Memaknai Perjalanan

“Many of life’s failure are people who did not realize how close they were to success when they gave up.” ( Thomas Alva Edison ) 

Inilah kata-kata bijak dari orang besar yang namanya telah tercatat didalam sejarah sebagai seorang penemu lampu pijar yang tak pernah menyerah dan berhenti pada kegagalan demi kegagalan eksperimennya, sebelum akhirnya berhasil menemukan cara untuk membuat lampu pijar. Bahwa banyak kegagalan hidup ada pada orang-orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka pada keberhasilan ketika mereka menyerah kalah. Ini juga seharusnya menjadi sebuah tamparan kuat bagi kita bahwa selama ini harus kita akui bahwa kita memang terlalu lemah dan manja menghadapi masalah hidup kita sehingga kita menyerah begitu saja dibawa arus lika-liku kehidupan. 

Ketika kita mengalami pukulan, kesakitan, penderitaan, hinaan, dan cobaan yang begitu berat, kita selalu tak mampu menghadapinya dengan tegar. Lalu dengan alasan trauma/malu dan tak mampu, kita akan berusaha lari dari kenyataan dan takut mengarungi hidup kita selanjutnya. Padahal kita tidak menyadari bahwa ketika kita menyerah dan berhenti untuk tidak melangkah lagi, maka sebetulnya saat itu kita telah mengabaikan pintu kebahagiaan dan keberhasilan yang semestinya sudah bisa terkuak jikalau kita mau maju selangkah lagi.

Jangan pernah kita berpikiran kalau kita akan punya satu masalah yang membuat kita tak bisa meneruskan proses diri kita. Lalu kita berpikir dengan berhenti atau beristirahat sejenak dari proses maka masalah atau kekecewaan kita akan hilang, tak ada kebenaran seperti itu! Mungkin diantara seribu orang ada satu atau dua diantaranya yang bisa kembali meneruskan proses setelah mundur atau berhenti dari proses selama beberapa waktu lantaran ujian dan cobaan.

Saat-saat kita menghadapi ujian dan cobaan, pukulan dan penderitaan, rintangan, dan hambatan baik didalam hidup maupun proses lain dalam kehidupan, merupakan saat-saat terbaik bagi kita untuk berinstropeksi diri sekaligus tetap berjuang dan melangkah untuk mengarungi babak-babak berikutnya. Saat kita berada dalam masa-masa sulit mengecap pahitnya kehidupan dan proses lanjutan justru merupakan merupakan saat-saat terbaik bagi kita untuk terus berjuang dalam misi dan tujuan hidup untuk menjemput takdir. Semakin kita bekerja demi proses dan tujuan hidup maka semangat kita akan semakin kuat, jiwa kita akan semakin bercahaya dan hati kita pun akan semakin berkekuatan. 

Kita boleh saja kehilangan seribu kesempatan selama kita memaksimalkan satu kesempatan, Tetapi karena kita menjalaninya dengan maksimal dan bersunguh-sungguh, maka kita sebenarnya sedang membuka pintu berjuta-juta kesempatan yang disana kita telah siap mengambil dan berproses bersiap meraih kemenangan.

Mungkin kita pernah berbuat satu kemuliaan di dalam hidup kita, mungkin kita pernah membangun persahabatan yang kuat, persaudaraan yang akrab, atau menyelamatkan orang dari malu, menjaga martabat orang lain agar tidak terhina, atau apa saja. Namun Ketika hal terburuk terjadi dan semua yang terbangun dihancurkan hanya karena kurangnya rasa memiliki dan ketidak dewasaan atau kepentingan orang-orang yang memiliki kebencian. Maka janganlah kita membalas semua itu dengan hal yang sama, kebencian jangan dibalas dengan kebencian, biarlah yang hilang menemukan jalannya sendiri, karena pada akhirnya suatu masa suatu saat nanti, pasti nurani mereka akan bicara bahwa kita pernah menjadi bagian dari proses pendewasaan bagi mereka yang membenci kita. Kita pun akan menemukan kembali keseimbangan dan kebahagiaan dalam diri kita. Semua kesakitan, penderitaan dan kegagalan kita akan tertutupi oleh sebuah karya hasil perjuangan kita, Itu hukum untuk menemukan satu kemenangan didalam kekalahan!

Bagaimanapun hidup adalah serangkaian permasalahan yang tak ada henti-hentinya. Kalau seseorang hidupnya kelihatan tak pernah ada masalah itu karena waktunya saja yang belum tiba. Yang namanya hidup adalah masalah. Orang yang mengerti hidup adalah orang yang selalu siap untuk menghadapi masalah. Dalam hidup ada lika-liku dan segudang permasalahan. Dalam berproses pun demikian, ada rintangan dan hambatan. Kita hidup dan harus senantiasa siap menghadapi masalah, rintangan dan ujian. Yang terpenting semua rintangan dan hambatan, ujian dan cobaan, kesakitan dan penderitaan tak akan pernah menjatuhkan kita. Akan selalu ada resiko, namun bukan untuk dihindari, melainkan untuk dicarikan solusi sehingga resiko tersebut dapat ditekan dengan cara kita berkawan dengan ancaman, jangan pernah takut pada ancaman apapun, karena sudah sering kita menari bersama harimau, apa lagi ini cuma srigala. Sebaliknya justru menjadi kekuatan bagi kita untuk terus melangkah dan berjuang meniti hidup tanpa pernah melupakan tujuan berkumpul dan tujuan dalam hidup kita masing-masing.

Tidak pernah ada seorangpun yang bisa berhasil membina diri dan menang mengarungi ujian dan cobaan. Melainkan dengan tetap tegar menghadapi dan mengarungi lika-liku hidup. dengan begitu kita akan semakin bijaksana, sekaligus membangun kembali jaringan-jaringan untuk kembali mengarungi lautan kehidupan. Dengan segala kebaikan dan niat baik berbuat untuk sesama perlahan baru kita mengimpasi segala kesalahan dan dosa-dosa serta karma kita. Jikalau kita bisa senantiasa bersyukur dan menghargainya maka insyaalloh kita akan meraih kebahagiaan dan kemenangan.

0 Melu Omong:

Posting Komentar

Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken