Pasar Dangwesi-Dlingo sebagai lokasi Sekolah Pasar Rakyat

Dlingo : Bewe33.blogspot: Sabtu, 5 Oktober 2013 Tim Sekolah Pasar Rakyat Dlingo beserta Ketua Umum Sekolah Pasar Rakyat bapak Puthut Indroyono membuka pertemuan pertama dan peresmian Sekolah Pasar Rakyat di Pasar Dlingo dan Pasar Sendang Wesi, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Acara pertemuan pertama dan peresmian Sekolah Pasar Dlingo. Acara berjalan lancar, seperti acara pada umumnya diawali sambutan-sambutan dari Disperindakop Kabupaten Bantul, Perwakilan Pemerintah Desa, Lurah Pasar, Perwakilan Pedagang Pasar dan Perwakilan dari Tim Sekolah Pasar Rakyat. Dilanjutkan sesi pemaparan tentang Sekolah Pasar oleh bapak Puthut, kontrak belajar, pemilihan pengurus Sekolah Pasar Rakyat Dlingo - Sendangwesi dan rencana kurikulum"materi" di langsungkan dengan diskusi dan dengar pendapat, penentuan hari kelas dan klinik Sekolah Pasar nantinya.

Hasil Petemuan :
1. Sekolah Pasar Rakyat Dlingo dan Sekolah Pasar Rakyat Sendang Wesi, digabung menjadi satu Sekolah Pasar Rakyat "SPR Dlingo-Sendangwesi"
2. Pertemuan kelas dan klinik Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendangwesi setiap hari pasaran yaitu : Pahing dan Kliwon
3. Lokasi pelaksanaan pertemuan, kelas dan klinik dilakukan secara bergantian yaitu ; hari pasar minggu pertama di Pasar Dlingo dan hari pasar minggu kedua di Pasar Sendangwesi
4. Materi kelas berdasarkan modul sekolah pasar yang beradaptasi dengan kondisi Pasar Rakyat Dlingo-Sendangwesi
5. Kamis 10 Oktober, disepakati menjadi kelas pertama yang akan dilaksanakan di Pasar Dlingo.

Kondisi pasar yang alakadarnya, tidak menjadikan pedagang di sana kemudian patah semangat atau berdagang dengan apa adanya. Para pedagang tetap terlihat semangat menjadikan diri mereka sebagai pedagang yang "melayani" konsumen dengan sebaik mungkin. Senyum, sapa, saling tanya kabar, antara pedagang dan konsumen tetap melekat, budaya lemah lembut, budaya utang-piutang, budaya ngeluihi "memberi bonus berat timbangan" masih dipegang oleh pedagang. Semua sama, tidak ada yang berbeda. Di sini sebagai pribadi kemudian saya melihat betapa kearifan lokal ke-Indonesian di Pasar Tradisional yang terus saja hidup dalam kondisi apapun, sehingga menjadi sebuah gambaran bahwa pasar sebagai mana fungsinya "tempat berkumpul, bertemunya penjual dan pembeli" yang di sana terjadi interaksi sosial yang tidak dapat lepas dari sekedar aktivitas ekonomi semata. Hal ini yang tidak boleh luntur apalagi sengaja dihilangkan dengan konsep modernisasi layaknya sistem retail modern "yang pelayannya mengucapkan salam setiap kali konsumen masuk, sebagai ceremonial semata yang terkadang diputar berulang-ulang dari soundsistem di atas pintu" penjual dan pembeli hanya melakukan aktivitas ekonomi.

Sekolah Pasar Dlingo, itu tantangan. Medan yang cukup menantang dan jarak yang cukup jauh bagi saya sebagai Individu, kemudian status sebagai mahasiswa dan ditambah lagi Sekolah Pasar Dlingo diselenggarakan berdasarkan hari pasaran menjadikan tim akan kesulitan dalam mengatur jadwal mereka antara kuliah dan mengabdi di Pasar.
 
Akan tetapi, ini adalah semangat baru, ini pertama di Sekolah Pasar Rakyat, satu tim dan satu program langsung untuk dua pasar. Sebuah tantangan hendaknya menjadikan sebuah penyemangat baru. Semoga kedepannya, Sekolah Pasar Rakyat Dlingo-Sendangwesi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dicita-citakan bersama. Sehingga "jangan ijinkan hati ini menjadi kerdil dan takut, karena fungsi kaum yang sempat mengenakan almamater adalah pengabdian".

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken