RASULAN TIGA DUSUN DI DLINGO

Dlingo : KR.Com: Ribuan warga Dlingo dan sekitarnya mengikuti prosesi rasulan atau bersih desa yang digelar warga tiga dusun, Dodokan, Rejosari serta Kedung Dayak Desa Jatimulyo Dlingo,.Tradisi ini dikemas dalam bentuk kirab gunungan lanang dinamai Kiai Bogo Bantolo terbuat dari palawija. Sedang gunungan wadon dari nasi atau makanan matang disebut Nyai Bogo Pertiwi. Gunungan diperebutkan warga di Sendang Ayu atau sekitar 300 meter dari rumah kepala dusun.

Ketua Panitia Sunoto menjelaskan, rasulan dimulai saat gunungan diambil di Dusun Kedung Dayak. Sebelum kirab dimulai, digelar pentas seni dari siswa SD serta PAUD dari Desa Jatimulyo. Gunungan dikirab keliling kampung menggunakan kendaraan. Selanjutnya, gunungan dibawa ke pelataran rumah Kepala Dusun Dodokan, Sugino. Usai doa bersama, ratusan nasi gurih beserta uba rampe dibagikan ke  pengunjung. Gunungan ditandu lelaki berpakaian adat Jawa menuju Sendang Ayu. Barisan berikutnya bergada penabuh bende. Ribuan masyarakat berjubel di sepanjang jalan menuju lokasi gunungan diperebutkan. Di pelataran sendang, rois Dusun Dodokan, Parwidi mulai menggelar upacara ritual sebelum gunungan diperebutkan.

Setelah gunungan disiram air sendang menggunakan siwur, ratusan warga langsung memperebutkannya. Sunoto menjelaskan, gunungan setinggi 2 meter itu disusun dari buah hasil bumi sebanyak 30 macam. Gunungan Kiai Bogo Bantolo sebagai simbul pekerja keras. Sendang Nyai Bogo Pertiwi menggambarkan hasil bumi yang telah dimasak untuk dimakan.  Camat Dlingo Hermawan Setiaji didampingi Lurah Jatimulyo Dlingo, Paimo mengatakan, rasulan merupakan tradisi turun temurun. Makna dari rasulan bentuk syukur atas nikmat dan kemudahan dalam bertani yang diberikan Allah.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken