Mbah Marijan Ditemukan

Dlingo :Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Jateng) ini, pada Selasa memasuki fase erupsi dengan terjadinya awan panas berulang kali. Luncuran awan panas pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB, kedua pada pukul 17.19, ketiga pukul 17.24 WIB, dan keempat pukul 17.34 WIB. korban awan panas Merapi. Sebagian besar warga Kinahrejo dan Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kawasan selatan kaki gunung itu. Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat di dekat 13 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Merapi di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan dikabarkan telah ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi fisiknya lemah, tidak jauh dari kediamannya di Dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar enam kilometer dari puncak Merapi, Selasa (26/10) malam.

Artikel diatas berasal dari : www.berita8.com  Terlepas dari benar atau salah informasi tersebut namun Informasi tersebut seharusnya menjadikan perenungan kita bersama, Sebuah perenungan dalam pencarian kebenaran. Pernah suatu ketika ada seorang biasa sedang berbincang tentang pencarian kebenaran. Ada poin penting dalam perbincangan itu terkait Inten(Batu intan) "sebagai simbol kebenaran sejati" dan Bantak (bahasa Jawa) sebagai sebuah kebenaran yang semu belaka. Antara Inten dan Bantak sama-sama diakui sebagai sebuah kebenaran.

Kebenaran tersebut memang sama-sama bisa dibuktikan kebenarannya, namun muara kebenaran tersebut berbeda ujung pangkalnya. Para pencari kebenaran sejati dan para pelaku yang mengaku diri mereka dalam perjalanan kebenaran itu tidak berpaling dari ajaran yang mereka yakini sehingga jiwa mereka terkekang pada satu sudut pandang saja. Hal ini tentu menjadikan niat dari tujuan itu menjadi sempit sehingga mudah sekali membuat para pencari kebenarn sejati terjerumus dalam ke Aku an. Padahal Kenbenaran sejati harus "rahmatan lil ngalamin ". Sedangkan yang mereka lakukan sebenarnya hampir mendekati musyrik ".

“Mereka telah menjadikan para alim ulama mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah…….”(Qs at-Taubah [9] : 31)" tapi mbah marijan tidak : meski belum pernah bertemu dan berkenalan aku yakin Beliau adalah manusia biasa yang mendapatkan kepercayaan dari Allah, sebagai salah satu kaki penopang bumi nusantara yang seharusnya kita teladani. Dengan keteguhan hati dia bersahabat dengan gunung merapi. Sehingga Alloh menjaga Beliau sebagai bagian dari dinginnya gunung merapi ketika gunung merapi itu normal dan panasnya wedus gembel ketika gunung merapi itu aktif "Sebuah Bukti Kebesaran Alloh".

Akal dan jiwa mereka terbungkus oleh ego, sehingga para pencari dan pengaku kebenaran pasti ditandai dengan membuat kelompok-kelompok. Mereka berkelompok atas dasar dakwah dan silaturahim, tapi hakikatnya  adalah sebuah rasa takut atas makanan bagi perut mereka dan takut atas kebahagiaan dunia yang akan menjauh.  “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs al-An’am [6] ; 116).

Sebuah perbincangan lain : "Ne Kur Bantak Okeh, Ning ne Inten Sitik banget" = "Jika hanya mengaku benar dan paling benar banyak sekali tapi jika kebenaran sejati sanggat sedikit". Mereka terjerumus dalam ke Aku an tapi mereka tidak bisa disadarkan dengan dalil apapun kecuali Tuhan memberi hidayah.  “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah (al-Qur’an) dan (mengikuti) Rasul (as-Sunah). Mereka menjawab, cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya). Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?” (Qs al-Maidah [4] : 105). 

 Tapi mbah Marijan tidak : Tidak pernah ada ajakan dari mbah marijan untuk mengajak masyarakat atau murid-muridnya untuk menjadi dia. Meskipun aku belum pernah mengenal dan kenal dengan Beliau aku yakin : Beliau pasti hanya mengajak untuk setiap umat bersinergi dengan alam semesta, menjaga keharmonisan antara jagad besar dan jagad kecil. Dan berserah serta bersandar hanya kepada Alloh. Bukti dari hal tersebut adalah beliau selalu tidak mau di ajak mengungsi, tapi beliau tidak pernah mengajak masyarakat untuk mengikuti jejaknya, karena hal ini terkait masalah keyakinan yang hanya bisa di ukur oleh diri sendiri dan masing-masing insan kamil.

Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS Ar-Rum [30] : 32, lihat pula Qs 23 : 53).   Tapi Mbah marijan Tidak : Meskipun aku belum pernah kenal dan mengenal Beliau aku yakin Beliau hanya mengatakan bahwa silaturahim dan majelis apapun berdiri dan bersilaturahim semata-mata hanya untuk membuat kita selalu "Inggat". Tapi bukan untuk membuat kebenaran-kebenaran yang membuat sebuah ke banggaan yang berakibat kemusrikan dan permusuhan. Karena tidak ada yang perlu dibanggakan Selain Kebesaran Alloh.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken