Hatinya masih terluka tapi tak ada lagi air mata yang mampu ia tumpahkan. Muara di hatinya telah kering bersama rasa yang coba ia bunuh. Ia tak lagi ingin merasakan perih yang merobek sukmanya namun dayanya tak jua sanggup. berikut sepotong kisah dari seorang insan yang saya temukan di dlingo bantul itu....berawal dari sebuah rayuan..yang dilontarkan seorang suami, berikut ceritanya:....Dindalah yang terindah di hati kanda "ungkapnya". Takkan ada wanita lain yang mampu menggantikan posisi dinda di dalam hati kanda. Begitulah, sepotong rayu yang masih terukir dalam ingatan khayalku. Ucapan yang delapan tahun lalu terlontar dari seorang lelaki dan perempuan yang sangat saling mencintai.
Tapi hari ini ia menyangsikan kalimat itu. Ia tak lagi merasa bahwa lelaki yang dulu sangat mencintainya dan sampai hari ini masih menjadi suaminya yakin dengan kalimat yang diucapkannya sendiri. Laki-laki itu mencoba untuk berpikir realistis. Waktu tahun bukanlah masa yang singkat. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Dan hari ini, peristiwa yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya telah menjelma nyata. Sebuah kenyataan pahit untuk saling mencinta meskipun telah banyak lubang dirumah, jawabku...Kanda akan selalu mencintai dinda bagaimanapun keadaan dinda.Kanda tulus mencintai dinda bukan hanya karena kecantikan atau karena alasan apapun. Meskipun kelak berbagai masalah akan menguji cinta kita? Mampukah dinda bertahan untuk tetap mencintaiku? Walau badai apapun yang mencoba untuk menggoyahkan cinta kita, dinda akan tetap bertahan. Meski seratus tahun yang akan datang, cinta dinda takkan pernah berubah????.
Jika saja kelak dinda merasakan cinta yang lain, akankah dinda meninggalkanku? Itu takkan terjadi, jawab dinda.... Cinta kanda abadi hanya untuk dinda seorang. Percayalah. Kenangan delapan tahun itu melintas. Baitbait manis yang diucapakan lelaki dan perempuan yang saat itu masih berstatus sebagai pacarnya mengiang kembali di ruang dengarnya. Maukah dinda untuk bertahta sebagai permaisuri dalam singgasana hati kanda? Maukah dinda untuk mengarungi sisa hidup kita bersama dalam ikatan suci pernikahan.
Delapan tahun yang lalu ketika tanya itu ditujukan padanya ia hanya menjawab dengan anggukan dan kata ya...kita sama-sama bisa...kita mampu melakukannya... dengan penuh keyakinan. .....Tapi hari ini, ia menyesali keputusannya dulu. dia mengingkari di saksikan bumi dlingo, disaksikan wajah yogyakarta.
0 Melu Omong:
Posting Komentar
Saksampunipun Maos Nyuwun dipon Unek-Unekken