam membutuhkan 10 liter solar padahal instalasi sudah terpasang hampir di semua wilayah Dlingo. Dan, mampu mengatasi krisis air bersih yang dibutuhkan 3.000 kepala keluarga. Hermawan menjelaskan sebenarnya bisa beroperasi dengan listrik, namun tetap ada kendala karena dayanya tidak mencukupi untuk menggerakkan genset dan biaya pembuatan jaringan baru mencapai Rp 300 juta.
"Jujur saja kami belum menemukan solusi terbaik. Tidak mungkin operasionalnya dibiayai kecamatan. Dan, sepanjang 2009 sekitar 300 tanki air bersih didistribusikan ke masyarakat," tandasnya. Terpisah Kepala Unit PDAM Dlingo, Mukidi mengaku biaya operasional genset terlalu mahal. Setiap tahun, mesin hanya dihidupkan delapan hari sesuai jatah solar yang diberikan pemprop sebesar 400 liter. "Perhitungan kami jelas, setiap jam menghabiskan 10 liter solar, kalau hanya 400 liter kan hanya 8 hari," katanya. Mukidi meyakini bila mesin tersebut beroperasi, masyarakat tidak akan kesulitan air. Namun, hingga saat ini masyarakat juga bertanya kapan mesin beroperasi.
Rinciannya, dalam sejam membutuhkan 10 liter solar padahal instalasi sudah terpasang hampir di semua wilayah Dlingo. Dan, mampu mengatasi krisis air bersih yang dibutuhkan 3.000 kepala keluarga. Hermawan menjelaskan sebenarnya bisa beroperasi dengan listrik, namun tetap ada kendala karena dayanya tidak mencukupi untuk menggerakkan genset dan biaya pembuatan jaringan baru mencapai Rp 300 juta.
"Jujur saja kami belum menemukan solusi terbaik. Tidak mungkin operasionalnya dibiayai kecamatan. Dan, sepanjang 2009 sekitar 300 tanki air bersih didistribusikan ke masyarakat," tandasnya. Terpisah Kepala Unit PDAM Dlingo, Mukidi mengaku biaya operasional genset terlalu mahal. Setiap tahun, mesin hanya dihidupkan delapan hari sesuai jatah solar yang diberikan pemprop sebesar 400 liter. "Perhitungan kami jelas, setiap jam menghabiskan 10 liter solar, kalau hanya 400 liter kan hanya 8 hari," katanya. Mukidi meyakini bila mesin tersebut beroperasi, masyarakat tidak akan kesulitan air. Namun, hingga saat ini masyarakat juga bertanya kapan mesin beroperasi.
0 Melu Omong:
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken