Habis Kencani Bini Tetangga Mati Minum Racun Serangga Di Kebosungu Dlingo

Dlingo : poskotanews: BURUNG”-mu, harimaumu; begitu peribahasa yang tepat bagi Sarijan, 37, warga Magelang (Jateng). Gara-gara ketahuan ndhemeni (ngencani) istri tetangga, dia stress dikejar-kejar suaminya. Dalam persembunyiannya di Bantul, Sarijan ambil jalan pintas mati dengan minum racun serangga. Pepatah lama mengatakan: mulutmu adalah harimaumu. Maksudnya, orang bisa celaka gara-gara omongannya. Tapi di era gombalisasi ini, pepatah itu bisa berubah menjadi: “burung”-mu adalah harimaumu. Sebab bila tak bisa menjaga “burung” miliknya yang imut-imut tersebut, bisa hinggap ke mana-mana. Bukankah Al Qur’an juga sudah mengingatkan: hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka. (QS Annur ayat 30).

Tapi Sarijan warga Ngrangkah Petung Kecamatan Pakis Magelang, justru sebaliknya. Melihat perempuan cantik yang istri tetangga bukannya menundukkan pandangan, justru melotot menikmatinya dari ujung rambut sampai jempol kaki. Habis itu terus pikirannya ke mana-mana, membayangkan yang mboten-mboten bersama WTS (Wanita Tetangga Sebelah). Sebetulnya Sarijan juga sudah punya istri sendiri. Meski sang istri juga tidak jelek, tapi karena stok lama, menjadi kurang menarik baginya. Senggolan bahkan kulit nempel pun sudah kehilangan setrom. Padahal bersama Ny. Atminah, 36 sang tetangga, baru melihat ada mata saja dadanya langsung berdegub serr-serrran. Kenapa bisa demikian? Ya seperti visi dan misi Capreslah. Dengan istri di rumah semua sudah dilakukan, sedangkan dengan Atminah, baru akan dan akan. Di situlah menariknya.

Penampilan Atminah sungguh mengharu-biru moril dan onderdil Sarijan. Gerakan tubuh bini Samiyo, 40, itu ketika berjalan, membuat Sarijan seperti gada Wesi Kuning milik Haryo Setyaki dalam kisah perwayangan. Bedanya adalah; bila dalam perwayangan tubuh orang mengikuti gerakan gada Wesi Kuning, di sini justru gerakan Atminah menjadikan “gada” Sarijan ikut bergerak-gerak ke sana kemari!

Tapi Sarijan boleh dikata merupakan lelaki paling mujur di Kabupaten Magelang. Betapa tidak? Ketika dia mencoba mendekati diam-diam sekaligus menyampaikan visi dan misinya 5 tahun ke depan, Atminah bisa menerimanya, sehingga dia tunduk dan pasrah. Akhirnya ya itu tadi, istri Samiyo tersebut kena “gada” pamungkas milik Haryo Sarijan hingga klepeg-klepeg merem melek.

Sejak itulah asal ada peluang yang sangat kondusif, Sarijan – Atminah selalu berbagi cinta bak suami istri. Tapi sial pada kejadian dua minggu lalu. Saat keduanya bermesum ria, eh…..ketahuan langsung oleh Samiyo. Buru-buru Sarijan loncat indah dari jendela, meniru gaya Capres kampanye. Bedanya: Capres loncat dari panggung dan disambut massa pendukung, Sarijan loncat dari jendela dan disambut pecahan beling sampai kecocok-cocok.

“Aja mlayu, tak pateni temenan kowe (jangan lari, kubunuh kamu),” ancam Samiyo sambil cari bendo. Tentu saja Sarijan terus kabur, tak berani pulang ke rumah. Di samping malu, juga merasa terancam jiwanya. Sialnya, meski sudah ngumpet ke Bantul ke rumah sahabat, rupanya Samiyo sudah mencium jejaknya. Sejak itu Sarijan menjadi stress, takut sewaktu-waktu kepalanya benar-benar diplatok mbendho (dibelah golok).

Tak tahan menanggung beban demikian berat, diam-diam Sarijan meninggalkan rumah sahabatnya di Desa Kebosungu Kecamatan Dlingo, menyendiri di tepinya kali Oya. Ternyata dia sudah siap dengan sebotol racun serangga dan kemudian ditenggaknya. Beberapa menit kemudian Sarijan berhasil bunuh diri dengan sukses. Sahabat tempatnya bersuaka hanya menemukan mayat dingin Sarijan dengan penuh penyesalan.

Pengguna Jalan Kaliurang Dlingo dan Bahaya Yang Mengancam di jalur Imogiri-Dlingo

Dlingo : Jalan Kaliurang yang berada pada perbatasan Desa Dlingo dan Dusun Seropan Desa Muntuk Kecamatan Dlingo adalah salah satu ruas jalan yang berpotensi besar untuk terjadinya kecelakaan. Jalan ini adalah akses satu-satunya bagi masyarakat Dlingo jika akan berpergian ke bantul kota. Melalui jalan ini pulalah hasil-hasil produksi dan roda ekonomi masyarakat Dlingo mengalir ke Bantul Kota.

Pada jalur ini terdapat jalan berkelok tajam sekaligus turunan dan tanjakan yang hampir vertikal. kondisi jalan sempit meskipun aspal jalan berkualitas baik, karena baru saja mendapatkan intervensi perogram pembangunan. beberapa pagar pembatas jalan yang terbuat dari besi baja terlihat sudah rusak dan tidak layak karena sebagian besar pembatas jalan sudah tersungkur ke jurang akibat dari beberapa kecelakaan yang terjadi.

Jalur ini apabila diakses dari arah kantor Kecamatan Dlingo atau bekas pasar dlingo tepatnya mengarah ke barat, akan anda temui turunan dengan tikungan tajam pertama yang terakhir ini sudah memakan korban meninggal kurang lebih 4 orang. pada beberapa tahun terakhir juga terjadi kecelakaan yang memakan korban sepasang pengantin, petugas/pegawai kecamatan dlingo serta kecelakaan lainnya. puluhan bahkan ratusan kejadian sering terjadi di turunan ini.

Setelah anda Turun sampai dibawah akan di jumpai jalan lurus pendek yang landai dan menyusuri sepanjang sungai kaliurang dengan jembatannya yang belum pernah dibangun lagi sejak gempa tahun 2006. setelah melewati jembatan anda akan menemukan tanjakan menikung ke kanan lalu terdapat tanjakan semi vertikal kedua. pada jalur inilah dimana seorang pejabat dari salah satu partai nasional beserta rombongan terperosok ke dalam jurang sedalam lebih dari 10 meter, juga kejadian lain sekitar sebulan yang lalu dimana seorang pengendara meninggal dunia dengan sepeda motor, disamping korban kecelakaan yang nyaris terjadi 3 bulan sekali.

Setelah melewati jalur jalan kaliurang, untuk menuju kecamatan imogiri anda akan memasuki wilayah desa muntuk dengan panorama perkampungan khas Dlingo. tentu saja dengan pemandangan khas jalan turun naik dan berkelok tajam. namun setidaknya ada beberapa black spot yang rawan kecelakaan di jalur Dlingo-Imogiri ini antara lain :

1. Tikungan kaliurang berikut tanjakan vertikalnya (Tidak ada penerangan jalan, pagar jalan, white line, dan rambu rambu yang memadahi)
2. Tikungan Dusun Seropan dekat sentra industri mebel pak sajimin ( (Tidak ada penerangan jalan, pagar jalan, white line, dan rambu rambu yang memadahi)
3. Tikungan depan bekas gereja seropan, dengan karakter tikungan yang tiba-tiba menurun dengan drastis sehingga pandangan mata terbatas.
4. tikungan dusun lemah abang desa mangunan baik dekat SD.
5. tikungan tepat dihutan pinus mangunan, beberapa kali terjadi truk terperosok, sepeda motor yang menyalip kemudian tabrakan dari arah berlawanan, karena jalan yang terkesan lurus panjang namun sebenarnya tidak memungkinkan untuk menyalip di area jalan ini.  (Tidak ada penerangan jalan, pagar jalan, white line, dan rambu rambu yang memadahi)
6. Tikungan dekat kerajinan sauvenir di mangunan, pandangan terbatas dan kondisi jalan yang berlubang.
7. Tikunngan tepat di atas alas gajah modo, sering banyak motor tergelincir karena kondisi jalan miring dan banyak kerikil bertebaran.
8. tikungan tepat di dekat makam raja-raja, beberapa kali memakan korban jiwa baik tabrakan mobil maupun motor.

demikian beberapa black spot rawan kecelakaan pada akses jalur Dlingo-Imogiri

Suwandi Pokoh Dlingo sakit parah tanpa sentuhan pengobatan

Dlingo : Saat berita ini ditulis, Suwandi (41 Th) masih tergolek di papan tidurnya dalam sakit yang kronis dan nyaris tanpa pengobatan berarti. Awal kejadian Suwandi adalah seorang buruh tidak tetap, setiap hari dia mengantungkan hidupnya dari permintaan tetangga untuk mengerjakan apapun baik buruh tani, buruh potong kayu, buruh perbaiki rumah dan jasa tenaga kasar lainnya.

Sekitar 3 tahun yang lalu naas bagi Suwandi, pada saat tetangganya memintanya untuk menebang pohon miliknya, suwandi mengalami kecelakaan terjatuh dari atas pohon. Akibat dari kecelakaan  tersebut Suwandi mengalami patah Tulang belakang. Sampai akhirnya mengalami lumpuh sebagian, dan sebagian fungsi tubuh seperti kaki, alat kelamin dan anus mengalami lumpuh total.

Kondisi keluarga yang kurang mampu serta kondisi lingkungan sosial yang rata-rata didominasi oleh buruh tidak tetap di sektor pertanian, sehingga sampai saat ini suwandi masih tergolek tidak berdaya dan hanya bisa terbaring diatas tempat tidur. Tidak ada solusi dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya, karena keterbatasan biaya.

Kondisi 2 bulan terakhir suwandi mengalami sakit dengan gejala seperti masuk angin yang terus menerus, namun pada 2 minggu terakhir ternyata suwandi mengalami kencing nanah. pada saat itu juga keluarga membawanya kepada rumah sakit terdekat dengan meminjam uang kepada tetangga kanan kirinya. namun lagi-lagi cara dokter menjelaskan tentang kondisi pasien membuat keluarga menjadi pesimis akan kesembuhan suwandi apalagi juga terkait dengan biaya.

Pada waktu beberapa tahun yang lalu, suwandi pernah mendapatkan bantuan untuk berobat melalui salah satu kader partai yang akan mencalonkan diri sebagai calon legislatif, namun al hasil suwandi justru mengalami trauma psikis. pada saat memeriksakan kesehatannya pada waktu itu suwandi mendapatkan perlakuan kasar dari petugas rumah sakit.

Pada saat ini diagnosa dokter mengatakan bahwa selain lumpuh suwandi juga mengalami infeksi dan kerusakan pada ginjal. sampai saat berita ini diturunkan belum ada upaya dan solusi terkait biaya pengobatan baginya. 

Alamat Pak Suwandi : RT.01, Pokoh 1, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.


Kerajinan Bunga Kering, Indah dan Ramah Lingkungan dusun Jurug, Temuwuh, Dlingo

Dlingo : Tidak setiap orang dapat telaten dan punya waktu untuk merawat bunga karena berbagai kesibukannya. Namun bukan berarti mereka tidak dapat mempercantik rumah dengan bunga, karena ada bunga kering yang lebih praktis. 

Selain harganya terjangkau dipastikan bunga kering akan tahan lama Di dusun Jurug Desa temuwuh Kecamatan Dlingo anda akan menemukan sentra pengembangan kerajinan bunga kering yang kini jumlahnya semakin banyak. Salah satu pengrajin mengatakan kerajinan ini menjadi usaha pokok bagi warga. Salah satu pengusaha perempuan dusun ini bernama Wartinem kini sudah mempunyai 8 pekerja dan kebanyakan pekerjanya adalah perempuan. 

Pembuatan bunga kering cukup sederhan, Namun tetap membutuhkan ketelitian dan ketrampilan agar rangkaian bunga tetap menarik. Untuk membuat bunga kering memerlukan bahan baku yang bersifat alami seperti daun lontar, biji-bijian, bambu dan kulit batang pisang. Setelah melalui proses penjemuran dan perwarnaan bahan tersebut dibentuk dan dirangkai menjadi setangkai bunga kering yang indah. 

Menurut wartinem untuk mendapatkan bahan baku seperti lontar didatangkan dari dongkelan dan jawa timur untuk daun lontar dibeli dengan harga per ikat sedangkan untuk bahan dasar lainnya dibeli per kilo. Dalam proses pembuatan bunga kering  bahan baku seperti daun lontar direbus dengan pewarna
basis lainnya, sedangkan seperti buah pinus cukup dipernis. 

Sementara itu menurut salah satu pekerja yaitu wartinah dalam sehari bisa menyelesaikan bunga
kering siap jual minimal 50 tangkai bunga. Disinilah berbagai produk kerajinan hiasan interior ruangan dan taman dibuat. Hiasan bunga kering dibuat dari berbagai bahan alami. Seperti kulit jagung dan mangga laut. Bahan utamanya bungabungaan. Sebenarnya tidak hanya bunganya yang bisa dipakai sebagai bahan baku pembuatan bunga kering, batang pohon, rantingnya, dan aksesoris pendukungnya. kerajinan yang ramah
lingkungan ini ternyata menjadi salah satu pembangkit perekonomian masyarakat.

Tikungan Tajam penebar kecelakaan di dlingo

Dlingo  : Jika anda menyusuri jalan di daerah kecamatan dlingo berhati hatilah pada beberapa tikungan tajam berikut ini, pemetaan kali ini diawali dari jalur masuk dlingo melalui kecamatan patuk :

1. Tikungan Tajam Pandean, sering terjadi kecelakaan tunggal, sering berkabut, jika hujan banyak tanah ikut terbawa hujan dan mengakibatkan jalan icin
2. Tikungan Tajam Sendang sari tepat di hutan pinus berdekatan dengan makam Dusun Sendangsari, tikungan ini berkelok dua kali, kebanyakan kecelakaan terjadi karena kecepatan tinggi, nuansa mistis dimalam hari menjadi bagian dari keganasan tikungan ini.
3. Tikungan Tajam Dusun Terong 1, merupakan tikukan tajam yang berdekatan dengan SD Terong 1, ditikungan ini harus berhati hati karena setelah tikungan ini berjarak sekitar 7-10 meter langsung ada penyebrangan anak sekolah, pada pagi dan pada saat anak-anak SD Terong 1 selesai kegiatan belajar mengajar terjadi kepadatan siswa menyebrang jalan. banyak kecelakaan karena terpleset akibat tikungan yng tajam juga kemiringan jalan yang dipenuhi pasir dan krikil akibat tergerus air hujan.
4. Tikungan Dusun Rejosari terong, Tikungan ini merupakan sebuah tikungan yang didahului oleh jalan yang menurun tajam dan dibawah ada tikungan tajam ke kanan, sementara tepat pada sudut tikungan ada jalan swadaya lurus ke bawah. jika pada malam hari dan pengendara belum hafal jalan, rata-rata mengira bahwa jalan utamanya adalah jalan lurus ke bawah, padahal jalan utama harus berbelok ke kanan.
5. Tikungan Dusun Pancuran, tepat berada diatas jembatan kecil jalan agak sempit, sehingga jangan sekali-kali menyalip di tikungan ini, beberapa kali kecelakaan terjadi di daerah ini, dan menabrak pagar pembatas jalan yang terbuat dari beton sebagai pagar jembatan.
6. Tikungan Tajam Ngejaman desa temuwuh, dekat dengan apotik, posisi tikungan sanggat tajam sehingga lawan dari dua arah tidak bisa saling melihat arah depan. kurangi kecepatan karena apabila ada kendaraan besar lewat maka hampir sepertiga jalan dipakai kendaraan besar tersebut.

Jalur Maut Sepanjang Tanjakan Cinomati Dlingo


sepeda mangunan dlingo bantul terong tanjakan spss wonolelo pleret sutet rute
Suber foto tertera di foto



Dlingo : Cinomati berasal dari dua kata, cino dan mati. Kata cino mengacu kepada kata cina yang dilafalkan dengan dialek Jawa. Sedangkan kata mati bermakna meninggal dunia/mati/atau wafat. Jalur ini terletak di ruas Jalan Pleret–Desa Terong Dlingo, yang menghubungkan Desa Wonolelo dan Desa Terong, Dlingo. Asal mula pemberian nama jalur ini adalah sejak adanya orang etnis cina yang mati disana.

Puncak dari Tanjakan Jalur Cinomati adalah dusun kebokuning, Desa Terong. Cinomati adalah ruas jalan menyusuri lereng bukit. Tak hanya itu, kemiringan jalan di Cinomati ini sangat terjal dan penuh dengan kelokan tajam. Celakanya lagi, ruas jalan ini sama sekali tak memiliki penerangan saat malam hari.

Tepat pada jalan tampak pada foto sudah ada 2 kali kecelakaan dengan korban 2 orang meninggal, belum lagi kelokan kelokan lain pada jalur ini yang hampir 3 sd 4 bulan sekali ada korban meninggal, paling tidak hal itu terjadi pada tahun 2013 dan 2014. Jalur ini memiliki potensi rawan longsor dihampir sepanjang poros jalan dari bawah sampai atas. hampir dapat dipastikan apabila musim hujan pasti terjadi longsor yang menutup jalan sehingga akses jalan tertutup dan tidak dapat dilewati.

sehingga jika musim hujan kewaspadaan ekstra perlu dijaga, dan melihat cuaca, karena apabila terjadi hujan lebat dan anda melewatinya, bukan hanya resiko longsor namun juga resiko macet akibat tidak kuat naik tanjakan cinomati. belum lagi kalau malam hari disepanjang jalur ini banyak digunakan anak-anak muda untuk mabuk-mabukan, juga resiko kriminal lainnya, seperti perampokan, tabrak lari hingga meninggal dll. korban meninggal dan luka puluhan orang selama 4 tahun terakhir.

Rekomendasi : Belum ada rambu-rambu, belum ada penerangan jalan, tidak ada pos pengawas kejahatan padahal jalur ini sekarang menjadi jalur utama ekonomi masyarakat dlingo, beberapa kali pedagang sayur di palak dan di rampok dijalur ini. pagar pembatas jalan sudah dibuat oleh warga desa terong secara swadaya. jalan mudah rusak, jalur sempit, tbing terjal dan antisipasi resiko bencana lainnya.




Jalur Maut Puncak Gunung Mungker Dlingo

Dlingo : Sebagai puncak gunung tertinggi yang ada di desa Terong, jalan area Gunung Mungker merupakan sebuah tanjakan dengan karekter hampir mirip dengan Tanjakan Brambang. karakteristik ini dapat kita rasakan kalau kita menaikinya dari jalur selatan, namun jika kita menuruninya maka akan berbeda, ada sedikit kelokan di bawah.


Setidaknya kelokan terbawah dari tanjakan ini sudah memakan korban meninggal kurang lebih 3 orang pengendara. Akibat terjadinya kecelakaan rata-rata dikarenakan kecepatan tinggi dari arah utara menuruni tanjakan. dikarenakan kelokan terbawah rusak dan memiliki kemiringan jalan yang tidak pas sehingga stang kemudi sering kali berat untuk di belokan. Kecelakaan yang terjadi rata-rata pengendara adalah kendaraan yang menabrak tebing tanah dan masuk slokan. hal ini dikarenakan tangan kemudi tidak mampu membelokan stang kemudi akibat dari kecepatan kendaraan, disamping jalan bergelombang, banyak lubang dan kemiringan jalan yang tidak pas.

Rekomendasi :  Menata ulang kemiringan jalan, rabu-rambu tidak ada, pagar besi pembatas tidak ada

Jalur maut cinomati

Black Spot Musim Hujan Jalur Patuk

Ruas jalan Patuk - Dlingo merupakan daerah potensial longsor yang disebabkan karena tidak stabilnya penguat lereng. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya lalu lintas transportasi yang melewatinya. Penanganan yang sudah dilaksanakan pada lokasi rawan longsor tersebut adalah membuat dinding penahan tanah dari beton. 
Paling Tidak ada satu ruas yang hampir setiap tahun mengalami penurunan dan longsor. Area ini berada tepat di bawah bekas tower RCTI atau daerah sebelum kampung baru. Pada kawasan ini  dihampir setiap musim hujan memakan korban yang tergelincir akibat tanah yang terbawa air hujan yang memenuhi badan jalan, yang didukung oleh pandangan terbatas pengendara karena jalan berkelok tajam.

Rekomendasi : Normalisasi jalan, Pelebaran jalan, Pagar besi pembatas Jalan tidak ada, Penerangan jalan tidak ada, Penguatan Lereng.

Jalur Rawan Lainnya


Jalur-Jaur Maut Kecamatan Dlingo (Jalur Brambang)

Dlingo : Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan jalan raya. Di negara maju masalah keselamatan jalan sangat diperhatikan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Hal ini menjadi indikator terhadap pentingnya memahami karakteristik kecelakaan. Untuk mengetahui karakterisitik kecelakaan, mengetahui lokasi rawan kecelakaan (black spot) di kecamatan Dlingo bisa dilakukan melalui observasi langsung, baik jumlah korban maupun datat statistiknya agar juga dapat diketahui besaran biaya kecelakaan. Namun saya tidak begitu yakin karena meskipun terdokumentasi analisis statistinya sampai saat ini belum pernah dipublikasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat mampu mengenali resiko kecelakaan lalu lintas di daerahnya.
Daerah / lokasi rawan kecelakaan (black spott) adalah suatu lokasi dimana tingkat kecelakaan tinggi dengan kejadian kecelakaan berulang dalam suatu ruang dan rentang waktu yang relatif sama yang diakibatkan oleh suatu penyebab tertentu.
Kita mulai dari ujung utara, perbatasan kecamatan Dlingo dengan Kecamatan Patuk, ada satu lokasi Black Spot yaitu Tanjakan Brambang, pada tanjakan ini kecelakaan lalulintas yang sering terjadi adalah kendaraan yang sering terperosot mundur akibat dari kelebihan muatan atau bisa jadi karena mobil yang kurang prima dan bisa juga karena sopir yang kurang berpengalaman/pengalaman pertama menaiki tanjakan brambang. sekilas apabila di lihat dari bawah, tanjakan ini nampak tidak begitu tinggi, namun sebenarnya tanjakan brambang merupakan tanjakan berkarakter vertikal hampir kelok pada sisi ter atas tanjakan.
Sehingga perlu teknik khusus jika ingin menaikinya. berdasar pengalaman pribadi, apabila mobil dalam kondisi bagus namun bermuatan maksimal sesuai tonase kapasitas muat kendaraan, usahakan sekitar 10 meter sebelum tanjakan berhenti dan meng oper gigi transmisi pada gigi terendah (gigi satu ). Persiapkan balok kayu pengganjal roda, atau amati sepanjang kanan kiri jalan, apakah tersedia atau ada bongkahan batu yang juga biasa di pakai para pengemudi untuk menganjal, memang biasanya tersedia. lalu nyalakan lampu bahaya, lalu setelah posisi berada di tengah tanjakan putaran mesin akan dapat dirasakan dan dikenali, apakah mampu melanjutkan atau tidak. tentu saja dengan merasakan pedal gas dan sisa gas yang tersedia untuk melanjutkan naik sampai ke puncak tanjakan.
Apabila dirasa tidak mesin kendaraan tidak mampu, jangan sekali kali memainkan stir dan berjalan zig zag, hal ini berbahaya karena terkadang ada kendaraan dengan kecepatan tinggi dari arah atas meskipun jalan terkesan sepi. Apabila memang dirasa mesin tidak kuat langsung injak rem dan hand rem tanpa menginjak pedal kopling jika mesin mati. namun juka mesin hidup lakukan prosedur normal dalam kondisi kendaraan berhenti. kemudian segera kernet atau mitra perjalanan anda untuk turun dan menganjal roda, setelah kendaraan berhenti dalam posisi aman, sebaiknya kurangi beban kendaraan anda ditempat anda berhenti, dan setelah beban berkurang silahkan lanjutkan perjalanan. karena jika kembali mundur ke belakang sanggat beresiko dan berbahaya, beberapa kali kecelakaan terjadi karena pengemudi memundurkan kendaraannya dalam kondisi muatan berat.
Ratusan kendaran pernah kecelakaan di daerah ini, baik terperosot mundur ke belakang dan masuk jurang, terbakar, atau terguling. Tidak sedikit juga akibat teknik zig zag terjadi kecelakaan beruntun, yaitu kendaraan dari atas bertabrakan dengan kendaran dari bawah.
Rekomendasi : Jalan mulai rusak, Tidak ada rambu-rambu dan petunjuk yang pasti yang bisa dikenali bahwa tanjakan brambang adalah area Black Spot, Tidak ada pagar besi pengaman jalan, jalan kurang lebar sehingga ketika terjadi pengemudi yang zig zag dalam mensiasati muatan berat lebar jalan hanya cukup untuk satu kendaraan. 

 Jalur Maut Lainnya

Pasti Akan Terwujud "Bukan Buta Logika atau Lumpuh Rasional" Tapi Inilah Mimpi Itu "Dlingo Setara"

Dlingo: Refresh saja jari ini mengalir, seolah hanya berfikir dikala hati sedang sanggat resah, awal keresahan seiring dengan bertambahnya pemandangan baru dalam halang dan rintang perjalanan menuju kepada sebuah mimpi. Sekitar 5 tahun yang lalu bahkan lebih, hampir dari separuh usiaku kuberikan 100% mematangkan pribadi yang tak kunjung matang, untuk tak hentinya menuliskan, mengabarkan, mengajak juga memberikan contoh, memberikan solusi. Meski tak dianggap, tak dihargai, tak berujung dan tak kunjung mendapatkan jalan terang, namun itulah proses, harus tetap dibangun, dengan segala cara meski sekedar dalam bentuk coretan.

Kebangkitan itu dimulai, dilakukan, dikerjakan, dijemput, dan bukan ditunggu, lalu apa yang harus dijemput...? . ya..sepenuhnya aku sadar bahwa tidak sepenuhnya sebuah perjalanan itu adalah benar, namun apakah hal itu salah ketika diniatkan dengan niat yang baik, berproses normal, dan bertujuan baik?...itulah pertanyaanku beberapa tahun yang lalu. Sampai pada akhirnya ku temukan sebuah jawaban...Oh..ternyata aku tinggal di Lingkungan yang sedang "SAKIT" meski tidak semuanya sakit.

Lalu aku lanjutkan langkah, tetap bergerak dan menggali lagi "NILAI-NILAI" setidaknya di sinilah aku dilahirkan, setidaknya kepadanya lah aku akan kembali, satu hal rasa yang menghalangiku untuk bersikap APATIS. satu hal rasa yang menjadikan berat perasaan ini untuk "TIDAK MAU TAHU". Sebagai sebuah wilayah perbatasan, seringkali aku lantunkan sajak sajak resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan menimpa tempat kelahiranku ini. Lantas jika aku melihat, mendengar, dan berusaha memahami reka ulang setiap kejadian, sementara setiap kejadian adalah sebuah aniaya halus, sebuah kejahatan kemanusian, sebuah pembodohan, sebuah pembiaran, dan sebuah retorika sistem sosial.... HARUSKAH AKU DIAM!!!!

Disinilah aku merasakan hal itu, dimana tak terhitung lagi pembenaran-pembenaran atas pola yang salah kaprah namun terjadi, haruskah aku beberkan betapa "sakitnya mental bangsaku" bahwa aku tinggal dilingkungan yang sakit dan didominasi kepentingan tokoh-tokoh wayang kurawa bertopeng pandawa. menyampaikan ayat-ayat kebenaran dengan lantang dan berkiprah dipanggung popilaritas dengan dalil membela namun berharap JATAH. menyampaikan program-program pemerintah namun tetep juga meminta JATAH, Menyampaikan kehendak masyarakat namun berharap JATAH, Mengumpulkan dan membuat proposal dengan berharap JATAH, Berkiprah dan bersosialisasi mempengaruhi dengan tetap berharap JATAH. Semua JATAH berkerudung IKLAs, Semua JATAH berkedok IBADAH, semua jatah Berlandaskan HARAPAN BLEDUK.

Apakah normal Jika Lingkungan pasar sudah mulai banyak yang kemalingan, apakah wajar jika lingkungan agamis banyak perselingkuhan dan terlahir anak-anak diluar nikah?, Apakah Lazim disebut gemah ripah jika diseberang sungai hutan semakin gundul, Apakah lasim pengerajin proposal mendapatkan 10 s-d 20 persen dari hasil proposalnya, apakah lazim jika hukum sudah mulai bisa dibeli, apakah biasa melihat generasi muda di pinggir jalan sudah mulai berani berciuman, komunitas mudanya Para senior mencabuli yunior, generasi mudanya mudah lupa pada sejarah, Kwalitas diri yang dijual murah, Pelayan masyarakat yang semakin pandai membuat cerita kegiatan dan laporan fiktif, apakah setiap orang masih merasa sehat..? apakah normal seorang ustad menerima bunga uang yang diberikanya kepada tetangganya sendiri? apakah masih yakin benar jika setiap kata-kata dalam proposal adalah kira-kira dan estimasi keingginan, dan bukan kebutuhan... apakah aku harus diam jika melihat tembok-tembok anyaman bambu yang hampir rubuh tidak mendapatkan bantuan sementara yang mampu malah mendapatkan fasilitas bantuan, aku yakin semua orang tahu dan mengetahui hal ini, dan jika mengetahui dan diam saja itu bisa dinamakan sehat? apakah wajar seorang caleg membuat gila para pemilihnya, apakah mata anda sudah buta sehingga seorang renternir ingin anda jadikan pemimpin sementara tetangaa anda sendirilah korban renternir itu. Apakah anda tidak tahu jika di ladang-ladang seberang sungai terjadi proses pembuahan, dimana pagar tetangga lebih hijau dari pagar sendiri. butakah anda akan hal ini...lalu apakah anda merasa sehat? masih kah anda merasa tidak sedang sakit?

Apakah wajar sebuah kegiatan yang dibiayai dengan keringat masyarakat hanya berjalan 6 bulan dan setelahnya menjadi sampah, haruskah ku beberkan foto-foto fakta itu agar setiap orang paham bahwa yang dilakukan para pemangku kepentingan hanyalah serangkaian upacara dan berburu kesenangan semata. meski aku yakin setelah membaca tulisanku ini pasti ada gerakan perbaikan...yah.... inilah caraku membangun, membangun tanpa harus membangunkan. bukan seperti sembunyi didalam karung, dan tidak berani pasang badan, karena fakta adalah fakta, meski dibolak-balik dipermainkan dan dimanipulasi, sepandai-pandai tupai meloncat akhirnya pasti akan pernah jatuh. Sementara terlanjur berhembus pengkotak-kotakan akibat dari sangkaan yang buruk namun manis dikemas dan di gaungkan. Harus juga kah kutunjukan bahwa setiap bekal hidup yang diberikan hanya formalitas yang tidak bisa memberikan tambahan kesejahteraan.

Separah itukah negeriku ini, yah..tergantung siapa yang melihat dan dengan apa dia melihat, namun aku didalam kesendirianku sejak aku tuliskan 5 tahun yang lalu di dalam alam maya ini, aku sudah bersepakat untuk me NORMALKAN LOGIKA agar tidak LUMPUH RASIONAL hingga terasahlah Kesalihan Sosialku...untukku lebih Beriman, sebelum kuyakini bahwa aku adalah salah satu umat beragama. karena sampai saat ini aku belum begitu yakin aku sedang berkumpul dengan manusia-manusia beragama. Ku asah terus dan kulihat juga kudokumentasikan seluruh apa yang kulihat. Sekali lagi bagimu dan siapapun yang suka membolak-balik dan mengubah kebenaran, atas apapun yang pernah kurasakan, kulihat dan kudokumentasikan, tentu saja bisa semuanya dirubah sesuai KEBENARANMU...tapi TIDAK MUNGKIN ditutupkan kain lagi, percayalah "apes" itu ada, sehalus apapun kau menipu.

Warga Temuwuh Dlingo Terbakar Di Jebres Klaten

Dlingo : Solopos: " Api juga sempat membakar tubuh Mujiono, 47, penjual pintu kayu keliling asal Temuwuh, Dlingo, Bantul, Jogja" yang sedang makan di warung Gunadi. Kejadian berawal saat Eko Hendro Setyawan, 22, warga Samirukun RT 004/RW 004, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, pengendara sepeda motor matik yang menabrak warung makan di Jl. Jaya Wijaya, Mojosongo, Jebres, hingga Sabtu (7/6/2014), masih dirawat di ruang isolasi ICU RS. Moewardi Solo. Pihak Satlantas Polresta Solo juga belum dapat menyimpulkan penyebab sepeda motor Eko menabrak rak kayu berisi deretan botol berisi bensin di warung milik Gunadi Wasoni, 51, warga Kendalrejo RT 001/RW 011, Mojosongo, Jebres, Solo itu.

Sementara kondisi warung makan milik Gunadi yang meninggal dalam kejadian nahas, Jumat (6/6), dari pantauan Solopos.com, Sabtu, puing-puingnya sudah dibersihkan. Tidak ada garis polisi di warung yang terletak di sebelah barat perempatan ring road ber-traffic light Mojosongo . Menurut Kasubag Hukum dan Humas RS Moewardi Solo, dr Elysa, kondisi Eko Hendro masih dalam pengawasan dokter penanggung jawab ICU dr Eko Setijanto Msi., karena mengalami luka bakar sekitar 92 persen. Karena itu ditempatkan di ruang isolasi di ICU rumah sakit tersebut. “Jadi luka bakarnya hampir 100 persen maka untuk menghindari infeksi dan kemungkinan terburuk seperti sesak nafas tiba-tiba, maka pasien [Eko] di tempatkan di ruang isolasi ICU,” papar Elysa ketika ditemui Solopos.com, di RS Moewardi, Sabtu.

Dikatakan dr Elysa, karena yang menyala adalah bahan bakar bensin, maka luka bakar korban cukup parah dan rentan infeksi. Sehingga seluruh tubuh korban dibungkus perban. “Saat ini dokter masih melakukan perawatan dan pengawasan agar kondisi pengendara stabil dulu. Kendati sadar namun tidak bisa diajak bicara,” terang dia. Terpisah Kanit Laka Satlantas Polresta Solo, AKP Sutiman Hadi ketika dihubungi Solopos.com, Sabtu, mengatakan pihaknya baru sebatas pemeriksaan di lokasi kejadian. Penyebab pengendara menabrak warung juga belum diketahui. “Karena pengendara [Eko] kondisinya masih dirawat di rumah sakit dan belum bisa diperiksa. Kalau sudah stabil dan memungkinkan ditanya maka kami akan lakukan pemeriksaan kepada pengendara,” pungkas Sutiman.

Seperti diberitakan Solopos, Sabtu, peristiwa terbakarnya warung milik Gunadi, bermula ketika ada sepeda motor melaju di Jl. Jaya Wijaya berkecepatan sedang dari barat, Jumat pagi. Laju Yamaha Mio berpelat nomor AD 4629 WZ yang dikendarai Eko Hendro Setyawan, tiba-tiba zigzag. Hingga akhirnya sepeda motor tersebut menabrak rak kayu berisi 10 botol bensin eceran hingga terlempar ke arah warung makan milik Gunadi. Sekejap kemudian api yang berasal dari kompor di sisi utara gerobok langsung menyambar tubuh Gunadi yang tersiram bensin dan membakar warung. Gunadi terbakar hidup-hidup hingga akhirnya tewas di lokasi kejadian. Api juga membakar Eko dan sepeda motor yang sebelumnya menabrak rak bensin.

Lewati Tanjakan Dlingo, Colt Ludes Terbakar

Dlingo : KRjogja.com): Sebuah mobil Mitsubhisi AB-9401-AD terbakar di jalan tanjakan Dusun Dodogan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Bantul. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu namun kerugian ditaksir mencapai jutaan rupiah.

Sopir mobil, Sanadi (65) warga Dusun Pundong wukirsari Imogiri Bantul mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB saat ia sepulang dari mengikuti uji kelayakan kendaraan (KIR) di Kabupaten Gunungkidul dan hendak pulang ke rumah. Dalam perjalanan itu, Sanadi melihat percikan api di bawah kemudi dan ia segera menepikan kendaraan lalu keluar. "Percikan api awalnya muncul di bawah kemudi dan terus membesar dan menghanguskan kendaraan saya. Masih beruntung nyawa saya selamat" ujar Sanadi.
Dijelaskan kendaraan tersebut sebenarnya baru saja dibeli sebulan lalu seharga Rp 17 juta. Kobaran api dapat segera dijinakkan setelah beberapa warga membantu memadamkan dengan menggunakan pasir.

Dispertanhut Bantul Upayakan Tanaman Berbuah Sepanjang Tahun di mangunan Dlingo

Dlingo : Harianjogja.com: Dinas Pertanian dan Kehutanan (Disperhut) Kabupaten Bantul masih mengupayakan agar tanaman buah di Kebun Buah Mangunan bisa berbuah sepanjang tahun.

Kepala Dispertanhut Bantul Partogi Dame Pakpahan mengakui kebun buah belum bisa menyajikan tanaman yang berbuah tiap waktu sehingga dapat memanjakan pengunjung untuk menikmati buah-buahan. Tanaman buah masih mengandalkan musim sehingga hanya pengunjung pada bulan-bulan tertentu yang bisa memetik sendiri buah yang tersedia.

Menurut Partogi, persoalan tersebut tengah diupayakan pemkab untuk dapat mendapatkan teknologi pertanian agar tanaman buah dapat berbuah sepanjang waktu. “Itu sedang kami carikan solusinya untuk mendapatkan rekayasa genetik,” ujarnya, baru-baru ini.

Saat ini Dispertanhut menggandeng ahli hortikultura untuk mengupayakan tanaman berbuah sepanjang waktu. Rekayasa teknologi baru melalui berbagai pengujian pemupukan, pengujian tanah, hingga pemilihan bibit tanaman masih didalami agar stok buah nantinya mencukupi kebutuhan pengunjung tanpa harus menunggu musim.Namun demikian Partogi mengakui kebun buah ini memiliki daya tarik lain untuk tetap mencuri perhatian pengunjung. Rata-rata pada hari biasa ada 100 pengunjung dan mencapai kisaran 500 pengunjung untuk hari libur.

Tahun ini pemkab Bantul melalui Dinas Pekerjaan Umum akan membangun perbaikan akses jalan lokasi kebun buah dari jalur masuk sampai puncak gardu pandang juga pembangunan penambahan jumlah MCK agar lebih representatif lagi.

Kebun Buah yang Tak Tentu Berbuah (Kebun Buah Mangunan Dlingo)

Dlingo : Harianjogja.com: Kebun Buah yang berlokasi di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo belum setiap waktu berbuah. Akibatnya, banyak pengunjung kecele lantaran berkunjung ke lokasi kebun buah namun bukan musimnya tanaman berbuah.

“Bayangan saya datang ke sini pulangnya bisa belanja buah. Tapi ternyata belum musim buah,” ujar Nurmala seorang dari rombongan pengunjung kebun buah Mangunan dari Jateng pada liburan.

Tanaman buah seperti alpukat, jeruk, durian, jambu dan jenis lain yang cukup mengundang minat khusus pengunjung saat ini belum berbuah. Akibatnya, pengunjung pun tidak bisa menikmati buah dan hanya menikmati pesona puncak pegunungan Mangunan dari sejumlah titik lokasi gardu pandang.

“Pesona alamnya cukup bagus sebagai tempat wisata alternatif. Hanya koleksi tanaman buahnya perlu lebih beragam lagi dan harus selalu berbuah,” tambah Agus pengunjung lain saat ditemui terpisah.

Lokasi kebun buah Mangunan akhir-akhir ini mengundang perhatian pengunjung yang berwisata ke Bantul dan Jogja. Pesona alam yang cukup asri dan perbukitan ini menjadi salah satu daya tarik kebun buah yang berada di atas perbukitan sehingga dapat menyaksikan keindahan alam sekitar dari ketinggian tertentu.Kebun buah yang dirintis Dinas Pertanian dan Kehutanan (Disperhut) Bantul ini menyajikan fasilitas tambahan bagi pengunjung seperti home stay untuk penginapan, gardu pandang, pendapa, penangkaran rusa, tempat pemancingan, bumi perkemahan hingga kolam renang.

Tempat ini menjadi alternatif bagi pengunjung pariwisata Bantul yang selama ini cenderung hanya mengenal Pantai Parangtritis dan pantai lainnya.

Pelepasan Siswa MTsN Dlingo

Dlingo : http://yogyakarta.kemenag.go.id: Bantul-Selasa (3/6) bertempat di Aula MTsN Dlingo, diselenggarakan acara perpisahan dan penyerahan kembali siswa-siswi Kelas IX MTsN Dlingo yang dimulai pada jam 08.00 WIB.

Dalam kesempatan tersebut, Drs Ahmad Daroji selaku Kepala MTsN Dlingo berkenan melepas kelas IX dan berharap lulusan MTsN Dlingo dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dapat meraih cita-citanya dan mendapatkan kesuksesan di masa mendatang.

Ketua Komite Ali Fahrudin juga menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas perjuangan segenap civitas akademika MTsN Dlingo dalam mendidik siswanya.

Senada dengan ketua komite, Riyan Saputra yang mewakili orang tua siswa menyampaikan terima kasih yang tak hingga atas perjuangan para guru serta segenap keluarga besar MTsN Dlingo yang dengan sepenuh hati mendidik siswa-siswi MTsN Dlingo.

Untuk kesan dan pesan dari kelas IX disampaikan oleh Riyan Indartanto yang menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena selain mendapat pendidikan di MTsN Dlingo, juga mendapat pembekalan ilmu-ilmu agama dan akhlak mulia. Riyan juga memohon doa dan restu agar lulusan tahun ini mendapat kesuksesan di masa mendatang.

Mendukung pernyataan Riyan, Muhammad Afnan mewakili adik kelas berharap kakak-kakaknya dapat melanjutkan perjuangan untuk meraih cita-citanya.

Acara tersebut dimeriahkan penampilan Hadroh MTsN Dlingo yang diasuh Nur Wahib yang mengumandangkan sholawat Nabi. Selain ttu dinyanyikan pula mars madrasah serta hymne madrasah dibawah asuhan Winarja SPd. dan Susanti SPd.

Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin Ahmadi, dilanjutkan dengan bersalam-salaman seluruh guru dengan siswa dan orang tua/wali sSiswa kelas IX diiringi lagu kemesraan.