Lompatan Garis Nasib

Dlingo : Pernahkah anda merasa hidup begitu hambar dan tidak berarti? sebagian orang mungkin pernah mengalami sebuah masa yang tak mengenakkan. Mungkin ada di antara anda yang pernah merasa hidup begitu membosankan, menyedihkan  dan betapa dunia hanya terasa milik segelintir orang yang bahagia. Mungkin anda pernah menghilangkan sebuah barang berharga, milikmu sendiri, milik teman, milik sebuah instansi,  yang tentu saja butuh banyak konsekuensi untuk menggantinya. Atau, ketika anda dihadapkan  pada pilihan dilematis yang sama berat antara kedua sisinya. 

Barangkali, anda juga pernah  harus meninggalkan sesuatu yang berharga dalam hidup anda. Ataukah, anda merasa ada sebuah kesalahan orang lain yang konsekuensinya menimpa anda, merugikan anda, menyeret anda pada banyak masalah berikutnya, yang sama sekali tidak anda sukai. Atau barangkalai ada banyak jenis
musibah dan kesialan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Saya memang kerap merasa, bahwa dunia ini ada dan dibuat dari rangkaian-rangkain masalah, bahwa hidup dan kehidupan disulam atas benang-benang duka dan derita yang sungguh tak berkesudahan. 

Namun pernahkah anda merasa ketika masalah itu selesai dan anda sudah menikmati hasil dari kerjakeras anda dan mulai melepaskan diri dari masalah itu? Bukankah kita kemudian akan merasakan, betapa hidup ini indah, betapa Tuhan begitu baik hati dan sayang pada mahluknya?

    Aku suka pada mereka yang berani hidup
    Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
    Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
    Waktu aku menemu malam.
    Aku tidak tahu apa nasib waktu

Saya suka pada manusia-manusia hebat dan bersemangat. Tentu saja manusia yang tidak suka menyerah dan berani bertahan untuk melewati masalah hidupnya. Sebab saya yakin, sebenarnya kita terlahir sebagai manusia yang kuat dan hebat. Semua perubahan kemudian akan menjadi sebuah hukum alam yang tak terbantahkan.  Sebab alam bagi saya selalu menyediakan harapan untuk selalu menang dan bertahan jika kita berani bertahan dan berubah. Pernahkah kamu melihat atau mengamati batu bata? Batu bata adalah bahan baku bangunan
yang terbuat dari tanah biasa, tanah yang kalau kering akan berdebu, kalau basah akan lembab dan becek. Tapi lihatlah batu bata setelah jadi, betapa ia sama sekali bukan tanah kering yang berdebu atau tanah basah yang becek, tapi ia telah menjelma menjadi sejenis batuan. yang jauh sungguh berbeda dengan bentuk awalnya sebelum itu. Batu bata menjadi demikian kuat, setelah dibecekkan, diaduk dan dicetak, lalu dibakar berhari-hari dengan api dari jerami.

Seperti itu pula mungkin kita bisa menganalogikan manusia. Setelah dibasahi dan diaduk masalah yang tak mengenakkan, lalu dicetak dengan pilihan hidup yang membingungkan dan dibakar dengan cobaan hidup yang sungguh tak indah, maka jadilah ia manusia yang kuat dan hebat, laksana tanah yang telah diolah sebagai batu-bata. Semakin panas api pengalaman membakarnya, maka akan semakin bagus pula manusia yang nantinya tercipta. Batu bata tidak akan mudah terbakar, sebab dalam proses penciptaannya, ia telah dibakar api yang lebih panas. Begitulah manusia menurut saya, semakin pahit pengalaman yang dilaluinya, maka akan semakin kuat manusia itu sendiri.

Tentu saja lantas kita tak harus mencari pengalaman pahit untuk menjadikan diri kita hebat dan kuat! Namun, pengalaman bisa saja berupa sebuah kejadian baru atau sesuatu yang belum pernah dirasakan. Lalu, apakah kita akan terus berputus asa? Mengeluh pada sebuah masalah dan mengutuk diri dan kehidupan, menuding tuhan dan nasib, mengutuk takdir dan merasa diri manusia paling sial di muka bumi? 

Hei, bukankah saat senang, kita kerap lupa bahwa hidup adalah roda, hidup adalah lompatan-lompatan  pristiwa demi pristiwa, yang kadang membuat kita harus terbang melambung atau terjun menukik dan terpuruk? Saya rasa, tidaklah berlebihan kalau saya bilang, orang yang hebat adalah orang yang tak menyerah
dan sanggup bertahan. Bukan begitu? meskipun hasil tidak harus kasat dapat dirasakan namun hati tentu ada bekas goresan yang indah...sehingga kita akan tersenyum ktika Tuhan berkenan Kita untuk kembali pulang.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken