Dlingo : poskotanews: BURUNG”-mu, harimaumu; begitu peribahasa yang tepat bagi Sarijan, 37,
warga Magelang (Jateng). Gara-gara ketahuan ndhemeni (ngencani) istri
tetangga, dia stress dikejar-kejar suaminya. Dalam persembunyiannya di
Bantul, Sarijan ambil jalan pintas mati dengan minum racun serangga. Pepatah lama mengatakan: mulutmu adalah harimaumu. Maksudnya, orang
bisa celaka gara-gara omongannya. Tapi di era gombalisasi ini, pepatah
itu bisa berubah menjadi: “burung”-mu adalah harimaumu. Sebab bila tak
bisa menjaga “burung” miliknya yang imut-imut tersebut, bisa hinggap ke
mana-mana. Bukankah Al Qur’an juga sudah mengingatkan: hendaklah mereka
menundukkan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka. (QS Annur
ayat 30).
Tapi Sarijan warga Ngrangkah Petung Kecamatan Pakis Magelang, justru
sebaliknya. Melihat perempuan cantik yang istri tetangga bukannya
menundukkan pandangan, justru melotot menikmatinya dari ujung rambut
sampai jempol kaki. Habis itu terus pikirannya ke mana-mana,
membayangkan yang mboten-mboten bersama WTS (Wanita Tetangga Sebelah). Sebetulnya Sarijan juga sudah punya istri sendiri. Meski sang istri
juga tidak jelek, tapi karena stok lama, menjadi kurang menarik baginya.
Senggolan bahkan kulit nempel pun sudah kehilangan setrom. Padahal
bersama Ny. Atminah, 36 sang tetangga, baru melihat ada mata saja
dadanya langsung berdegub serr-serrran. Kenapa bisa demikian? Ya seperti
visi dan misi Capreslah. Dengan istri di rumah semua sudah dilakukan,
sedangkan dengan Atminah, baru akan dan akan. Di situlah menariknya.
Penampilan Atminah sungguh mengharu-biru moril dan onderdil Sarijan.
Gerakan tubuh bini Samiyo, 40, itu ketika berjalan, membuat Sarijan
seperti gada Wesi Kuning milik Haryo Setyaki dalam kisah perwayangan.
Bedanya adalah; bila dalam perwayangan tubuh orang mengikuti gerakan
gada Wesi Kuning, di sini justru gerakan Atminah menjadikan “gada”
Sarijan ikut bergerak-gerak ke sana kemari!
Tapi Sarijan boleh dikata merupakan lelaki paling mujur di Kabupaten
Magelang. Betapa tidak? Ketika dia mencoba mendekati diam-diam sekaligus
menyampaikan visi dan misinya 5 tahun ke depan, Atminah bisa
menerimanya, sehingga dia tunduk dan pasrah. Akhirnya ya itu tadi, istri
Samiyo tersebut kena “gada” pamungkas milik Haryo Sarijan hingga
klepeg-klepeg merem melek.
Sejak itulah asal ada peluang yang sangat kondusif, Sarijan – Atminah
selalu berbagi cinta bak suami istri. Tapi sial pada kejadian dua
minggu lalu. Saat keduanya bermesum ria, eh…..ketahuan langsung oleh
Samiyo. Buru-buru Sarijan loncat indah dari jendela, meniru gaya Capres
kampanye. Bedanya: Capres loncat dari panggung dan disambut massa
pendukung, Sarijan loncat dari jendela dan disambut pecahan beling
sampai kecocok-cocok.
“Aja mlayu, tak pateni temenan kowe (jangan lari, kubunuh kamu),”
ancam Samiyo sambil cari bendo. Tentu saja Sarijan terus kabur, tak
berani pulang ke rumah. Di samping malu, juga merasa terancam jiwanya.
Sialnya, meski sudah ngumpet ke Bantul ke rumah sahabat, rupanya Samiyo
sudah mencium jejaknya. Sejak itu Sarijan menjadi stress, takut
sewaktu-waktu kepalanya benar-benar diplatok mbendho (dibelah golok).
Tak tahan menanggung beban demikian berat, diam-diam Sarijan
meninggalkan rumah sahabatnya di Desa Kebosungu Kecamatan Dlingo,
menyendiri di tepinya kali Oya. Ternyata dia sudah siap dengan sebotol
racun serangga dan kemudian ditenggaknya. Beberapa menit kemudian
Sarijan berhasil bunuh diri dengan sukses. Sahabat tempatnya bersuaka
hanya menemukan mayat dingin Sarijan dengan penuh penyesalan.