Kekeringan Beban Ekonomi Masyarakat Dlingo Kian Berat

Dlingo : Harianjogja: Kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Bantul membuat beban ekonomi masyarakat kian berat. pasalnya, mereka harus mengalokasikan dana yang tidak murah untuk mendapatkan kebutuhan pokok, air.

Tarjo, Kepala Dusun Cempluk Desa Mangunan Kecamatan Dlingo mengatakan sampai pertenganan September ini rata-rata warga Cempluk sudah membeli air tiga kali dari tangki swasta seharga Rp140.000 per 5.000 liter.

“Rata-rata pengeluaran warga untuk membeli air sudah hampir Rp500.000,” katanya, Sabtu (14/9/2013).

Air tersebut ditampung di bak yang telah dimiliki setiap rumah. Air itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Kondisi tersebut, lanjut Tarjo, memperbutuk beban ekonomi warga Cempluk di tengah musim kemarau. Terlebih sumber air di Desa Mangunan yang selama ini diandalkan sudah tidak bisa diharapkan menyusul pembatasan operasional air secara giiran.

Tiap warga dalam satu kelompok air hanya mendapatkan jatah dua jam bergiliran untuk 39 anggota. “Asumsinya berarti untuk dapat air sekitar tiga meter kubik kami harus antri 39 hari sesuai anggota kelompok air,” imbuh Tarjo.

Sampai dengan hari ini, Tarjo memastikan warga belum mendapat bantuan dropping air seperti janji Pemkab Bantul. Warga Cempluk melalui Karangtaruna sudah mengajukan proposal ke Pemkab Bantul namun dijanjikan dalam 15 hari ke depan.

Ngatini wargga Cempluk membenarkan banyak warga di sekitarnya sudah membeli air dari tanki swasta. “Harganya naik dulu masih Rp 120.000 sekarang Rp 140.000 per 5.000 liternya. Ini memang berat bagi kami,” ujarnya di tempat terpisah.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken