Pendirian "Kandang Slangkarah" Sekretariat Gema Angkasa Dlingo

Dlingo : Sudah saatnya kami memiliki sebuah rumah tinggal, terlalu lama kami berteduh dibawah pohon dan tebing juga sungai-sungai. terbersit keinginan untuk sama seperti yang lain, yahh memiliki rumah bersama untuk berbagi dalam segalanya. minimal apapun hasil dari apa yang kami lakukan akan meninggalkan jejak-jejak yang mungkin saja bermanfaat...entahlahhh kami hanya mencoba.
Setelah berdiri kami menamakanya sebagai "Kandang Slangkrah", hal ini menjadi sebuah keprehatinan bersama kami terkait hak-hak kami yang hanya dianggap slangkrah (SAMPAH). apapun yang kami lakukan selalu saja mendapatkan cibiran dan pergunjingan negatif bagi para tokoh dan senior pemuda yang ada. untuk itulah kami mendedikasikan diri dan sadar bahwa kami bukan siapa-siapa di Dlingo ini. kami hanya sekumpulan slangkrah yang mungkin tidak berguna. tapi kami akan terus menjadi bermanfaat. 
Selamat datang rumah baruku...bersamamu aku akan terus melangkah...kami para slangkrah akan selalu berusaha untuk menjadi berkah bagi jagad raya. Amin.
Up Date Info : Awal berdiri kandang Slangkrah berada di Dusun Pokoh 2 Desa Dlingo, namun dikarenakan terjadi polemik internal kemudian vakum untuk digunakan. dan akhirnya dibongkar lalu didirikan kembali Di Dusun Pokoh 1 Desa Dlingo Kecamatan Dlingo.
 




Di Dlingo, Baru 5% Tanah Besertifikat

Dlingo : Sindo : Masih banyak tanah di Kelurahan Dlingo yang belum bersertifikat. Dari tanah seluas 915 hektare, yang bersertifikat masih kurang dari 5%.

Alasan biaya dan jauhnya jarak kantor Badan Pertanahan dengan wilayah tersebut menjadi penyebab utama minimnya tanah yang bersertifikat. Lurah Desa Dlingo, Bahrun Wardaya mengatakan, permasalahan sertifikasi tanah di wilayah Dlingo memang masih menjadi kendala utama peningkatan perekonomian warga. Sertifikat tanah sebenarnya bisa menjadi agunan untuk mengajukan kredit permodalan. Namun karena masih minim yang bersertifikat, agunan sertifikat tanah masih minim.

”Jarak memang menjadi kendala utama,” ujar Bahrun. Untuk mengurus sertifikat tanah memang memerlukan prosedur yang cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Beberapa instansi harus dikunjungi untuk memenuhi persyaratan tersebut sehingga a waktu dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk membantu masyarakat, tahun ini pihaknya mengajukan program Larasita. Tahun ini mereka mengajukan permohonan sebanyak 484 bidang. Namun oleh BPN hanya disetujui 400 bidang, dan baru 320 bidang yang baru dimanfaatkan.

Kepala BPN Bantul Lutfi Zakaria mengatakan, saat ini baru 70% tanah di Bantul yang bersertifikat. Sebagian besar tanah yang belum bersertifikat berada di daerah yang wilayahnya berstruktur pegunungan atau dataran tinggi. ● erfanto linangkung

KORUPSI DANA REKONSTRUKSI GEMPA : Warga Dlingo Laporkan Kasus Baru

Dlingo : Rada Jogja : Dugaan pemotongan dana rekonstruksi (dakon) gempa DIY 2006 di Dusun Pakis Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo Bantul dilaporkan ke kejaksaan setempat. Jumlah pemotongan dana dihitung mencapai lebih dari Rp200 juta. Kasus tersebut dilaporkan warga Desa Dlingo bernama Giyanto bersama sejumlah warga korban pemotongan di Dusun Pakis I dan Pakis II ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Bantul, Rabu (17/4).

Giyanto mengaku mendampingi warga yang hendak melapor adanya dugaan korupsi bantuan dana gempa yang cair sekitar 2007 tersebut. Kasus yang dilaporkan khusus pemotongan dana gempa untuk bantuan pembangunan rumah yang rusak ringan dan sedang di ke dua dusun tersebut. Sedianya kata Giyanto, kasus pemotongan dana gempa di Desa Dlingo telah ditangani kejaksaan dengan menyeret mantan Kepala Desa setempat Juni Junaidi ke pengadilan.

Namun, kasus yang menyeret Juni khusus pemotongan dana bantuan gempa untuk rumah yang rusak berat dengan kerugian negara mencapai Rp1,6 miliar. Sedangkan rusak ringan dan sedang belum tercover. Kasus ini diduga melibatkan aparat dusun setempat yang hingga kini masih aktif bertugas. “Kalau kasus sebelumnya Desa Dlingo khusus rusak berat itu yang pelakunya pak Juni, tapi yang kami laporkan ini baru khusus untuk pemotongan dana bantuan rusak ringan dan sedang. Lingkupnya hanya pedukuhan,” ungkapnya usai melaporkan kasus tersebut kemarin.

Modus dugaan korupsi yang terjadi di Dusun Pakis I dan II relatif sama. Bantuan dana gempa hanya diberikan sebagian oleh aparat desa. Giyanto mengaku, bukan kali ini saja melaporkan kasus dugaan korupsi di desanya. Kasus sebelumnya yang menyeret Juni Junaidi diklaim dirinyalah yang awalnya melaporkan.
“Saya tidak ada pamrih apa-apa ini hanya soal kebenaran saja soal korupsi,” klaim Giyanto.
memang beda,” pungkas Retno.

Warga Dlingo Terkendala Angkutan Umum

Dlingo : RadarJogja.com : Layanan transportasi angkutan umum menuju Kecamatan Dlingo masih menjadi salah satu persoalan di Bantul. Di beberapa desa seperti Mangunan dan Temuwuh, warga belum mendapatkan layanan angkutan darat yang aman dan nyaman.

Berdasar pantauan Harian Jogja, warga di Desa Temuwuh dan Mangunan terpaksa menggunakan mobil pikap sebagai sarana angkutan. Padahal sesuai aturan, mobil pikap hanya digunakan untuk angkutan barang. “Dulu pernah ada (angkutan umum) tapi kini tidak beroperasi lagi. Biasanya untuk bepergian kami menyewa mobil pikap milik perorangan,” ujar Sugito warga Desa Temuwuh saat ditemui Harian Jogja, Kamis (25/4).

Di daerah ini, mobil pikap menjadi satu-satunya alat transportasi umum bagi warga, terutama untuk bepergian secara berombongan seperti pergi ke pasar, menengok orang sakit, menghadiri hajatan, hingga keperluan harian lainnya. Jam operasinya pun tidak bisa ditentukan. “Ini terjadi karena tidak ada lagi angkutan umum yang beroperasi,” ujar Sugito menambahkan.

Sadiyo, warga Desa Mangunan membenarkan tidak adanya layanan transportasi umum di wilayahnya. Akibatnya, warga kesulitan saat hendak bepergian. Kondisi ini juga memaksa warga membeli sepeda motor meski harus kredit.

“Kami terpaksa membeli motor karena memang tidak ada alat transportasi umum dari desa kami ke kota,” papar Sadiyo. Selain mengganggu aktivitas warga, ketiadaan sarana transportasi umum juga menghambat pertumbuhan perenonomian warga di dua desa itu.

Bus Perintis Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul, Sukamto tidak menampik minimnya angkutan umum menuju Kecamatan Dlingo. Menurut catatan Dishub, saat ini masih ada 22 angkutan umum yang beroperasi di wilayah ini. Hanya memang tidak semua angkutan beroperasi karena berbagai faktor. “Meski jumlahnya terbatas, setiap hari pada jam-jam tertentu masih ada yang beroperasi,” kata Sukamto, kemarin.

Ia menambahkan, Pemkab Bantul sejatinya memiliki tiga unit bus berkapasitas 25 orang sebagai angkutan perintis di jalur yang tidak tersasar angkutan umum. Sayangnya, pengoperasian bus perintis masih terkendala biaya operasional yang besar.

Anggota Komisi C DPRD Bantul, Arny Tyas Palupi menganggap perlu ada kebijakan khusus Pemkab Bantul untuk warga di daerah pinggiran agar bisa mendapatkan layanan angkutan umum. Terlebih, bantuan bus perintis dari pemerintah hanya akan sia-sia dan tidak bermanfaat jika hanya dibiarkan mangkrak seperti saat ini.

“Soal kebutuhan anggaran bahan bakar untuk mengoperasikan bus bisa dibahas dengan banyak pertimbangan. Kalau kebutuhan anggaran memang berat tidak harus setiap hari beroperasikan. Bisa dua hari sekali atau tiga hari sekali. Yang penting kebutuhan masyarakat terlayani. Itu akan jauh bermanfaat di banding hanya dikandangkan seperti sekarang,” ujarnya.

KORUPSI DANA GEMPA: Kejari Periksa Warga Dlingo

Dlingo : harianjogja.com: Pengusutan kasus dugaan korupsi dana rekonstruksi (dakon) gempa di Dusun Pakis, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo terus berlanjut. Sejumlah warga telah diperiksa Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat. Kasi Intelijen Kejari Bantul Putro Haryanto Senin (6/6/2013) menyatakan, dua warga telah dimintai keterangan terkait laporan kasus tersebut.

Kejaksaan kata Putro ingin menelaah lebih jauh apakah dugaan kerugian negara akibat pemotongan dana gempa seperti yang dilaporkan warga termasuk kerugian negara kasus dakon sebelumnya yang telah menjerat mantan kepala desa setempat Juni Junaidi ke pengadilan.

“Akan dikaji apakah masuk kerugian negara dalam kasusnya pak Juni atau bukan,” ujarnya. Namun, walaupun kerugian negara yang ditimbulkan termasuk kerugian negara yang melibatkan Juni Junaidi, pihak yang terlibat menurutnya tak dapat begitu saja lolos dari jerat hukum. Artinya pengusutan tak langsung dihentikan. “Meski kerugian negaranya sama, tapi kalau memang ditemukan ada pihak lain yang terlibat tapi lolos bisa tetap diusut,” pungkasnya.

Modus dugaan korupsi yang terjadi di Dusun Pakis I dan II relatif sama dengan rangkaian kasus korupsi dakon yang telah berujung ke pengadilan. Yaitu bantuan dana gempa hanya diberikan sebagian oleh aparat desa.

Pada kasus di Dusun Pakis I dan II misalnya, disebutkan ada 143 kepala keluarga (KK) yang dananya dipotong masing-masing sebesar Rp1,3 juta atau totalnya sebesar Rp185 juta lebih. Sementara 17 KK lainnya dipotong hingga Rp3 juta atau ditotal mencapai Rp51 juta.

Prestasi Olah Raga Anak-Anak Dlingo

Dlingo : http://pora.bantulkab.go.id : Pekan Olahraga Kabupaten Persatuan Catur Indonesia(Percasi)Bantul yang di ikuti sekitar 40 peseta senior di selenggarakan kamis –sabtu di BKK PP dan KB Bantul berhasil dijuarai Pecatur asal kecamatan Pleret Bantul Jefri dengan nilai sebanyak 6,5 yang disusul juara dua Rudi Siregar pecatur asal kecamatan Bambanglipuro Bantul dengan mengumpulkan nilai 6,sedangkan peringkat ketiga dengan raihan nilai 5,5 di tempati pecatur asal kecamatan Banguntapan.

Sedangkan untuk kelompok junior di ikuti sekitar 60 peserta terdiri dari 57 putra dan 33 putri sedangkan untuk juara kelompok junior Putra terdiri dari Noven Handoyo (MAN) Wonokromo dan Eko Anton (SMKN Dlingo) Rafi Kurniawan (MTSN Pundong),Ommar Sadam (Kasihan),Bartholemeus (Sma 1 Sedayu),M saldi (SMPN 1 Banguntapan),Mahfud Nur Maulana ( SMP 2 Srandakan )Syaiful Huda (SMP 2 Dlingo) Hikam Yanwar (SD Bantul Timur),Syaiful Ihsan (SMP 3 Bantul)Gantang Akbar (SDN 1 Bantul) M Aditya (Banguntapan)Kris Fahrudin (SD 2 Triwidadi)Bayogi Putra (SD Seropan Dlingo )Michael Anggit (SDK Pijenan) Imam Muzaki MI Sarang (Bambang Lipuro)Cahaya Putra(Sekolah Catur Bantul)Faris Ardiansyah (SD Kalakijo).

Untuk Junior Putri Juarannya Febriati Rizki (Poltakes Mangkuyudan)Intan Heryani (SMA 1 Bantul)Citra Putri (MAN Wonokromo)Tyas Hutami (MAN Sabdodadi )Trisna Ferani (Smp 1 Bantul )Nurul Lutfiah (SMP 2 Bantul ) Nadia Heryani (SMP 3 Bantul)Anestya Adreyanti (Krapyak)Prashintya (SMPN 1 Pundong)Partini (MTsN Pundong)Felicia Adventa (SDK Bantul)Raras (SD Suko rame Dlingo)Nining Gita (SD Sukorame)Rada Heryani Putri (Bantul ).